Sunday 1 September 2024

501 ASURANSI TANGGUNG GUGAT (LIABILITY INSURANCE) disampaikan oleh : ir. sudarno hardjo Saparto

Bab 1

Sumber Sumber Tanggung Gugat Sipil

 

 

Dasar hukum sipil di Inggris dan Wales

Sumber-sumber hukum sipil:

·       Custom

Merupakan pendahulu dari konsep preseden, khususnya dalam menyelesaikan sengketa perdagangan.

·       Common Law

Merupakan sumber yang paling subur untuk hukum sipil Inggris dan berdasarkan doktrin preseden yang mengikat.            

·       Legislation

Sejak abad ke dua puluh menjadi sumber hukum yang lebih potensial dan merupakan bentuk hukum yang tertinggi dan mengesampingkan dua sumber hukum yang lain apabila terjadi pertentangan.

 

Kontrak dan tort

Suatu kontrak adalah suatu perjanjian yang menimbulkan kewajiban yang dapat dilaksanakan atau diakui secara hukum.

 

Suatu tort adalah kesalahan sipil yang mengatur tingkah laku manusia satu sama lain tanpa adanya suatu hubungan kontraktual atau hubungan hukum lain. Tort harus dapat menimbulkan suatu tuntutan untuk unliquidated damage, yaitu kerugian yang tidak dapat dinilai dengan merujuk pada bukti nilai.

 

Tort tidak bersifat sukarela, tetapi dipaksakan dengan hukum sedangkan untuk masuk ke dalam kontrak bersifat sukarela.

 

Klasifikasi dan ajaran dasar dari tanggung gugat tort

Berikut suatu daftar yang berhubungan dengan tort:

·       negligence (kelalaian)

·       nuisance (gangguan)

·       breach of statutory duty (pelanggaran kewajiban berdasarkan undang-undang)

·       aturan dalam kasus Rylands v. Fletcher (1868)

·       berbagai tanggung gugat tegas (strict liability)

·       pencemaran nama baik : libel dan slander

 

Hukum tort memperhatikan distribusi kerugian.

 

Damnum sine injuria dan Injuria sine damno

 

Damnum adalah kerugian fisik aktual yang diderita, dan Injuria adalah suatu cedera badan yang memiliki konsekuensi hukum.

 

Damnum sine injuria adalah kerugian fisik yang diderita tanpa adanya pelanggaran hak atau hukum. Sedangkan Injuria sine damno adalah pelanggaran hak hukum tanpa adanya kerugian fisik yang diderita.

 

Konsep Fault

Fault biasanya terdiri dari kegagalan untuk memenuhi suatu kewajiban umum atau khusus yang ditentukan oleh hukum.

 

Prosedur sipil dan reformasi Woolf

Proses pengadilan selalu dianggap sebagai suatu usaha terakhir dan pengadilan mendorong semua pihak untuk mencoba berbagai cara lain yang tersedia untuk menyelesaikan sengketanya tanpa proses pengadilan.

 

Pada umumnya, hanya kasus yang mungkin memiliki nilai lebih dari £25,000 (£50,000 untuk cedera badan) yang diproses di High Court, sedangkan yang lainnya diproses di County Court.

 

Pada tanggal 26 April 1999 diperkenalkan Aturan Prosedur Sipil yang baru oleh Lord Woolf, yang fokus utamanya adalah untuk memberikan pengadilan kekuasaan yang lebih besar dalam manajemen kasus dan dalam menentukan jadwal, dengan biaya dan hukuman bunga untuk ketidaksesuaian. Dalam mengelola kasus ini pengadilan berurusan dengan permasalahan secara adil melalui:

·       memastikan bahwa semua pihak memiliki kekuatan hukum yang sama

·       menghemat pengeluaran

·       berurusan dengan kasus secara proporsional, berdasarkan jumlah uang yang terlibat, pentingnya kasus, kompleksitas masalah, dan posisi keuangan masing-masing pihak

·       memastikan bahwa kasus diurus secara tepatguna dan adil

·       menggunakan sumber daya pengadilan secara tepat dengan memperhitungkan kebutuhan kasus lain

 

Sistem tiga tingkatan dikembangkan, yaitu:

·       Prosedur Klaim Kecil, untuk semua klaim yang perkiraan nilai pemulihannya kurang dari £5,000 (atau £1,000 untuk cedera badan).

·       Prosedur Jalur Cepat, untuk semua klaim yang perkiraan nilai pemulihannya kurang dari £15,000.

·       Prosedur Jalur Multi, untuk semua klaim di atas £15,000.

 

 

 

Pledoi

Merupakan dokumen resmi yang harus disediakan pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengadilan, yang menerangkan posisi mereka.

 

Penggugat akan mengisi Claim Form kepada tergugat dengan disertai oleh suatu Statement of Case, yang menerangkan sejumlah rincian mengenai fakta-fakta yang menjadi dasar kasus yang diajukan penggugat dan nilai yang dituntut.

 

Tergugat harus memberikan Acknowledgement dalam 14 hari dan suatu Defence dalam 28 hari.

 

Protokol

Tujuannya adalah untuk mendorong pihak-pihak yang bersengketa untuk menyelesaikannya dengan cepat dan tanpa perlu melalui proses pengadilan jika mungkin. Ada dua jenis yang disetujui, yaitu Fast Track Personal Injury dan Medical Negligence.

 

Pengadilan juga telah memperkenalkan suatu sistem pinalti biaya yang dirancang untuk menghukum setiap pihak yang tidak mematuhi dengan protokol, perintah pengadilan atau memperlambat proses.

 

Doktrin preseden yang mengikat

Ratio Decidendi

Merupakan dasar hukum suatu keputusan.

 

Obiter Dicta

Merupakan pernyataan hukum lain yang dikemukakan oleh hakim yang tidak mempengaruhi keputusan pengadilan.

 

Hirarki Pengadilan

Aturan umumnya adalah keputusan pengadilan yang lebih tinggi mengikat pengadilan yang di bawahnya.

 

Hukum sipil dalam yurisdiksi lain

Eropa

Sumber hukum tertinggi di Inggris adalah Act of Parliament dan pengadilan hukum tertinggi adalah House of Lords. Akan tetapi dengan bergabungnya Inggris dalam Uni Eropa apabila terjadi konflik antara hukum domestik dan hukum Uni Eropa maka hukum Uni Eropa yang berlaku dan harus dilaksanakan oleh pengadilan domestik.

 

Berdasarkan kasus Francovitch v. Italian Republic (1992) dimungkinkan suatu tuntutan pengadilan dilakukan kepada suatu negara anggota jika seorang individu menderita kerugian atau kerusakan sebagai akibat dari kegagalan negara untuk memberlakukan peraturan domestik yang sesuai dengan peraturan Uni Eropa. Hal ini harus memenuhi tiga kondisi:

·       hasil yang diinginkan oleh Directive termasuk memberikan suatu hak untuk keuntungan individu

·       isi dari hak tersebut dapat ditentukan dengan merujuk pada ketentuan dalam Directive

·       harus ada hubungan sebab-akibat antara pelanggaran kewajiban oleh negara dengan kerugian yang diderita.

 

Yurisdiksi asing

Perusahaan asuransi UK dapat terlibat dalam klaim yang timbul di negara lain atau kecelakaan dapat terjadi pada bangsa asing pada saat berada di UK. Oleh karena itu perlu untuk mengetahui pengadilan negara mana yang memiliki yurisdiksi untuk mengadakan proses pengadilan dan hukum mana yang berlaku.

 

 

Tujuan yang harus dicapai setelah mempelajari bab ini :

·       Menyebutkan berbagai sumber hukum sipil dan menjelaskan operasi dari sistem preseden dalam hukum Inggris, menjelaskan tujuan dan pengaruh perundang-undangan dan akibatnya terhadap hukum sipil

·       Mendefinisikan dan membedakan antara kontrak dan tort, menyebutkan berbagai jenis tort

·       Menjelaskan secara umum, dengan contoh, bagaimana hukum sipil Inggris dimodifikasi dengan keanggotaan Uni Eropa dan akibat dari yurisdiksi asing

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bab 2

Kelalaian

 

 

Definisi

 

Definisi oleh Baron Alderson dalam Blyth v. Birmingham Waterworks Co. (1856)

“Kelalaian adalah kealpaan untuk melakukan sesuatu yang seorang yang normal, dengan dipandu pertimbangan-pertimbangan yang umumnya mengatur tingkah laku manusia, akan lakukan, atau melakukan sesuatu yang seorang normal dan bijaksana tidak akan lakukan.”

 

Definisi yang modern (Winfield dan Jolowicz)

“Kelalaian sebagai suatu tort adalah pelanggaran suatu kewajiban hukum untuk menjaga yang mengakibatkan kerugian, yang tidak diinginkan oleh tergugat, kepada penggugat.”

 

Yang harus dibuktikan penggugat adalah:

·       Tergugat memiliki kewajiban berhati-hati terhadap penggugat

·       Tergugat melanggar kewajibannya

·       Pelanggaran kewajiban itu mengakibatkan kerugian atau kerusakan terhadap penggugat

·       Penggugat harus membuktikan bahwa jenis kerugian itu dapat diperkirakan atau tidak berada dalam aturan dasar keterpisahan

 

Kewajiban berhati-hati

 

Kasus utama adalah Donoghue v. Stevenson (1932)

Mrs. Donoghue menderita sakit karena cacat dalam produk (bir jahe) yang dibelikan oleh seorang temannya. Bir tersebut mengandung sisa-sisa siput yang terdekomposisi. Berdasarkan hukum Mrs. Donoghue tidak dapat menuntut penjual karena tidak adanya hubungan kontrak antara mereka. Satu-satunya jalan adalah dengan menuntut pabrik dengan dasar pabrik memiliki kewajiban berhati-hati terhadap pengguna produk.

 

House of Lord berpendapat bahwa kewajiban demikian ada, yang kemudian dikenal dengan ‘aturan sempit’. Lord Atkin kemudian mengajukan suatu peribahasa hukum yang umum yang disebut dengan ‘prinsip tetangga’ yang berlaku secara umum dan menghalangi penggugat untuk memberikan fakta-fakta untuk kasus mereka dari yang sudah ada dari kasus sebelumnya.

 

Dengan demikian kewajiban berhati-hati dalam keadaan tertentu tergantung pada dua pengujian:

·       kemungkinan menyebabkan cedera atau kerusakan harus dapat secara wajar diperkirakan

·       orang yang cedera atau yang harta bendanya rusak harus dalam proksimasi yang dekat dengan tindakan atau tingkah laku yang dimaksud.

 

Sejak Donoghue ada beberapa usaha untuk memformulasi suatu pengujian tunggal untuk kewajiban berhati-hati yang dapat mencakup semua situasi. Seperti dalam kasus Anns v. London Borough of Merton (1977) dan Caparo Industries v. Dickman and Ors (1990). Akhirnya House of Lord menyatakan bahwa daripada berusaha merumuskan suatu pengujian yang universal, hukum kelalaian harus berkembang secara gradual, dengan menggunakan situasi yang umum diketahui dimana tanggung gugat telah dinyatakan berlaku di waktu sebelumnya, sebagai panduan. Jadi walaupun kategori kelalaian tidak ditutup, ia harus dikembangkan dengan merujuk pada prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam kasus-kasus sebelumnya.

 

Pelanggaran

 

Setelah ditetapkan bahwa kewajiban berhati-hati ada dalam beberapa situasi, kemudian perlu untuk menyelidiki apakah tergugat melanggar kewajiban tersebut. Cara yang dipakai adalah dengan pengujian manusia normal, yaitu tingkat kehati-hatian dari seorang manusia normal akan lakukan dalam suatu keadaan tertentu.

 

Ada 3 kriteria yang digunakan oleh pengadilan untuk menilai apakah tergugat melanggar kewajiban berhati-hati yang ada pada mereka.

·       Standar pengetahuan dan praktek

Salah satu pembelaan yang dapat digunakan adalah dengan menunjukkan bahwa tergugat memenuhi tingkat umum pengetahuan teknik atau ilmu pengetahuan pada saat itu. Dalam Roe v. Ministry of Health (1954) suatu larutan fenol dengan obat penghilang rasa sakit oleh staf rumah sakit. Obat penghilang rasa sakit tersebut diletakkan dalam ampul, yang kemudian diletakkan dalam larutan fenol. Ampul tersebut retak dan obat penghilan rasa sakit tersebut terkontaminasi dan pasien menjadi lumpuh. Pada saat kecelakaan terjadi tidak diketahui bahwa fenol dapat merembes ke dalam ampul melalui retak yang tidak terlihat dan rumah sakit dinyatakan tidak melakukan kelalaian.

Pertimbangan yang sama juga berlaku untuk praktek umum yang digunakan untuk aktivitas tertentu. Jika tergugat menunjukkan bahwa mereka telah berlaku sesuai dengan praktek tersebut, maka itu merupakan bukti bahwa mereka telah melakukan kewajiban berhati-hati mereka. Ini hanya bukti dan bukti yang bertentangan dapat diajukan dengan menunjukkan bahwa walaupun tidak mengikuti praktek umum, tergugat tidak memenuhi kewajiban berhati-hatinya, seperti dalam kasus Blenkiron v. Great Central Gas Consumer Co. (1860). Sebaliknya fakta bahwa tergugat tidak berlaku sesuai dengan praktek umum tidak berarti ia bersalah, seperti dalam kasus Brown v. Rolls-Royce (1960).

·       Kemungkinan dan tingkat cedera

Lord Dunedin mengatakan dalam Fardon v. Harcourt-Rivington (1932) : ‘Orang harus berjaga terhadap probabilitas yang wajar tetapi tidak terikat untuk berjaga terhadap kemungkinan yang fantastis’.

Kasus lain terdapat dalam Bolton v. Stone (1952). Sebuah bola dipukul dari lapangan kriket dan mengenai penggugat pada saat ia berjalan di jalan dekat lapangan. Bola itu meluncur dengan kecepatan 100 yard dan melewati pagar setinggi 17 kaki. Bukti yang ditampilkan menunjukkan bahwa bola kriket sangat jarang meninggalkan lapangan. Dinyatakan bahwa klub kriket tidak bertanggung jawab.

Dalam Paris v. Stepney Borough Council (1951) merupakan contoh bahwa dalam mempertimbangkan standar kehati-hatian harus memperhitungkan tingkat cedera yang mungkin disebabkan.

 

·       Relevansi biaya

Jika kemungkinan cedera atau kerusakan kecil dan sifat cedera atau kerusakan, jika terjadi, mungkin hanya kecil, pengadilan tidak akan menyalahkan tergugat dengan tidak melakukan tindakan pencegahan jika biaya untuk menghilangkan atau mengurangi risiko secara signifikan adalah tinggi.

Contohnya adalah dalam kasus Latimer v. AEC Ltd (1953). Suatu lantai pabrik tergenang air karena adanya badai sehingga menjadi licin karena adanya campuran minyak dan air. Sedikit serbuk gergaji tersedia tetapi tidka cukup dan seorang pekerja tergelincir pada saat mendorong suatu troli. Penggugat menyatakan bahwa seharusnya pabrik ditutup dan memulangkan pekerjanya. House of Lord menyatakan bahwa majikan telah melakukan kewajibannya dan memakan biaya yang terlalu tinggi untuk menutup pabrik, bahkan untuk satu hari, haya untuk risiko sekecil itu.

Contoh yang kontras adalah dalam Herrington v. British Railway Board (1972) dimana seorang anak yang masuk ke dalam jalur kereta api menderita cedera parah. Walaupun anak tersebut melanggar jalur dengan merusak pagar pembatas milik British Rail, tergugat dinyatakan bersalah karena biaya untuk memperbaiki pagar adalah kecil dibandingkan kemungkinan terjadinya cedera serius.

 

Kausasi

 

Untuk berhasil dalam tuntutan hukumnya, penggugat harus membuktikan bahwa kerugian atau cedera yang dialaminya secara kausa proksima disebabkan oleh aktivitas tergugat.

 

Pengadilan mengambil pendekatan pikiran sehat dalam memutuskan apakah tindakan tergugat telah menyebabkan kerugian atau cedera yang dituntut atau tidak. Pendekatan itu seperti pengujian ‘tetapi untuk’, yaitu jika hasil yang dimaksud tidak akan terjadi karena peristiwa tertentu, maka dapat dibuktikan secara wajar bahwa peristiwa tersebut yang menyebabkan hasil. Sebaliknya, jika hasil tetap saja akan terjadi, maka jelas tindakan tergugat tidak menyebabkan hasil. Contoh kasusnya adalah Barnett v. Chelsea and Kensington Hospital Management Committee (1969).

 

Pengadilan tidak secara umum mempertimbangkan kausasi secara terpisah tetapi akan menghubungkannya dengan kebutuhan yang lain dari hukum tort seperti konsep kesalahan dan kewajiban behati-hati.

 

Berikut beberapa contoh kasus hukum.

 

Baker v. Willoughby (1970) penggugat menderita cedera pada kakinya karena kelalaian tergugat. Sebelum pengadilan, penggugat menjadi korban dari perampokan bersenjata, yang mengakibatkan kakinya harus diamputasi. Tergugat berpendapat bahwa kejadian yang kedua mengakhiri semua kerugian yang berjalan dari tindakan kelalaiannya. Kelalaian mereka hanya menyebabkan kerugian hingga terjadinya kejadian kedua, dan tanggung gugat mereka harus dibatasi hanya untuk jagka waktu tersebut. Hal ini tidak disetujui House of Lord dengan menyatakan tergugat memiliki tanggung jawab yang penuh untuk kerugian seakan-akan kejadian kedua tidak pernah terjadi. Perampok tersebut hanya bertanggung jawab terhadap cedera tambahan. Prinsip yang timbul adalah dalam tindakan yang beruntun tergugat yang bersangkutan bertanggung jawab untuk pengaruh keseluruhan dari cedera yang mereka timbulkan dengan dasar ‘tambahan kerugian’.

 

Jobling v. Associated Dairies (1982) tergugat bertanggung jawab untuk kecelakaan yang mengakibatkan penggugat dengan suatu cedera punggung. Kemudian tergugat mengalami  myelopathy, yang tidak berhubungan dengan kecelakaan, yang menyebabkan ia tidak dapat bekerja. Tergugat berpendapat, seperti dalam Baker, bahwa keadaan berikutnya harus mengakhiri tanggug jawab mereka dan kali ini disetujui oleh House of Lord. Hal ini dikarenakan bahwa myelopathy merupakan kondisi kesehatan penggugat dan telah ada sebelumnya.

 

McGhee v. National Coal Board (1973) penggugat bekerja dalam pabrik pembakaran bata dan harus naik sepeda untuk pulang setelah kerja dalam pakaian berdebunya. Ia mengalami dermatitis dan berpendapat bahwa jika majikannya menyediakan tempat mandi, dia tidak akan terjangkit penyakit tersebut. NCB mengakui bahwa mereka telah lalai dengan tidak menyediakan tempat  mandi, tetapi berhasil mempertahankan bahwa penggugat tidak tidak membuktikan kausasi. Tergugat tidak menunjukkan bahwa jika tergugat menyediakan tempat mandi maka ia tidak akan menderita penyakit tersebut. House of Lord setuju dengan ini tetapi menyatakan penggugat tetap berhak untuk mendapatkan penggantian karena tergugat telah secara material meningkatkan risiko tergugat menderita penyakit tersebut.

 

Fitzgerald v. Lane (1987) penggugat berjalan dalam penyebrangan untuk pejalan kaki pada saat lampu menunjukkan untuk berhenti. Ia ditabrak oleh dua kendaraan secara berturut-turut. Dinyatakan dalam pengadilan bahwa ketiga pihak sama-sama bersalah. Sayangnya, tidak mungkin untuk menunjukkan kendaraan mana yang menyebabkan cedera  dan tergugat kedua berpendapat bahwa cedera serius yang diderita penggugat dapat hanya disebabkan leh kendaraan pertama. Court of Appeal, mengikuti McGhee, berpendapat bahwa tergugat kedua telah menciptakan suatu risiko cedera fisik kepada penggugat, atau telah meningkatkan risiko yang ada sehingga cedera tersebut terjadi. Oleh karena itu mereka harus menanggung proporsi mereka terhadap kerugian secara penuh.

 

Hotson v. East Berkshire Area Health Authority (1987) penggugat, seorang siswa sekolah berusia 13 tahun, terjatuh dari suatu pohon dan menderita beberapa cedera termasuk retak pinggul. Rumah sakit tergugat secara lalai gagal mendiagnosa retak tersebut hingga kerusakan permanen terhadap pinggul terjadi. Pada pengadilan dinyatakan dengan bukti medis, bahwa bahkan jika diagnosa yang tepat telah dilakukan sedini mungkin, penggugat hanya memiliki 25% kemungkinan untuk pulih. Hakim memutuskan penggantian sebesar 25% dari penggantian penuh dengan alasan bahwa tergugat telah mengambil 25% kesempatan untuk pulih tersebut. Hal ini juga disetujui di Court of Appeal tetapi tidak disetujui oleh House of Lord, yang menyatakan bahwa yang terbaik bagi penggugat adalah  keterlambatan tersebut turut menjadi penyebab tetapi berdasarkan keseimbangan probabilitas keterlambatan tidak menyebabkan kondisi penggugat pada saat itu dan klaim itu tidak layak secara keseluruhan.

 

Wilsher v. Essex Area Health Authority (1988) penggugat lahir prematur tiga bulan dan menderita kondisi yang dikenal dengan nama retrolental fibroplasa (RLF), yang menyebabkan anak tersebut buta sebelah dan penglihatan yang kuran pada mata satunya lagi. Selama awal sebelum kelahiran, dokter bedah telah gagal memasangkan oksigen dengan benar, dan untuk keputusan House of Lord, kesalahan tersebut dianggap sebagai kelalaian pada bagian dokter bedah. Bukti pada pengadilan terdahulu menunjukkan bahwa ada lima faktor lain yang dapat menyebabkan RLF. Lord Bridge menyatakan bahwa prinsip kausasi dalam kasus kelalaian menyatakan bahwa penggugat harus membuktikan bahwa tindakan yang lalai yang menyebabkan cedera atau secara material berkontribusi. Dalam kasus ini penggugat tidak dapat membuktikan bahwa kelebihan oksigen yang menyebabkan terjadinya RLF.

 

Novus actus interveniens

 

Dalam hal suatu rantai penyebab ada dari suatu kejadian hingga hasilnya, rantai ini dapat dipatahkan oleh suatu penyebab yang baru (novus actus interveniens), dengan demikian membebaskan tergugat dari tanggung gugat apa pun tindakan awal kelalaian.

 

Contoh kasusnya adalah Caralogie Steamship  Co. v. Royal Norwegian Government (1952) dimana kapal penggugat rusak karena kelalaian tergugat. Perbaikan sementara dilakukan dan kapal berlayar ke Amerika Serikat untuk melaksanakan perbaikan tetap. Perjalanan ini tidak direncanakan dan dilakukan hanya karena kerusakan. Selama perjalanan kerusakan kapal bertambah parah karena cuaca buruk dan kerusakan tersebut juga diperbaiki pada saat yang sama dengan kerusakan karena kelalaian. House of Lord menolak klaim kerusakan karena cuaca buruk karena menganggap cuaca buruk sebagai suatu novus actus yang bukan merupakan tanggung ajwab tergugat.

 

Contoh kasus lain adalah dalam Rouse v. Squires (1973) dan Knightley v. Johns (1982).

 

Terpisahnya kerugian

 

Walaupun penggugat dapat menunjukkan bahwa kerusakan yang dideritanya secara kausa proksima disebabkan oleh aktivitas tergugat, ia belum tentu mendapatkan penggantian yang penuh terhadap seluruh kerugiannya, karena beberapa di  antaranya dapat dianggap sebagai terlalu terpisah dari tindakan penyebab untuk dapat diganti.

 

Contoh kasusnya adalah Re Polemis (1921) dan Tankship (UK) Ltd v. Mort’s Dock and Engineering Co. Ltd (1961)

 

Pengecualian

·       Aturan ‘eggshell skull’, merupakan aturan dalam kasus cedera perseorangan, yaitu anda membawa korban pada saat anda menemukannya.

·       Cedera badan, walau tidak dapat diperkirakan, bukan merupakan jenis tersebut.

·       Dalam klaim yang berdasarkan tanggung gugat tegas baik dalam hukum kasus maupun undang-undang, tergugat biasanya tidak bertanggung jawab terhadap semua kerusakan langsung.

·       Dalam klaim yang dituntut oleh ahli waris berdasarkan Fatal Accidents Act 1976. tanggung gugat tidak dibatasi oleh dapat dilihatnya tingkat ketergantungan.

·       Dalam kasus melukai yang disengaja, bukan merupakan pembelaan bagi seorang pelaku dengan mengatakan bahwa tingkat kerusakan tidak dapat diperkirakan.

 

Kemelaratan

 

Leisbosch Dredger v. Edison SS (1933) tergugat secara lalai merusak kapal keruk penggugat. Dalam rangka untuk memenuhi kontrak yang ada dan karena kekurangan uang, penggugat harus menyewa dan bukannya dengan segera membeli kapal keruk pengganti. House of Lord menolak klaim untuk biaya tambahan ini, karena ini timbul dari kemelaratan penggugat.

 

Martindale v. Duncan (1973) dinyatakan bahwa penggugat dapat menyewa kendaraan sampai ia atau perusahaan asuransi pihak ketiga menyetujui untuk memperbaiki kendaraannya, seperti juga dalam kasus Mattocks v. Mann (1993).

 

Kelalaian bersama

 

Sebelum adanya Law Reform (Contributory Negligence) Act 1945, kelalaian bersama merupakan pembelaan penuh untuk kelalaian, artinya jika penggugat terbukti turut berkontribusi dalam kelalaian maka ia tidak memperoleh penggantian sama sekali. Tetapi setelah adanya peraturan tersebut, kerugian tetap diganti tetapi dengan dikurangi sesuai proporsi kesalahan penggugat. Contoh kasusnya adalah Sayers v. UDC (1958).

 

Aspek-aspek yang penting adalah:

·       Pengadilan akan menilai kerugian secar penuh  dan kemudian mengurangi jumlah kompensasi berdasarkan kelalaian bersama.

·       Ahli waris dari orang yang meninggal akan menerima kerugia mereka dikurangi jika orang yang meninggal tersebut turut bersalah dalam menyebabkan kematiannya.

·       Harus ada tingkat kesalahan yang signifikan dari penggugat dan dengan memperhitungkan faktor-faktor sekelilingnya untuk dapat dianggap sebagai kelalaian bersama.

 

Kasus khusus

 

Kesalahpernyataan yang lalai

Dalam kasus Hedley Byrne & Co. v. Heller and Ptnrs (1963), House of Lord menyatakan bahwa terdapat suatu kewajiban untuk menghindari kesalahpernyataan yang lalai walaupun pihak yang terpengaruh tidak memiliki hubungan kontrak dengan pihak yang menyediakan saran.

 

Walaupun demikian kemudian konsep foreseeability dan proksimasi yang ada dalam kasus tersebut diaplikasikan dengan lebih terbatas. Seseorang yang memberikan saran, baik lisan maupun tertulis, hanya memiliki sedikit pengendalian terhadap apa jadinya saran mereka dan siapa yang menggunakannya. Oleh karena itu perlu membatasi ‘prinsip tetangga’ dalam kasus seperti ini.

 

Dalam hal saran yang lalai, suatu kewajiban untuk menjaga ada dalam keadaan sebagai berikut:

·       Harus ada suatu hubungan khusus antar pihak, semacam kontrak tetapilebih dekat daripada uji proksimasi untuk tindakan lalai.

·       Saran tersebut harus diberikan oleh orang yang memiliki keahlian dan pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan saran dalam suatu situasi dimana pemberi saran dapat secara wajar melihat bahwa penerima akan bergantung sedemikian sehingga mengalami kerugian apabila saran tersebut tidak akurat.

·       Pelepasan tanggung jawab sesuai dengan Unfair Contract Terms Act 1977 (Undang-undang Perlindungan Konsumen No. 2 tahun 1999) harus tunduk pada uji kewajaran.

·       Saran sambil lalu yang diberikan dalam keadaan pergaulan sosial tidak menimbulkan kewajiban.

 

Kasus lain yang mengikuti prinsip ini adalah Caparo Industries v. Dickman and Ors (1990), yang di dalamnya House of Lord manyatakan bahwa firma auditor tidak memiliki kewajiban menjaga terhadap pemegang saham yang ada atau potensial dalam menyiapkan laporan audit. Hal ini dikarenakan tidak cukup adanya proksimasi antara auditor dan masyarakat umum. Tujuan dari aduit perusahaan publik adalah untuk perlindungan umum dari pemegang saham sebagai suatu badan bukan sebagai suatu individu.

 

Dalam Yianni v. Edwin Evans and Sons (1981) dinyatakan bahwa seorang surveyor yang melakukan survey terhadap suatu building society memiliki kewajiban menjaga terhadap pembeli bangunan. Pelepasan tanggung jawab yang digunakan dalam kasus seperti ini tidak berlaku karena tidak memenuhi uji kewajaran seperti dalam kasus Smith v. Bush and Harris v. Wyre Forest UDC (1989).

 

Dalam Spring v. Guardian Assurance plc (1994) House of Lord menyatakan bahwa majikan memiliki suatu kewajiban untuk menjaga kepada seorang pegawai ketika memberikan suatu referensi kepada calon majikan.

 

Kerugian ekonomi

Dalam kasus Cattle v. Stockton Waterworks Co. (1875) suatu kontraktor kehilangan uang dalam suatu kontrak untuk menggali suatu terowongan pada suatu lahan yang dirusak oleh pihak ketiga. High Court memutuskan bahwa kerugian penggugat murni ekonomi dan ia tidak mempunyai kepentingan sebagai pemilik terhadap lahan tersebut dan kerugiannya terjadi semata-mata berasal dari hubungan kontraknya dengan korban dari pihak yang lalai.

 

Dalam kasus Electrochrome Ltd v. Welsh Plastics Ltd (1968) tergugat secara lalai merusak suatu hidran kebakaran, menyebabkan suplai air ke pabrik penggugat menjadi terhenti. Dinyatakan bahwa, walaupun kewajiban menjaga terhadap pemilik hidran tersebut ada karena merupakan kerusakan fisik, kehilangan keuntungan yang diderita oleh tergugat merupakan kerugian ekonomi murni dan tidak mendapatkan penggantian.

 

Pengadilan membedakan antara kerugian ekonomi murni dan kerugian konsekuensial, yaitu kerugian keuangan yang berasal langsung dari kerusakan fisik. Dalam Spartan Steel & Alloys Ltd v. Martin and Co. Ltd (1973) kontraktor tergugat merusak kable listrik yang menyebabkan logam cair milik penggugat menjadi memadat. Penggugat mendapatkan penggantian untuk nilai logam cair di dapur ditambah kehilangan keuntungan yang timbul daripadanya. Akan tetapi, mereka gagal untuk mendapatkan kehilangan kerugian karena adanya jeda waktu sebelum tenaga listrik dipulihkan karena dianggap sebagai kerugian ekonomi murni.

 

Dalam Murphy v. Brentwood District Council (1990), rumah penggugat dibangun di lokasi yang telah diisi dan diratakan. Kehati-hatian yang khusus harus dilakukan terhadap pondasi, tetapi bahkan sebuah pondasi rakit beton akhirnya gagal dan menyebabkan rumah mengalami turun permukaan tanah. Tuntutan terhadap dewan berdasarkan kewajiban mereka dalam Public Health Act 1936 untuk meluluskan rencana tersebut. Dewan gagal mendeteksi cacat dalam pondasi.

 

Dalam kasus tersebut House of Lord menyatakan:

·       Kerusakan yang ada murni kerugian ekonomi, dan bukan kerusakan fisik. Tidak ada harta benda yang telah rusak. Bangunan itu sendiri cacat.

·       Tidak boleh ada perbedaan antara barang dan bangunan. Tanggung gugat tort harus dibatasi pada kerusakan pada harta benda atau cedera pada orang yang disebabkan oleh cacat pada barang atau bangunan tetapi bukan cacat yang sudah menjadi sifat.

·       Gagasan bahwa satu bagian harta benda dapat merusak bagian yang lain tidak dapat dipertahankan. Pengecualian dapat diberikan untuk mesi yang kompleks dimana satu komponen yang terpisah merusak komponen yang lain, tetapi hal ini merupakan situasi yang berbeda sama sekali.

 

Sebagai kesimpulan kerugian ekonomi hanya dapat mendapatkan penggantian dalam hal:

·       apabila ada suatu kontrak antar pihak

·       dalam hal kesalahpernyataan atau saran yang lalai berdasarkan prinsip Hedley Byrne

·       dalam beberapa kasus melibatkan mesin yang kompleks

 

Kerugian psikiatrik

 

Pengadilan saat ini tidak membuat perbedaan antara cedera badan dan mental jika masing-masing asli. Bagaimanapun, masalah yang berhubungan dengan dapat terlihatnya atau proksimasi tetap ada.

 

Dalam kasus Chadwick v. British Railways Board (1967), seorang penolong suatu kereta api yang mengalami tabrakan berhak untuk mendapatkan penggantian untuk guncangan syaraf yang diakibatkan menyaksikan pemandangan yang mengerikan.

 

Dalam Mcloughlin v. O’Brien and Ors (1982), House of Lord sekali lagi memperluas tingkat tanggung gugat. Suami korban dan ketiga anak mereka mengalami cedera parah dalam kecelakaan jalan raya yang disebabkan oleh kelalaian tergugat. Mereka dibawa ke rumah sakit dan salah satu anak meninggal dunia. Pada saat mengunjungi  rumah sakit sesaat setelah itu dan mendengar kematian anaknya dan menyaksikan cedera yang dialami oleh keluarganya yang lain. Penggugat menderita guncangan syaraf. House of Lord menyatakan bahwa ia berhak untuk mendapatkan penggantian karena, walaupun ia tidak menyaksikan kecelakaan, ia berada dalam ‘akibat segera’ dari kecelakaan dan oleh karena itu cukup proksima.

 

Dalam Copoc v. Wright (1991) mengenai tragedi Hillsborough, House of Lord menetapkan panduan sebagai berikut:

·       kerugian psikiatrik harus disebabkan sebagai akibat dari suatu guncangan yang tiba-tiba, daripada suatu masalah yang telah berkembang dalam jangka waktu tertentu.

·       Dapat terlihatnya bukan merupakan satu-satunya kriteria adanya kewajiban dalam kasus tersebut. Konsep proksimasi dan hubungan langsung sangat penting untuk membatasi kelas orang yang berhak melakukan klaim. Pengadilan harus melihat tiga aspek:

ü  Kelas orang yang dapat melakukan klaim, biasanya yang memiliki hubungan darah atau pernikahan, atau bisa juga sahabat karib atau tunangan

ü  Proksimasi penggugat terhadap kecelakaan dalam hal waktu dan ruang.

ü  Cara guncangan tersebut ditimbulkan.

 

Dalam kasus Frost and Ors v. Chief Constable of Sout Yorkshire (1998) yang melibatkan klaim dari polisi South Yorkshire yang menghadiri peristiwa bencana dan menderita guncangan syaraf, House of Lord menyatakan bahwa polisi merupakan korban sekunder (tidak terlibat langsung dalam kecelakaan) dan tidak berhak mendapatkan penggantian.

 

Hal-hal berikut perlu diperhatikan dalam hal guncangan syaraf:

·       Pemandangan cedera fisik pada korban atau mayat non manusia tidak dapat diajuka ke pengadilan.

·       Dalam beberapa kasus pemandangan pada harta benda seseorang yang mengakibatkan guncangan syaraf dapat diajukan ke pengadilan (Attia v. British Gas (1987))

·       Guncangan syaraf yang hanya disebabkan karena melaporkan suatu kecelakaan tidak mendapatka penggantian.

·       Guncangan syaraf harus terdiri dari kondisi mental yang dikenal. Contoh kasus Nichols v. Rushton (1992) dan Vernon v. Bosley (1996).

 

Otoritas publik

·       Polisi

Dalam kasus Hill v. Chief Constable of West Yorkshire (1988) dinyatakan bahwa polisi tidak memiliki kewajiban berhati-hati terhadap individu, melainkan untuk melindungi sebagian besar masyarakat.

Dalam kasus Swinney v. Chief Constable of Northumbria Police (1996) dinyatakan jika individu itu teridentifikasi dan polisi harus melindunginya, maka terdapat kewajiban untuk berhati-hati.

·       Pelayanan Sosial

Otoritas lokal tidak memiliki kewajiban untuk berhati-hati, baik dalam hukum kasus maupun undang-undang, untuk cedera yang disebabkan terhadap anak-anak oleh orang lain (X (Minors) v. Bedford CC (1994))

·       Pemadam kebakaran

Dalam kasus Capital and Counties plc v. Hampshire CC and Anr (1997), Court of Appeal menyatakan:

ü  Pemadam kebakaran memiliki kewajiban berhati-hati untuk memadamkan kebakaran hanya kepada masyarakat umum dan bukan individu

ü  Jika pemadam kebakaran sedang menjalankan tugasnya, tanggung gugat dapat timbul hanya jika mereka menciptakan bahaya karena kelalaiannya.

·       Pelayanan ambulans dan rumah sakit

Rumah sakit memiliki kewajiban berhati-hati terhadap pasien dan pengunjung seperti dinyatakan dalam Gold v. Essex County Council (1942).

Dalam Kent v. Griffiths and Ors (No.2) (2000) suatu pelayanan ambulans dinyatakan memiliki kewajiban berhati-hati terhadap pasien yang menderita cedera dan kerugian tambahan karena keterlambatan mereka.

·       Sekolah

Sekolah memiliki kewajiban berhati-hati terhadap murid-muridnya dan pengunjung lain untuk memastikan mereka aman secara wajar dari cedera, akan tetapi prinsip yang sama terhadap polisi dan pemadam kebakaran juga berlaku.

Dalam Butt v. Cambridgeshire and Isle of Ely CC (1969) seorang guru sedang menjaga seorang muridnya ketika murid yag lain mencederai murid ketiga dengan mengayunkan sepasang gunting. Guru tersebut dinyatakan tidak bersalah.

Dalam kasus Lewis v. Carmarthenshire CC (1955) seorang anak laki-laki berusia empat tahun keluar dari sekolah dan menyebabkan kematian kepada pengemudi lori yang membanting stir untuk menghindarinya pada saat menyeberang jalan. Dinyatakan bahwa sekolah harus memiliki sistem pengawasan yang layak terhadap anak-anak seusia tersebut. Akan tetapi dalam Wilson v. Governors of Sacred Heart Roman Catholic School, Carlton (1997) suatu sekolah dinyatakan tidak memiliki kewajiban berhati-hati untuk mengawasi anak-anak berusia sekitar sembilan tahun ketika mereka sedang dalam perjalanan dari bangunan sekolah ke pintu gerbang sekolah.

 

Beban pembuktian dan res ipsa loquitor

 

Prinsip utamanya adalah ‘siapa yang menuntut harus membuktikan’. Jika penggugat ingin mengalihkan kerugiannya kepada tergugat, ia harus memberikan bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa kerugian atau kerusakan yang dideritanya disebabkan oleh kelalaian tergugat.

 

Beban pembuktian berada pada penggugat untuk menunjukkan berdasarkan keseimbangan probabilitas bahwa tergugat telah lalai. Keseimbangan probabilitas berarti lebih mungkin daripada tidak, dan jika bukti yang ada seimbang maka penggugat tidak berhasil membuktikan kasusnya.

 

Hal di atas tidak selalu berlaku dengan adanya doktrin res ipsa loquitor, yang berlaku jika fakta-fakta rinci tidak dapat dibuktikan tetapi dengan berdasarkan fakta-fakta yang diketahui. Persyaratannya adalah:

·       obyek yang menyebabkan kerugian atau cedera berada dalam pengendalian langsung tergugat, pelayannya atau agennya

·       kecelakaan tersebut harus sedemikian sehingga dalam perjalanan sesuatu yang normal tidak akan terjadi tanpa adanya kelalaian.

 

Doktrin ini, jika berlaku, menimbulkan tanggung gugat inferen. Inferensi ini dapat dibantah oleh tergugat jika mereka dapat mengemukakan cukup bukti yang menunjukkan bahwa kecelakaan tetap dapat terjadi tanpa adanya kelalaian pada pihak mereka.

 

Contoh kasus berlakunya doktrin ini adalah Scott v. St. Katherine Docks Co. (1885) dan contoh tidak berlakunya adalah Ng Chun Pui and Ors. V. Lee Chuen Tat and Anr (1988).

 

Tujuan yang harus dicapai setelah mempelajari bab ini :

·       Mendefinisikan tort kelalaian

·       Memaparkan dan menjelaskan secara rinci, dengan contoh dari kasus hukum, persyaratan kelalaian – yaitu kewajiban berhati-hati, pelanggaran, standar kehati-hatian, kausasi, dapat terlihatnya kerugian

·       Mendefinisikan kelalaian bersama dan menjelaskan bagaiman konsep ini diaplikasikan dalam praktek untuk mengurangi kerugian seorang korban, memaparkan ketentuan utama dari Undang-undang Reformasi Hukum (Kelalaian Bersama) 1945

·       Memaparkan dan menjelaskan dengan ilustrasi dari hukum kasus aturan khusus yang berlaku pada tanggung gugat sipil untuk kesalahpernyataan yang lalai, kerugian ekonomis, kerugian psikiatrik dan tanggung gugat dari otoritas publik

·       Mendefinisikan dan menjelaskan konsep beban pembuktian, menetapkan kriteria dari res ipsa loquitur dan menjelaskan bagaimana aturan mengenai bukti ini beroperasi dalam praktek

 

 

 

Bab 3

Tort Yang Lain

 

 

Gangguan (nuisance)

 

Uji kewajaran dalam gangguan berpusat pada keadaan apa yang telah berkembang di tanah tergugat dan yang mempengaruhi tetangganya. Seorang penghuni dari suatu harta benda harus menyadari apa yang sedang berlangsung di atas tanahnya dan mengambil tindakan untuk mencegahnya agar tidak mengganggu tetangganya.

 

Gangguan lebih melihat kepada hasil dari tindakan seseorang daripada apakah mereka telah bertingkah laku sesuai dengan standar kehati-hatian seperti dalam kasus kelalaian.

 

Menurut Sir Frederick Pollock, gangguan dapat didefinisikan sebagai ‘suatu tindakan salah yang dilakukan terhadap seseorang, dengan secara bertentangan dengan hukum, mengganggunya dalam menikmati harta bendanya, atau, dalam beberapa kasus dalam melakukan suatu hak umumnya’.

 

Ada 3 jenis gangguan, yaitu gangguan pribadi, gangguan publik dan gangguan yang diberlakukan oleh undang-undang.

 

Gangguan pribadi

 

Bukti kerusakan diperlukan agar suatu tuntutan dapat berhasil, dan kerusakan ini termasuk ketidaknyamanan fisik, seperti suara keras atau bau menusuk. Lebih jauh lagi jika timbul suatu keadaan yang dapat menimbulkan kerusakan yang sesungguhnya, penuntut dapat meminta injunction, yaitu suatu perintah pengadilan kepada tergugat untuk menghentikan aktivitasnya.

 

Contoh gangguan pribadi termasuk gangguan langsung dengan pelanggaran batas, misalkan dengan akar pohon, kerusakan fisik yang disebabkan oleh meluapnya air karena saluran air atau urung-urung yang terhalang (Sedleigh v. O’ Callaghan (1940)), bangunan bobrok yang rubuh ke bangunan sebelahnya (Wringe v. Cohen (1940)) dan bau (Adams v. Ursell (1913)).

 

Dalam Hunter and Ors v. Canary Wharf Ltd (1997) 690 penggugat, penghuni Isle of Dogs, melakukan tuntutan terhadap pemilik dari menara Canary Wharf untuk gangguan terhadap penerimaan sinyal televisi. House of Lord menyatakan bahwa dengan syarat adanya pengendalian perencanaan, orang dapat membangun apa yang disukainya di atas tanahnya, dan hak tersebut tidak dibatasi secara umum dengan fakta bahwa bangunan itu dapat mengganggu kenikmatan tetangganya atas tanah mereka, misalkan merusak pemandangan. Gangguan terhadap penerimaan sinyal televisi tidak cukup dianggap sebagai gangguan. Gangguan pribadi terhadap kenikmatan seseorang dari tanahnya pada umumnya timbul dari sesuatu yang berasal dari tanah tergugat : suara, lumpur, bau, asap, getaran dan sejenisnya. Fakta bahwa suatu bangunan menghalangi sesuatu mencapai tanah penggugat secara umum tidak cukup.

 

Gangguan terhadap harta benda harus tidak wajar. Dalam Murdoch and Anr v. Glacier Metal Co. (1998) penggugat menuntut pemilik suatu pabrik atas suara bising yang ditimbulkan. Buktinya adalah tingkat suara di malam hari berada di atas tingkat minimum yang direkomendasikan oleh WHO untuk tidur, yaitu 35 dBA. Court of Appeal memutuskan bahwa meskipun tidur penting, tidak ada dalil hukum yang mengatakan bahwa ada hukum kasus gangguan jika tidur terganggu. Faktor lain juga harus diperhitungkan, termasuk kedekatan dengan jalan raya dan rendahnya tingkat keluhan dari orang lain.

 

Lokalitas dapat penting dalam menentukan apakah suatu gangguan wajar. Dalam Sturges v. Bridgman (1879) hakim mengatakan ‘apa yang merupakan gangguan di Belgrave Square belum tentu merupakan gangguan di Bermondsey’.

 

Seorang penggugat tidak dapat bergantung pada gangguan yang tidak wajar apabila harta bendanya terlalu sensitif. Dalam Robinson v. Kilvert (1889), stok kertas coklat milik penggugat rusak karena panas yang berasal dari pipa tergugat. Dinyatakan bahwa karena kertas tersebut sangat rentan maka tuntutan tersebut tidak wajar. Akan tetapi jika ada maksud jahat yang terlibat posisinya menjadi berbeda. Dalam Hollywood Silver Fox Farm v. Emmett (1936), penggugat menyuruh anaknya untuk dengan sengaja menembakkan senjata dekat peternakan cerpelai milik tergugat, hewan yang terkenal rentan. Cerpelai tersebut gagal beranak. Pengadilan menyatakan bahwa walaupun tergugat memiliki kebebasan untuk melepaskan tembakan dalam lahannya, mereka tidak dapat menyalahgunakan hak tersebut dengan sengaja menyebabkan kerugian kepada penggugat.

 

Penyebab alami

Dalam Goldman v. Hargrave (1967) pohon tergugat tersambar petir dan rubuh, terbakar. Tergugat tidak mengambil tindakan dan angin meniup dan menyebabkan api menyebar ke harta benda sekitar. Privy Council menyatakan bahwa tergugat dapat dengan mudah untuk menyiram pohon tersebut dengan air untuk mencegah api menyebar dan bertanggung jawab atas gangguan.

 

Dalam Leakey v. National Trust (1980) tergugat memiliki suatu bukit di atas rumah penggugat. Setelah sejumlah gundukan tanah jatuh, dan suatu retakan yang besar tampak di sisi bukit, penggugat menunjukkan kepada tergugat risiko tanah longsor. Tergugat menolak untuk mengambil tindakan, menyatakan bahwa bahaya yang timbul dari kondisi alami tanah, dan mereka tidak bertanggung jawab untuk itu. Akhirnya terjadi tanah longsor yang menimpa rumah penggugat dan mereka menuntut untuk gangguan. Court of Appeal menyatakan bahwa seseorang yang  tanahnya timbul suatu bahaya secara alami, dan mengganggu atau mengancam untuk mengganggu terhadap harta benda sekitarnya, memiliki kewajiban untuk melakukan tindakan-tindakan wajar untuk mencegah atau meminimisasi risiko, jika mereka menyadari atau seharusnya menyadari masalah tersebut.

 

Keadaan berkesinambungan

Dalam Stone v. Bolton (1951) sebuah bola yang dipukul dari lapangan kriket dan mengenai korban yang sedang berjalan di jalan dekat lapangan. Penggugat menuntut dalam hal gangguan dan kelalaian. Ia gagal dalam keduanya. Bola tersebut meluncur sejauh 100 yard dan melewati pagar setinggi 17 kaki sebelum mengenainya. Bukti yang ditunjukkan memperlihatkan bahwa enam bola telah meninggalkan lapangan dan jatuh ke jalan dalam 28 tahun. Court of Appeal menyatakan bahwa uji gangguan apakah kehadiran klub kriket memberikan suatu bahaya yang tidak wajar terhadap jalan raya selama itu. Frekuensi bola dipukul hingga keluar ke jalan raya terkait dalam memutuskan apakah terdapat keadaan yang berkesinambungan yang mengandung bahaya. Dalam kasus ini frekuensinya sangat kecil sehingga dianggap bukan merupakan gangguan.

 

Siapa yang dapat menuntut?

Hanya seseorang yang mempunyai kepemilikan suatu tanah atau kepentingan sebagai pemilik yang dapat menuntut (Hunter v. Canary Wharf, 1997).

 

Siapa yang dapat dituntut?

·       Penghuni

Penghuni tanah memiliki beberapa kewajiban:

ü  menahan diri untuk tidak menimbulkan gangguan

ü  mencegah gangguan menjadi kenyataan, baik disebabkanoleh akibat alami ataupun oleh perantaraan manusia

ü  meredakan gangguan yang adal di tanah mereka

Dalam Wringe v. Cohen (1940) menyatakan bahwa jika bangunan menjadi berbahaya karena kurangnya perawatan maka penghuni bertanggung jawab, baik mereka mengetahui atau seharusnya sudah mengetahui bahaya tersebut.

·       Pencipta gangguan

Setiap orang, baik penghuni, pelanggar hak milik, orang asing, yang menimbulkan gangguan bertanggung jawab untuk itu.

·       Pemilik

Pemilik harta benda dapat bertanggung jawab jika mereka mengijinkan penyewa mereka untuk menimbulkan gangguan. Jika pemilik rumah sewaan menyewakan harta bendanya untuk suatu tujuan yang merupakan gangguan, mereka bertanggung jawab seakan-akan mereka mengijinkan gangguan itu. Dalam Rich v. Basterfield (1847) seorang pemilik rumah sewaan menyewakan rumahnya yang kemudian menyebabkan kerusakan melalui cerobong asap yang rusak. Dinyatakan bahwa pemilik rumah sewaan tidak bertanggung jawab, karena penyewa dapat menggunakan bahan bakar yang lain yang tidak akan menimbulkan kerusakan.

 

Pembelaan

Berikut pembelaan yang tidak berpengaruh:

·       Penggugat yang menghampiri gangguan – tergugat tidak dapat menggunakan pembelaan ‘saya yang pertama di sini’.

·       Keuntungan publik – jika memang suatu kegiatan tidak dapat dilakukan tanpa gangguan sama sekali, maka sebaiknya jangan dilakukan.

·       Keahlian dan kehati-hatian yang cukup telah dilakukan – tidak ada standar kehati-hatian oleh karena itu tidak dapat dijadikan pembelaan, kecuali untuk penyebab alami yang tidak disadari atau disadari dan telah mengambil tindakan yang wajar untuk menghilangkan atau menguranginya.

·       Tindakan bersama – setiap orang bersalah untuk proporsi gangguannya masing-masing

 

Berikut pembelaan yang berpengaruh:

·       Ijin – jika penggugat telah mengijinkan

·       Preskripsi – jika gangguan telah ada selama 20 tahun dan tidak ada keluhan selama periode tersebut. Dalam Sturgess v. Bridgman (1879) tergugat telah menggunakan mesin berat selama 20 tahun. Penggugat, seorang dokter, memperluas ruang konsultasinya di kaki kebunnya dan lebih dekat dengan pabrik. Ia mengeluhkan suara bising dari pabrik mengganggu prakteknya. Tergugat menggunakan pembelaan preskripsi, tetapi ini ditolak oleh pengadilan. Aktivitas di pabrik hanya menjadi gangguan ketika dokter memperluas ruang konsultasinya.

·       Otoritas perundang-undangan – jika terdapat kewajiban atau kekuasaan berdasarkan perundang-undangan diberikan kepada suatu organisasi, maka pihak tersebut tidak bertanggung jawab dalam hal gangguan untuk aktivitas yang dilakukan semata-mata sebagai akibat dari pelaksanaan kewajiban atau kekuasaan tersebut.

 

Gangguan publik

 

Selain sebagai suatu tort, suatu gangguan publik juga termasuk suatu kejahatan. Gangguan publik termasuk menjalankan rumah pelacuran, menjual makanan yang tidak layak untuk dikonsumsi publik, dan menghalangi jalan raya.

 

 

Pelanggaran hak milik orang lain (trespass)

 

Merupakan suatu campur tangan langsung dalam berbagai bentuk, baik terhadap tanah, barang bergerak atau orang. Gangguan bersifat tidak langsung. Trespass dapat dituntut tanpa adanya bukti kerusakan.

 

Dalam Letang v. Cooper (1965) Court of Appeal mengambil pandangan bahwa trespass terhadap orang dan kelalaian tidak boleh saling tumpang tindih. Suatu campur tangan yang disengaja adalah trespass. Campur tangan yang tidak disengaja dapat berupa tort kelalaian, baik secara langsung maupun tidak langsung, tetapi bukan trespass.

 

Trespass terhadap tanah berupa campur tangan langsung terhadap tanah orang lain. Ini termasuk tersasar ke tanah orang lain, baik disengaja maupun tidak, membiarkan hewan masuk ke tanah orang lain, menempatkan obyek di tanah orang lain, atau membiarkan suatu papan tanda bergantung di atas tanah orang lain. Suatu campur tangan tidak langsung, misalkan membiarkan harta benda yang bersebelahan membusuk hingga jatuh ke tanah orang lain, dapat berupa gangguan (nuisance) atau kelalaian.

 

Trespass terhadap barang adalah campur tangan fisik langsung dalam kepemilikan barang orang lain tanpa kewenangan hukum. Berdasarkan kasus Letang v. Cooper dipertanyakan apakah trespass terhadap barang yang tidak sengaja dapat berhasil tanpa adanya kelalaian.

 

 

Pelanggaran kewajiban menurut undang-undang

 

Jika undang-undang menyediakan penggantiannya sendiri atau cara untuk melaksanakan kewajiban seperti hukuman kriminal, ada anggapan bahwa kewajiban tidak dapat dilakukan dengan cara lain (Lonrho Ltd v. Shell Petroleum Co. Ltd (No. 2) (1982)). Sebaliknya jika tidak ada penggantian ditentukan oleh undang-undang, ada anggapan bahwa undang-undang memberikan alasan untuk menuntut. Dalam Thornton v. Kirklees MBC (1979) dewan melanggar Housing (Homeless Persons) Act 1977, menyebabkan kerugian bagi penggugat. Tidak ada penggantian alternatif yang ditentukan oleh undang-undang itu dan dinyatakan bahwa penggugat berhak atas kompensasi.

 

Beban berada pada penggugat untuk membuktikan:

·       bahwa ketentuan undang-undang dilanggar

·       bahwa pelanggaran itu menyebabkan cedera

·       bahwa cedera tersebut merupakan salah satu yang ingin dicegah oleh undang-undang

·       bahwa ia merupakan seseorang atau kelas orang yang ingin dilindungi oleh undang-undang

 

 

 

 

Pembelaan

 

Ada beberapa, antara lain volenti non fit injuria, tindakan pihak ketiga dan kelalaian bersama. Sebagai tambahan majikan dapat memiliki suatu pembelaan khusus jika seorang karyawan terluka sebagai akibat dari pelanggarannya sendiri terhadap kewajiban menurut undang-undang.

 

Otoritas jalan raya

 

Berdasarkan Highways Act 1980, semua jalan yang dipakai yang berada dalam tanggung jawab suatu otoritas harus juga dirawat oleh mereka. Dinyatakan dalam Cross v. Kirkless MBC (1997) bahwa kewajiban untuk merawat tersebut bersifat absolut dan merupakan tanggung jawab tegas berdasarkan undang-undang. Bagaimanapun otoritas juga diberikan waktu yang wajar untuk melaksanakan segala pekerjaan perawatan sebelum suatu kasus yang tampak dapat dibuat. Dan bahkan jika itu dibuat, otoritas dapat menggunakan pembelaan bahwa semua kehati-hatian yang wajar telah dilakukan untuk memastikan jalan tersebut tidak berbahaya. Untuk menentukan kewajaran tersebut ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan:

·       karakter jalan tersebut dan volum lalu lintas yang mungkin menggunakannya

·       standar perawatan yang layak untuk jalan itu

·       kondisi jalan yang diharapkan oleh orang yang normal

·       apakah otoritas menyadari atau seharusnya menyadari bahaya yang ada, dan apabila otoritas belum sempat memperbaikinya sebelum kecelakaan, tanda bahaya apa yang telah dipasang.

 

Dalam Littler v. Liverpool Corporation (1968) dan Meggs v. Liverpool Corporation (1968) dinyatakan bahwa trotoar tidak harus rata secara sempurna. Dalam kedua kasus ini orang yang terjatuh karena ketidakteraturan di bawah 1 inchi merupakan sesuatu yang sudah diantisipasi dan berjaga oleh masyarakat umum.

 

Akan tetapi, dalam Mills v. Barnsley MBC (1992) Court of Appeal menemukan bahwa dewan tidak bertanggung jawab terhadap cedera yang diderita oleh penggugat karena ia tersandung dalam bagian yang dangkal sebesar 3 cm. Kriteria kedalaman 1 inchi tidak eksklusif dan pengujiannya apakah trotoar dalam berbagai hal berbahaya. Dalam kasus ini, tidak, walaupun lubang itu melebihi 1 inchi.

 

Polusi

 

Environmental Protection Act 1990 menimbulkan sejumlah ‘gangguan berdasarkan undang-undang’ sebagai berikut:

·       semua bangunan yang dalam keadaan merugikan kesehatan atau mengganggu

·       asap yang dikeluarkan dari bangunan yang merugikan kesehatan atau mengganggu

·       fume atau gas yang dikeluarkan dari bangunan yang merugikan kesehatan atau mengganggu

·       debu, uap, bau atau keluaran lain yang beasal dari bangunan industri, perdagangan atau bisnis dan merugikan kesehatan atau mengganggu

·       setiap hewan yang dikurung dalam suatu tempat atau cara yang merugikan kesehatan atau mengganggu

·       suara yang dikeluarkan dari bangunan yang merugikan kesehatan dan mengganggu; suara yang merugikan kesehatan atau mengganggu dan dikeluarkan dari atau disebabkan oleh suatu kendaraan, mesin atau peralatan di jalan

·       permasalahan lain yang dinyatakan oleh suatu perundang-undangan sebagai suatu gangguan berdasarkan undang-undang

 

Terdapat beberapa pembelaan, yang terpenting adalah tergugat mengambil semua cara yang praktis untuk mencegah atau menanggulangi pengaruh dari gangguan.

 

Undang-undang ini juga menciptakan Environment Agency, yang bertugas melakukan langkah-langkah mencegah polusi dan untuk memastikan bahwa, jika polusi terjadi, maka itu dibersihkan. Biaya pembersihan ini biasanya diganti dari penyebab polusi jika ditunjukkan bahwa tergugat ‘menyebabkan atau mengijinkan sepengetahuannya’ polusi tersebut.

 

Water Resources Act 1991 memberikan hak berdasarkan undang-undang untuk mendapatkan penggantian biaya pembersihan yang timbul oleh Environment Agency.

 

Tanggung gugat tegas

 

Secara teori tanggung gugat absolut berarti tidak ada pembelaan yang dapat dilakukan, sedangkan istilah tanggung gugat tegas berarti hanya ada sedikit pembelaan.

 

Aturan umumnya adalah jika hukum tidak mengijinkan pembelaan bahwa tergugat telah melakukan semua kehati-hatian yang wajar, permasalahannya adalah tanggung gugat tegas.

 

Pembelaan yang paling umum adalah:

·       Act of God (vis major)

·       Tindakan pihak ketiga

·       Kelalaian, dan kemungkinan dengan seijin penggugat

·       Queen’s enemies (musuh kerajaan)

 

 

 

 

Hewan

 

Hukum yang mengatur adalah Animals Act 1971, akan tetapi ada sisa tanggung gugat berdasarkan hukum adat. Seseorang dapat lalai dalam aktivitasnya sehubungan denga hewan. Tanggung gugat ini dapat berlaku untuk seseorang selain pemilik atau penjaga hewan, misalkan seorang asing yang melepaskan anjing yang terikat yang kemudian berlari ke jalan raya dan menyebabkan suatu kecelakaan. Sebagai tambahan, tanggung gugat dapat timbul dalam gangguan atau trespass.

 

Dalam Smith v. Prendergast (1984), seorang pemilik tempat rongsokan mengijinkan seekor anjing Alsatian yang tersesat untuk berkeliaran di halamannya. Sekitar tiga minggu kemudian seorang anak perempuan diserang oleh anjing tersebut ketika sedang berjalan melintasi halaman secara sah. Court of Appeal menyatakan bahwa pemilik tempat rongsokan tersebut bertanggung jawab. Ia bukan pemilik anjing tersebut tetapi telah mengadopsinya dan secara efektif telah menggunakannya sebagai anjing penjaga. Ia tidak melakukan usaha untuk melatih atau mengendalikannya. Walaupun tanggung gugat tegas tidak ada berdasarkan Animals Act 1971, tergugat bertanggung jawab dalam hal kelalaian.

 

Bailee

 

Bailee adalah seseorang yang mengawasi harta benda orang lain dengan kesepahaman bahwa harta benda itu akhirnya akan dikembalikan kepada pemiliknya. Contohnya adalah pemilik rumah gadai, pemiliki bengkel mobil, dsb.

 

Dalam keadaan normal seorang bailee memiliki kewajiban untuk mengembalikan barang yang dijaminkan pada akhir periode perjanjian bailment dan beban ada padanya untuk menjelaskan mengapa ia gagal melakukan hal tersebut.

 

Dalam Houghland v. R R Low (Luxury Coaches) Ltd. (1962), Court of Appeal menyatakan bahwa tidak ada pengujian tunggal tanggung gugat, tetapi harus dinilai apakah, dengan mempertimbangkan semua keadaan kasus, suatu standar kehati-hatian yang cukup telah dipakai oleh tergugat. Sangat dimungkinkan suatu kewajiban yang lebih rendah diterapkan pada suatu bailee yang tidak menerima keuntungan finansial dari transaksi.

 

Dalam Hinks v. Fleet (1986) penggugat menempatkan karavannya di lapangan karavan tergugat selama musim panas dengan suatu imbalan. Karavan tersebut kemudian dicuri. Court of Appeal menyatakan bahwa tergugat bukan bailee, dan transaksi tersebut hanyalah untuk ijin bagi penggugat untuk menempatkan karavannya. Tergugat tidak bertanggung jawab untuk pencurian.

 

Serupa dengan itu dalam Chappell v. NCP (1987) dinyatakan bahwa suatu perjanjian untuk memarkirkan mobil dengan suatu imbalan dalam lapangan parkir mobil hanyalah ijin dan bukannya bailment.

 

Kurir umum

 

Suatu kurir umum adalah seseorang yang bertugas dalam memindahkan barang dan tumpukan dengan imbalan dari satu tujuan ke tujuan lainnya. Tanggung gugatnya bersifat tegas berdasarkan hukum kasus. Pembelaan yang ada hanyalah Act of God, musuh kerajaan, dan kelalaian nasabah.

 

Carriers Act 1830 membatasi tanggung jawab dalam beberapa cara, khususnya yang berhubungan dengan limit keuangan. Undang-undang ini hanya memiliki nilai praktis yang sedikit karena saat ini hampir semua kurir memiliki bentuk kontrak mereka sendiri yang mengesampingkan posisi hukum kasus. Segala batasan atau pelepasan tanggung jawab tunduk kepada Unfair Contract Terms Act 1977.

 

Hotel

 

Dalam hukum kasus, seorang penjaga penginapan memiliki tanggung gugat tegas terhadap keselamatan barang-barang tamunya. Tingkat tanggung gugat ini sekarang didefinisikan dalam Hotel Proprietors Act 1956. Harus diingat bahwa undang-undang ini tidak menerapkan tanggung gugat tegas, melainkan hanya mendefinisikan persyaratan dan menetapkan limit keuangan.

 

Pembelaan standar terhadap tanggung gugat tegas juga berlaku, yaitu Act of God, musuh kerajaan, dan kelalaian atau kesalahan dari tamu.

 

Limit yang berlaku adalah £50 untuk setiap barang dan £100 untuk keseluruhan. Limit ini hanya berlaku jika pihak penginapan mencantumkan pengumuman ketentuan ini di tempat yang menarik perhatian. Limit ini tidak berlaku jika:

·       harta benda hilang karena kelalaian, kesalahan atau tindakan yang disengaja dari pihak penginapan atau pegawainya

·       harta benda tersebut disimpan dalam lemari penyimpanan hotel

·       harta benda tersebut ditawarkan untuk disimpan dalam lemari penyimpanan tetapi ditolak, atau karena kesalahan tamu hotel yang tidak dapat menyimpan harta benda itu


Aturan Rylands v. Fletcher

 

Aturan ini ditetapkan dalam keputusan yang diberi nama berdasarkan kasusnya, Rylands v. Fletcher (1868). Aturan ini dapat dinyatakan:

              Seorang penghuni yang membawa ke atas dan menyimpan di tanahnya               segala sesuatu yang mungkin menyebabkan kerusakan jika itu lepas berada               dalam kewajiban tegas untuk mencegah itu lepas, dan bertanggung jawab               untuk setiap kerusakan yang ditimbulkan sebagai akibat lepasnya.

 

Faktanya adalah sebagai berikut: tergugat mempekerjakan kontraktor independen untuk membangun suatu tempat penampungan air di tanahnya yang akan digunakan untuk menyediakan air ke pabriknya. Pada saat sedang menggali tanah tergugat, kontraktor menemukan terowongan tambang yang, tidak diketahui oleh mereka berhubungan dengan tambang aktif di bawah tanah yang bersebelahan. Kontraktor secara lalai gagal untuk menutup lubang tersebut secara layak dan ketika tempat penampungan air diisi dengan air, tambang tersebut dipenuhi air. Tergugat tidak lalai atau tidak bertanggung jawab seolah dia melakukannya sendiri atas kelalaian kontraktor independennya, akan tetapi ia dinyatakan bertanggung jawab.

 

Walaupun definisinya tampak sederhana, setiap bagian penting dan perlu dikomentari:

·       Penghuni harus membawa ‘sesuatu yang berbahaya’ ke atas tanah mereka dan mengakumulasinya di sana agar aturan ini berlaku.

·       Sesuatu yang lepas itu biasanya disebut ‘sesuatu yang berbahaya’ meskipun obyek itu tidak perlu berbahaya dengan sendirinya.

·       Akumulasi itu harus buatan daripada alami agar aturan ini berlaku. Dalam Cambridge Water Co. v. Eastern Counties Leather plc (1993) House of Lord meyatakan ‘penggunaan alami’ berarti ‘sesuatu yang ada di sana karena alam’. Dengan demikian, penggunaan untuk industri tidak mungkin dapat memberikan pembelaan. House of Lord juga menyatakan bahwa tergugat harus sudah mengetahui atau seharusnya secara wajar sudah dapat memperkirakan bahwa lepasnya sesuatu itu mungkin akan menyebabkan kerusakan dalam jenis yang sebenarnya terjadi.

·       Harus ada lepasnya ‘sesuatu yang berbahaya’ melebihi perbatasan tanah tergugat.

 

Pembelaan

Beberapa pembelaan berikut mungkin dilakukan:

·       Kewenangan menurut undang-undang

Jika sesuatu yang berbahaya itu diakumulasi berdasarkan kewenangan undang-undang aturan ini tidak berlaku. Akan tetapi, tergugat tidak boleh lalai dengan membiarkannya lepas.

·       Atas ijin dari penggugat

Ijin tersebut harus nyata, tidak dipaksakan, tetapi dapat secara tersirat. Dalam hal ini, penggugat dianggap telah menerima risiko lepasnya sesuatu.

·       Keuntungan bersama

Ini merupakan contoh ijin yang tersirat. Akumulasi sesuatu itu harus untuk keuntungan bersama dari penggugat dan tergugat, misalkan air dalam pipa dalam suatu blok rumah petak.

·       Kelalaian bersama

Pembelaan ini tersedia apabila dapat ditunjukkan bahwa lepasnya sesuatu itu juga dikontribusikan oleh kelalaian tergugat.

·       Tindakan orang asing

Ini merupakan pembelaan selama tergugat tidak memiliki pengendalian terhadap orang asing dan tidak dapat memperkirakan atau mencegah lepasnya sesuatu itu.

·       Act of God

 

Tanggung gugat untuk meluasnya kebakaran

 

Dalam Mason v. Levy Auto Parts of England Ltd (1967) tergugat menggunakan suatu halaman untuk menyimpan bahan yang mudah terbakar, termasuk bensin, gemuk dan minyak. Kebakaran timbul di halaman tergugat dan menyebar ke bangunan sekelilingnya.

 

Pengadilan menyatakan:

·       tergugat telah membawa ke atas tanahnya sesuatu yang sangat mungkin terbakar, dan menyimpannya dalam kondisi sedemikian rupa sehingga apabila sesuatu itu mulai terbakar, kebakaran akan menyebar ke tanah penggugat

·       tergugat melakukan hal itu untuk penggunaan non alami

·       sesuatu itu mulai terbakar dan kebakaran menyebar.

Hakim pada saat itu sulit untuk memutuskan apakah penggunaan tanah itu non alami. Sejak kasus Cambridge Water hal ini kemungkinan besar tidak akan mengalami kesulitan.

 

Tanggung jawab untuk tindakan orang lain

 

Berikut adalah kasus-kasus dimana tanggung gugat melekat pada tergugat untuk tindakan lalai mereka, walaupun keadaan dimana tanggung gugat itu timbul melalui perwakilan pihak ketiga.

 

Vicarious liability

 

Vicarious liability berarti X bertanggung jawab untuk tort yang dilakukan oleh Y. Hubungan yang dapat mengakibatkan hal ini adalah:

·       majikan / pekerja

·       prinsipal / agen

·       prinsipal / kontraktor independen

·       partner

 

Majikan / pelayan

·       Pelayan yang dipinjamkan

Seringkali seorang majikan meminjamkan pelayannya kepada majikan yang lain. Jika kemudian timbul vicarious liability, siapakah yang bertanggung jawab?

Dalam Mersey Docks and Harbour Board v. Coggins and Griffiths (Liverpool) Ltd (1946), M menyewakan sebuah crane kepada C dengan pengemudinya. Merupakan persyaratan kontrak bahwa pengemudi itu dianggap sebagai pelayan C (merupakan klausul standar dalam kontrak sejenis). Karena kelalaian pengemudi tersebut, seseorang mengalami cedera. Pengadilan menyatakan bahwa majikan peminjam, M, tetap memiliki hak untuk menginstruksikan pengemudi mengenai cara melakukan pekerjaan, dan oleh karenanya bertanggung jawab, Pengadilan juga menyatakan tidak mungkin mengubah hubungan majikan dan pelayan dengan suatu klausul dalam kontrak.

Untuk memutuskan apakah seorang majikan memiliki tanggung jawab langsung atau vicarious liability untuk pelayan yang dipinjamkan, pengujian berikut berlaku:

ü  Pengadilan akan melihat keadaan kecelakaan dan hubungan antara perusahaan peminjam dan yang meminjamkan dan memutuskan berdasarkan fakta siapa yang menjadi majikan pada saat itu.

ü  Beban pembuktian berada pada majikan yang meminjamkan untuk menunjukkan bahwa majikan peminjam memiliki pengendalian yang cukup terhadap pelayan

ü  Majikan yang meminjamkan tidak dapat mendelegasikan kewajiban berhati-hati untuk kesehatan dan keselamatan pekerjanya. Jadi, jika pelayannya cedera, kemungkinan memindahkan tanggung jawab kepada majikan peminjam sangat kecil.

ü  Suatu persyaratan kontrak tidak dapat berlaku untuk memindahkan hubungan majikan / pelayan.

·       Dalam rangka pekerjaan

Majikan memiliki vicarious liability hanya jika pelayannya mengerjakan bisnis majikannya dan bukan untuk kepentingan mereka sendiri.

Dalam Daniels v. Whetstone Entertainment (1962) A dipekerjakan oleh tergugat sebagai pramuniaga dalam ruangan dansa. Pada suatu saat terjadi keributan oleh penggugat dan A kemudian memukulnya sehingga penggugat meninggalkan ruangan dansa. A  diperintahkan kembali oleh majikannya tetapi melawan perintah itu dan menyerang kembali penggugat. Tergugat dinyatakan bertanggung jawab terhadap penyerangan pertama tetapi tidak terhadap penyerangan kedua.

Dalam Limpus v. London and General Omnibus Co. (1962) Seorang pengemudi bis tergugat mengakibatkan bis lain terguling karena berebut penumpang. Tergugat dinyatakan bertanggung jawab karena pengemudi tersebut dalam rangka melakukan pekerjaannya walaupun metode yang digunakan dilarang oleh tergugat.

Dalam Harrison v. Michelin Tyres (1985) penggugat mengalami kecelakaan karena temannya membalikkan tempatnya berdiri dengan ujung garpu dari sebuah forklift, secara bercanda. Majikannya tetap dianggap memiliki vicarious liability.

 

Prinsipal / agen

Seorang prinsipal secara normal bertanggung jawab terhadap tindakan agennya, berdasarkan pepatah qui facit per alium facit per se – ia yang melakukan sesuatu melalui orang lain, melakukannya sendiri. Tindakan agen hanya akan dihubungkan keada prinsipal jika tindakan itu berada dalam kewenangan agen. Kewenangan ini dapat dinyatakan secara tersurat, tersirat melalui tingkah laku, atau kemudian diratifikasi.

 

Dalam Omrod v. Crosville Motor Sevices Ltd. (1953), suatu pengaturan dibuat oleh M dan O bahwa O harus mengemudikan mobil M ke Monte Carlo dan menemui M di sana agar keduanya dapat menggunakan mobil itu selama liburan mereka di Swiss. Dalam perjalanan ke Monte Carlo, O mengalami tabrakan dengan bis, yang mengakibatkan ia harus menanggung kesalahan. Dinyatakan bahwa karena sebagian dari tujuan perjalanan untuk keuntungan pemilik, M, maka O merupakan agen M pada saat yang material sehingga M memiliki vicarious liability.

 

Dalam Morgans v. Launchbury (1973), istri tergugat, pemilik kendaraan, memberikan ijin bagi suaminya untuk membawa kendaraan ke sebuah pub. Ia kemudian menjadi terlalu mabuk untuk mengendarai dan meminta teman minumnya untuk mengantarkannya pulang dengan kendaraan. Suatu kecelakaan terjadi dan istrinya dinyatakan tidak bersalah untuk kelalaian teman suaminya dalam berkendara.

 

Prinsipal / kontraktor independen

Aturan umumnya adalah tidak ada vicarious liability pada prinsipal untuk tort yang dilakukan oleh suatu kontraktor independen, dengan beberapa pengecualian:

·       Tindakan melawan hukum

Jika tugas yang didelegasikan kepada kontraktor dengan sendirinya bertentangan dengan hukum, maka tanggung jawab ada pada prinsipal.

·       Kewajiban berdasarkan undang-undang yang tidak dapat didelegasikan

Beberapa undang-undang memberlakukan tanggung jawab absolut kepada suatu prinsipal untuk melakukan pekerjaan. Mereka dapat mendelegasikan pekerjaan tetapi tidak tanggung jawabnya.

·       Tanggung gugat tegas

Dalam kasus yang melibatkan tanggung gugat tegas, prinsipal memiliki vicarious liability terhadap tindakan kontraktor, seperti dalam aturan Rylands v. Fletcher (1868) dan tanggung gugat untuk meluasnya kebakaran.

Dalam H&N Emanuel v. Greater London Council (1971) tergugat mempekerjakan kontraktor untuk membersihkan suatu lahan yang mereka tempati. Kontraktor lalai dan menyalahi kondisi kontrak dengan membakar sampah, yang kemudian menyebabkan kebakaran menyebar ke sekelilingnya. Court of Appeal menyatakan bahwa hal ini merupakan tanggung gugat tegas dan tergugat bertanggung jawab, dan ketentuan dalam kontrak tidak dapat menyelamatkannya.

·       Pekerjaan yang sangat berbahaya

·       Hilangnya penunjang

Jika A mendapatkan hak tunjangan dari tanah dan atau bangunan milik B, dan kerusakan ditimbulkan terhadap tanah A dengan menghilangkan tunjangan tersebut, B bertanggung jawab walaupun ia mempercayakan pekerjaan kepada kontraktor independen.

·       Gangguan yang harus terjadi

Jika suatu tindakan mau tidak mau mengakibatkan gangguan terhadap harta benda orang lain, suatu kewajiban timbul terhadap pemilik harta benda tersebut untuk kelalaian, gangguan atau trespass.

·       Pekerjaan yang dilakukan pada atau dekat jalan raya

·       Bailee

Harta benda yang dipercayakan oleh bailee kepada suatu sub-kontraktor tidak membebaskan bailee tersebut dari tanggung jawabnya jika harta benda itu dicuri (Morris v. CW Martins (1966)).

 

Partner

Partnership Act 1980 menyatakan bahwa tindakan kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh suatu partner dalam rangka bisnis kemitraan yang menyebabkan kerugian atau cedera kepada pihak selain partner membuat adanya vicarious liability dari firma sebagai suatu kesatuan.

 

 

Pelanggaran tort secara bersama

 

Orang-orang dianggap joint tortfeasors apabila mereka secara bersama melakukan suatu tindakan kesalahan, baik bertindak bersama mendorong suatu rancangan bersama atau yang satu membantu atau mengarahkan yang lain.

 

Dalam Civil Liability (Contribution) Act 1978 ditetapkan kontribusi antara tortfeasors, jadi jika satu tortfeasor dituntut, ia dapat membawa prosedur tuntutan pihak ketiga terhadap salah satu atau semua tortfeasor untuk kontribusi ganti rugi. Hanya ada satu kali penggantian terhadap kerugian yang terjadi, dan pembagian tanggung jawabnya dinilai oleh pengadilan.

 

 

Penghuni dan pemilik

 

Tanggung jawab utama untuk cedera atau kerusakan terhadap harta benda setiap pihak yang secara sah berada dalam bangunan berada pada penghuni.

 

Dalam Occupiers Liability Act 1957 dinyatakan

              Seorang penghuni bangunan memiliki kewajiban yang sama, ‘kewajiban               berhati-hati bersama’ terhadap semua pengunjung, kecuali jika ia bebas dan               memperluas, membatasi, memodifikasi atau mengecualikan kewajibannya               kepada salah satu atau semua pengunjung dengan perjanjian atau dengan               cara lain.

 

Definisi ‘kewajiban berhati-hati bersama’ didefinisikan oleh undang-undang itu sebagai:

              Suatu kewajiban untuk berhati-hati dalam segala keadaan dari kasus yang               wajar dilihat bahwa pengunjung akan aman secara wajar dalam               menggunakan bangunan untuk tujuan seperti yang telah diundang atau               diijinkan oleh penghuni.

 

Dalam Lowery v. Walker (1910) orang-orang selalu mengambil jalan pintas melalui lahan seorang petani selama 35 tahun. Ia tidak mengambil tindakan untuk mencegah praktek ini. Suatu hari ia menempatkan seekor kuda liar dalam lahan tersebut yang kemudian mencederai penggugat. Pengadilan menyatakan bahwa penggugat memiliki ijin secara tersirat untuk berada di sana dan tergugat seharusnya paling tidak memberikan peringatan.

 

Dalam Roles v. Nathan (1963), dua orang pembersih boiler masuk ke dalam sebuah boiler yang rusak di bangunan tergugat, kemudian keracunan karbon monoksida dan meninggal. Mereka telah diberikan peringatan akan bahaya tersebut berkali-kali, tetapi dengan menganggap diri mereka telah ahli tetap bekerja dalam kondisi yang berbahaya. Tuntutan janda mereka gagal karena penghuni dapat bergantung pada keahlian mereka dan peringatan akan bahaya sudah cukup diberikan.

 

Tanggung jawab kepada pelanggar hak

 

Berdasarkan Occupiers Liability Act 1984 penghuni bangunan memiliki kewajiban berhati-hati kepada pelanggar jika tiga faktor utama berikut ada:

·       ia menyadari atau seharusnya menyadari adanya bahaya

·       ia mengetahui atau seharusnya mengetahui bahwa pelanggar hak berada atau mungkin berada dekat dengan bahaya

·       risiko tersebut adalah risiko yang harus dilindungi terhadap orang lain

 

Dalam White v. St. Albans City Council (1980), penggugat mengambil jalan pintas dengan melompati pagar tanah milik dewan dan terjatuh ke dalam parit sedalam 12 kaki. Pengadilan memutuskan bahwa tergugat tidak bersalah karena tidak memenuhi ketiga faktor di atas.

 

Tanggung jawab pemilik

 

Tanggung gugat pemilik untuk keselamatan harta bendanya ada terhadap penyewa, pengunjung dan orang di jalan raya atau harta benda sekitar.

·       Penyewa

Tanggung gugat kepada penyewa dalam hukum kasus tergantung pada kontrak antara pemilik dan penyewa.

·       Pengunjung

Berdasarkan hukum kasus, pemilik hanya memiliki kewajiban berhati-hati kepada pengunjung, jika ia masih memiliki pengendalian terhadap bangunan.

·       Orang di jalan raya atau tetangga

Dalam hukum kasus tidak ada kewajiban bagi pemilik terhadap orang yag tidak berada dalam lokasi bangunan, kecuali jika pemilik menimbulkan atau mengijinkan suatu gangguan, atau membiarkan harta bendanya digunakan untuk tujuan yang sendirinya adalah gangguan.

 

Kontraktor dan penjual

 

Dalam Defective Premises Act 1972 dinyatakan terdapat kewajiban bagi pembangun dan kontraktor untuk membangun dan memperbaiki bangunan sesuai dengan standar, dan untuk meggunakan bahan yang layak, sehingga bangunan tersebut layak untuk dihuni. Kewajiban ini juga melekat pada pemesan, penjual dan orang lain yang berkepentingan. Tanggung gugat yang berasal dari bangunan yang cacat tidak berhenti hanya karena bangunan tersebut dijual.

 

Kewajiban berhati-hati pemilik bangunan yang disewakan

 

Kewajiban berhati-hati hanya melekat kepada pemilik apabila pemiliki memiliki kewajiban untuk merawat dan memperbaiki dan menyadari atau seharusnya menyadari adanya cacat yang terjadi.

 

 

Tanggung gugat kontrak

 

Sebagai tambahan untuk tanggung gugat dalam tort, tanggung gugat juga dapat terjadi untuk pelanggaran kontrak.

 

Undang-undang yang memodifikasi kebebasan kontrak

 

Dalam beberapa kejadian, hukum ikut campur untuk melindungi apa yang dilihatnya sebagai pihak yang lebih lemah dalam suatu perjanjian kontrak, baik secara langsung dengan memaksakan kondisi dalam suatu perjanjian atau dengan mengubah beberapa persyaratan, biasanya pelepasan tanggung jawab, menjadi void atau voidable.

 

Kondisi tersirat

Dalam Sale of Goods Act 1979 yang diamandemen oleh Sale and Supply of Goods Act 1994 memberlakukan kondisi tersirat dalam setiap kontrak penjualan bahwa barang yang dijual dalam kualitas yang memuaskan dan atau layak untuk penggunaan yang menjadi tujuan dibelinya barangb tersebut, jika tujuan tersebut diberitahu oleh penjual kepada pembeli.

 

Pelepasan tanggung jawab

Beberapa contoh pelepasan atau pembatasan tanggung jawab:

·       Dalam kontrak penjualan, penjual awal mempersyaratkan ganti rugi dari pembeli terhadap klaim untuk kerusakan atau kerugian yang disebabkan barang.

·       Adanya persyaratan yang dapat menghalangi hak subrogasi suatu pihak, misalkan persetujuan antara penanggung dan tertanggung untuk tidak melakukan hak subrogasi terhadap pekerja tertanggung yang lalai.

 

Tingkat sahnya pelepasan tanggung jawab ini secara hukum tergantung pada aturan hukum kasus seperti:

·       Interpretasi

Klausul pengecualian tidak disukai oleh pengadilan dan seringkali interpretasi yang sempit diberlakukan. Khususnya apabila satu pihak lebih dominan dan merancang kontrak → berlaku aturan contra proferentem.

·       Inkorporasi

Pengecualian harus dimasukkan dalam kontrak dan harus diperhatikan oleh pihak lain dalam kontrak, misalkan pelepasan tanggung jawab dalam sebuah tempat parkir mobil (Thornton v. Shoe Lane Parking (1970)).

·       Doktrin pelanggaran dasar

Merupakan suatu aturan dalam hukum kasus bahwa seseorang tidak dapat mengecualikan tanggung jawabnya untuk melakukan obyek utama dalam kontrak. Dalam Karsales  (Harrow) v. Wallis (1956) penggugat membeli sebuah mobil yang mengecualikan tanggung jawab untuk ketidaklaikan dikendarai dan semua kondisi tersirat sehubungan dengan kelayakan untuk pemakaian. Mobil itu diantarkan dalam kondisi yang buruk, jauh lebih buruk daripada saat pertama kali diperiksa oleh penggugat, ia tidak mau dinyalakan. Pengadilan menyatakan bahwa tergugat bertanggung jawab atas pelanggaran kontrak penjualan mobil.

 

Unfair Contract Terms Act 1977

 

Undang-undang ini membatasi tingkat seseorang dapat melepaskan atau membatasi tanggung jawabnya dalam kontrak atau kelalaian. Ini berlaku untuk semua kontrak dan pemberitahuan yang menggunakan pelepasan tanggung jawab, dengan tunduk pada beberapa pengecualian termasuk kontrak asuransi.

 

Tanggung gugat dalam kelalaian

Undang-undang ini melarang pembatasan atau pengecualian tanggung gugat dalam hal kelalaian untuk kematian atau cedera dengan merujuk pada suatu syarat kontrak atau pemberitahuan.

 

 

Tanggung gugat dalam kontrak

Undang-undang ini mengatur kontrak antara suatu bisnis perusahaan dengan anggota masyarakat umum,atau dimana kontrak dirancang oleh salah satu pihak saja.

 

Untuk kasus penjualan barang ditetapkan bahwa barang tersebut harus merupakan jenis yang biasanya disediakan untuk penggunaan atau konsumsi pribadi.

 

Salah satu pihak tidak boleh mengecualikan atau membatasi tanggung jawab untuk pelanggaran kontrak. Kemudian juga tidak diperbolehkan untuk mengubah performa suatu kontrak dengan secara substansial berbeda dari yang wajar diharapkan atau bahkan tidak ada performa sama sekali.

 

Klausul ganti rugi

Kontrak yang mengatur pemberian ganti rugi kepada pihak lain di dalam atau luar kontrak tidak mengikat seseorang yang berlaku sebagai konsumen kecuali persyaratan tersebut memenuhi persyaratan kewajaran.

 

Jaminan

Penjual barang konsumen tidak dapat mengecualikan tanggung jawab  yang timbul dari cacat alami barang tersebut dengan menggunakan persyaratan kontrak atau pemberitahuan atau dengan merujuk pada jaminan yang ada pada barang.

 

Penjualan barang

Persyaratan tersirat yang ada dalam kontrak berdasarkan Sale of Goods Act 1979 dapat dihilangkan atau divariasikan dengan persetujuan tertulis asalkan tidak bertentangan dengan Unfair Contract Terms Act 1977. Akan tetapi, melarang pengecualian atau pembatasan tanggung gugat untuk pelanggaran kewajiban mengenai kualitas dan kelaikpakaian terhadap orang yang berlaku sebagai konsumen.

 

Persyaratan kewajaran

Panduan untuk menentukan kewajaran:

·       Kekuatan posisi tawar pihak-pihak relatfi satu sama lain

·       Apakah konsumen menerima bujukan untuk menyetujui persyaratan, atau pada saat menerima kontrak tersebut memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam kontrak dengan pihak lainnya, tetapi tanpa harus menerima persyaratan tersebut

·       Apakah konsumen tahu atau seharusnya secara wajar tahu keberadaan dan tingkat persyaratan tersebut

·       Apakah persyaratan tersebut mengecualikan atau membatasi tanggung jawab yang relevan jika suatu kondisi tidak dipenuhi, dengan melihat apakah pemenuhan kondisi tersebut dimungkinkan

·       Apakah barang tersebut dibuat, diproses atau diadaptasi untuk pemesanan khusus dari konsumen

Ketentuan yang tidak adil dalam Consumer Contract Regulations 1994

 

Peraturan ini mengikuti EC Directive 93/13 dan meningkatkan posisi hukum konsumen sehubungan dengan semua jenis kontrak yang mereka lakukan.

 

Hal-hal berikut perlu diperhatikan:

·       Peraturan ini hanya berlaku terhadap ketentuan suatu kontrak yang tidak dinegosiasikan secara individu.

·       Peraturan ini tidak mencampuri ketentuan kontrak yang mendefinisikan pokok kontrak selama dapat dimengerti

·       Peraturan ini tidak memperdulikan apakah konsumen telah atau tidak mendapatkan penawaran yang baik.

·       ‘Ketentuan yang tidak adil’ diartikan sebagai semua ketentuan yang bertentangan dengan persyaratan itikad baik dan menyebabkan ketidakseimbangan yang signifikan terhadap hak dan kewajiban pihak-pihak. Dalam melakukan penilaian itikad baik, hal-hal berikut perlu diperhatikan:

a.     kekuatan posisi tawar semua pihak

b.     apakah konsumen menerima bujukan untuk menerima ketentuan

c.      apakah barang atau jasa dijual atau disediakan dengan pesanan khusus dari konsumen

d.     tingkat penjual atau penyedia telah berurusan secara adil dan wajar dengan konsumen

·       Perbedaannya dengan Unfair Contract Terms Act 1977 adalah ketentuan (d) yang memberikan pengadilan keleluasaan hampir penuh untuk menentukan apa yang adil dan wajar

·       Suatu ketentuan yang tidak adil tidak mengikat konsumen, dan hal-hal lain dalam kontrak tidak terpengaruh

 

Kontrak internasional

 

Konvensi dalam Law Applicable to Contractual Obligations 1980 diundang-undangkan dengan Contracts (Applicable Law) Act 1990, dengan ketentuan-ketentuan utamanya adalah:

·       Kontrak akan tunduk pada hukum yang dipilih oleh semua pihak.

·       Semua pihak dapat memilih hukum negara (A) yang asing terhadap hukum dimana semua unsur lain dari kontrak itu dibuat (negara B). Akan tetapi negara B tidak dilarang untuk menggunakan hukumnya sendiri terhadap kontrak jika hukum tersebut tidak dikecualikan atau sejenisnya dengan ketentuan dalam kontrak. Hukum ini disebut mandatory rule.

·       Pemilihan hukum ini tidak merugikan konsumen dari perlindungan yang tersedia bagi mereka oleh ’mandatory rule’ dari hukum negara dimana mereka biasa tinggal.

·       Kontrak konsumen yang tidak tunduk pada konvensi ini adalah kontrak pengangkutan dan kontrak penyediaan jasa.

Pencemaran nama baik

 

Definisi dan kategori

Hukum pencemaran nama baik dirancang untuk melindungi reputasi seseorang. Menurut Lord Atkin dalam Sims v. Stretch (1936) ‘merendahkannya dalam perkiraan pikiran yang benar dari anggota masyarakat’.

 

Dalam menentukan apakah suatu pernyataan merupakan pencemaran nama baik atau bukan, pengujiannya adalah apakah seorang pembaca biasa, yang tidak terlalu naif atau terlalu curiga, akan membaca kata-kata itu sebagai implikasi pencemaran nama baik. Pengadilan akan menganggap pembaca biasa menurutkan sejumlah ‘pikiran lepas’. (Hartt v. Newspaper Publishing Plc. (1989)).

 

Pencemaran nama baik tidak berlaku untuk orang yang sudah meninggal. Ada dua kategori, yaitu libel dan slander.

 

·       Libel

Merupakan pencemaran nama baik dalam bentuk permanen seperti tertulis atau suatu karikatur (Broadcasting Act 1990) atau dengan radio dan televisi (Defamation Act 1952). Dalam Youssoupoff v. MGM Pictures Ltd (1934) dinyatakan bahwa film juga termasuk bentuk permanen. Libel dapat dituntut tanpa adanya bukti kerusakan (per se).

 

·       Slander

Merupakan pencemaran nama baik dalam bentuk non-permanen atau sementara, biasanya secara lisan, termasuk mimik dan bahasa tubuh. Slander hanya dapat dituntut dengan adanya bukti kerusakan, kecuali dalam hal tuduhan-tuduhan berikut:

ü  bahwa seseorang melakukan suatu kejahatan yang dapat dihukum penjara

ü  bahwa seseorang menderita suatu menderita suatu penyakit menular, misalkan penyakit kelamin, penyakit kusta, penyakit pes, dan yang lainnya

ü  bahwa seorang wanita sudah tidak suci

ü  terhadap seseorang di suatu kantor, perdagangan atau profesi bahwa ia tidak layak untuk melakukan pekerjaan di kantor atau praktek atau profesinya

 

Perbedaan penting antara keduanya adalah libel dapat merupakan pelanggaran kriminal sekaligus tort, sedangkan slander bukan kriminal.

 

Pembelaan

·       pembenaran, tergugat dapat membuktikan bahwa tuduhan tersebut adalah benar

·       ijin, tergugat dapat menunjukkan bahwa penggugat telah mengiinkan secara tersirat atau tersurat untuk mempublikasikan bahan yang mencemarkan nama baik tersebut

·       komentar adil dalam suatu hal kepentingan publik, dalam kepentingan kebebasan berbicara dan mengkritik, dapat dibela dengan  dasar bahwa pernyataan merupakan komentar adil yang dibuat dengan itikad baik dalam hal kepentingan publik.

·       hak istimewa, dalam beberapa hal pelarangan kebebasan berbicara tidak dibenarkan, misalkan dalam proses pengadilan, laporan rapat parlemen dan  laporan sidang pengadilan.

·       penyebaran yang tidak disadari, publikasi pernyataan pencemaran nama baik dapat dilakukan secara berulang oleh pihak yang tidak memiliki keterlibatan langsung dalam menciptakan bahan tersebut, misalkan toko buku atau penjual surat kabar. Pembelaan ini telah dikodifikasi dalam Defamation Act 1996, yang menyediakan pembelaan jika kriteria berikut dapat dipenuhi:

ü  tergugat bukan pengarang atau penerbit

ü  mereka telah melakukan kehati-hatian yang wajar

ü  mereka tidak mengetahui, atau mempunyai alasan untuk percaya, apa yang mereka lakukan berkontribusi pada publikasi pernyataan yang mencemarkan nama baik.

·       permintaan maaf

 

 

Rehabilitation of Offenders Act 1974

 

Tujuannya untuk memudahkan rehabilitasi ke dalam masyarakat dari orang yang dhukum karena melakukan kejahatan. Penghukuman 30 bulan penjara atau kurang dianggap habis setelah 5 tahun dari tanggal penghukuman. Ini berarti untuk semua tujuan praktis, seakan-akan penghukuman tidak pernah berlangsung dan orang yang mempublikasikan fakta penghukuman setelah dianggap habis dapat dituntut untuk pencemaran nama baik.

 

 

Bab 4

Pembelaan, Pembatasan dan Kompensasi Kerugian

 

 

Pembelaan umum

 

Kecelakaan yang tidak dapat dihindari

 

Ini hanyalah dalil bahwa semua cedera yang terjadi bukan merupakan kesalahan siapa pun. Dalam Stanley v. Powell (1891) tergugat, dalam usahanya menembak seekor burung, secara tidak sengaja menembak penggugat karena pelurunya memantul dari pohon. Dinyatakan bahwa tergugat tidak memiliki tanggung gugat.

 

Vis major – act of God

 

Didefinisikan sebagai ‘penyebab alam yang secara langsung dan di luar campur tangan manusia serta tidak dapat dicegah dengan sejumlah kehati-hatian, perkiraan dan pengorbanan yang secara wajar telah diperhitungkan. Ini termasuk tonado dan badai yang tidak diperkirakan tetapi tidak melindungi individu yang gagal merawat harta bendanya terhadap pengaruh suatu badai yang normal atau keadaan alami lain yang biasa terjadi di daerah tersebut.

 

Darurat / keharusan

 

Dalam situasi tertentu tindakan seseorang tidak dapat dianggap sebagai kelalaian, karena ia bertindak secara cepat dalam usaha untuk mencegah suatu peristiwa yang membahayakan. Standar kehati-hatian tergugat diadili dengan mempertimbangkan apa yang akan dilakukan manusia yang normal dalam keadaan yang sama. Dalam The Bywell Castle (1879) sebuah kapal, terancam oleh kelalaian navigasi dari kapal lain, bertabrakan dengan kapal ketiga. Dinyatakan bahwa , walaupun Bywell Castle  dapat ditinjau telah mengambil arah yang salah, tidak ada tanggung gugat yang melekat karena kapten kapal telah bertindak dengan wajar dalam keadaan tersebut.

 

Volenti non fit injuria

 

Doktrin ini berarti ’tidak ada cedera bagi orang yang besedia melakukannya’. Ini merupakan pembelaan untuk menunjukkan bahwa tergugat baik secara tersurat maupun tersirat telah menerima risiko cedera atau kerusakan. Penerimaan ini tentunya harus nyata dan tanpa paksaan, tidak cukup dengan pengetahuan mengenai situasi yang berbahaya, penerimaan ini tidak berlaku jika untuk keadaan darurat atau keharusan.

 

Olahragawan/wati menerima risiko yang berkaitan dengan olahraga mereka. Seorang petinju tidak dapat mengeluh jika hidungnya patah. Akan tetapi, dalam Condo v. Basi (1985) dinyatakan bahwa volenti tidak akan dapat berfungsi sebagai pembelaan apabila salah satu peserta menderita cedera sebagai akibat dari suatu pelanggaran berbahaya atau pelanggaran peraturan yang lain.

 

Jika seseorang menolong orang lain yang terancam bahaya karena tindakan kelalaian pihak ketiga dan mengalami cedera, volenti tidak berlaku. Pelanggar tort itu juga memiliki tanggung gugat terhadap si penolong. Dalam Haynes v. Harwood (1935), seorang polisi yang sedang bertugas di pos polisi melihat seekor kuda yang berlari lepas. Dalam usahanya untuk menghentikan kuda itu ia mengalami cedera. Pembelaan volenti ditolak. Dalam Baker v. Hopkins (1959), dua pekerja tergugat menjadi tidak sadar karena menghirup bau pada saat bekerja dalam sebuah sumur. Seorang dokter, yang sepenuhnya menyadai bahaya tersebut, turun ke dalam sumur, tetapi juga menjadi tidak sadar karena bau tersebut dan meninggal. Sekali lagi, pembelaan volenti ditolak.

 

Jika seseorang menerima tumpangan dalam sebuah mobil dengan mengetahui bahwa pengemudi itu mabuk, volenti tidak berlaku karena hal tersebut dilarang sebagai pembelaan dalam Road Traffic Act 1988.

 

Ex turpi causa

 

Prinsip ini berarti tidak ada hak menuntut dengan berdasarkan pada suatu perkara yang  buruk. Ini berlaku dalam kontrak dan tort.

 

Dalam Pitts v. Hunt (1990) penggugat dan tergugat mabuk dan kemudian mengendarai sebuah sepeda motor. Hunt, sebagai pengendara, tetapi penggugat , sebagai penumpang, memainkan peranan penuh dan aktif dalam mendorong tergugat melakukan pelanggaran peraturan. Tabrakan terjadi dan penggugat mengalami cedera serius. Pengadilan menyatakan bahwa prinsip tersebut berlaku.

 

Prinsip ini memiliki batas seperti yang terjadi dalam kasus Revill v. Newberry (1996). Tergugat yang berusia lanjut sedang tidur di bangsal bagiannya ketika ia terbangun oleh penggugat yang memaksa masuk, yang diasumsikannya berusaha mencuri. Ia mengambil senapannya dan menembak ke pintu yang menyebabkan penggugat  terluka. Pengadilan menolak pembelaan ex turpi causa dengan alasan bahwa kekuatan yang digunakan tergugat terlalu berlebihan dalam keadaan tersebut.

 

Pembelaan pribadi

 

Pembelaan ini tidak hanya termasuk pembelaan diri, tetapi juga termasuk perlindungan harta bendanya, keluarganya dan mungkin orang asing yang dalam kesulitan. Seperti dalam hukum kriminal, cara yang digunakan harus berhubungan dengan kejahatan yang dilakukan atau diancam. Sekalipun langkah-langkah yang wajar harus diambil dalam berjaga dari trespasser, tidak diperbolehkan untuk memasang perangkap dengan sengaja.

 

Dalam Scott v. Shepherd (1773), A melempar petasan yang menyala ke sebuah pasar. Petasan tersebut jatuh di dekat B yang kemudian memungutnya dan melempakannya dalam rangka melindungi dirinya. Kemudian mendarat dekat C, yang juga melakukan hal yang sama. Petasan itu kemudian mengenai D dan meledak. A dinyatakan memiliki tanggung gugat, tetapi B dan C dianggap telah belaku wajar.

 

Wewenang perundang-undangan

 

Beberapa undang-undang memberikan wewenang kepada beberapa aktivitas yang seharusnya merupakan pelanggaran tort, terutama dalam hal gangguan. Akan tetapi, ada dua prinsip dasar dalam penerapan umum:

·       Kekebalan hanya akan diperluas pada tort yang relevan secara khusus.  Kekebalan terhadap gangguan tidak mengijinkan akivitas dilakukan secara lalai.

·       Kecuali ditentukan secara khusus, undang-undang tidak dapat mengambil hak pribadi individu tanpa kompensasi, dan tergugat yang menggunakan kekebalan tersebut yang harus membuktikan maksud ini.

 

Pesetujuan dan kepuasan

 

Untuk kasus pelanggaran tort yang diselesaikan di luar pengadilan, ‘persetujuan dan kepuasan’ ini membebaskan tergugat dari tanggung gugat lebih lanjut dan, jika proses pengadilan dimulai dapat digunakan sebagai pembelaan.. Dalam kasus yang melibatkan minor, persetujuan pengadilan biasanya dibutuhkan.

 

Res judicata

 

Doktrin ini berarti penggugat tidak dapat menuntut dengan dasar tuntutan yang sama lebih dari sekali. Sekali penggugat telah mendapatkan keputusan pengadilan, ia tidak dapat menuntut orang yang sama dua kali untuk cedera yang sama walaupun cedera itu bertambah parah. Penggugat tetap dapat menuntut tergugat yang lain untuk cedera yang sama dan akan berdasarkan hukum yang berhubungan dengan pelanggaran tort bersama.

 

 

 

 

 

 

 

 

Pihak-pihak dalam tuntutan hukum

 

Keluarga kerajaan, penguasa asing dan diplomat

 

Berdasarkan Crown Proceedings Act 1947 keluarga kerajaan, kecuali Ratu, dapat dituntut oleh pihak lain. Keluarga kerajaan dan anggota angkatan bersenjata tidak dapat dituntut oleh anggota lain dari angkatan bersenjata untuk kematian atau cedera pada saat melakukan tugas militernya atau berada di lokasi militer.

 

Kantor pos memiliki kekebalan dalam tort berdasarkan Post Office Act 1969.

 

Penguasa asing memiliki kekebalan penuh dalam tort, walaupun mereka dapat mengabaikannya. Diplomat memiliki beberapa kekebalan yang berhubungan dengan tindakan resminya berdasarkan Diplomatic Privileges Act 1964.

 

Hakim dan sejenisnya

 

Hakim pada umumnya memiliki kekebalan, yang tergantung pada tingkatannya, terhadap tuntutan dalam kelalaian, terutama dengan alasan bahwa mereka harus membuat keputusannya tanpa takut atau berpihak dan bebas dari pikiran mengenai tuntutan hukum yang mungkin. Hal yang sama juga berlaku untuk arbitrator dan saksi.

 

Korporasi / partner

 

Korporasi adalah suatu entitas yang berbeda dari anggotanya dan oleh karena itu dapat dituntut dan menuntut dalam nama korporasi.

 

Partner bukan entitas yang terpisah dari anggotanya, dan partner memiliki tanggung gugat untuk tindakan tort yang dilakukan oleh ia sendiri dan mitranya, selama tindakan itu berhubungan dengan bisnis kemitraan.

 

Asosiasi / klub

 

Anggota individu memiliki tanggung gugat secara bersama dan terpisah untuk tort yang mereka lakukan, tetapi tidak untuk tort yang dilakukan anggota lain. Akan tetapi seorang pejabat sebuah klub dapat memiliki tanggung gugat secara pribadi untuk kegagalan melaksanakan tugas khusus yang dipercayakan pada mereka.

 

Dalam kasus Jones v. Northampton Borough Council and Anr (1990), seorang ketua klub mengatur untuk menyewa suatu ruangan dari dewan untuk pertandingan futsal. Dewan mengingatkan ketua itu bahwa terdapat atap yang bocor dan telah melakukan kewajiban berhati-hatinya. Ketua itu tidak memperingatkan penggugat dan yang lainnya untuk memastikan keselamatannya dan dinyatakan memiliki tanggung gugat.

Serikat dagang

 

Berdasarkan Trade Union and Labour Relations Act 1974, serikat dagang pada umumnya memiliki hak untuk menuntut dan dituntut dalam namanya. Mereka juga memiliki beberapa kekebalan terhadap tuntutan beberapa tort, misalkan mendorong suatu pelanggaran kontrak. Kekebalan tersebut hanya berlaku jika tuntutan yang dilakukan oleh serikat adalah dalam menyelesaikan suatu sengketa dagang.

 

Perusahaan insolven dan pailit

 

Suatu wali dalam kepailitan dapat menuntut untuk kepentingan yang pailit dan menahan uangnya untuk kepentingan kreditur. Dalam Bankruptcy Act 1914 menetapkan bahwa suatu klaim untuk unliquidated damage tidak dapat dibuktikan terhadap wali, walaupun yang pailit tetap memiliki tanggung gugat setelah dibebaskan.

 

Berdasarkan Third Parties (Right Against Insurers) Act 1930, hak tertanggung yang insolven terhadap penanggungnya dipindahkan dan diberikan kepada pihak ketiga yang menjadi tanggung gugat tertanggung. Setiap kondisi polis yang bertujuan membuat polis tidak berlaku dalan hal tertanggung insolven dengan sendirinya menjadi void.

 

Contract (Rights of Third Parties) Act 1999 tidak memberikan hak pihak ketiga wajib. Semuanya terserah pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak untuk menentukan apakah, dan dalam kondisi apa mereka hendak memberikan hak kepada pihak ketiga.

 

Pihak ketiga

 

Hak seorang penggugat untuk menuntut penanggung berdasarkan Third Parties (Rights Against Insurers) Act 1930 tergantung pada tanggung gugat yang ditetapkan lebih dahulu dalam proses pengadilan terhadap tertanggung dalam suatu tuntutan yang berbeda; hak ganti rugi tidak timbul sampai tanggung gugat tertanggung untuk membayar pihak ketiga telah ditetapkan (Post Office v. Norwich Union Fire Insurance Society Ltd (1967)).

 

Suami dan istri

 

Berdasarkan Law Reform (Husband and Wife) Act 1962, setiap pihak dalam suatu pernikahan memiliki hak untuk menuntut tort terhadap satu sama lain seakan-akan mereka tidak menikah.

 

 

 

Orang tua dan anak

 

Seorang anak bertanggung jawab untuk tort yang mereka lakukan walaupun tingkat kehati-hatian harus dimiliki oleh seorang anak kurang daripada yang harus dimiliki oleh orang dewasa. Pengujiannya adalah tingkat kehati-hatian yang diharapkan dari seorang anak pada usia tersebut.

 

Orang tua tidak memiliki vicarious liability, walaupun dapat secara langsung memiliki tanggung gugat untuk kelalaian dalam pengawasan terhadap seorang anak. Dalam Donaldson v. McNiven (1952), tergugat mengijinkan anaknya untuk menggunakan sebuah senapan angin dengan syarat ia tidak membawanya keluar rumah. Bertentangan dengan ketentuan tersebut, anak itu menggunakan senapan itu dalam suatu gang dan melukai anak yang lain. Pengadilan menyatakan bahwa ayahnya tidak memiliki tanggung gugat terhadap kelalaian tersebut; anak tersebut telah melanggar suatu perintah langsung, dan ayahnya tidak memiliki alasan untuk mempercayai bahwa anaknya akan menentangnya.

 

Secara umum, pengadilan akan memperhitungkan tiga faktor dalam menentukan apakah pengawasan yang cukup sudah diberikan, yaitu usia dan kenormalan anak dan instruksi yang diberikan kepada mereka.

 

Kewajiban ini juga melekat kepada orang selain orang tua yang memiliki posisi pengawasan serupa, atau yang bukan di posisi pengawasan tetapi yang menyadari bahwa tindakannya dapat dipengaruhi dengan kehadiran anak-anak.

 

Minor dan anak yang belum dilahirkan

 

Seorang minor adalah seseorang yang berusia di bawah 18 tahun. Seorang minor hanya dapat menuntut dan dituntut melalui seseorang yang mewakili mereka sebagai tergugat atau penggugat, biasanya orang tua atau wali hukum. Pengecualian penting adalah seorang minor tidak dapat dituntut untuk pelanggaran kontrak (Minors Contracts Act 1987).

 

Berdasarkan Congenital Disabilities (Civil Liability) Act 1976 seorang anak yang cedera pada saat berada dalam kandungan dapat melakukan tuntutan setelah dilahirkan.

 

Orang dengan gangguan jiwa

 

Tanggung gugat tergantung pada tingkat ketidakwarasan, dengan pengujiannya apakah tergugat memiliki kemampuan berpikir untuk melakukan tort yang dimaksud.

 

 

 

Tahanan

 

Tahanan dapat dituntut dan menuntut seakan-akan mereka bebas.

 

Warga negara lain

 

Warga negara musuh dapat dituntut dan mengajukan banding jika mereka kalah, tapi mereka tidak dapat mengajukan tuntutan. Warga negara sahabat memiliki semua hak yang sama seperti warga negara Inggris. Pengujiannya adalah tempat tinggal selain kebangsaan.

 

Pembatasan tuntutan

 

Prinsip umum

 

Sudah lama hukum memberlakukan suatu batas waktu di dalam mana seorang penggugat harus mengajukan tuntutan. Ini untuk menghindari pengadilan berurusan dengan keadaan klaim dimana ingatan pihak-pihak mengenai kejadian sudah tidak jelas dan saksi-saksi tidak dapat diandalkan. Ini juga merupakan pengaman bagi tergugat dari masalah-masalah yang berhubungan dengan pembelaan suatu klaim yang berdasarkan kecelakaan yang terjadi jauh sebelumnya.

 

Secara teknis, habisnya batas waktu ini tidak menghilangkan hak menuntut. Tuntutan tersebut tetap sah tetapi pengadilan tidak akan melaksanakannya. Pembelaan mengenai batas waktu harus diminta. Aturan mengenai batas waktu ini diatur dalam Limitation Act 1980 dan Latent Damage Act 1986.

 

Timbulnya tuntutan

Sebagai aturan umum batas waktu dimulai dari dari tanggal timbulnya tuntutan, yaitu tanggal dimana seorang penggugat memiliki dasar yang sah untuk mengajukan tuntutan. Tanggal tersebut adalah tanggal pelanggaran kontrak dan dalam tort adalah tanggal terjadinya cedera atau kerugian.

 

Penipuan dan penyembunyian

Limitation Act 1980 menetapkan bahwa apabila suatu tuntutan diajukan berdasarkan penipuan yang dilakukan tergugat, atau fakta-fakta yang berhubungan dengan penyebab tuntutan penggugat telah dengan sengaja disembunyikan dari penggugat oleh tergugat, batas waktu dimulai saat diketahuinya penipuan atau penyembunyian tersebut.

 

Ketidakmampuan hukum

Beberapa orang memiliki suatu ketidakmampuan hukum untuk mengajukan atau membela suatu tuntutan dalam nama mereka. Untuk tujuan praktis, kategori utamanya adalah minor dan orang yang memiliki gangguan jiwa. Dalam hal minor, waktu tidak bejalan sampai minor mencapai usia ke-18 atau meninggal. Sedangkan untuk yang memiliki gangguan jiwa waktu berjalan dari tanggal kematiannya. Gangguan mental harus ada pada saat tanggal timbulnya tuntutan dan gangguan jiwa yang timbul setelah itu tidak mempengaruhi persoalan. Dalam kedua kasus ini waktu akan berjalan setelah ketidakmampuan itu berhenti (Limitation Act 1980).

 

Limitation Act 1980

 

Secara singkat batas waktu untuk tuntutan dalam hal cedera adalah tiga tahun dari tanggal timbulnya tuntutan. Untuk kerusakan harta benda dan kerugian selain cedera adalah enam tahun.

 

Cedera pribadi

Batas waktu untuk menuntut yang melibatkan cedera adalah tiga tahun sejak:

·       tanggal penyebab tuntutan timbul

·       tanggal diketahuinya (jika lebih lambat) orang itu cedera

 

Konsep tanggal diketahuinya diperkenalkan untuk berurusan dengan kasus penyakit atau cedera laten, dimana penggugat tidak mengetahui keadaan mereka dan keseriusan keadaannya, atau bahwa itu telah disebabkan oleh kelalaian orang lain, hingga beberapa waktu setelah kecelakaan tersebut.

 

Ada beberapa hal yang perlu dicatat:

·       Cedera yang diderita harus signifikan. Pengujiannya adalah apakah cedera tersebut sedemikian rupa sehingga penggugat menganggap proses hukum adalah pilihan yang bermanfaat.

·       Penggugat harus memiliki pengetahuan mengenai fakta-fakta yang mereka inginkan menjadi dasar tuntutan mereka

·       Penggugat harus mengetahui identitas dari calon tergugat

·       Penggugat tidak dapat mengharapkan batas waktu mereka diperpanjang jika mereka tidak mengambil langkah-langkah realistis untuk memastikan fakta-fakta yang akan menjadi dasar klaim mereka. Dalam Forbes v. Wandsworths Health Authority (1996) penggugat kehilangan kakinya sebagai akibat dari operasi yang mungkin dilaksanakan dengan lalai. Ia menunda mencari saran hukum dan medis hingga batas waktunya habis. Pengadilan menolak permohonan perpanjangan batas waktu.  Cedera yang dialaminya signifikan dan seorang yang cerdas, seperti penggugat, seharusnya meminta saran jauh lebih awal.

 

Kebijaksanaan untuk mengesampingkan

 

Jika penggugat gagal melakukan tuntutan dalam tiga tahun sejak tanggal penyebab timbul atau tanggal diketahuinya penyebab, mereka dapat bergantung kepada kebijaksanaan pengadilan untuk mengesampingkan batas waktu. Pengadilan dapat mengabulkannya jika beranggapan bahwa pemberlakuan batas waktu bagi penggugat  lebih memberatkan daripada pengesampingan batas waktu bagi tergugat.

Panduannya bagi pengadilan adalah sebagai berikut:

·       lamanya dan alasan untuk keterlambatan oleh penggugat

·       daya meyakinkan dari bukti yang ada

·       tingkah laku tergugat

·       lamanya ketidakmampuan hukum yang mempengaruhi penggugat yang timbul setelah timbulnya penyebab gugatan

·       tingkat kesigapan penggugat setelah menyadari bawa mereka memiliki suatu dasar tuntutan

·       langkah-langkah yang dilakukan penggugat untuk mendapatkan saran medis, hukum dan ahli lain yang dibutuhkan.

 

Dalam Walkley v. Precision Forgings Ltd (1979) menyatakan bahwa kebijaksanaan pengadilan untuk mengesampingkan batas waktu hanya dilakukan apabila batas waktu yang ditetapkan merugikan penggugat. Kegagalan penggugat untuk meneruskan tuntutan yang dibuat dalam batas waktu tidak termasuk.

 

Dalam  Shapland v. Palmer (1999) dinyatakan bahwa keputusan kasus Walkley hanya berlaku untuk kasus yang persis sama dengan itu.

 

Kerusakan terhadap harta benda

Batas waktu enam tahun berlaku hanya untuk klaim kerusakan harta benda dan atau kerugian ekonomi.

 

Dalam Pirelli v. Oscar Faber & Ptnrs (1983) suatu kerusakan terjadi pada cerobong asap pada tahun 1970, tetapi karena kerusakan itu laten, baru diketahui pada tahun 1977. Pengadilan menyatakan bahwa batas waktu penggugat telah habis. Akan tetapi, bagian pembuat undang-undang merasa bahwa preseden yang ditetapkan dalam kasus ini tidak adil.

 

Kemudian dikeluarkanlah Latent Damage Act 1986 untuk mempebaiki akibat kasus Pirelli. Undang-undang ini hanya berlaku untuk tuntutan sehubungan dengan kelalaian saja dan menetapkan:

a.      batas waktu primer adalah enam tahun sejak tanggal kerusakan terjadi

b.      batas waktu tiga tahun sejak tanggal kerusakan secara wajar diketahui

c.      batas waktu penghentian panjang 15 tahun sejak tanggal tindakan kelalaian dilakukan. Ini untuk membatasi aturan waktu 3 tahun dalam kasus b.

d.      persyaratan mengenai pengetahuan aktual atau konstruktif yang mengikuti ketentuan kata demi kata dari batas waktu dalam Limitations Act 1980, karena itu hukum mengenai kerusakan laten juga mengikuti hukum mengenai cedera laten.

e.      aturan normal berlaku untuk klaim oleh orang-orang yang memiliki ketidakmampuan dalam hukum. Bagaimanapun, jika ketidakmampuan timbul antara waktu kerusakan terjadi dan ketika kerusakan secara wajar diketahui, waktu tambahan tiga tahun mulai dari tanggal berhentinya ketidakmampuan jika itu menghasilkan periode yang lebih lama daripada aturan enam tahun dasar.

Dalam Murphy v. Brentwood District Council (1990) keputusan pengadilan telah banyak mengurangi pentingnya Latent Damage Act. Kebanyakan kerusakan harta benda yang disebabkan oleh suatu tindakan yang lalai atau kesalahan adalah nyata. Kebanyakan kerusakan laten adalah cacat di dalam barang atau bangunan yang ditimbulkan pada saat dibuat atau dibangun. Ini sekarang adalah kerugian ekonomi murni dan tidak diganti dalam tort.

 

Kematian

 

Aturan umumnya adalah bahwa jika suatu tuntutan dibuat oleh atau terhadap suatu pihak yang kemudian meninggal, batas waktu normal berlaku. Tuntutan biasanya dilakukan oleh prewakilan orang yang meninggal.

 

Batas waktunya adalah tiga tahun setelah sejak tanggal kematian atau tanggal diketahuinya oleh orang yang menerima keuntungan dari tuntutan atau perwakilan orang yang meninggal.

 

Kategori lain-lain

 

·       Limitation Act 1980 juga menetapkan batas waktu untuk kontribusi antara pelanggar tort bersama, yaitu dua tahun sejak tanggal hak kontribusi timbul, baik sejak tanggal keputusan pengadilan atau tanggal pembayaran berdasarkan negosiasi.

·       Konsumen yang melakukan tuntutan berdasarkan Consumer Protection Act 1987 memiliki tiga tahun sejak tanggal timbulnya atau diketahuinya, mana yang lebih lambat, dengan batas waktu penghentian panjang 10 tahun sejak tanggal produk dimasukkan dalam sirkulasi.

·       Jika digunakan hukum negara lain untuk suatu kasus, batas waktunya akan mengikuti hukum tersebut, kecuali bertentangan dengan kepentingan umum (Foreign Limitations Act 1984).

 

 

Jenis dan kategori kompensasi kerugian

 

Ada 2 jenis kompensasi kerugian yang umum, yaitu injunction dan damages.

 

Injunction merupakan perintah pengadilan agar tergugat menghentikan tindakan tertentunya. Ini biasanya dalam kasus gangguan dan trespass. Injunction dapat juga disertai dengan kompensasi (damages) untuk merefleksikan kerugian yang diderita hingga saat itu.

 

Damages merupakan jumlah uang yang diberikan untuk kerusakan, cedera atau kerugian yang diderita oleh tergugat. Mereka biasanya merupakan kompensasi (restitutio in integrum). Hukum tidak bertujuan untuk menghukum pelaku pelanggaran, tetapi untuk mengkompensasi korban. Tingkatnya merupakan suatu indemnitas.

 

Klasifikasi Damages

 

·       General damages

       Ini adalah damages yang hukum anggap akan timbul yang tidak perlu dibuktikan secara khusus oleh penggugat. Biasanya adalah unliquidated damages, yaitu damages yang tidak bisa dinilai secara matematis akurat, atau dibuktikan dengan dokumentasi. Jenis yang paling umum adalah kompensasi untuk kesakitan, penderitaan dan kehilangan kesenangan. Akan tetapi, ini juga temasuk kerugian masa mendatang yang sebagian besar bersifat spekulatif.

·       Special damages

Ini adalah damages yang tidak timbul secara alami sejak perbuatan tort dan penggugat harus membuktikan kerugiannya. Special damages termasuk seperti kehilangan pendapatan yang sudah terjadi dan kerusakan pada harta benda, kedua-duanya dapat dinilai dengan keakuratan matematis dan didukung oleh bukti dokumen. Special damage biasanya liquidated, yaitu kerugian yang diketahui dan dapat dibuktikan.

·       Nominal damages

Damages ini tidak dimaksudkan untuk mengkompensasi dan biasanya kecil. Ini merupakan suatu pengakuan bahwa suatu tort telah dilakukan terhadap penggugat, walaupun tidak ada kerugian riil yang timbul. Damages ini diberikan sebagai penghargaan atas hak hukum penggugat.

·       Exemplary or punitive damages

Ini diberikan sebagai tambahan damages yang sebenarnya untuk menyatakan pandangan pengadilan bahwa tingkah laku tergugat menyesalkan atau keterlaluan. Damages ini bersifat menghukum, bukan mengkompensasi. Damages ini jarang diberikan, dan dalam Rookes v. Barnard (1964) pengadilan membatasi aplikasinya untuk beberapa kategori.

·       Contemptuous damages

Damages ini biasanya berupa pecahan terkecil mata uang yang berlaku. Ini dberikan untuk mengakui bahwa walaupun penggugat memiliki dasar yang kuat untuk menuntut, mereka tidak perlu membawanya ke pengadilan karena itu sembrono atau menjengkelkan. Dalam kasus-kasus ini biasanya penggugat harus membayar biaya mereka sendiri, yang membuat mereka secara keseluruhan menderita kerugian.

 

 

 

 

Perbedaan antara tort dan kontrak

 

Damages yang diberikan untuk pelanggaran kontrak berusaha untuk menempatkan pihak yang dirugikan dalam posisi yang seharusnya mereka nikmati apabila kontrak tersebut dilakukan. Dalam tort, tujuannya adalah untuk menempatkan penggugat dalam posisi yang mereka nikmati sesaat sebelum kerugian terjadi. Lebih jauh, damages dalam kontrak diatur oleh aturan Hadley v. Baxendale (1854) yang termasuk tidak hanya kerugian yang secara alami timbul dari pelanggaran, tetapi juga kerugian yang telah dipikirkan oleh pihak-pihak. Dalam tort, damages dapat dibatasi dengan kerugian yang dapat diperkirakan tergugat (Wagon Mound No. 1 (1961)).

 

 

Damages – kerugian harta benda dan ekonomi

 

Damages biasanya special dan liquidated, dan dalam sebagian besar kasus penggugat dapat membuktikan tingkat kerugiannya dengan merujuk kepada rekening, faktur, atau dokumen lain. Akan tetapi, ada beberapa kasus khusus yang perlu disebutkan:

·       Dalam tuntutan untuk trespass, ukuran damages biasanya turunnya nilai tanah.

·       Untuk kerusakan pada bangunan, ukuran damages biasanya biaya perbaikan dikurangi pengurangan untuk betterment. Pengadilan biasanya tidak membuat pengurangan untuk minor betterment, dan kadang-kadang nilai pasar digunakan bila lebih tepat untuk merefleksikan kerugian. Pengadilan tidak akan mengijinkan penggugat membuat keuntungan dari kerugian yang dideritanya. Dalam CR Taylor v. Hepworths Ltd (1977) penggugat memiliki tanah yang di atasnya berdiri sebuah gedung bilyar yang tidak digunakan. Tergugat membakar gedung tersebut dan penggugat menuntut untuk biaya pemulihan kembali secara penuh. Bukti mengemukakan bahwa gedung itu sudah tidak digunakan lagi dan menurut pengadilan ukuran damages yang tepat adalah nilai susut bangunan. Pengadilan kemudian juga menyatakan bahwa tindakan tergugat telah menyelamatkan penggugat dari biaya pembongkaran bangunan pada akhirnya dan ini melebihi nilai susut, tidak ada kompensasi yang diberikan kepada penggugat.

·       Aturan utamanya adalah dalam kasus perbaikan atau pemulihan kembali, biaya yang dapat dipulihkan adalah yang berhubungan pada tanggal kerugian, atau dalam waktu yang wajar sesudahnya, sehingga memampukan penggugat untuk mencari penawaran dan atau mempersiapkan undangan tender. Dalam Dodd Properties (Kent) Ltd v. Canterbury City Council (1980) menyatakan bahwa penundaan perbaikan atau pemulihan kembali oleh penggugat untuk alasan keputusan bisnis yang baik dapat membuat damages yang diberikan diperhitungkan bunganya, tetapi ketidakmampuan keuangan penggugat tidak.

·       Penggugat memiliki kewajiban untuk mengurangi kerugian. Ini berarti bahwa penggugat harus melakukan apa yang mereka bisa untuk mencegah kerugian bertambah buruk, dan membatasi tingkat kerugian yang sudah terjadi.

 

Kerugian ekonomi

 

Kerugian ekonomi dapat murni dan konsekuensial. Untuk yang pertama hanya dapat dipulihkan dari kontrak atau berdasarkan doktrin Hedley Byrne. Untuk yang kedua dapat dipulihkan secara umum dalam tort, asalkan kerugian tersebut berasal secara langsung dari kerusakan pada harta benda. Kerugian itu akan dibuktikan dengan merujuk pada rekening dan tren sebelumnya dari bisnis.

 

Dalam hal kerugian ekonomi murni, apabila dapat dipulihkan, kuantifikasi kerugian sesuai dengan kerugian yang timbul secara langsung dari pelanggaran kewajiban tergugat. Dalam South Australian Asset Management Corporation v. York Montague (1996), mengenai penilaian berlebih oleh surveyor harta benda sebagai jaminan untuk pinjaman, ditetapkan damages didasarkan pada kekurangan jaminan, yaitu perbedaan antara penilaian yang dilakukan dan nilai sebenarnya pada tanggal penilaian. Jika kerugian yang terjadi kurang dari itu, maka kerugian itu diganti penuh, tetapi jika lebih diganti sesuai dengan kekurangan jaminan.

 

Damages – cedera badan

 

Perbedaannya dengan kerusakan harta benda adalah hukum tidak dapat memberikan pemulihan penuh dan hanya dapat memberikan kompensasi finansial untuk merefleksikan kerugian tersebut. Untuk ini pengadilan telah membuat suatu tarif kompensasi berdasarkan kasus terdahulu dan berubah secara gradual menurut waktu.

 

General Damages

 

Terdiri dari:

·       kesakitan dan penderitaan

·       kehilangan kesenangan

·       kehilangan pendapatan di masa mendatang

·       kehilangan kapasitas pendapatan

·       pengeluaran tambahan di masa mendatang

 

Kesakitan dan penderitaan dan kehilangan kesenangan

Keduanya biasanya dikelompokkan dalam suatu kompensasi tunggal. Damages untuk kesakitan dan penderitaan ditetapkan untuk merefleksikan sifatnya dan severitasnya, dan seberapa lama mereka akan ada atau kemungkinan ada di masa mendatang. Kehilangan kesenangan mengkompensasi untuk kerugian yang lebih luas, dan merefleksikan keterbatasan fisik dan atau mental yang berhubungan dengan cedera. Kehilangan kaki mungkin menyakitkan, tetapi masalah jangka panjang yang berhubungan dengan itu jauh lebih penting karena akan membatasi kemampuan untuk bekerja dan menikmati hidup secara penuh.

 

Damages jenis ini merupakan liquidated damages dan bertujuan untuk mengkompensasi korban untuk pengaruh dari cedera itu sendiri. Kerugian finansial merupakan klaim terpisah untuk special damages.

 

 

Kehilangan pendapatan di masa mendatang

Istilah masa mendatang diambil dari tanggal pengadilan, karena sebelum tanggal tersebut kerugian telah terjadi dan dapat dihitung dengan akurat, dan oleh sebab itu merupakan special damages. Klaim ini dengan mengasumsikan satu atau lebih bentuk cacat tetap akan berlangsung di masa mendatang.

 

Kerugian di masa mendatang itu dapat parsial atau total. Seorang penggugat tidak dapat bekerja sama sekali karena cacat mereka, atau tidak dapat bekerja dalam periode yang lama, atau bekerja lembur. Mereka mungkin harus bekerja dengan tingkat stress yang lebih rendah dengan jumlah pendapatan yang lebih rendah.

 

Multiplikan (faktor yang dikali)

Ini biasanya merefleksikan perbedaan antara pendapatan bersih tahunan penggugat saat ini dengan sebelum kecelakaan. Ini akan disesuaikan dengan ketidakstabilan pendapatan, potensi peningkatan pendapatan atau kemungkinan promosi.

 

Multiplier (faktor pengali)

Merupakan jumlah tahun yang diaplikasikan pada multiplikan untuk memberikan nilai penuh dari damages berdasarkan judul ini. Ini sering juga disebut ‘tahun pemesanan’. Multiplier tidak pernah sama dengan periode penuh dari tanggal pengadilan hingga tanggal kemungkinan pensiun. Semua damages diberikan sekaligus dan dibayarkan sesaat setelah pengadilan. Multiplier diberikan dengan asumsi penggugat meginvestasikan uangnya dan kombinasi dari uang tersebut dengan bunganya akan memberikan suatu pendapatan yang sesuai dengan yang akan mereka peroleh seandainya kecelakaan tidak terjadi. Tingkat bunga yang diasumsikan adalah 3% berdasarkan Wells v. Wells (1990).  Multiplier ditetapkan dengan memperhitungkan usia penggugat pada saat pengadilan, keadaan kesehatan dan jenis pekerjaannya.

 

Kehilangan kapasitas pendapatan

Damages dalam judul ini diberikan kepada seorang penggugat yang mengalami cacat karena suatu kecelakaan tetapi tetap dapat bekerja. Hanya saja kapasitas untuk mendapatkan pekerjaan atau tingkat pendapatan pada saat bekerja mengalami kerugian (Smith v. Manchester Corporation (1974)). Karena kerugian dalam hal ini sangat spekulatif, damages cenderung moderat. Dalam Moeliker v. Reyrolle and Co. Ltd (1977) pengadilan manyatakan bahwa harus ada suatu risiko nyata penggugat kehilangan pekerjaannya dan semua keadaan kasus harus diperhitungkan. Biasanya hakim menentukan nilai multiplier yang kecil, misalkan satu tahun kehilangan pendapatan bersih.

 

Kasus lain yang serupa ketika seorang minor menderita cedera serius. Dalam Cronin v. Redbridge LBC (1987), penggugat, seorang minor, berusia 15 tahun pada tanggal pengadilan, menderita cedera serius pada satu mata. Keputusan pengadilan tingkat pertama direvisi oleh pengadilan banding untuk memperkecil jumlah damages berdasarkan judul ini karena sangat spekulatif.

Pengeluaran tambahan di masa mendatang

Dalam hal cedera serius, pengeluaran tambahan dapat timbul bagi penggugat atau keluarganya untuk hal-hal seperti biaya pengobatan di masa mendatang, perawatan, peralatan khusus, modifikasi rumah atau mobil, dan biaya tambahan untuk pekerjaan rumah, pertamanan dan lain-lain yag tidak dapat dilakukan lagi oleh penggugat.

 

Biaya untuk jasa yang dikeluarkan oleh pihak keluarga terhadap penggugat biasanya dikompensasi kurang dari tingkat komersil, biasanya sekitar sepertiga, karena dianggap itu diberikan terutama dengan perasaan kasih dan wajib. Dalam Hunt v. Severs (1994) pengadilan menyatakan bahwa setiap uang yang diperoleh oleh penggugat untuk ketentuan perawatan atau pelayanan sejenis dipercayakan untuk disimpan bagi penyedia jasa tersebut.

 

Special damages

 

Ini terdiri dari kerugian yang dapat dievaluasi dan diderita dari tanggal kecelakaan hingga tanggal pengadilan. Di dalamnya termasuk kerugian dari atau kerusakan atas pakaian, biaya obat-obatan dan perawatan medis.

 

Jenis kerugian yang paling umum adalah kehilangan pendapatan. Perhitungannya dengan mengalikan kerugian gaji rata-rata mingguan dengan jumlah minggu tidak bekerja. Untuk penggugat yang berwiraswasta, kehilangan pendapatan dibuktikan dengan merujuk pada pengembalian pajak dan buku rekening miliknya.

 

Hal-hal lain

 

Pengurangan yang diperbolehkan

Ketika tidak bekerja sebagai akibat suatu kecelakaan, penggugat dapat menerima berbagai manfaat dari berbagai sumber, dan ini dapat dikurangkan dari damages, baik general maupun special, yang berhubungan dengan kehilangan pendapatan.

·       Pensiun

Pembayaran pensiun tidak dikurangkan dari klaim untuk kehilangan pendapatan. Dalam Parry v. Clever (1978) seorang polisi yang cedera dan mengambil pensiun cacat yang telah diatur dalam suatu skema khusus oleh kepolisian, pegadilan menyatakan bahwa penggugat berhak mendapatkan pensiun tersebut secara penuh. Dalam Smoker v. London Fire and CD Authority (1991) pengadilan menyatakan prinsip bahwa pembayaran pensiun tidak dapat dikurangkan dari klaim untuk kehilangan pendapatan.

·       Skema kecelakaan diri dan sakit

Setiap jaminan asuransi yang diambil oleh penggugat secara pribadi untuk memberikan perlindungan terhadap sakit atau kecelakaan tidak dapat diperhitungkan dalam menilai damages untuk kehilangan pendapatan.

Posisi ini berbeda jika polis tersebut dibayarkan oleh majikan penggugat, seperti dalam kasus Hussain v. New Taplow Paper Mills (1988). Tergugat, yang merupakan majikan penggugat, telah melakukan kontrak dengan pegawainya bahwa ia tetap melakukan pembayaran gaji jika mereka sakit atau cedera. Untuk memenuhi komitmen ini ia mengadakan asuransi kesehatan permanen. Penggugat cedera karena kelalaian tergugat dan ia menuntut kehilangan pendapatan pada saat ia tidak bekerja. Tergugat menyatakan bahwa mereka berhak melakukan dengan nilai gaji yang dibayarkan pada saat cedera, dan ini didukung oleh pengadilan.

Apa pun dasarnya, pembayaran gaji pada saat sakit atau cedera akan dikurangkan dari damages untuk kehilangan pendapatan kecuali jika ada persetujuan antara majikan dan pekerja bahwa pembayaran ini hanya dilakukan jika klaim pekerja untuk damages berhasil.

·       Manfaat jaminan sosial

Berdasarkan Social Security Act 1989, pembayaran yang dilakukan oleh DSS kepada penuntut dapat dikurangkan dari damages, tetapi jumlah tersebut harus dibayarkan kepada DSS dari pihak yang bertanggung jawab untuk membayarkan tuntutan tersebut.

·       Perawatan dengan biaya publik

Administration of Justice Act 1982 menetapkan bahwa setiap penghematan tehadap seorang yang cedera yang siakibatkan oleh perawatannya secara keseluruhan atau sebagian dengan biaya publik di rumah sakit, rumah perawatan atau institusi lain akan dikurangkan dari pendapatan yang hilang sebagai akibat cedera badan yang dideritanya.

 

Klaim untuk kehilangan jasa

Hukum Inggris tidak mengakui suatu tuntutan dari seorang majikan untuk kehilangan jasa pekerjanya.

 

Damages sementara

Administration of Justice Act 1982 menetapkan suatu prosedur bagi penuntut yang kondisinya dapat memburuk suatu waktu di masa mendatang, tetapi kemungkinan terjadinya hal itu atau tingkat keburukannya tidak dapat diperkirakan dengan akurat. Pengadilan dapat memberikan damages sementara kepada penuntut dengan berdasarkan kondisi mereka yang sebenarnyadan dengan asumsi bahwa kemerosotan tidak terjadi. Penggugat memiliki hak untuk kembali ke pengadilan dalam suatu jangka waktu tertentu jika kemerosotan terjadi dan memperoleh damages tambahan. Ini memiliki kelebihan bahwa damages dapat dinilai dengan lebih akurat, tetapi memiliki kekurangan bahwa perusahaan asuransi akan dibebankan dengan kemungkinan pembayaran di masa mendatang yang sebelumnya tidak pernah diminta.

 

Ada beberapa ketentuan penting, untuk mendapatkan hak damages sementara:

·       klaim harus secara khusus diminta

·       penyakit atau kemungkinan kemerosotan harus ditetapkan, dan harus merupakan penyakit atau kemerosotan yang serius

·       pengadilan akan menetapkan suatu batas waktu penggugat dapat menuntut damages tambahan, walaupun batas waktu ini dapat diperpanjang dengan permintaan kepada pengadilan.

 

Bunga

Bunga klaim yang melibatkan kerusakan harta benda merupakan kebijaksanaan pengadilan, tetapi untuk cedera pribadi pengadilan harus memberikan bunga berdasarkan Administration of Justice Act 1969.

 

Berikut panduan yang diberikan oleh pengadilan:

·       bunga akan diberikan pada damages untuk kesakitan dan penderitaan dan kehilangan kesenangan sejak tanggal berlakukanya surat panggilan hingga tanggal keputusan. Tingkat bunganya adalah 2% per tahun.

·       Damages untuk kehilangan pendapatan atau keuntungan yang sudah terjadi cenderung reguler. Kerugian disebar secara merata sejak tanggal kecelakaan hingga tanggal keputusan pengadilan. Jadi bunga yang diberikan untuk damages ini adalah setengah dai tingkat bunga yang berlaku pada rekening investasi jangka pendek pengadilan.

·       Tidak ada bunga untuk damages dari klaim untuk kerugian di masa mendatang.

·       Bunga hanya dapat dituntut jika kasus tersebut diselelsaikan di pengadilan.

·       Setiap pembayaran kepada pengadilan akan termasuk bunga.

·       Walaupun damages tidak dikenai pajak, bunga dari damages dikenai pajak.

 

Penyelesaian terstruktur

Metode ini dipakai untuk kasus yang lebih besar, biasanya di atas £ 100,000. Ini biasanya dalam bentuk perjanjian antara penggugat dan penanggung tergugat bahwa yang terakhir akan menyediakan dana untuk memberikan tunjangan tahunan. Ini memiliki kelebihan bahwa penggugat akan lebih terkompensasi secara akurat dan damages tidak akan dihamburkan lebih awal. Lebih jauh, karena pajak dan kelebihan lain, pendapatan total dalam skema penyelesaian terstruktur, kemungkinan besar lebih baik daripada pemberian secara konvensional.

 

Tahun-tahun yang hilang

Metode konvensional dalam menilai damages untuk cedera perorangan seringkali menimbulkan ketidakadilan jika penggugat yang cedera hampir mati tetapi kemudian bertahan hidup pada pengadilan tuntutan. Damages yang dituntut untuk kehilangan pendapatan di masa mendatang akan merefleksikan fakta bahwa mereka akan meninggal secara prematur, yaitu multiplier menjadi lebih rendah dari angka konvensional. Jika kemudian penggugat meninggal dunia, pasangannya tidak akan dapat melakukan tuntutan berdasarkan Fatal Accidents Act 1976 untuk pendapatan yang hilang antara tanggal kematian penggugat dan tanggal kemungkinan meninggal atau pensiun jika kecelakaan tidak terjadi, yaitu tahun-tahun yang hilang. Tuntutan tersebut telah dibuat menjadi tuntutan pribadi oleh penggugat dan pasangannya tidak lagi memiliki dasar tuntutan.

Keadaan ini dperbaiki dalam kasus Pickett v. British Rail (1978). Penggugat menderita mesothelioma karena asbes. Ia berusia 53 tahun pada saat pengadilan tetapi memiliki harapan hidup hanya satu tahun. Pada pengadilan awal ia diberikan kehilangan pendapatan di masa mendatang selam satu tahun. Dalam pengadilan banding diputuskan bahwa dalam hal tersebut multiplier harus merefleksikan suatu angka yang mengabaikan kematian prematur penggugat.

 

Prinsip yang sama juga diikuti oleh kasus Gammel v. Wilson (1980). Seorang anak berusia 15 tahun meninggal dalam suatu kecelakaan kendaraan bermotor. Orang tuanya merupakan eksekutor dan ahli waris tunggal dari hak miliknya. Mereka menuntut damages yang mewakili tahun-tahun yang hilang dari anaknya, mengikuti kasus Pickett. Ini disetujui dengan berat hati oleh pengadilan karena mengikuti logika yang diajukan dalam kasus Pickett. Keputusan dalam kasus Gammel ini kemudian diantisipasi dalam amandemen Law Reform Act yang mengecualikan pemulihan damages untuk kehilangan pendapatan yang timbul sesudah kematian.

 

 

Tanggung gugat untuk kematian

 

Prinsip umum

 

Berlaku doktrin ‘actio personalis moritur cum persona’ yang artinya suatu tindakan seseorang mati bersama orang tersebut’. Hal ini kemudian dimodifikasi dalam Fatal Accidents Act 1846 yang memberikan hak untuk menuntut kerugian kepada orang-orang hidup yang secara finansial bergantung kepada orang yang meninggal karena kelalaian. Hak ini hanya sebatas untuk kerugian finansial yang diderita.

 

Doktrin tersebut kemudian dibalik secara total  oleh Law Reform (Miscellaneous Provisions) Act 1934.

 

Law Reform (Miscellaneous Provisions) Act 1934

 

Berdasarkan undang-undang ini, kematian bukanlah halangan untuk memulai proses pengadilan, atau mengakhiri proses pengadilan yang sudah dimulai. Akan tetapi, kompensasi yang dapat diperoleh oleh ahli waris dari orang yang meninggal tidak akan termasuk:

·       exemplary damage

·       kompensasi untuk kehilangan pendapatan yang timbul setelah kematian.

Demikian juga kompensasi tersebut tidak dikurangi dengan jumlah uang yang diperoleh oleh ahli waris akibat kematian, misalkan asuransi jiwa.

 

Sebagai ringkasan, Law Reform (Miscellaneous Provisions) Act 1934 menetapkan suatu hak untuk menuntut oleh ahli waris untuk damages yang merefleksikan cedera atau kerugian yang timbul sejak tanggal kecelakaan hingga tanggal kematian, yaitu:

·       kehilangan pendapatan

·       special damages untuk kehilangan atau kerusakan harta benda

·       kesakitan dan penderitaan dan kehilangan kesenangan

 

Dalam Hicks and Anr v. Wright (1992) dua putri penggugat terbunuh secara tragis dalam bencana Hillsborough. Penggugat mengajukan suatu tuntutan berdasarkan Law Refom Act 1934 sehubungan dengan kesakitan dan penderitaan dari kedua putrinya tersebut sebelum meninggal. Bukti medis menunjukkan bahwa kematian disebabkan oleh asphyxiation. Ketidaksadaran akan timbul dalam beberapa detik dan kematian dalam lima menit. Tidak ada cedera fisik yang timbul. Ketakutan akan datangnya kematian menjadi judul tuntutannya. Hal ini ditolak oleh pengadilan karena dalam hukum Inggris, kesakitan dan penderitaan yang disebabkan oleh ketakutan tidak diberikan damages.

 

Fatal Accidents Act 1976: Tuntutan oleh orang yang bergantung

 

Beberapa hal yang mesti diperhatikan adalah:

·       kematian almarhum harus disebabkan oleh suatu tindakan yang melanggar undang-undang

·       almarhum berada dalam posisi untuk menuntut seandainya ia hidup. Ini bisa memiliki beberapa cabang, tidak ada tuntutan yang dapat diajukan oleh orang yang bergantung jika:

a.     almarhum telah menyelesaikan tuntutannya semasa ia hidup

b.     almarhum telah secara sah meniadakan haknya untuk menuntut melalui kontrak atau yang lainnya.

c.      Tuntutan ini dihalangi undang-undang sebelum kematian almarhum.

·       orang yang bergantung harus membuktikan ketergantungannya dan tingkatnya.

 

Tuntutan untuk kehilangan

Damages untuk kehilangan diberikan kepada saudara dekat, yaitu pasangan dan orang tua dari anak yang belum menikah dan berusia di bawah 18 tahun.

 

Mulainya tuntutan pengadilan

Memulai tuntutan berdasarkan undang-undang ini utamanya merupakan tanggung jawab dari perwakilan pribadi almarhum. Jika mereka tidak melakukannya dalam enam bulan, maka setiap orang yang menuntut ketergantungan dapat melakukannya. Akan tetapi, tidak boleh ada lebih dari satu tuntutan berdasarkan undang-undang ini sehubungan dengan keluhan yang sama dan penggugat harus menyediakan kepada tergugat dan pengacaranya, fakta-fakta yang lengkap mengenai orang-orang untuk siapa dan oleh siapa tuntutan diajukan dan sifat dari tuntutan. Tuntutan harus diajukan dalam batas waktu yang ditetapkan dalam Limitation Act 1980.

 

 

 

Perhitungan ketergantungan

Ketergantungan harus dibuktikan dan terdapat berbagai aturan yang berhubungan dengan perhitungan ketergantungan:

·       jika terdapat beberapa orang yang begantung, pengadilan akan membagi damages antara mereka

·       dalam menilai tuntutan seorang janda, prospek menikah lagi dan bahkan pernikahan lagi tidak diperhitungkan. Undang-undang ini juga tidak mengatakan apa-apa mengenaiapakah pernikahan lagi mempengaruhi ketergantungan anak-anak. Dalam Martin and Ors v. Owen (1992) kemungkinan perceraian dapat diperhitungkan.

·       hak pasangan menurut hukum adat terhadap tunjangan finansial lebih lemah daripada yang menikah menurut undang-undang.

 

Dalam melakukan perhitungan damages, setiap manfaat yang timbul kepada orang yang bergantung karena kematian almarhum tidak akan diperhitungkan. Ini termasuk polis asuransi jiwa, pensiun, pembayaran dana bencana, dan sejenisnya.

 

Jika almarhum sebagian turut bertanggung jawab terhadap kematiannya sendiri, damages yang diterima berdasarkan undang-undang ini dikurangi berdasarkan kelalaian bersama.

 

 

 

Bab 5

Pemahaman, Identifikasi, Evaluasi dan Manajemen Risiko

 

 

Pendekatan terhadap risiko

 

Manajemen risiko

 

Definisinya adalah ‘identifikasi, analisa dan pengendalian ekonomi terhadap risiko-risiko yang dapat mengancam kekayaan atau kapasitas pendapatan suatu badan usaha’.

 

Beberapa pokok yang perlu diperhatikan:

·       Risiko harus diidentifikasi sebelum mereka dapat diukur dan hanya setelah pengaruhnya dinilai kita dapat memutuskan apa dilakukan terhadap mereka.

·       Mekanisme pengendaliannya harus ekonomis.

·       Kekayaan itu dapat berupa fisik atau manusia. Keduanya penting dan manajemen harus terlihat memainkan peranan dalam keduanya. Risiko tidak hanya menyerang kekayaan secara langsung dan untuk alasan ini definisi menyebutkan kapasitas pendapatan suatu badan usaha.

·       Badan usaha dapat berada di sektor jasa maupun sektor manufaktur, atau juga sektor publik dan sektor swasta.

 

Merasakan dan mengidentifikasi risiko

 

Setiap orang memiliki persepsi mengenai risiko yang berbeda satu sama lain. Jika persepsi mengenai suatu risiko berbeda jauh dengan risiko yang sebenarnya, pilihan yang kita buat dapat membawa bencana jika dipraktekkan. Oleh karena itu agar berhasil, orang yang mengidentifikasi risiko harus memiliki pendekatan yang netral dan mengidentifikasi semua risiko, seberapapun kemungkinannya.

 

Proses identifikasi risiko harus merupakan tugas seseorang secara khusus: setiap badan usaha harus mengalokasikan tugas ini kepada individu atau grup dengan pemimpin yang jelas.

 

Identifikasi risiko merupakan proses yang berkesinambungan karena risiko baru selalu muncul. Proses ini dimulai dengan pertanyaan ‘bagaimana kekayaan atau kapasitas pendapatan dari suatu badan usaha terancam?’; atau untuk underwriter tanggung gugat ‘apa kemungkinan dari suatu peristiwa yang dipertanggungkan terjadi?’

 

Underwriter berusaha mengidentifikasi peristiwa awal, yang dijamin oleh klausul penjaminan dari polis, yang dapat menyebabkan tanggung gugat hukum. Contoh peristiwa dan polis tanggung gugatnya:

·       Cedera badan ® employer’s liability, public liability, products liability

·       Kerusakan harta benda ® public and products liability

·       Saran yang salah ® public and products liability, professional indemnity

 

Mengevaluasi risiko

 

Setelah diidentifikasi, semua risiko ini harus dianalisa dan dievaluasi. Ini sebagian merupakan suatu proses kuantitatif dan sebagian merupakan penilaian subyektif. Dalam kedua proses kita berusaha mengukur pengaruh yang dimiliki risiko jika terjadi.

·       Kemungkinan

Kemungkinan dapat bervariasi dari kepastian yang absolut – sepeti pajak – ke ketidakmungkinan total, begitu kecil sehingga dapat diabaikan – misalkan diculik mahkluk asing dari luar angkasa. Di antara kedua ekstrim ini kemungkinan kejadian yang sebagian besar melibatkan penilaian subyektif daripada analisa aktuaria. Setelah menilai kemungkinan setiap risiko, kemudian ditabulasi dari yang paling mungkin hingga yang paling tidak mungkin.

·       Severitas

Severitas dapat digambarkan sebagai risiko kejadian normal dari suatu peristiwa parah yang abnormal, atau dalam kata lain bencana.

·       Frekuensi

Frekuensi adalah seberapa sering suatu jenis peristiwa akan terjadi.

·       Sifat laten

Digunakan untuk mengidentifikasi celah dalam waktu antara awal suatu rantai peristiwa dan akhirnya.

·       Data historis

Data historis dapat memberikan gambaran yang baik mengenai semua fitur di atas. Suatu analisa mengenai pengalaman kerugian untuk mengidentifikasi kerugian pabrik demi pabrik, proses demi proses, atau produk demi produk akan menyoroti area masalah yang mungkin dimana tindakan koreksi dapat mengurangi kerugian. Tren jugadapat dideteksi baik dalam jumlah kerugian yang timbul dari suatu sebab tertentu atau dalam ukuran kerugian. Latency juga dapat dinilai dengan melihat keterlambatan antara terjadinya suatu peristiwa dan klaim yang diajukan.

 

Manajer risiko

 

Manajer risiko akan membagi kerugian berdasarkan pengaruhnya terhadap organisasi:

·       Kerugian dengan frekuensi tinggi dan severitas rendah, atau disebut juga ‘pound swapping layer’. Dalam hal ini tertanggung membayar suatu premi yang melingkupi kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan ditambah keuntungan dan biaya operasi penanggung. Dalam mempresentasikan kerugian ini kepada koleganya harus dalam bahasa yang mudah dimengerti, misalkan : ‘kita harus menjual 1000 mobil untuk menutup kerugian ini’.

·       Kerugian dengan frekuensi rendah dan severitas tinggi. Kerugian ini dapat membuat badan usaha keluar dari bisnis karena dapat secara langsung mengancam neraca keuangannya. Masalahnya adalah kerugian ini tidak dapat diperkirakan dan oleh karena itu perlu diperhatikan dalam program pengendalian risiko.

 

Pengendalian risiko

 

Pengendalian risiko harus ekonomis dengan membuat keputusan berdasarkan perbandingan biaya dan keuntungan (cost benefit anaysis). Ada tiga cara untuk mengendalikan eksposur terhadap risiko:

·       Meniadakan, menghindari, atau menghilangkan risiko. Ini dapat termasuk perubahan metode kerja atau pemutusan suatu lini produksi.

·       Mengurangi atau meminimisasi. Termasuk perubahan praktek kerja atai perubahan dalam desain atau formulasi poduk.

·       Mengalihkan risiko. Ini melibatkan, misalkan, manajemen risiko dengan pesyaratan kontrak atau dengan asuransi.

 

Risiko yang tidak dialihkan berarti ditahan dan ini terjadi ketika risiko tidak ekonomis untuk ditransfer, contohnya : ‘pound swapping layer’.

 

Memperkirakan hasil

Ini dilakukan dengan membuat skenario-skenario mengenai kecelakaan yang mungkin terjadi. Berdasarkan skenario itu dapat dirancang pencegahan terjadinya kecelakaan dengan pengendalian risiko yang efektif sehingga eksposur terhadap kerugian berkurang.

 

Peranan underwriter

Underwriter memiliki kepentingan yang sangat kuat dalam mengukur untuk menghilangkan atau mengurangi risiko, bahkan jika hanya risiko katastrofik yang diasuransikan. Dan ini tidak hanya dalam risiko fisik tetapi juga risiko hukum.

Proses evaluasi risiko oleh underwriter adalah sebagai berikut:

1.      apa probabilitas aktivitas tertanggung mengakibatkan suatu peristiwa?

2.      jika hal tersebut terjadi dapatkah tertanggung memiliki tanggung gugat terhadap pihak ketiga?

3.      jika ya, apakah kompensasi kerugiannya damages?

4.      jika tertanggung dapat memiliki tanggung gugat dalam bentuk damages, siapa yang dapat menuntut?

5.      seberapa besar kemungkinan mereka menuntut?

6.      seberapa besar biaya yang mungkin timbul untuk membela tuntutan tersebut?

 

Langkah 1 melihat pada hazard fisik dan langkah 2-6 melihat pada implikasi hukumnya. Langkah 1 idealnya dilakukan dengan mengunjungi lokasi, tetapi seringkali tidak praktis sehingga underwriter harus bergantung pada informasi yang diberikan kepada mereka.

 

Premi yang tepat untuk suatu risiko

 

Ada dua area yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan premi untuk suatu risiko:

·       Hazard fisik

Semua fakta, atau aspek fisik risiko harus diketahui sebelum dapat menentukan premi yang tepat. Hal ini dapat diketahui dengan formulir permohonan, untuk risiko kecil, dan presentasi oleh tertanggung atau perwakilannya, untuk risiko lebih besar. Untuk risiko yang memiliki hazard frekuensi (pengalaman kerugian) atau hazard severitas (penilaian underwriter) informasi tambahan dapat diperlukan dengan cara audit pengendalian kerugian oleh staf perusahaan asuransi atau tenaga ahli dari luar perusahaan asuransi.

·       Hazard moral

Digambarkan sebagai risiko atau bahaya yang berasal dari sifat manusia, baik individu maupun kolektif. Ini berhubungan dengan karakter atau keadaan tertanggung. Dalam asuransi tanggung gugat komersial ini juga berhubungan dengan karakter pekerja dan cara mereka bekerja, yaitu apakah mereka bersungguh-sungguh dan berhati-hati.

Dalam asuransi tanggung gugat hazard moral yang buruk biasanya ditujukan untuk menghemat premi oleh tertanggung dengan memberikan informasi yang salah. Hazard moral ini sulit diketahui tanpa melakukan survey atau menginvestigasi suatu klaim. Tidak ada cara untuk memperbaiki hazard moral, oleh karena itu jika memang ada sebaiknya permohonan ditolak atau membatalkan pertanggungan.

 

 

Mendapatkan informasi underwriting yang cukup

 

Rincian siapa yang ingin mengasuransikan

 

Pertanyaan biasanya meliputi:

·       Nama lengkap pemohon

·       Alamat bisnis pemohon, termasuk semua lokasi pegawai tertanggung bekerja

 

Ini dibutuhkan untuk tujuan identifikasi dan perancangan polis.

 

 

Bisnis pemohon yang akan dijamin asuransi

 

Ini termasuk detail setiap pekerjaan di dalam dan luar negeri. Bisnis  harus digambarkan dengan jelas dan komprehensif termasuk pernyataan tentang sifat pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan.

 

Sejarah klaim sebelumnya

 

Pengalaman kerugian sebelumnya mengindikasikan tingkat kehati-hatian yang dilakukan dan dapat dibandingkan dengan risiko yang serupa. Pengalaman sebelumnya belum tentu menjadi panduan ke depan, tetapi dapat mengindikasikan kebutuhan tindakan pencegahan. Suatu perbandingan pengeluaran gaji atau penjualan akan menunjukkan apakah bisnis statis atau meningkat secara gradual atau dengan pesat. Peningkatan yang terlalu pesat dapat memberikan fitur yang tidak diinginkan, karena seringkali sulit melakukan pengendalian manajemen yang cukup terhadap bisnis yang bekembang dengan pesat.

 

Sejumlah kecelakaan kecil dapat menjadi lebih penting bagi underwriter daripada satu kecelakaan besar karena frekuensi itu dapat mengindikasikan beberapa ketidaknormalan dalam hazard fisik atau hazard moral yang buruk yang timbul dari hubungan staf yang tidak memuaskan atau hanya karena kurang atau tidak sesuainya pelatihan.

 

Sejarah asuransi sebelumnya

 

Jika asuransi sebelumnya melibatkan suatu penolakan atau pemberlakuan persyaratan khusus, sangat penting untuk mengetahui rinciannya. Penanggung sebelumnya mungkin telah menolak risiko atau meminta penambahan premi karena suatu pengalaman klaim yang buruk, atau karena adanya hazard moral yang buruk. Jika memang penjelasan yang diberikan oleh pemohon tampak tidak cukup, mungkin diperlukan untuk mencari informasi langsung dari penanggung sebelumnya.

 

Rincian penuntutan yang berhubungan dengan risiko yang diajukan

 

Penanggung tertarik dengan semua penuntutan, baik berhasil atau tidak, karena mereka memberikan titik terang mengenai kerangka kerja peraturan dimana pemohon/tertanggung beroperasi dan ini dapat membantu dalam proses evaluasi risiko.

 

Jawaban yang positif akan segera membuat underwriter mengadakan penyelidikan dan rincian lengkap dari sifat pelanggaran, konsekuensi pelanggaran dan langkah-langkah yang dilakukan untuk memperbaiki situasi yang menimbulkan tuntutan akan menjadi dasar pertimbangan lebih lanjut. Adanya indikasi manajemen yang buruk atau pengawasan yang buruk membuat survey risiko secara lengkap dibutuhkan.

Itikad yang terbaik

 

Prinsip itikad yang terbaik menjadi dasar kontrak asuransi.

 

Fakta material

 

Seorang pemohon asuransi tanggung gugat harus mengungkapkan semua fakta material mengenai risiko yang ditawarkan yang mereka ketahui atau seharusnya mereka ketahui.

 

Kewajiban berkesinambungan

 

Kewajiban untuk mengungkapkan berkesinambungan sepanjang masa berlakunya suatu polis dan pada saat perpanjangan.

 

 

Audit pengendalian kerugian

 

Audit dapat dilakukan oleh insinyur, surveyor spesialis, dan inspektor klaim yang telah terlatih dalam bidang ini. Ini dapat dilakukan di awal penutupan atau di tengah periode apabila terjadi perubahan besar atau memburuknya pengalaman klaim.

 

Peranan auditor pengendalian kerugian

 

Tujuan dari audit pengendalian kerugian adalah sebagai berikut:

·       untuk membantu underwriter dalam memahami risiko

·       untuk membantu tertanggung dalam mengelola risiko

·       untuk memfasilitasi perbaikan risiko.

 

Secara umum, peranan auditor pengendalian kerugian dapat dinyatakan sebagai berikut:

·       Auditor harus terus mengikuti perkembangan perundang-undangan dan teknologi, perubahan dalam proses dan praktek bisnis, dan pemikiran saat ini mengenai hubungan buruh dengan referensi khusus mengenai organisasi keselamatan. Ia juga harus sangat mengenal jaminan polis dan menyadari permasalahan underwiting dan pengaruh perubahan tingkah laku sosial, misalkan ketulian industri, polusi lingkungan dan penjaminan mutu.

·       Auditor harus melihat fitur-fitur, sesuai dengan sifat bisnis, yang mungkin menimbulkan kecelakaan atau telah menyebabkan hal demikian di masa lalu. Auditor harus memperhatikan terhadap semua aspek risiko, dan khususnya housekeeping, kondisi tangga dan jalan, penerangan, ruangan yang tersedia, dan pelindung mesin.

·       Pada saat mengunjungi bangunan atau lokasi lain auditor mencari fitur-fitur yang dapat menyebabkan cedera atau kerusakan

·       Auditor harus membayangkan bagaimana kecelakaan dapat terjadi dan menyarankan cara untuk menghindarinya. Harus diingat bahwa penghuni menjadi terbiasa dengan tata ruang bangunan dan mungkin tidak melihat bahaya yang begitu nyata bagi peninjau independen.

·       Auditor harus berhubungan secara dekat dengan staf keselamatan tertanggung, membuat mereka memperhatikan kekurangan dalam standar, menjelaskan bagaimana perbaikan dapat diimplementasikan.

 

 

Perbaikan risiko

 

Housekeeping

 

Merupakan organisasi dan manajemen umum tempat tertanggung atau lokasi kontrak. Suatu perusahaan yang sangat terorganisasi akan memastikan stafnya terlatih dengan tepat dan semua orang mulai dari direktur pengelola hingga pegawai yang paling yunior menyadari pentingnya prosedur keselamatan. Setiap pegawai harus mengetahui tingkat tugasnya dan tanggung jawabnya, dan harus ada pengawasan yang cukup pada setiap tingkatan sehingga prosedur yang tepat dan ditetapkan telah diketahui dan dijalankan.

 

Hubungan pekerja

 

Adanya kepecayaan dan kerja sama antara pekeja dan manajemen akan menunjukkan catatan keselamatan yang yang lebih baik. Merupakan tugas majikan untuk berkonsultasi dengan perwakilan keselamatan dai pekerja dan berusahan untuk mendapatkan kerja sama dari seluruh pekerjanya.

 

Audit pengendalian kerugian

 

Audit pengendalian kerugian adalah suatu pemeriksaan kritis mengenai suatu operasi industri dalam keseluruhannya untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan tingkat risiko. Audit seringkali dilakukan oleh tim multidisiplin  dan anggota tim harus memiliki pengetahuan mengenai persyaratan hukum, pemahaman mengenai praktek yang wajar dalam industri dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan semua tingkatan dalam organisasi.

 

Komponen audit pengendalian kerugian

Dapat dilihat di bagian Appendix 1 halaman 5/29 sapai 5/38.

 

Keuntungan audit pengendalian kerugian

·       catatan keselamatan biasanya meningkat dan perusahaan mengalami kerugian yang lebih sedikit melalui biaya langsung dan tidak langsung kecelakaan

·       tindakan berdasarkan rekomendasi auditor dapat menyelamatkan perusahaan dari kerugian yang berhubungan dengan penuntutan dan pelarangan oleh Health and Safety Excutive

·       audit dapat menolong perusahaan untuk menghindari keadaan memalukan finansial dan publisitas buruk dalam berurusan dengan pihak ketiga, misalkan kecelakaan polusi dan masalah keselamatan produk dapat dikurangi

 

 

Underwriting risiko dalam sistem hukum yang lain

 

Setelah aspek fisik, underwriter harus menilai eksposur yang timbul dari sistem hukum yang berbeda dan pelaksanaannya, ini dapat berupa risiko yang berada di luar negeri atau risiko yang bedomisili dalam suatu teritorial tetapi dituntut di teritorial lain.

 

Underwriter akan melihat pemenuhan standar yang diminta oleh peraturan kesehatan dan keselamatan lokal atau sesuai standar Inggris jika tidak atau kurang diatur di teritorial tersebut.

 

Hukum Prosedural

 

Suatu variabel utama yang menjadi perhatian underwriter adalah administrasi hukum yang meliputi proses pra-pengadilan, sistem pengadilan itu sendiri, dan bagaimana pengadilan memutuskan damages seharusnya.

 

Proses pra-pengadilan menjadi penting untuk beberapa alasan:

·       untuk mengetahui apakah ada keharusan untuk mengungkapkan latar belakang yang berhubungan dengan tingkah laku perusahaan asuransi pada yurisdiksi lain.

·       kecepatan suatu kasus masuk ke pengadilan.

 

Untuk mempercepat proses penyelesaian sengketa banyak yurisdiksi yang menggunakan badan arbitrase.

 

Sistem pengadilan dan pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk menilai damages diperlukan untuk keperluan underwriting. Ada dua jenis dasar sistem pengadilan:

·       inquisitorial, dimana hakim meninjau bukti dan memiliki kekuasaan untuk memanggil dan menanyakan saksi-saksi

·       adversarial, dimana pengacara yang mewakili masing-masing pihak bertarung mewakili kasus nasabahnya dalam keterangan yang mungkin yang terbaik. Dalam sistem ini pihak-pihak memutuskan bukti-bukti apa yang diajukan dan hakim hanya bertindak berdasarkan bukti yang ada.

 

 

Penilaian damages

 

Secara umum underwriter tanggung gugat berusaha untuk menentukan:

·       apakah tingkat damages yang sebenarnya lebih tinggi atau lebih rendah daripada di teritorial dimana tingkat itu didasarkan. Mereka kemudian dapat menyesuaikan suku premi yang diberikan.

·       apakah terdapat kemungkinan pemberian damages secara berlebihan seperti exemplary damages atau punitive damages. Biasanya dikecualikan.

 

Yurisdiksi

 

Biasanya penggugat mengajukan tuntutan di suatu teritorial dimana mereka dapat melaksanakan keputusan terhadap tergugat, prakteknya dimana terdapat kehadiran atau kekayaan tergugat. Jika penggugat menang dan tergugat tidak melaksanakan keputusan itu, maka penggugat dapat meminta pengadilan untuk menyita kekayaan tergugat.

 

Tergugat berhak untuk menolak yurisdiksi yang dipilih penggugat dengan dasar yurisdiksi yang dipilih bukan forum yang benar untuk melakukan tuntutan (forum non conveniens). Masing-masing, tergugat dan penggugat, akan berusaha memilih yurisdiksi yang menguntungkan mereka daripada yurisdiksi yang secara alami atau sewajarnya menjadi tempat tuntutan. Process ini disebut ‘forum shopping’ dan dalam prakteknya underwriter tanggung gugat produk dan tanggung gugat profesi secara rutin terekspos pada yurisdiksi asing.

 

Perbedaan tingkah laku sosial terhadap tanggung gugat tort

 

Ini dapat mengambil dua cara:

 

·       Masyarakat yang gemar menuntut

Masyarakat menjadi gemar menuntut apabila:

ü  pengadilan sangat bersimpati kepada penggugat

ü  penggugat tidak harus membayar biaya untuk melakukan tuntutan

Untuk hal pertama itu berkaitan dengan sistem keputusan oleh juri. Untuk hal yang kedua dapat terjadi dengan adanya pengaturan pengacara berdasarkan ‘no win no fee’ dan dengan adanya sistem bantuan hukum oleh negara.

 

·       Class actions and industry liability

Dalam class actions, semua penggugat potensial dengan dasar tuntutan yang sama bersatu. Mereka memilih perwakilan dari mereka untuk menetapkan prinsip tanggung gugat. Setelah ini ditetapkan, penggugat yang lain tidak perlu membuktikan penyebab, mereka hanya harus menegosiasikan jumlahnya.

Industrial liability menyatakan bahwa jika seorang penggugat memiliki dasar gugatan, tetapi tidak dapat mengidentifikasi pelanggar tort, semua perusahaan yang melakukan bisnis atau praktek yang menimbulkan dasar gugatan membagi kerugian, biasanya berdasarkan pangsa pasar.

 

 

Catatan klaim menurut sejarah

 

Aspek yang terutama adalah underwriter mencari bukti mengenai tren selama suatu periode.

 

Masalah-masalah dalam menggunakan catatan

 

Klaim adalah ‘biaya produksi’ yang prinsip bagi perusahaan asuransi karena mereka muncul setelah produk dijual, keakuratan perkiraan biaya klaim masa depan adalah krusial untuk profitabilitas dari bisnis. Adanya sifat ‘long tail’ dan pengaruhnya membuat penilaian dalam tren ini menjadi lebih sulit dalam asuransi tanggung gugat daripada kelas asuransi yang lain.

 

Keterlambatan antara timbulnya tanggung gugat dengan penyelesaiannya dapat mencapai 5 – 10 tahun. Dalam periode antara timbulnya (tort dilakukan) dengan penemuannya (pelaku tort dituntut), tanggung gugat telah ‘timbul tetapi belum dilaporkan (IBNR). Ini merefleksikan sifat laten yang berhubungan dengan risiko tersebut. Semakin tinggi sifat laten dan semakin lama periode tersebut, semakin sulit evaluasi dilakukan.

 

Menempatkan cadangan untuk tanggung gugat yang belum terselesaikan

 

Setelah tanggung gugat telah ditemukan, underwriter akan menempatkan cadangan untuk tanggung gugat yang belum terselesaikan. Selama periode ini hingga penyelesaian klaim, underwriter akan menyesuaikan cadangan ini untuk merefleksikan pengkinian informasi dan bagaimana itu mempengaruhi penilaian saat ini underwriter terhadap nilai kerugian.

 

Underwriter juga akan menentukan apakah klaim tersebut dianggap sebagai klaim di tahun terjadinya tuntutan atau dianggap sebagai kerugian di tahun tort dilakukan.

 

Menilai besarnya klaim

 

Penilaian underwriter terhadap besarnya klaim didasarkan pada pandangannya mengenai posisi hukum saat ini. Hukum yang berpengaruh adalah yang berlaku pada saat penyelesaian bukan yang ada pada saat tanggung gugat timbul.

 

Jadi ada tiga faktor yang mempengaruhi penilaian besar klaim oleh seorang underwriter:

·       pengetahuan mengenai keadaan kerugian

·       pengetahuan mengenai hukum yang berlaku

·       nilai uang

 

Nilai uang berpengaruh terhadap pencadangan dalam dua aspek:

·       pemberian damages secara umum bergerak untuk merefleksikan inflasi dalam tingkat gaji

·       apabila klaim diajukan dalam mata uang yang berbeda dengan mata uang yang dinyatakan dalam pengalaman atau digunakan perusahaan asuransi dalam laporan atau bisnisnya.

 

Pergerakan kolektif dalam nilai klaim sepanjang waktu dikenal dengan nama ‘perkembangan klaim (kerugian)’ dan ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan triangulasi.

 

Sejarah klaim sederhana

 

Ditunjukkan dalam tabel berikut (mata uang £)

Tabel 5.3

Klaim

Klaim dibayar

Jumlah

Cadangan klaim

Jumlah

Total

1994

50,000

10

135,000

1

185,000

1995

15,000

5

280,000

6

295,000

1996

8,000

3

170,000

14

178,000

1997

5,000

3

85,000

10

90,000

1998

Nihil

0

17,500

2

17,500

Total

78,000

21

687,500

33

765,500

 

Cara ini hanya menunjukkan pengaruh ‘ekor’ daripada peningkatan risiko. Ia tidak dapat menunjukkan perkembangan secara kronologis setiap tahunnya dan peningkatan atau penurunan jumlah klaim setiap tahun.

 

Apa yang tidak diketahui pada tahap ini adalah:

·       apa penyebab klaim?

·       apakah ada klaim besar yang mengganggu pola?

·       apakah cadangan klaim individual akurat, dengan melihat sifat klaim?

·       bagaimana klaim dicatat dalam pengalaman?

ü  tahun pemberitahuan klaim, yaitu kapan klaim dibuat

ü  tahun underwriting, yaitu tahun polis yang mengalami klaim

·       apakah ada perubahan dalam bisnis tertanggung selama ini yang mempengaruhi pengalaman, misalkan apakah klaim berasal dari aktivitas yang sekarang telah dihentikan?

 

Untuk menjawab ini biasanya underwriter disediakan daftar kerugian yang telah dibayarkan dan semua cadangan kerugian. Ini memampukan underwriter untuk:

·       menetapkan apakah terdapat penyebab klaim yang berulang yang dapat diperbaiki dengan perbaikan risiko atau dapat dikendalikan dengan penggunaan excess

·       untuk mengidentifikasi klaim yang kemungkinannya kecil untuk berulang karena aktivitas tersebut telah dihentikan

·       untuk mengubah catatan klaim jika underwriter merasa bahwa cadangan untuk klaim yang belum dibayarkan dihitung dengan cara yang berbeda dengan yang digunakan underwriter

·       untuk mengidentifikasi kerugian yang tidak ‘berhubungan dengan bisnis’, yaitu kerugian yang tidak timbul dari bisnis normal pemohon – misalkan klaim dalam perluasan polis untuk biaya pembelaan hukum

·       untuk mengidentifikasi klaim besar yang kemungkinannya kecil untuk sering timbul – diperlakukan secara berbeda pada saat menggunakan pengalaman klaim sebagai dasar perhitungan premi.

 

Pengaruh pertanyaan dan jawaban itu adalah untuk memampukan underwriter untuk membuat penilaian yang jelas mengenai rincian dibalik angka klaim dan untuk menyesuaikan angka itu sehingga merefleksikan praktek normal underwriter. Hasilnya adalah sekumpulan angka yang dapat dijadikan dasar prediksi mengenai pola kerugian di masa depan dan premium yang dibutuhkan untuk menjamin biaya klaim masa depan yang diantisipasi.

 

Menghubungkan catatan klaim dengan aktivitas bisnis

 

Underwriter kemudian membandingkan catatan klaim dengan tingkat aktivitas bisnis, seperti pembayaran gaji atau tingkat penjualan, yang menghasilkan kerugian-kerugian tersebut.

 

Sejarah klaim dalam tabel 5.3 kemudian ditambahkan sejarah angka pembayaran gaji, sebagai berikut:

1994      £27,000,000         1995      £25,000,000         1996      £26,000,000

1997      £27,000,000         1998      £29,000,000

 

Penyelidikan kemudian mengungkapkan:

·       Satu klaim di 1995, seorang pekerja cedera ketika sebuah minibus perusahaan terlibat dalam kecelakaan di jalan. Klaim ini belum dibayarkan sejumlah   £130,000.

·       Tiga klaim di 1994 berhubungan dengan aktivitas bisnis yang telah dihentikan. Semuanya diselesaikan dalam jumlah £25,000.

·       Sepuluh klaim di 1996 dicadangkan sebanyak masing-masing £5,000 karena perusahaan asuransi hanya memiliki sedikit rincian dan belum ada klaim yang diajukan kepada pemohon.

 

Penyesuaian yang dapat dilakukan underwriter terhadap angka klaim yang diberikan adalah:

·       Merubah klaim keseluruhan 1994 menjadi £160,000 dengan mengurangi £25,000 dari keseluruhan karena kerugian-kerugian ini berhubungan dengan aktivitas yang telah berhenti.

·       Merubah klaim keseluruhan 1995 menjadi £165,000 dengan mengurangi satu kerugian aneh karena dapat mengganggu perhitungan yang akan dilakukan.

·       Membiarkan klaim 1996 seperti apa adanya. Hal ini dikarenakan cadangan yang dibuat secara statistik merupakan rata-rata yang akurat. Sebagian klaim mungkin tidak akan diajukan dan sebagian lagi akan diselesaikan pada angka jauh melebihi yang dicadangkan.

 

Klaim yang telah disesuaikan ini dan gaji, dapat dihitung suatu angka (burning rate atau burning cost) yang akan dikalikan dengan angka pembayaran gaji mendatang dan menghasilkan biaya klaim yang timbul untuk tahun tersebut.

Burning Rate = Klaim keseluruhan / (Gaji / 100)

Contoh perhitungannya dapat dilihat dalam tabel 5.4 dan 5.4 halaman 5/22.

 

Kelemahan perhitungan ini adalah:

·       mengabaikan sifat laten

·       tidak akurat karena kurang cukupnya volum kerugian

·       mengasumsikan klaim yang belum dibayarkan diestimasi secara akurat.

 

Triangulasi

 

Dengan format ini, underwriter dapat melihat perkembangan catatan klaim selama sejumlah besar tahun. Triangulasi mengambil pengalaman klaim pada akhir setiap periode asuransi dan kemudian memperbaruinya setiap interval 12 bulan.

 

Cara ini memampukan underwriter melihat dengan lebih jelas eksposur sifat laten, melalui pergerakan jumlah kecelakaan yang dilaporkan dan besar klaim, dan indikasi periode waktu yang dibutuhkan bagi tahun asuransi untuk ‘matang’ atau ‘run-off’. Istilah tersebut merujuk kepada periode waktu yang dibutuhkan sejak dimulainya tahun underwriting untuk semua tanggung gugat tahun bersangkutan hingga berakhir. Pada saat tahun tersebut dikatakan ‘tutup’, walaupun dapat dibuka kembali jika tanggung gugat lebih lanjut muncul.

 

Semua masalah yang disoroti dalam sejarah klaim sederhana juga berlaku pada triangulasi. Triangulasi sangat berguna dalam memeriksa observasi dalam jumlah yang sangat besar dengan sifat yang homogen, misalkan untuk analisa bisnis keseluruhan.

 

Permasalahannya adalah dalam mencoba memastikan underwriter dapat membandingkan yang serupa. Beberapa alasan yang menyebabkan penyimpangan dalam analisa risiko individual:

·       Jika lebih dari satu perusahaan asuransi yang menjamin risiko selama periode yang ditinjau, praktek antar perusahaan asuransi dapat berbeda, misalkan satu dapat mencatat suatu pemberitahuan sebagai klaim dan membuat estimasi sedangkan yang lain hanya memperlakukan kecelakaan sebagai suatu klaim jika suatu tuntutan telah dilakukan terhadap tertanggung. Ini akan mengubah jumlah klaim dan nilai klaim.

·       Perusahaan asuransi dapat merubah filosofi pencadangan, baik pada saat mereka menjamin risiko atau memiliki filosofi yang berbeda dalam pencadangan bisnis mereka yang telah hilang.

·       Jika melihat pengaruh inflasi terhadap nilai klaim saat ini, hanya klaim yang belum dibayarkan yang ada pada nilai saat ini. Klaim yang diselesaikan berada pada penilaian yang sesuai dengan tanggal penyelesaian.

·       Latar belakang lingkungan ekonomi dapat mempengaruhi pola klaim. Apakah ekonomi sedang bertumbuh atau resesi, tingkat dan jenis pengangguran, tingkat inflasi dan perubahan dalam kebijakan sosial pemerintah dapat mempengaruhi keputusan calon penggugat untuk melakukan klaim atau tidak.

·       Permasalahan yang diidentifikasi dalam sejarah klaim sederhana juga berlaku: pengaruh menyimpang kerugian-kerugian besar, dimasukkannya klaim yang timbul dari aktivitas yang terhenti, dimasukkannya klaim yang tindakan perbaikan risiko telah dilakukan sehingga kerugian tersebut kemungkinannya sangat kecil untuk terjadi kembali.

 

Pengalaman dikelompokkan bersama

 

Ini terutama digunakan oleh underwriter untuk menentukan:

·       pengaruh suatu excess terhadap pengalaman

·       sisa pengalaman kerugian yang akan terus ditanggung oleh perusahaan asuransi.

 

Tabel ini dimulai dengan pengalaman klaim sederhana, tetapi pengalaman tersebut dikumpulkan bersama untuk menunjukkan seberapa banyak tahun individu jatuh dalam setiap kelompok yang dikelompokkan bersama. Kelompok itu dipilih untuk menyoroti fitur khusus yang akan diidentifikasi underwriter.

 

 

 

Tabel 5.7

 

< 5,000

5,001-10,000

10,001-25,000

25,001-100,000

di atas 100,001

Total

1994

35,000

10,000

30,000

75,000

35,000

185,000

1995

40,000

35,000

40,000

150,000

30,000

295,000

1996

78,000

20,000

45,000

35,000

-

178,000

1997

35,000

10,000

20,000

25,000

-

90,000

1998

10,000

7,500

-

-

-

17,500

Total

198,000

82,500

135,000

285,000

65,000

765,500

 

Dengan demikian dapat dilihat bahwa penggunaan excess £5,000 untuk setiap klaim akan mengurangi nilai klaim lima tahun sebesar £198,000. Hal yang sama, jika excess adalah £25,000 untuk setiap klaim, nilai klaim lima tahun menjadi £350,000.

 

Cara ini sangat berguna untuk menetapkan besaran excess untuk memastikan tertanggung berpartisipasi dalam risiko sehingga mendorong mereka untuk melakukan tindakan perbaikan risiko.

 

 

 

Bab 6

Underwriting Tanggung Gugat

Teori dan Praktek

 

 

 

Underwriting adalah proses memutuskan jaminan yang ditawarkan, kondisi khusus polis yang diterapkan dan, akhirnya premi yang akan dibayarkan. Hal yang paling penting adalah mengunderwrite sifat dan tingkat indemnitas yang diberikan polis secara tepat.

 

Klausul penjaminan

 

Peristiwa pemicu

Merupakan peristiwa yang memicu klausul penjaminan polis dan mengakibatkan klaim. Terdiri dari lima jenis, diurutkan berdasarkan sifat latennya:

·       penyebab

ini berarti polis bertanggung jawab terhadap suatu peristiwa yang disebabkan dalam periode pertanggungan, hanya digunakan untuk polis tanggung gugat majikan di Inggris dan Irlandia

·       kejadian

ini berarti polis bertanggung jawab terhadap suatu peristiwa yang terjadi dalam periode pertanggungan, biasanya digunakan dalam tanggung gugat publik dan produk di seluruh dunia

·       perwujudan

ini berarti polis bertanggung jawab terhadap peristiwa yang terwujud pada tertanggung selama periode pertanggungan, biasanya digunakan di Jerman

·       kerugian diketahui

penjaminan untuk kerugian yang diketahui selama periode pertanggungan, biasanya digunakan dalam pasar reasuransi

·       klaim dilakukan

polis mengganti rugi tertanggung terhadap klaim yang dilakukan terhadap tertanggung selama periode pertanggungan

 

Penjaminan biaya

 

Merupakan perlindungan terhadap biaya hukum dan yang lainnya yang timbul dari tuntutan, dan terdiri dari dua kategori:

·       biaya dan pengeluaran penggugat yang harus ditanggung tergugat yang kalah

·       biaya dan pengeluaran yang timbul untuk kepentingan tertanggung dalam pembelaan tuntutan

 

Metode pemberian upah pengacara dalam kasus tanggung gugat berpengaruh langsung terhadap kemungkinan klaim. Semakin mudah untuk penggugat untuk melakukan tuntutan, semakin besar frekuensi klaim. Ada sistem hukum yang juga menyediakan bantuan kepada penggugat untuk melakukan tuntutan jika mereka tidak mampu. Dengan menilai risiko ini, underwriter memberikan perlindungan terhadap biaya dengan dasar:

·       biaya sebagai tambahan batas ganti rugi (costs in addition) – batas ganti rugi hanya untuk damages

·       biaya yang dimasukkan dalam batas ganti rugi (costs inclusive) – batas ganti rugi untuk damages dan biaya dan pengeluaran lain

 

Penjaminan biaya jenis costs inclusive memiliki beberapa varian:

·       biaya penggugat termasuk dalam batas ganti rugi

digunakan dalam kasus libel dan slander atau cedera non fisik dimana biaya damages lebih rendah daripada biaya penggugat

·       biaya pembelaan termasuk dalam batas ganti rugi

biasanya digunakan di AS, karena adanya sistem ‘no win no fee’ atau ‘contingent fee’, biaya penggugat dimasukkan dalam damages

·       semua biaya termasuk dalam batas ganti rugi

apabila underwriter menganggap biaya-biaya lain dapat mencapai tingkat yang tidak dapat diterima.

 

Spesifikasi bisnis

 

Polis hanya beroperasi untuk peristiwa yang timbul dari bisnis yang secara normal dirinci dalam ikhtisar pertanggungan.

 

 

Kondisi polis

 

Kondisi polis tanggung gugat bervariasi, tetapi yang biasa digunakan adalah:

·       kehati-hatian yang wajar

·       pelaporan keadaan yang dapat menimbulkan tanggung gugat

·       penanganan klaim

·       hak penanggung untuk membayar batas ganti rugi dan melepaskan pengendalian klaim

·       penyesuaian premi

·       abitrase / sengketa

 

Hal utama adalah suatu pelanggaran kondisi polis jarang mengijinkan perusahaan asuransi untuk melepaskan tanggung jawab terhadap klaim yang dijamin polis. Secara umum, perusahaan asuransi harus membayar klaim dan melakukan pemulihan terhadap tertanggung untuk pelanggaran kontrak, dengan tujuan melindungi pihak yang tidak bersalah (penggugat).

Polis yang diakui dan tidak diakui

 

Polis diakui adalah polis yang menanggapi dan membela klaim dalam suatu teritorial atau kelompok teritorial.

 

Polis tidak diakui adalah polis yang diterbitkan kepada tertanggung yang biasanya dalam teritorial asal tertanggung tetapi tidak menanggapi atau membela klaim di teritorial yang lain.

 

Yang menentukan apakah suatu polis / perusahaan asuransi dapat diakui adalah peraturan dalam teritorial tempat klaim dilakukan. Tertanggung biasanya menggunakan polis yang tidak diakui apabila kemampuan membayar klaim dari perusahaan asuransi lokal diragukan. Hal ini dilakukan dengan membeli polis di negara asalnya untuk mengganti ruginya di negara asal terhadap tuntutan yang dilakukan di negara operasinya.

 

Polis-polis DIC / DIL

 

Selain kemampuan membayar klaim alasan lain adalah pasar lokal hanya dapat memberikan penjaminan lebih terbatas atau batas ganti rugi yang lebih sedikit daripada yang dibutuhkan tertanggung. Dalam situasi ini tertanggung dapat membeli penjaminan tambahan, biasanya di negara asalnya untuk menjamin di atas polis lokal. Polis-polis ini dikenal sebagai difference in conditions atau difference in limits (DIC / DIL).

 

DIC / DIL seringkali digunakan untuk membawa penjaminan dalam suatu pogram seluruh dunia hingga pada suatu standar dan batas penjaminan yang tersedia di negara asal tertanggung. Penjaminan DIC / DIL berlaku apabila penjaminan dalam polis utama lebih luas atau batasnya lebih besar daripada yang disediakan dalam polis lokal. Sehingga penanggung dari polis utama akan berurusan dengan semua klaim dari bawah ke atas apabila polis utama lebih luas (DIC) atau di atas polis lokal jika batasnya lebih tinggi (DIL).

 

Normalnya polis DIC / DIL adalah polis yang berdiri sendiri, kecuali dalam:

·       Reverse DIC, ini jika salah satu polis lokal memiliki penjaminan yang lebihluas daripada polis utama dan ini kemudian dimasukkan dalam polis utama sebagai endorsemen

·       Follow form, ini secara efektif menghilangkan penjaminan DIC sehingga mengikuti polis lokal, biasanya untuk AS

 

 

Polis-polis umbrella

 

Polis DIC / DIL hanya berurusan dengan satu kelas asuransi tanggung gugat, sedangkan polis umbrella berurusan dengan banyak kelas dan memberikan suatu penjaminan standar.

 

Polis umbrella terdiri dari dua bagian:

·       Bentuk pertama, merupakan penjaminan ‘follow form DIL’, untuk memenuhi persyaratan peraturan negara bagian tempat diterbitkannya

·       Bentuk kedua, merupakan tanggung gugat umum dalam bentuk luas yang berdiri sendiri dengan dasar DIC di sekeliling bentuk pertamanya.

 

Menetapkan suku premi risiko

 

Limit ganti rugi

 

Pengarahan asuransi jiwa dan non-jiwa ketiga

 

 

 

 

 

Bab 7

Tanggung Gugat Majikan I

 

 

 

Bagaimana tanggung gugat timbul

 

Sumber tanggung gugat dapat diringkas sebagai berikut:

·       kelalaian pribadi

·       kewajiban untuk memilih pegawai yang kompeten

·       kewajiban untuk menyediakan dan mempertahankan:

ü  tempat yang aman untuk bekerja

ü  plant yang aman dan cocok

ü  sistem bekerja yang aman

·       vicarious liability untuk kelalaian rekan pegawai

·       pelanggaran kewajiban menurut undang-undang

 

Kelalaian pribadi

 

Ini berhubungan dengan situasi dimana majikan adalah pemilik tunggal suatu bisnis dengan sejumlah pekerja. Misalkan jika selama bekerja majikan menjatuhkan sebuah martil ke kepala pekerjanya, maka ia memiliki tanggung gugat secara pribadi.

 

Memilih pegawai yang kompeten

 

Merupakan kewajiban majikan untuk mempekerjakan pegawai yang kompeten. Akan tetapi, kompetensi tersebut hanya berhubungan dengan cedera yang mungkin ditimbulkan mereka.

 

Tempat aman untuk kerja

 

Merupakan kewajiban majikan untuk melakukan tindakan yang wajar untuk keselamatan tempat dimana pegawai diminta bekerja. Kewajiban juga diperluas terhadap akses dari dan ke tempat kerja pegawai.

 

Dalam Walsh v. Crown Decorative Products (1993), penggugat yang disuruh untuk menambal suatu kebocoran pada 14 kaki di atas tanah. Ia menggunakan tangga panggung terbuka daripada suatu truk forklift yang dilengkapi dengan suatu kurungan yang tersedia. Ia jatuh dan menderita cedera. Ia menuntut bahwa tergugat, majikannya, melakukan pelanggaran kewajiban menurut undang-undang berdasarkan Factories Act 1961. Peraturan ini memberlakukan kewajiban bagi majikan untuk memastikan keselamatan pegawai dalam situasi dimana mereka dapat jatuh dari ketinggian lebih dari dua meter.

Pengadilan menyatakan bahwa majikan telah secara wajar memberikan pilihan peralatan bagi pegawainya, jika pilihan pegawai membuat majikan melanggar peraturan tersebut, pegawai tidak dapat menuntut kompensasi untuk pelanggaran tersebut.

 

Plant yang sesuai dan aman

 

Terdapat kewajiban bagi majikan untuk melakukan tindakan yang wajar dalam:

·       menyediakan bagi pegawainya dengan plant dan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka

·       menyediakan bagi pegawainya plant yang cukup, dsb

·       memastikan plant sesuai dengan tujuan dan tidak cacat

·       merawat plant dan peralatan lainnya.

 

Istilah plant luas dan secara efektif termasuk semua yang dapat digunakan pegawai untuk melakukan pekerjaannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bab 8

Tanggung Gugat Majikan II

 

 

 

Contoh hazard umum dan risiko khusus yang berhubungan dengan okupasi dan perdagangan yang berbeda

 

Hazard umum

 

Ini termasuk penjagaan mesin, penjagaan area tangki dan area yang terekspos, penyimpanan, jalan masuk, tingkat suara dan perlindungannya, bahaya kebakaran, penerangan yang cukup dan housekeeping umum.

 

Penyakit yang berhubungan dengan okupasi

·       Asbes

Digunakan dalam produk tekstil, pembuatan ketel uap, pembuatan dan perbaikan kapal dan insulasi panas. Serat asbes dapat menyebabkan kerusakan sistem pernafasan dan tumor mematikan dalam paru-paru (mesotheolima).

·       Silicosis

Disebabkan menghirup pasir silika di tambang.

·       Byssinosis

Penyakit pernafasan yang terjadi dalam pemintalan kapas.

·       Pneumoconiosis

Sering terjadi di pengecoran logam dan industri lain yang melibatkan sejumlah besar debu yang masuk ke dalam paru-paru.

·       Repetitive strain injury

Terjadi kepada individu yang terlibat dalam operasi manual yang berulang, sering disebut sebagai tenosynovitis jika pergelangan tangan meradang. Hal ini juga sama berlaku untuk pekerja kantor yang menggunakan keyboard dan sejenisnya.

·       Keracunan timbal

Misalkan :

ü  Peleburan timbal

ü  Pemrosesan logam bekas

ü  Pembuatan kaca dan tembikar

·       Cancer

Penggunaan bahan yang karsinogenik seperti eksposur terhadap bahan-bahan kimia dalam industri atau asap pengelasan di ruang terbatas.

·       Biological hazards

Orang-orang yang menggunakan bakteri, gen, atau virus untuk riset.

·       Dermatitis

Terjadi kontak dengan berbagai jenis bahan, dapat dikendalikan dengan penggunaan krim pelindung atau sarung tangan. Contohnya:

ü  Pembuatan lem dan resin

ü  Mekanik motor

ü  Bahan-bahan bangunan

·       Vibration whitefinger

Dapat berupa pucat ringan pada ujung jari atau mati rasa. Ini disebabkan eksposur jangka panjang terhadap vibrasi yang berlebihan, misalkan pemboran jalan, penggergajian kayu hutan atau pengeboran batu, penambang batubara, industri baja, konstruksi dan pembangunan kapal.

·       Perokok pasif

·       Kondisi yang berhubungan dengan stres

Majikan bertanggung jawab jika pekerja menuntut kelalaian karena secara tidak wajar membuat mereka terekspos terhadap stres yang berhubungan dengan pekerjaan.

·       Occupational asthma

Ada dua jenis alergi, yang timbul dari bahan kimia tertentu dan karena protein tertentu. Misalkan debu kayu dalam pembuatan mebel, garam platina dan nikel yang dapat larut yang digunakan dalam penghalusan logam, cat semprot dan bahan yang mengandung isosianat dalam penyemprotan dan politur.

 

Secara umum, apabila terdapat penggunaan bahan yang memiliki sifat berbahaya atau beracun, underwriter perlu menyelidiki tindakan pencegahan yang dilakukan dalam menangani dan pembuangan, perlindungan pribadi yang dilakukan dibandingkan dengan jenis bahaya yang ada dan kesesuaian dan ketersediaan pelatihan.

 

Risiko khusus

 

·       Risiko pertanian

Bahaya termasuk:

ü  kecelakaan melibatkan mesin

ü  eksposur terhadap bahan kimia

ü  eksposur terhadap debu

ü  eksposur terhadap penyakit

ü  operasi pengangkatan

ü  kecelakaan melibatkan hewan (ditanduk, digigit)

 

·       Industri konstruksi

Merupakan okupasi yang paling sering menimbulkan kecelakaan, bahayanya dapat meliputi:

ü  bekerja pada ketinggian

ü  bekerja pada kedalaman

ü  bekerja pada udara bertekanan

ü  pengangkatan

ü  mesin/kendaraan

ü  kejatuhan suatu barang

ü  debu

ü  suara

ü  vibrasi

·       manufaktur dan bisnis yang berhubungan

kelompok ini memiliki jenis paling banyak, bahayanya meliputi:

ü  penggunaan mesin

ü  eksposur terhadap bahan kimia

ü  eksposur terhadap debu

ü  suara

ü  vibrasi

ü  pemasangan mesin

ü  pekerjaan di luar (pengantaran, pemasangan)

·       bisnis distribusi, eceran besar dan eceran kecil

Bahayanya terutama mengakibatkan cedera fisik daripada penyakit. Hal ini terutama timbul dari pergerakan barang dan jasa, termasuk bongkar muat barang ke kendaraan.

·       pekerja luar

Kadangkala pekerjaan dikontrakkan keluar kepada orang yang bekerja di rumahnya sendiri, seperti perancangan petasan, pekerjaan mengetik atau pembuatan pakaian.

·       kantor dan administrasi

Bahaya termasuk:

ü  penggunaan peralatan

ü  stres

ü  penyakit menular

ü  terpeleset dan jatuh yang berhubungan dengan area peralatan kerja

·       pertambangan

Bahayanya berasal dari batu dan pasir yang jatuh, cedera karena mesin penghancur atau pengangkut atau penggunaan bahan peledak. Atau ada juga bahaya gas atau debu, risiko tenggelam, udara bertekanan.

 

 

·       instalasi lepas pantai

Bahayanya termasuk risiko penyelaman. Underwriter harus mengerti peraturan yang berlaku dan memeriksa bahwa suatu sistem yang layak ada untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan peraturan.

 

 

Wording polis asuransi tanggung gugat

 

Polis tanggung gugat majikan menjamin tanggung gugat hukum dari seorang majikan untuk cedera badan atau penyakit, atau kematian yang diderita oleh seorang pekerja dan yang timbul dari dan dalam rangka pekerjaan.

 

Klausul penjaminan        

 

Penanggung memberikan ganti rugi terhadap tanggung gugat hukum atas damages dan biaya dan pengeluaran tuntutan sehubungan dengan cedera badan atau kematian, penyakit dari Orang yang Dipekerjakan yang disebabkan selama Jangka Waktu Pertanggungan, yang timbul dari dan dalam rangka pekerjaan Tertanggung dalam Bisnis.

 

Definisi pekerja

Seorang pekerja didefinisikan sebagai ‘setiap orang di bawah suatu kontrak tugas atau magang’ dengan tertanggung.

Dalam Short v. J & W Henderson, Ltd (1946) pengadilan menyatakan empat pengujian untuk membantu menentukan apakah terdapat hubungan majikan-pelayan (walaupun tidak harus semuanya ada), yaitu:

·       kekuasaan majikan untuk memilih pelayannya

·       pembayaran gaji dan upah lainnya

·       hak majikan untuk mengendalikan metode dalam melakukan pekerjaan

·       hak majikan atas penskorsan atau pemecatan.

Orang yang dipekerjakan, selain pekerja langsung dapat termasuk:

·       majikan tenaga kerja dan orang-orang yang disediakan oleh mereka

·       orang-orang yang dipekerjakan oleh sub-kontraktor pekerja

·       orang-orang yang bekerja sendiri

·       orang-orang yang disewa atau dipinjam oleh tertanggung berdasarkan suatu perjanjian yang membuat orang tersebut dipekerjakan oleh tertanggung

·       orang-orang yang terlibat dalam pengalaman kerja dan skema serupa.

Pekerja sukarela dapat termasuk kategori pekerja langsung. Sehubungan dengan skema pengalaman kerja, penanggung secara umum menyetujui bahwa peserta latihan dianggap sebagai pekerja dengan syarat tertanggung memasukkan dalam deklarasi gaji suatu jumlah yang sama dengan tunjangan keseluruhan yang diterima oleh semua peserta latihan di bawah skema yang disponsori mereka.

 

Timbul dari dan dalam rangka melakukan

Cedera, kematian dan penyakit harus timbul dari dan dalam rangka pekerjaan. Ini dimulai sejak pekerja memasuki tempat kerja dengan tujuan untuk bekerja.

Dalam Regina v. Secretary of State for Transport, Ex-parte National Insurance Guarantee Corporation plc (1996) dinyatakan mengenai perbedaan pertanggungjawaban polis untuk kecelakaan yang berhubungan dengan kendaraan bermotor:

·       kecelakaan terhadap pekerja yang mengemudikan kendaraan majikan untuk bisnis majikan : polis tanggung gugat majikan bertanggung jawab

·       kecelakaan terhadap penumpang yang melakukan perjalanan dalam atau keluar dari suatu kendaraan yang dimiliki oleh majikannya dan menggunakannya untuk bisnis majikan : polis kendaraan bermotor bertanggung jawab

·       kecelakaan terhadap penumpang dalam suatu kendaraan yang dimiliki oleh pekerja yang lain : polis kendaraan bermotor yang bertanggung jawab, kalau tidak ada maka polis tanggung gugat majikan

 

Bisnis

Cedera atau penyakit harus timbul sehubungan dengan bisnis. Bisnis ini merupakan faktor vital dalam penetapan suku premi dalam jenis polis ini dan penanggung cenderung untuk membatasi penjaminan atas bisnis atau aktivitas tertentu sesuai dengan premi yang dibayarkan.

Akan tetapi, biasanya bisnis diperluas untuk mencakup:

·       kepemilikan, perawatan, dan perbaikan tempat yang digunakan sehubungan dengan bisnis

·       perlengkapan dan manajemen organisasi kantin, klub, olahraga, atletik, sosial dan kesejahteraan, untuk keuntungan pekerja tertanggung

·       jasa pertolongan pertama, kebakaran dan ambulans

·       pekerjaan pribadi yang dilakukan pekerja tertanggung (dengan seijin tertanggung) untuk direktur, partner, atau pekerja tertanggung.

 

Batas teritorial

Batas teritorial secara umum berlaku, walaupun penanggung yang berbeda dapat menggunakan wording yang berbeda.

 

Klausul yurisdiksi

Klausul ini menentukan hukum yang berlaku dan skala kompensasi yang berlaku, jika perluasan luar negeri diberikan. Ini digunakan untuk mencegah seorang penggugat ‘shopping around’ pengadilan di seluruh dunia dalam rangka menetapkan pengadilan yang lebih menguntungkan untuk tuntutan mereka.

 

Jangka waktu pertanggungan

Tuntutan yang melibatkan cedera pribadi biasanya dimulai dalam tiga tahun sejak tanggal kecelakaan. Dalam Limitation Acts tuntutan dapat dilakukan dalam tiga tahun sejak penggugat mengetahui adanya penyakit. Jika cedera atau penyakit tersebut disebabkan selama jangka waktu pertanggungan, penanggung bertanggung jawab walaupun polis telah habis masa berlakunya. Jika ada beberapa penanggung, biasanya disetujui untuk membagi klaim secara proporsional.

 

Penjaminan retroaktif atau retrospektif

Polis ini biasanya berdasarkan ‘claims made’ dan berlaku surut untuk menjamin kejadian yang terjadi tahun-tahun sebelumnya. Polis ini mengecualikan setiap risiko yang memiliki asuransi yang lebih khusus atau ganti rugi berdasarkan polis sebelumnya tidak tersedia karena pelanggaran kondisi polis, kegagalan mengungkapkan fakta.

 

Klausul tambahan

 

Tanggung gugat kontraktual dan ganti rugi terhadap prinsipal

Merupakan hal yang umum untuk juga menyediakan ganti rugi bagi prinsipal, dengan catatan:

·       ganti rugi hanya berlaku apabila kontrak atau perjanjian mempersyaratkannya

·       ganti rugi hanya beroperasi sehubungan dengan tanggung gugat yang berkaitan dengan pegawai majikan

·       tanggung gugat kontrak yang dijamin hanya yang berhubungan dengan penjaminan dasar yang diberikan polis.

Tambahan penjaminan ini berarti memasukkan sebagian risiko tanggung gugat publik prinsipal dalam polis tanggung gugat majikan tertanggung, sehingga perlu memasukkan pengecualian ionisasi radiasi, pencemaran radioaktif atau rancangan peledak nuklir, sepanjang tanggung gugat itu timbul karena perjanjian tertanggung dalam kontrak untuk mengganti rugi prinsipal.

 

Biaya dan pengeluaran

Penanggung membayar semua biaya dan pengeluaran yang timbul dengan persetujuan tertulisnya, dan biaya perwakilan hukum yang menjadi subyek ganti rugi berdasarkan polis.

 

 

 

Ganti rugi terhadap orang lain

Ganti rugi apabila tertanggung meninggal dunia akan diberikan kepada perwakilan pribadi tertanggung atau direktur, partner, pegawai dan pihak-pihak lain yang diminta tertanggung.

 

Hak pemulihan

Employers’ Liability (Compulsory Insurance) Regulations 1998 mengijinkan berlakunya klausul pemulihan. Jika penanggung tidak bertanggung jawab untuk membayar suatu klaim tetapi karena ketentuan peraturan, kemudian berdasarkan klausul ini tertanggung wajib membayar kembali jumlah tersebut kepada penanggung.

 

Batas ganti rugi

 

Employers’ Liability (Compulsory Insurance) Regulations 1998 menyatakan bahwa jumlah minimum yang diharuskan untuk dipertanggungkan oleh majikan adalah £5,000,000 untuk klaim dari satu atau lebih pegawai dalam satu kejadian.

 

Dalam TGA Chapman Ltd v. Christopher (1997) pengadilan menyatakan bahwa batas ganti rugi dalam suatu polis tanggung gugat tidak berhubungan dalam menentukan tanggung gugat penanggung atas biaya penggugat dalam tuntutannya terhadap tertanggung.

 

Kerusakan pada harta benda pegawai

 

Kerusakan pada harta benda pegawai normalnya tidak dijamin, walaupun dalam prakteknya banyak penanggung yang siap untuk berurusan dengan special damages, misalkan pakaian pegawai yang rusak dalam kecelakaan kerja.

 

Sakit hati

 

Sex Discrimination Act 1975 menetapkan, antara lain, bahwa damages untuk suatu tindakan diskriminasi dapat termasuk dalam kompensasi untuk sakit hati. Sakit hati ii dapat menimbulkan penderitaan mental atau emosi dan dapat termasuk dalam lingkup cedera badan.

 

Disability Discrimination Act 1995 menciptakan suatu hak non-diskriminasi terhadap orang cacat dalam pekerjaan, termasuk kewajiban majikan untuk menyediakan penyesuaian yang wajar dalam kondisi kerja atau lingkungan kerja untuk mengatasi efek praktek dari cacat tersebut.

 

 

 

Perluasan penjaminan polis

 

Beberapa penanggung menawarkan penjaminan keputusan pengadilan yang belum terpenuhi. Jika seorang pegawai mendapatkan suatu keputusan untuk damages dari pihak ketiga (bukan majikannya) sebagai akibat cedera badan yang timbul dari dan dalam rangka pekerjaannya dan keputusan tersebut belum terpenuhi secara keseluruhan atau sebagian enam bulan kemudian, penanggung akan membayar pegawai tersebut atas permintaan tertanggung sejumlah damages yang belum terpenuhi. Pembayaran ini dilakukan dengan syarat tidak ada proses banding yang ditunda dan bahwa jika pembayaran dilakukan akan diberikan kepada penanggung.

 

Kompensasi untuk kehadiran di pengadilan juga dapat diberikan. Jika direktur, partner atau pegawai tertanggung harus menghadiri pengadilan sebagai saksi, dengan permintaan tertanggung, sehubungan dengan klaim yang ganti ruginya disediakan oleh polis, kompensasi dibayarkan untuk gaji perhari yang kehadirannya dibutuhkan.

 

Klausul biaya dan pengeluaran hukum

 

Banyak penanggung yang menawarkan ganti rugi atas biaya penuntutan yang timbul oleh direktur atau pegawai sebagai perluasan polis tanggung gugat majikan. Penuntutan ini berhubungan dengan Health and Safety at Work Act 1974, walaupun tidak ada cedera badan yang timbul. Akan tetapi, penjaminan ini tidak termasuk pembayaran denda atau pinalti karena bertentangan dengan kebijaksanaan umum.

 

Kondisi polis

 

Pemberitahuan klaim

Kondisi ini mewajibkan tertanggung untuk memberikan pemberitahuan untuk setiap kejadian yang dapat menimbulkan suatu klaim. Beberapa wording merujuk pada ‘setiap kecelakaan atau kasus penyakit’ karena penanggung memilih untuk menentukan manakah yang dapat menimbulkan klaim daripasa menyerahkan hal ini kepada tertanggung.

 

Prosedur klaim

Merupakan kondisi subrogasi yang umum, yang menjadi dasar bagi penanggung untuk mengambil alih pimpinan dan pengendalian atas klaim dan menuntut atau mempertahankan klaim atas nama tertanggung.

 

Tindakan pencegahan yang wajar

Polis tanggung gugat majikan tidak dapat dinyatakan tidak berlaku karena kegagalan tertanggung untuk melakukan tindakan pencegahan yang wajar. Ini dapat digunakan untuk menarik perhatian tertanggung terhadap tanggung jawabnya dan dapat digunakan untuk melakukan pemulihan ganti rugi dari tertanggung.

 

Penyesuaian premi

Tertanggung harus menyimpan semua catatan yang berhubungan dengan perhitungan premi dan mendeklarasikan rinciannya dalam satu bulan setelah berakhirnya jangka waktu pertanggungan untuk penyesuaian premi.

 

Kesesuaian kondisi polis

Ini membuat semua persyaratan, ketentuan, kondisi dan endosemen lain harus dipenuhi sebelum tanggung jawab berlaku.

 

Ikhtisar pertanggungan

 

Contohnya:

Penanggung                                     :

Tertanggung                                     :             Nama

                                                                        Alamat

Bisnis                                                :

Jangka waktu pertanggungan          :

Premi                                                :

dengan syarat adanya penyesuaian dalam hal persyaratan penyesuaian premi

Kondisi                                              :

 

 

Mengunderwrite risiko

 

Formulir permohonan pertanggungan tanggung gugat majikan

 

Ikhtisar pegawai

Semua orang yang dipekerjakan harus dimasukkan dalam ikhtisar ini.

Jumlah pegawai biasanya digunakan sebagai indikator tanggung gugat maksimum yang mungkin.

Istilah ‘gaji, upah dan pendapatan lain’ berarti penghasilan total pegawai termasuk lembur, uang makan, uang cuti, akomodasi perumahan, bonus dan tunjangan lain dalam segala bentuk yang diterima oleh pegawai sehubungan dengan pekerjaan mereka tanpa pengurangan untuk asuransi wajib, pajak pendapatan, cuti dibayar atau kontribusi uang pensiun.

Upah direktur yang bekerja harian di perusahaan dan menerima gaji selain bayaran mereka sebagai direktur juga harus dideklarasikan

 

Radioisotop, bahan radioaktif atau sumber ionisasi radiasi yang lain

Bahan-bahan ini dapat menyebabkan cedera serius atau kematian dan harus sangat berhati-hati dalam penggunaannya. Jika memang ada, informasi lebih lanjut dibutuhkan untuk menunjukkan jenis sumber, asalnya, metode penyimpanan, pemindahan dan pembuangan, kesesuaian dengan kode praktek, pelatihan, pemantauan, rencana darurat sehubungan dengan kebocoran dan kebakaran, dan penyaringan medis untuk para pegawai.

 

Perlengkapan laser

Rincian proses dibutuhkan dan pegawai yang terlibat harus mendapatkan pelatihan khusus. Underwriter perlu untuk melakukan survet lokasi.

 

Silika, asbes atau bahan yang mengandung asbes

Polis yang berurusan dengan tanggung gugat yang timbul dari penyakit tanpa kualifikasi dan salah satu penyakit industrial yang serius menurut sudaut pandang underwriter adalah pneumoconiosis.

Walaupun ketentuan mengenai penyakit ini dimasukkan dalam suku premi standar, bahya ini mesti dipertimbangkan dalam, antara lain, penambangan, bata keras, barang-barang tembikar, pembuat alat-alat pemotong, tukang batu atau penghancur batu dan penggerinda logam. Risiko-risiko ini harus disurvey dan semua catatan sebelumnya mengenai penyakit ini dalam suatu risiko dapat membuat udnerwriter mempertimbangkan permohonan dengan sangat hati-hati.

Jika risiko ini dijamin, underwriter perlu mengetahui tingkat bahaya yang ada. Survey atau audit perbaikan risiko secara umum diperlukan jika terdapat pengecoran logam.

 

Gas, bahan peledak, asam atau bahan/cairan berbahya lain

Survey atau audit perbaikan risiko diperlukan. Untuk risiko yang melibatkan bahan kimia berisiko tinggi termasuk bahan mudah terbakar, teratogen, karsinogen, dan beracun, underwriter harus puas dengan tindakan pencegahan yang dilakukan dalam penanganan, metode pembuangan, standar perlindungan pribadi dan standar pelatihan.

Jika bahan peledak digunakan, underwriter memerlukan informasi:

·       kuantitas bahan peledak yang disimpan

·       pengaturan untuk penyimpanan dan keamanannya

·       pengalaman pegawai yang diijinkan menggunakan bahan peledak

·       tujuan penggunaan bahan peledak

·       jumlah maksimum yang diledakkan dalam setiap waktu

 

 

 

Bahan penyebab polusi

Produksi bahan penyebab polusi berhubungan dengan underwriting tanggung gugat majikan dan tanggung gugat publik. Underwriter perlu mengetahui secara akurat mengenai berbagai proses sehingga bahayanya dapat diperkirakan.

Kebisingan berlebihan

Eksposur jangka panjang terhadap kebisingan berlebihan dapat menyebabkan kerusakan  pendengaran yang permanen. Kebisingan yang berlebihan biasanya di atas 90 dB walaupun yang lebih rendah juga dapat merusak. Suatu pengalaman klaim dapat mengungkapkan suatu masalah kebisingan atau sifat dari okupasi dapat memberikan petunjuk, misalkan rekayasa berat.

Fakta bahwa pegawai menderita ketulian sebagai akibat kebisingan berlebihan dalam pekerjaannya tidak memberikan mereka hak otomatis atas kompensasi. Hal ini banyak tergantung apakan majikan yang hati-hati telah melakukan tindakan pencegahan yang perlu, misalkan alat penyumbat telinga.

Jika terdapat kemungkinan kebisingan yang berlebihan, underwriter perlu mensurvey lokasi dan mempertimbangkan aspek-aspek berikut:

·       apakah pemohon mengetahui kewajibannya menurut undang-undang, yaitu menjaga catatan yang layak dan berusaha mengurangi risiko kebisingan?

·       tingkat ketersediaan alat pelindung seperti alat penyumbat telinga dan tingkat penggunaannya

·       apakah pegawai yang menderita ketulian kemungkinan karena okupasinya?

·       apakah terdapat klaim sebelumnya untuk ketulian karena kebisingan ini?

·       apakah produksi terpengaruh oleh kebisingan dan apakah ada angka berhentinya pegawai yang tinggi karena masalah kebisingan?

·       apakah ada tanda mengenai tindakan pencegahan terhadap kebisingan terpasang di pabrik?

Instalasi lepas pantai

Underwriter perlu mengetahui apakah terdapat aktivitas pekerjaan lepas pantai. Pekerjaan di darat yang tidak berbahaya menjadi berbeda jika dipindahkan ke instalasi lepas pantai, misalkan anjungan penambangan minyak.

 

Dasar premi

 

Premi yang ditetapkan untuk risiko tanggung gugat majikan didasarkan pada pendapatan total tahunan dari semua pegawai yang terlibat dalam bisnis dan jenis bisnis tersebut.

 

Premi awal biasanya didasarkan pada estimasi pendapatan dan kemudian disesuaikan apabila pendapatan sesungguhnya telah diketahui.

 

Ikhtisar penyesuaian gaji

 

Penanggung harus memastikan bahwa perkiraan gaji pada saat perpanjangan polis sesuai dengan pengeluaran sesungguhnya dan tidak ada keterlambatan yang tidak perlu dalam memberikan deklarasi gaji oleh tertanggung.

 

Penelitian terhadap formulir permohonan pertanggungan dapat memperlihatkan apakah terdapat pekerjaan tambahan yang tidak dipenuhi dalam polis, sehingga dapat dilakukan perubahan. Jumlah orang yang dipekerjakan harus dibandingkan dengan gaji yang dibayarkan untuk memastikan bahwa formulir permohonan telah dibuat dengan benar sesuai dengan rata-rata gaji yang dibayarkan untuk kelas bisnis tersebut.

 

Penetapan suku premi

 

Suku premi yang ditetapkan adalah yang dianggap merefleksikan risiko secara paling akurat, berdasarkan pengalaman klaim aktual penanggung dalam beberapa tahun untuk risiko-risiko sejenis. Statistik yang lalu (yaitu gaji dan pembayaran klaim) dari tiap tertanggung dalam bisnis sejenis dikelompokkan bersama dan dari pengalaman kelompok, suatu biaya rata-rata klaim dihitung. Biaya rata-rata klaim ini kemudian disesuaikan untuk mengantisipasi tern di masa mendatang (misalkan perubahan perundang-undangan, inflasi dan perkembangan teknologi), pengeluaran, komisi dan marjin keuntungan. Angka yang dihasilkan adalah suku premi dasar untuk jenis bisnis tersebut.

 

Suku premi dasar ini dapat divariasikan naik atau turun oleh underwriter untuk risiko individu, dengan menilai apakah risiko tersebut lebih baik atau lebih buruk daripada rata-rata untuk jenisnya. Dalam hal ini, pengalaman klaim tertanggung diperlukan dan survey yang dilaksanakan dapat mengungkapkan fitur yang harus direfleksikan dalam premi yang ditetapkan.

 

Jenis dan tingkat bahaya fisik tergantung pada okupasi dan jenis pekerjaan yang dilakukan dalam okupasi tersebut. Underwriter harus mempertimbangkan risiko individu apakah suku premi normal cukup atau penambahan premi diperlukan.

 

Suku premi untuk batas geografi yang berbeda juga berbeda untuk alasan ekonomi dan perundang-undangan.

 

Pengaruh inflasi

 

Inflasi merupakan masalah yang serius bagi penanggung asuransi tanggung gugat selama beberapa tahun dan akan tetap demikian, sebagai konsekuensi dari sifat ‘long tail’.

 

Estimasi klaim masa mendatang didasarkan pada nilai uang pada saat risiko diterima, dan dengan jatuhnya nilai uang serta meningkatnya biaya penyelesaian klaim akan timbul celah yang besar antara yang diterima penanggung dengan yang harus dibayarkannya.

 

Penetapan suku premi risiko besar

 

Beberapa risiko cukup besar untuk dinilai secara independen. Pengalaman klaim selama lima tahun dihitung rata-ratanya dan dibandingkan dengan pengeluaran rata-rata gaji, atau lebih dikenal dengan metode ‘burning cost’.

 

 

 

Bab 9

Tanggung Gugat Publik dan Produk

 

 

 

Tinjauan pasar

 

Penurunan industri berat dan pertumbuhan ekonomi jasa

 

Penurunan industri berat di banyak negara diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi jasa dan perkembangan industri baru dalam bidang teknologi dan rekayasa biokimia.

 

Penanggung tetap harus mengetahui risiko yang berkaitan dengan industri lama karena tanggung gugat terhadap pihak ketiga berdasarkan ‘occurrence basis’. Di lain pihak mereka juga harus mengenal industri baru, yang seringkali kompleks dan menghasilkan produk yang sulit dimengerti orang awam.

 

Industri jasa dan pariwisata lebih mudah untuk dipahami tetapi tanggung gugat dapat sangat besar. Pertumbuhan profesionalisme dalam dunia olahraga telah menghasilkan bahaya tambahan dan semakin mudahnya orang yang terlibat di dalamnya melakukan tuntutan.

 

Privatisasi dan erosi kekebalan pemerintah

 

Pemerintah telah menarik diri dari area aktivitas yag sekarang dianggap lebih sesuai menjadi tanggung jawab sektor swasta. Banyak BUMN yang sekarang dimiliki oleh swasta, dan akan lebih banyak lagi di masa mendatang.

 

Semakin banyak badan yang mejadi subyek terhadap tanggung gugat sehari-hari, telah banyak desakan agar pemerintah tidak bersembunyi di balik kekebalannya. Tanggung gugat pemadam kebakaran, polisi dan jasa ambulans telah diuji di pengadilan.

 

Perluasan definisi cedera atau kerusakan

 

Batasan penjaminan asuransi telah meluas melebihi dasar tradisional mengenai cedera badan dan kerusakan terhadap harta benda nyata. Banyak polis sekarang mengandung definisi yang luas termasuk salah penahanan, diskriminasi, libel dan slander dalam definisi cedera badan.

 

Kerusakan pada harta benda tetap didefinisikan sebagai kerusakan pada harta benda nyata, walaupun pada saat mempertimbangkan piranti lunak komputer, definisi dapat menjadi kurang jelas.

 

Faktor lain

 

·       Pemerintah semakin memperluas aturan tanggung gugat, khususnya dalam keamanan produk dan polusi, selalu ada ancaman peningkatan tajam dalam klaim, dan menghasilkan pengurangan kapasitas dan peningkatan biaya oleh industri asuransi.

·       Pendekatan yang lebih hati-hati dilakukan kepada produsen di AS atau eksportir ke Amerika Utara.

·       Penjaminan polusi dalam pasar tanggung gugat non-marine telah mengecil dalam 20 tahun terakhir seiring dengan banyak pemerintah yang mengeluarkan undang-undang untuk menghukum penyebab polusi.

 

Pertimbangan underwriting

 

Tertanggung

 

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

·       Siapa tertanggung

·       Siapa manajemen dan pemiliknya

·       Perubahan hukum, ekonomi dan politik yang mempengaruhi tertanggung dan mengubah potensi tanggung gugatnya

·       Tanggal tertanggung memulai bisnisnya

 

Okupasi

 

Semua aktivitas tertanggung harus diketahui dan dipahami. Okupasi harus dideskripsikan dengan jelas dan rinci.

 

Tempat

 

·       Lokasi

Potensi tanggung gugat lebih besar untuk bangunan yang berada di daerah yang padat penduduk seperti pusat kota daripada di daerah pinggiran atau kawasan industri.

·       Tempat dengan banyak penyewa

Masalah dapat timbul apabila salah satu penyewa dalam tempat risiko melaksanakan proses yang dapat meningkatkan risiko penyebaran kebakaran, atau apabila keamanan kurang ketat yang menyebabkan pegawai penyewa dapat cedera karena operasi tertanggung.

·       Sifat harta benda sekitar

Risiko utama dari harta benda sekitar adalah penyebaran kebakaran dan ledakan. Apabila tertanggung melaksanakan proses yang memiliki potensi bahaya, rencana dan laporan kebakaran dapat berguna dalam merinci berbagai proses yang dilakukan, konstruksi bangunan, penggunaan bahan yang mudah meledak atau terbakar,  pembuangan sampah, dsb.

·       Pejalan kaki yang lewat

Semakin dekat tempat risiko dengan jalan umum semakin besar risiko terjadinya cedera terhadap pejalan kaki yang lewat.

·       Tempat dengan bahaya yang terkandung di dalamnya

ü  Tambang – bahan peledak dan turunnya permukaan tanah

ü  Medan elektromagnetik – jaringan listrik tegangan tinggi dan peralatan elektronik

ü  Polusi – transformator, penyedia gas dan listrik

·       Kondisi tempat dan tanah

Usia, kondisi dan jenis konstruksi bangunan menjadi penting apabila kondisinya buruk, karena dapat menjadi sasaran bagi trespasser.

·       Aktivitas yang dilakukan di tempat

Beberapa aktivitas lebih berbahaya dibandingkan yang lainnya. Sifat barang yang disimpan atau proses manufaktur yang terlibat harus dipertimbangkan sehubungan dengan harta benda sekitar dan tingkat kunjungan pihak ketiga ke tempat risiko.

·       Pengunjung

Perlu dipertimbangkan tingkat keberadaan pihak ketiga di tempat kerja dan bagian tempat kerja yang dapat diakses oleh mereka.

ü  Insidensial

Pengunjung tempat risiko dapat termasuk supir yang mengantarkan bahan mentah atau mengambil produk jadi. Bagian tempat kerja yang dikunjungi, tingkat kontak dengan plant, mesin dan pegawai tertanggung dan tingkat pengendalian terhadap mereka oleh tertanggung akan mempengaruhi penilaian underwriter terhadap risiko.

ü  Aktivitas utama

Tempat risiko dibangun dengan tujuan untuk dihadiri publik dan ditempati dengan sejumlah besar publik yang hadir pada suatu waktu, misakan untuk penggunaan rekreasi atau ritel, rumah sakit atau kantor pejabar setempat. Ini memiliki konsekuensi frekuensi kerugian (jatuh, terpleset, dan masalah housekeeping lainnya) dan kerugian katastrofik.

 

Pengawasan atau pengendalian harta benda

 

Tertanggung dapat memiliki harta benda pihak ketiga dalam pengawasan dan pengendaliannya. Gudang, depot penyimpanan dan rumah gadai merupakan contohnya.  Sejumlah okupasi lain juga dapat terlibat dalam aktivitas ini:

·       agen

·       balai lelang

·       toko yang menerima barang untuk diperbaiki

·       penyewa gedung pertemuan

·       firma sekuritas

sebagai tambahan penjaminan tanggung gugat publik, firma sekuritas membutuhkan penjaminan untuk kerugian atau kerusakan atas kegagalan untuk melaksanakan kontrak secara memuaskan, yaitu gagal menjaga tempat risiko atau barang yang menjadi tanggung jawabnya.

·       hotel

 

Pekerjaan di luar

 

Masalah utamanya adalah kurangnya pengendalian terhadap aktivitas pegawai tertanggung. Sebagai tambahan, pegawai bekerja dalam suatu lingkungan dimana tertanggung tidak memiliki pengetahuan atau pengendalian. Misalkan tukang listrik, tukang pipa, tukang bangunan dan sejenisnya.

·       Risiko distribusi dan peralatan bisnis

Pendistribusian secara elektronik berkembang dengan pesat, kesulitannya adalah memastikan bahwa tidak ada korupsi data dan data tersebut disimpan dengan aman sehingga konsumen tidak menderita kerugian.

·       Bekerja pada tempat pihak ketiga

Bahaya tergatung pada sifat bisnis tertanggung dan dimana pekerjaan dilakukan. Misalkan pekerjaan di plant industri secara umum lebih berat daripada pekerjaan di rumah. Juga perlu diperhatikan apakah pekerjaan panas atau pada ketinggian dilakukan.

·       Penyimpanan di luar

Apabila barang disimpan di tempat pihak ketiga, sifat barang yang disimpan harus ditentukan selama jangka waktu penyimpanan dan bisnis yang dilakukan di tempat pihak ketiga.

 

Emisi

 

Bahan yang keluar dari tempat risiko dapat menyebabkan cedera atau kerusakan, dengan demikian berlaku aturan Rylands v. Fletcher (1868).

 

Bahan yang dibuang ke sungai atau badan air terdekat, seperti limbah gas, kertas , minyak atau bahan kimia lain perlu diperhatikan karena dapat merusak perikanan, pertanian atau penampungan air.

 

Asap atau debu dapat dikeluarkan, dengan sengaja atau sebaliknya, seperti dalam industri semen. Risiko emisi juga dapat berupa bakteri dalam sistem pendingin udara, makanan yang dimodifikasi secara genetik dalam pertanian yang menggunakan pupuk atau dalam pertanian, serta akhirnya juga termasuk suara.

 

 

Pelanggan

 

Risiko profil pengguna yang perlu dipertimbangkan termasuk:

·       Anak-anak – kewajiban berhati-hati pada anak-anak lebih tinggi daripada pada orang dewasa, risiko tempatnya antara lain sekolah, rumah sakit dan rumah perawatan.

·       Orang-orang yang membutuhkan perhatian – dalam rumah sakit atau rumah perawatan banyak orang yang tidak dapat berurusan dengan risiko dengan cara yang sama seperti orang yang sehat sehingga menimbulkan bahaya tambahan.

·       Orang-orang yang tidak ingin berada di sana – seperti penjara

·       Pemerintah

·       Orang-orang yang menyadari kekayaannya – skenario paling menakutkan bagi underwriter tanggung gugat adalah suatu konvensi atau rapat besar yang melibatkan orang-orang yang tidak hanya menyadari haknya tetapi juga kekuatan pendapatannya, sehingga kehilangan pendapatan pada saat cedera menjadi besar.

·       Luar negeri – klaim yang timbul dari ekspor atau jasa yang diberikan di luar negeri akan membuka tertanggung terhadap tanggung gugat yang didefinisikan dan diatur oleh negara tersebut.

 

Proses

 

Underwriter perlu menilai eksposur risiko yang timbul dari cara tertanggung melakukan okupasinya. Area yang ditinjau antara lain:

·       Penggunaan bahan kimia dan berbahaya

·       Catatan keselamatan dan kesehatan kerja tertanggung

·       Bagaimana produk samping ditangani dan bagaimana sampah produksi dibuang

·       Apakah terdapat pembuatan atau perakitan awal untuk produk perusahaan lain

·       Apakah bahan mentah atau komponen diimpor dan dari mana

·       Tingkat pekerjaan disain

 

Produk

 

Area-area utama yang perlu ditinjau adalah:

·       Produk yang dikonsumsi – seperti makanan, minuman dan obat, baik untuk manusia maupun ternak

·       Produk yang kritis terhadap keamanan – produk untuk industri penerbangan, kendaraan bermotor dan pembangkit energi.

·       Produk kompleks – semakin kompleks produk semakin sulit untuk menelusuri komponen yang bermasalah, seperti kendaraan bermotor dan instalasi pemanas pusat. Obat-obatan jarang menimbulkan klaim, tetapi jika timbul jumlahnya akan banyak dan besar.

·       Peralatan penguji – risiko produk dapat meningkat jika terdapat risiko pencemaran silang, misalkan produk pengujian darah yang digunakan dalam diagnosa AIDS.

·       Pengepakan, pelabelan, brosur dan sebagainya – tinta dalam pembungkus makanan dapat mencemari isinya, pelabelan yang salah dapat mengakibatkan dosis yang salah untuk obat, kesalahan dalam ‘barcode’ dapat menyebabkan kerugian finansial dengan memesan ukuran atau produk yang tidak tepat.

·       Produk berbahaya yang tidak berkesinambungan – produk yang mengandung asbes telah menyebabkan industri asuransi kehilangan banyak uang.

 

Faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan:

·       Jumlah orang atau skala harta benda yang dapat terpengaruh oleh produk seperti dalam produk yang dikonsumsi di atas.

·       Apakah terdapat suatu ketergantungan sekunder dari produk, misalkan risiko menghasilkan yang diinginkan (efficacy risk). Alarm dan sprinkler tidak hanya harus menghindari menyebabkan cedera atau kerugian tetapi juga harus berfungsi untuk mencegah terjadinya cedera atau kerugian.

·       Apa lagi yang dilakukan oleh pengguna akhir produk.

·       Risiko disain. Banyak produk didisain oleh pihak pertama, kemudian dirakit oleh pihak kedua, didistribusikan oleh pihak ketiga, dipasang oleh pihak keempat dan seterusnya. Kemampuan untuk menelusuri kesalahan disain adalah penting.

 

Manajemen risiko

 

Manajemen proses

 

Underwriter perlu mempelajari bagaimana tertanggung mengelola risikonya dan bagaimana sebagian besar pasar menangani hal ini.

 

Underwriter juga tertarik untuk mengetahui bahwa tertanggung memiliki prosedur yang efektif dalam berurusan dengan tanggung gugat yang ditetapkan oleh Undang-undang Perlindungan Konsumen. Hal ini termasuk, misalkan, pengendalian kualitas, penyimpanan catatan, pengujian bahan mentah dan produk akhir, pelabelan, dan penarikan produk, dsb.

 

Manajemen kontrak

 

Underwriter menginginkan rincian standar persyaratan dan kondisi kontrak tertanggung dengan pihak lain untuk mengetahui pendekatan standar tertanggung terhadap tanggung gugat yang siap diterimanya dan dalam keadaan apa, termasuk jaminan kinerja produk dan disclaimer.

 

Berurusan dengan keluhan nasabah

 

Penanggung perlu mengetahui bagaimana pendekatan tertanggung dalam berurusan dengan keluhan nasabah, tidak hanya untuk memastikan mereka mematuhi dengan peraturan tetapi juga agar tertanggung bertindak sejalan dengan yang diinginkan penanggung.

 

Batas ganti rugi

 

Tingkat premi sebagian juga tergantung pada batas ganti rugi yang dipilih. Batas ganti rugi yang dipilih tertanggung haruslah setinggi mungkin. Batas itu harus mempertimbangkan batas maksimum untuk menjamin cacat tetap dari jumlah maksimum pihak ketiga yang mungkin ada di lokasi.

 

Damages untuk cacat tetap lebih mahal daripada untuk kematian. Faktor-faktor lain yang perlu diperhitungkan:

·       pusat perbelanjaan dan kompleks hiburan menarik sejumlah besar orang dan mereka akan memiliki tingkat pendapatan yang bervariasi

·       pengunjung bank dagang yang cenderung memiliki tingkat pendapatan yang tinggi

·       sekolah memiliki sejumlah besar anak-anak di lokasi dan walaupun minor tidak dapat menuntut kehilangan pendapatan, mereka memiliki tingkat harapan hidup dan biaya perawatan masa mendatang yang lebih besar

·       sifat dan proksimasi harta benda sekitar, termasuk kerugian konsekuensial bisnis

·       batas ganti rugi untuk tanggung gugat produk dibatasi secara agregat dalam satu tahun polis karena masalah yang berhubungan dengan suatu sekumpulan besar produk dapat menyebabkan kerugian. Sebagai tambahan, proses dan produk tertentu dapat menyebabkan masalah melalui eksposur berkesinambungan dan berulang.

 

Risiko sendiri

 

Biasanya hanya diterapkan untuk klaim kerusakan harta benda, kecuali untuk organisasi yang sangat besar dengan tingkat risiko sendiri yang substansial, misalkan £250,000.

 

 

Dasar penetapan suku premi

 

Premi minimum biasanya ditetapkan bila risiko hanyalah suatu risiko tempat biasa. Untuk risiko lain, seorang underwriter akan mengidentifikasi suatu angka yang menunjukkan ukuran dan perkembangan risiko. Angka tersebut termasuk:

·       Penjualan – merupakan dasar yang biasa digunakan untuk polis tanggung gugat terhadap pihak ketiga.

·       Pembayaran gaji – jika penjualan dapat berfluktuasi secara independen dari skala risiko, misalkan bank, pembayaran gaji dapat digunakan sebagai dasar perhitungan premi.

·       Jumlah tempat tidur – untuk rumah sakit, rumah perawatan, dan hotel.

·       Jumlah murid – untuk sekolah dan universitas

·       Kapasitas tempat duduk – dapat digunakan sebagai panduan untuk premi awal bersama estimasi penjualan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bab 10

Polis Tanggung Gugat Publik dan Produk

 

 

 

Pendahuluan

 

Bagian-bagian polis adalah sebagai berikut:

·       Klausul penjaminan

menjelaskan mengenai penjaminan yang diberikan

·       Klausul sengketa

menetapkan cara penyelesaian sengketa antara penanggung dan tertanggung

·       Pengecualian

membatasi penjaminan yang diberikan dalam klausul penjaminan

·       Kondisi

memberitahukan tertanggung apa yang dapat dilakukan dan tidak boleh dilakukan untuk menjaga agar polis tetap berlaku

·       Perluasan

merupakan perluasan klausul penjaminan atau perubahan terhadap pengecualian atau kondisi

·       Pertimbangan khusus

polusi atau kerugian finansial

 

 

Klausul penjaminan

 

Occurrence trigger

 

Polis bertanggung jawab terhadap kejadian (occurrence) yang menimbulkan tanggung gugat hukum bagi tertanggung, yang dijamin oleh klausul penjaminan polis dan terjadi dalam jangka waktu pertanggungan. Hal ini berarti klaim dapat terjadi beberapa tahun kemudian.

 

Claims made trigger

 

Polis bertanggung jawab terhadap klaim yang dilakukan terhadap tertanggung dalam jangka waktu pertanggungan. Kejadian yang menimbulkan klaim tersebut dapat terjadi jauh sebelumnya, walaupun seringkali dibatasi dengan tanggal retroaktif. Biasanya digunakan apabila terdapat eksposur laten yang parah, seperti produk obat-obatan untuk tanggung gugat produk.

 

 

 

Permasalahan dengan claims made trigger (tertanggung)

·       Polis memiliki kondisi yang mengharuskan tertanggung melaporkan semua kejadian yang mungkin menimbulkan klaim. Hal ini merugikan tertanggung karena penanggung, dengan mengetahui potensi klaim, dapat menolak memperpanjang polis. Atau jika pelaporan tersebut dianggap klaim, diberikan batas waktu sampai klaim yang sebenarnya diajukan, misalkan tiga atau lima tahun.

·       Jika tertanggung menghentikan operasinya, maka ia harus selalu membeli polis asuransi untuk melindunginya dari kemungkinan klaim dari aktivitasnya dahulu.

 

Kelebihan claims made trigger

·       Bagi penanggung, menghilangkan secara efektif permasalahan eksposur laten dengan adanya kepastian jumlah klaim pada akhir jangka waktu pertanggungan

·       Bagi tertanggung, polis merefleksikan penjaminan pada saat klaim dan bukan wording polis pada 10 atau 15 tahun lalu

·       Bagi tertanggung, batas ganti rugi yang ditetapkan merefleksikan tingkat kompensasi pengadilan pada saat klaim dan tentunya akan mencukupi

 

Ganti rugi

 

·       Indemnify the insured

Setelah tanggung gugat tertanggung ditetapkan dan tanggung jawab penanggung berdasarkan polis ditentukan, penanggung membayar kepada tertanggung. Tertanggung kemudian membayarkannya kepada pihak ketiga, walaupun lebih umum penanggung langsung membayarkan kepada pihak ketiga.

·       Pay on behalf

Ini merupakan bentuk yang umum di AS. Dalam hal ini penanggung akan menawarkan pembelaan untuk tanggung gugat sebelum suatu ganti rugi dikonfirmasikan berdasarkan polis. Jika dalam penyelidikan kemudian penanggung bertanggung jawab, maka mereka akan membayar langsung kepada pihak ketiga.

 

Kebetulan (accidental) atau tidak kebetulan (non-accidental)

 

Perbedaan keduanya adalah:

·       wording kebetulan (accidental) menempatkan beban pembuktian bahwa kejadian tersebut tidak sengaja oleh tertanggung karena kualifikasi dimasukkan sebagai bagian klausul penjaminan

·       wording tidak kebetulan (non-accidental) menempatkan beban pembuktian pada penanggung untuk membuktikan pengecualian

 

Kejadian yang dijamin

 

Kejadian yang dijamin adalah kejadian yang ditunjukkan dengan adanya cedera atau kerusakan.

·       Cedera

Cedera ini tidak hanya berupa cedera badan, tetapi saat ini sudah meluas untuk termasuk cedera psikologi seperti stres, kesedihan yang mendalam, dsb. Ada juga yang menyediakan penjaminan untuk salah tangkap, penuntutan dengan maksud jahat, pencemaran nama baik, atau diskriminasi.

·       Kerusakan

Penjaminan dibatasi hanya atas kerusakan harta benda nyata, dan dapat juga untuk kerugian konsekuensialnya, seperti kehilangan keuntungan. Ada juga yang menyediakan jaminan untuk harta benda tidak nyata, seperti paten, hak cipta, merk dagang, dsb yang dimiliki dan dapat ditukarkan dengan uang.

 

 

Damages versus compensation

 

Penggunaan istilah ‘damages’ berarti polis juga bertanggung jawab atas pemberian ‘punitive damages’ terhadap tertanggung karena sifatnya bukan kompensasi, tetapi jika digunakan istilah ‘compensation’ maka polis tidak bertanggung jawab.

 

For versus in respect of

 

Jika digunakan kata ‘for injury or damage’ maka berarti polis tidak menjamin kerugian konsekuensial, tetapi jika digunakan kata ‘in respect of injury or damage’ berarti polis menjamin kerugian konsekuensial.

 

Bisnis

 

Polis membatasi penjaminan terhadap klaim yang dibuat terhadap tertanggung yang timbul dari bisnis, yang didefinisikan dalam ikhtisar pertanggungan. Oleh sebab itu, bisnis harus dideskripsikan dengan rinci mengenai semua aktivitas yang ingin dijamin.

 

Batas geografi

 

Dalam klausul penjaminan biasanya dinyatakan bahwa polis akan bertanggung jawab hanya terhadap cedera atau kerusakan yang terjadi dalam batas geografi, yang dinyatakan dalam ikhtisar pertanggungan.

 

 

 

 

Ganti rugi

 

·       Batas ganti rugi (limit of indemnity)

Batas ganti rugi merupakan batasan moneter yang diterapkan untuk ganti rugi. Batasan ini tergantung pada wording yang digunakan, apakah hanya berlaku untuk damages saja dan tidak untuk biaya tuntutan dan biaya pembelaan (cost in addition) atau batasan tersebut berlaku untuk semua pembayaran (cost inclusive).

·       Batas kejadian versus batas agregat (ocurrence limti vs aggregate limit)

Untuk tanggung gugat publik, batas yang berlaku biasanya ‘setiap kejadian (any one occurrence)’ sehingga untuk satu kejadian yang menimbulkan klaim cedera badan dan kerusakan hanya satu batas ganti rugi yang berlaku, yaitu penanggung hanya mengganti rugi tertanggung sampai batas ganti rugi untuk semua tuntutan yang berasal dari satu kejadian.

Jika terdapat kemungkinan banyak klaim yang timbul dari satu kejadian, maka untuk menghindari sengketa penanggung akan membatasi tanggung gugatnya dengan menggunakan batas agregat untuk semua kejadian yang terjadi selama jangka waktu pertanggungan.

·       Biaya pembelaan (defence cost)

Merupakan biaya yang timbul dalam menyelidiki kecelakaan dan untuk membela klaim atas nama tertanggung, biasanya harus dengan persetujuan penanggung. Walaupun demikian, umumnya dalam praktek penanggung terlibat langsung dalam penyelidikan ini termasuk dalam menentukan ahli, pengacara dan penyelidik.

 

Klausul sengketa

 

Merupakan prosedur penyelesaian sengketa melalui pengadilan setempat atau melalui arbitrase.

 

Pengecualian

 

Pengecualian dapat dibagi menjadi dua kelompok umum:

 

·       area penjaminan yang dipertanggungkan dalam polis asuransi yang lain

ü  cedera pada pegawai ® asuransi tanggung gugat majikan

ü  kepemilikan, penguasaan atau penggunaan kendaraan bermotor. Pesawat udara atau kapal laut ® asuransi kendaraan bermotor, penerbangan dan marine

ü  kerusakan pada harta benda yang berada dalam pengendalian atau pengawasan tertanggung ® asuransi harta benda

ü  produk pesawat terbang ® asuransi penerbangan

Banyak penanggung yang dapat merubah standarnya untuk memenuhi kebutuhan tertanggung, dengan memberikan penjaminan dengan syarat adanya:

·       excess yang terpisah

·       inner limit, yaitu batas tanggung gugat yang lebih rendah daripada batas sisa penjaminan dalam polis yang lebih khusus

·       premi tambahan

·       kombinasi dari ketiga hal tersebut.

 

·       area penjaminan yang penanggung tidak menginginkan menyediakan ganti rugi

ü  asbes

alasannya adalah eksposur terlalu besar bagi penanggung untuk mengkuantifikasi atau mengevaluasi risiko

ü  polusi

memiliki alasan yang sama dengan asbes, jika memang dapat dievaluasi maka sejumlah kecil penanggung menawarkan penjaminan yang spesifik untuk lokasi tertentu atau polutan tertentu dengan ‘claims made basis’, ‘cost inclusive’ dan adanya batas agregat tahunan.

ü  kerusakan pada produk yang disuplai

menghilangkan jaminan untuk kerusakan produk jika disebabkan oleh cacat atau ketidaksesuaian produk ® dijamin dalam polis jaminan produk

ü  tanggung gugat kontrak

penanggung tidak dapat mengkuantifikasi atau mengevaluasi eksposur karena tiap kontrak memiliki akan berbeda, kecuali jika tanggung gugat itu tetap ada dengan atau tanpa kontrak

ü  liquidated damages

ini untuk berjaga-jaga jika pengecualian tanggung gugat kontrak diubah

ü  perang dan kontaminasi radioaktif

merupakan pengecualian pasar karena merupakan area untuk kompensasi pemerintah

 

Kondisi

 

Kondisi polis tanggung gugat produk dan publik hampir sama persis dengan polis tanggung gugat majikan.

 

Sengketa/arbitrase

Dapat masuk dalam kondisi atau berada dekat dengan klausul penjaminan.

 

Interpretasi

Ini bertujuan untuk mengidentifikasi (dengan huruf besar atau tebal) kata-kata dan frase yang ingin diartikan secara khusus oleh penanggung daripada yang berlaku sehari-hari.

 

Perubahan risiko

Agar tertanggung memperhatikan kewajibannya untuk memberitahukan secara lengkap mengenai perubahan risiko.

 

Kewajiban untuk mencegah kerugian

Agar tertanggung memperhatikan kewajibannya untuk mencegah kerugian.

 

Klaim

Memberikan ringkasan langkah-langkah yang perlu dan tidak boleh dilakukan untuk memastikan polis bertanggung jawab terhadap klaim.

 

Membebaskan tanggung jawab

Tidak semua polis mengandung kondisi ini. Kondisi ini mengijinkan penanggung untuk menawarkan batas ganti rugi kepada tertanggung setelah membayar semua biaya yang timbul hingga tanggal penanggung memberikan opsi ini.

 

Pertanggungan rangkap

Kondisi ini menyatakan apabila terdapat pertanggungan rangkap (kepentingan yang sama, pokok pertanggungan yang sama, dan peril yang sama) maka polis-polis akan berkontribusi terhadap kerugian dalam proporsi yang didefinisikan dalam klausul.

 

Pembatalan

Ada berbagai variasi, ada yang hanya mengijinkan pembatalan oleh penanggung saja atau ada juga yang boleh dilakukan oleh tertanggung. Variasi juga termasuk tenggang waktu yang diberikan sebelum menjadi efektif.

 

 

Perluasan

 

Perluasan penjaminan dasar bervariasi dari penanggung yang satu ke yang lainnya. Underwriter harus memperhatikan jenis perluasan yang diberikan.

 

Penjaminan lain yang tersedia

 

Polusi

 

Penjaminan yang diberikan normalnya adalah polusi yang terjadi secara tiba-tiba, kebetulan dan tidak disengaja, dan dapat diidentifikasi pada suatu titik dalam waktu dan tempat.

 

Kerugian finansial

 

Bagian ini menjamin kerugian finansial yang bukan merupakan kelanjutan dari cedera atau kerusakan, yaitu kerugian ekonomi. Polis yang digunakan biasanya menggunakan ‘claims made basis’, biaya dimasukkan dalam batas ganti rugi dan ada tanggal berlaku surut yang mengecualikan kerugian yang terjadi sebelum tanggal tersebut.

 

Pengecualian yang biasanya adalah:

·       cedera atau kerusakan, agar tidak tumpang tindih dengan penjaminan utama

·       tanggung gugat kontrak

·       tanggung gugat profesional

·       perbaikan atau penggantian produk

·       motor, marine dan penerbangan

·       kerugian finansial karena pelanggaran kompetisi atau anti monopoli

·       kerugian finansial di luar negeri

 

Jaminan produk (product guarantee)

 

Memberikan ganti rugi kepada tertanggung atas beberapa risiko yang tidak dijamin dalam polis standar tanggung gugat produk, dan khususnya yang berhubungan dengan kegagalan produk untuk memenuhi tujuan sebenarnya.

 

Penjaminan ini biasanya menggunakan ‘claims made basis’ dan terdiri dari:

·       tanggung gugat untuk cedera atau kerusakan

·       perbaikan dan penggantian produk

polis jaminan produk menjamin:

ü     biaya penggantian, pengerjaan ulang, pemulihan produk yang gagal memberikan fungsi yang diinginkan karena cacat disain, manufaktur, pemasangan, dsb setelah diberikan kepada konsumen

ü     tanggung gugat yang timbul dari saran, disain dan konsultasi, dimana jasa ini disediakan secara langsung sehubungan dengan suplai produk atau pekerjaan dalam arti nyata dan produk ini telah gagal

·       kerugian finansial

menjamin kerugian finansial yang diderita pihak ketiga  sebagai akibat produk gagal berfungsi seperti yang diinginkan

·       penarikan produk

menjamin biaya yang timbul bagi penyedia barang dalam menarik produk atau mengatur pemusnahannya, karena barang tersebut diketahui memiliki kesalahan yang berbahaya. Dasar penjaminannya adalah produk yang ditarik tersebut dapat mengakibatkan cedera atau kerusakan dan kegagalan produk diakibatkan kesalahan dalam disain/manufaktur. Polis ini juga menjamin biaya penarikan produk yang tercemar asalkan itu tidak disengaja.

Biaya penarikan ini sangat mahal dan masih terdapat biaya tidak langsung seperti kehilangan penjualan, rusaknya reputasi perusahaan dan biaya disain ulang dan pengembangan ulang.

Polis penarikan produk biasanya menjamin:

ü  biaya yang timbul dalam menarik produk jika penggunaan atau konsumsi yang berkelanjutan dapat menyebabkan timbulnya tanggung gugat pada tertanggung

ü  hanya biaya penarikan, yaitu biaya korespondensi, pengiklanan, transportasi, dsb

ü  biaya pemusnahan produk yang ditarik

ü  biaya pemeriksaan dan penggantian/pengerjaan ulang produk yang ditarik

 

Bab 11

Tanggung Gugat Direktur dan Officer

 

 

 

Asuransi tanggung gugat direktur dan officer bertujuan untuk melindungi direktur dan officer suatu perusahaan, perserikatan, organisasi, dsb terhadap tanggung gugat mereka untuk kerugian finansial yang diderita oleh pihak ketiga. Tanggung gugat perusahaan dapat dibatasi tetapi tidak demikian dengan direktur.

 

Tinjauan pasar

 

Polis D&O liability berkembang dengan pesat selama 10 tahun terakhir di Inggris, walaupun polis ini sudah ada lebih dari 50 tahun. Perkembangan yang pesat ini disebabkan beberapa alasan:

·       Globalisasi bisnis komersil dan industri berarti lebih banyak perusahaan yang memiliki kekayaan di AS.

·       Pemerintah telah bertindak untuk mencoba dan mengendalikan aktivitas perusahaan multi nasional dengan mengatur operasi perusahaan dan tingkah laku direktur.

·       Klaim terhadap direktur tidak lagi terbatas di AS. Walaupun usaha-usaha telah dilakukan untuk menyelesaikan klaim D&O di luar pengadilan untuk menghindari publikasi buruk, setiap negara besar mengalami peningkatan dramatis dalam tuntutan terhadap direktur.

·       Di UK, sejumlah skandal perusahaan seperti BCCI, Maxwell dan Barings, juga isu bayaran eksekutif, telah membawa corporate governance ke dalam arena publik umum.

·       Pemerintah UK telah bereaksi terhadap keprihatinan publik mengenai manajemen perusahaan dengan sejumlah tinjauan mengenai corporate governance yang dirancang untuk mengkodifikasi dan mengatur bagaimana dewan perusahaan distruktur dan dijalankan.

·       Pada saat yang sama, Institute Chartered Accountants di Inggris dan Wales, dengan dukungan London Stock Exchange, telah memperhatikan identifikasi dan manajemen risiko dalam suatu perusahaan dan penggunaan pengendalian internal yang efektif.

·       Direktur harus memberikan kepada pemegang saham dan stakeholder pengetahuan yang dibutuhkan untuk memampukan mereka membuat keputusan  dengan didasari informasi tentang perusahaan

·       Adanya keharusan bagi direktur untuk berkomunikasi dengan tanggap dan efektif membuat mereka menyadari potensi risiko yang ada dan mencari perlindungan asuransi secara aktif.

Kerangka kerja hukum

 

Tanggung gugat hukum kasus (common law)

 

Tanggung gugat dapat timbul dalam hukum kasus karena kurangnya keahlian dan kehati-hatian direktur dalam melakukan kewajibannya. Misalkan:

·       saran yang atau pernyataan salah yang lalai, khususnya dalam konteks merger atau take-over ketika kegagalan untuk memahami tren ekonomi dapat menyebabkan suatu perkiraan  yang salahmengenai kinerja perusahaan;

·       setiap tindakan yang melebihi batas konstitusi perusahaan (seperti peminjaman yang berlebihan) dan pembayaran yang tidak diotorisasi, apapun alasannya;

·       kegagalan untuk mengungkapkan tingkat kepentingan direktur secara penuh;

·       kesalahan dalam keputusan, misalkan mengijinkan perusahaan untuk terus melakukan perdagangan ketika bisnis harus berhenti;

·       pengawasan yang lalai terhadap tanggung jawab yang didelegasikan;

·       investasi yang tidak bijaksana.

 

Tanggung gugat berdasarkan perundang-undangan

 

Area tanggung gugat ini signifikan dan secara konstan meluas karena pemerintah berusaha keras untuk membuat individu lebih memiliki akuntabilitas untuk tindakan mereka.

 

Peratuan yang memiliki pengaruh terhadap tanggung gugat direksi adalah:

·       Undang-undang No. 1 tahun 1995

 

Tanggung gugat pribadi

 

Karena perusahaan bukan manusia, tindakannya hanya dapat diputuskan dan diimplementasikan oleh orang yang mengelolanya, yaitu direktur. Dalam bertindak sebagai ‘otak dan keinginan’ perusahaan, direktur dapat memiliki tanggung gugat berdasarkan hukum kasus untuk kesalahan yang dilakukan perusahaan. Tanggung gugat timbul dengan cara yang sama dengan yang ditetapkan oleh perundang-undangan.

 

Pembunuhan korporasi

 

Posisi hukum saat ini (UK) adalah suatu perusahaan dapat bertanggung jawab secara kriminal untuk pembunuhan walaupun ia merupakan seseorang yang terpisah secara hukum dengan tidak ada keberadaan fisik. Tanggung gugat untuk pembunuhan dapat dihubungkan dengan penggunaan media berikut:

 

·       Prinsip identifikasi

Pada intinya, siapa yang mengendalikan atau mengelola urusan suatu perusahaan dianggap sebagai perwujudan dari perusahaan itu sendiri.

·       Vicarious liability

Berdasarkan berbagai undang-undang, dengan menetapkan suatu kewajiban yang absolut terhadap majikan atau prinsipal, membuat majikan bertanggung jawab untuk tindakan dari pegawai atau agennya, bahkan jika majikan tidak memiliki kewenangan atau ijin untuk melakukan tindakan tersebut.

 

Dengan usulan pelanggaran baru mengenai ’pembunuhan perusahaan’ suatu perusahaan akan bersalah jika:

·       suatu kesalahan manajemen oleh perusahaan, dalam cara suatu aktivitas perusahaan dikelola atau diorganisasi untuk memastikan kesehatan dan keselamatan dai orang yang dipekerjakan atau terpengaruh oleh aktivitas tersebut, menyebabkan atau merupakan salah satu yang menyebabkan kematian seseorang, walaupun penyebab langsungnya adalah tindakan atau kesalahan suatu individu;

·       kegagalan yang terdiri dari tingkah laku yang berada di bawah yang secara wajar diharapkan dari suatu perusahaan dalam keadaan demikian.

 

Siapa direktur?

 

Suatu perusahaan adalah suatu entitas hukum dan terpisah serta berbeda dari pemiliknya – pemegang saham – dan manajemennya. Direktur terdiri dari direktur yang ditunjuk dan orang lain (apa pun jabatan atau posisinya yang terlihat). Ini dapat termasuk direktur de facto (konstruktif) yang bertindak meskipun kurang memiliki penunjukkan resmi. Misalkan general manager yang menjalankan perusahaan untuk direktur yang tidak hadir, dan shadow directors, seperti pemegang saham mayoritas yang menjaga jaak dengan perusahaan tetapi secara efektif mengarahkan direktur yang ditunjuk.

 

ü  Direktur de facto dan direktur bayangan

Direktur de facto adalah seseorang yang menyatakan untuk bertindak dan mengakui untuk bertindak sebagai seorang direktur, walaupun tidak diangkat secara sah. Direktur bayangan, sebaliknya, tidak menyatakan atau mengakui untuk bertindak sebagai seorang direktur. Ia bersembunyi dalam bayangan berlindung di belakang orang lain, yang ia nyatakan, adalah direktur perusahaan dengan mengecualikan dirinya.

ü  Anak perusahaan dan perusahaan afiliasi

Polis sebaiknya mencakup semua anak perusahaan dalam suatu grup dan biasanya polis diberlakukan oleh induk perusahaan utama daripada anak perusahaan.

ü  Kedirekturan dari luar

Banyak perusahaan yang membutuhkan seorang direktur untuk duduk dalam dewan yang berasal dari luar perusahaan, misalkan suatu bank dapat menominasikan seorang individu untuk bertindak sebagai seorang direktur untuk perusahaan dimana bank memiliki investasi.

ü  Kebijakan direktur individual

Juga dimungkinkan untuk mengatur penjaminan dengan dasar individu untuk seorang direktur yang akan menjamin kedirekturan yang dipegangnya dalam berbagai perusahaan.

ü  Perwalian

Wali dapat memiliki tanggung gugat seperti halnya direktur.

 

 

Risiko milenium

 

Adanya permasalahan ‘millenium bug’ menyebabkan suatu kewajaran apabila direktur diharapkan untuk memastikan bahwa pemesanan TI yang signifikan oleh perusahaan harus memenuhi standar Year 2000. Kegagalan melakukan hal tersebut dapat menghasilkan tanggung gugat pribadi apabila sistem tidak dapat menanggulangi dan perusahaan menderita kerugian sebagai akibatnya.

 

Sebagai tambahan, direktur juga harus mengambil langkah-langkah aktif untuk menilai pengaruh masalah yang mungkin terjadi pada sistem yang ada dan memutuskan tindakan perbaikan.

 

 

Wording polis

 

Klausul penjaminan

 

Tanggung gugat direktur dan officer

Penanggung akan membayar kerugian untuk setiap tertanggung yang dihasilkan setiap klaim pertama dilakukan terhadap tertanggung dalam jangka waktu pertanggungan untuk setiap tindakan salah dalam kapasitas tertanggung sebagai seorang direktur, officer atau pegawai dari perusahaan kecuali untuk dan hingga tingkatan yang telah diganti perusahaan kepada tertanggung.

 

Reimbursemen perusahaan

Penanggung akan membayar kerugian perusahaan yang dihasilkan dari setiap klaim yang pertama dibuat terhadap tertanggung dalam jangka waktu pertanggungan untuk setiap tindakan salah dalam kapasitas tertanggung sebagai seorang direktur, officer atau pegawai dari perusahaan tetapi hanya ketika dan hingga tingkatan yang telah diganti perusahaan kepada tertanggung untuk kerugian tersebut.

 

Definisi

 

Tindakan salah biasanya didefinisikan:

setiap pelanggaran kewajiban, pelanggaran kepercayaan, kelalaian, kesalahan, pernyataan yang salah, pernyataan yang menyesatkan, pelanggaran wewenang atau warranty atau tindakan lain yang aktual atau dituduhkan dari direktur, officer atau pegawai sehubungan dengan kapasitas sebagai seorang direktur atau officer dari perusahaan.

 

Klaim meliputi:

ü  setiap tuntutan atau proses pengadilan yang dilakukan oleh orang atau organisasi terhadap tertanggung untuk damages moneter atau pembebasan lain, termasuk pembebasan bukan uang

ü  setiap permintaan tertulis dari orang atau organisasi bahwa merupakan maksud dari orang atau organisasi untuk menyatkan tertanggung bertanggung jawab atas akibat dari suatu tindakan salah yang disebutkan

ü  penuntutan kriminal yang dilakukan terhadap seorang tertanggung

ü  proses administratif atau berhubungan dengan undang-undang atau investigasi resmi sehubungan dengan suatu tindakan salah seorang tertanggung

 

Kerugian meliputi damages, keputusan pengadilan, penyelesaian dan biaya pembelaan klaim.

 

Pengecualian polis

 

·       keuntungan pribadi yang tidak layak atau penipuan dan ketidakjujuran

·       pemberitahuan sebelumnya

·       proses hukum sebelumnya dan yang tertunda

·       tertanggung vs. tertanggung

·       perwalian dana pensiun

·       polusi

·       di luar kedirekturan

·       cedera badan atau kerusakan atas harta benda nyata

·       klausul yurisdiksi

 

Batas ganti rugi

 

Biasanya diaplikasikan suatu batas agregat total ganti rugi dan jumlahnya disebutkan dalam ikhtisar polis.

 

 

 

 

Kondisi-kondisi polis

 

Kondisi-kondisinya serupa dengan banyak kondisi dalam polis tanggung gugat. Ada beberapa tambahan seperti:

·       Penanggung setuju untuk tidak menyelesaikan klaim tanpa persetujuan tertanggung. Akan tetapi, jika tertanggung menolak suatu penyelesaian yang direkomendasikan oleh penanggung, tanggung gugat penanggung tidak akan melebihi jumlah yang seharusnya dibayarkan jika klaim diselesaikan ditambah biaya dan pengeluaranyang timbul hingga tanggal penolakan.

·       Jika suatu penawaran untuk penerbitan saham tertanggung dinyatakan unconditional, ganti rugi polis hanya berlaku atas klaim untuk tindakan salah yang dilakukan sebelum tanggal penawaran tersebut menjadi unconditional.

 

Perluasan polis

 

·       Perwakilan dalam investigasi dan pemeriksaan

Penanggung mengganti biaya-biaya atau pengeluaran-pengeluaran yang telah disetujuinya terlebih dahulu secara tertulis yang dihasilkan oleh kehadiran  yang diharuskan secara hukum dari direktur atau officer perusahaan pada investigasi , pemeriksaan atau penyelidikan resmi atau sejenisnya yang berhubungan dengan urusan perusahaan.

·       Anak perusahaan yang baru

Secara otomatis dijamin hingga ukuran tertentu.

·       Di luar kedirekturan

Jika penjaminan diberikan, berada dalam contingent basis dan harus memenuhi dua kriteria:

ü  Di luar perusahaan tidak dapat mengganti rugi direktur

ü  Di luar perusahaan tidak atau tidak efektif memiliki penjaminan D&O

Polis D&O perusahaan hanya akan beroperasi di atas penggantirugian yang diberikan perusahaan

·       Discovery period

Penanggung memberikan suatu jangka waktu tambahan setelah berakhirnya polis untuk pelaporan klaim yang disebabkan kejadian yang terjadi sebelum atau tidak diketahui sampai sesudah jangka waktu polis berakhir.

·       Pegawai

Penanggung menjamin juga pegawai pada saat betindak dalam kapasitas manajerial atau kepenyeliaan (supervisory).

 

Perluasan penjaminan entitas

 

·       Penjaminan entitas untuk klaim sekuritas

 

·       Penjaminan entitas untuk klaim praktek kepegawaian

 

Underwriting risiko

 

Formulir permohonan pertanggungan dan laporan & pembukuan yang diaudit

 

Formulir permohonan pertanggungan selalu dibutuhkan untuk kelas bisnis ini dan harus disertai dengan:

ü  pembukuan terakhir yang telah diaudit

ü  pernyataan sementara terakhir, jika ada

ü  salinan semua surat edaran yang dikirimkan kepada pemegang saham perusahaan selama tahun sebelumnya

ü  10-K dan 20-F Filing di AS yang terakhir

 

Pertanyaan yang biasa adalah mengenai nama perusahaan dan alamat kantor pusatnya, tanggal berdirinya, aktivitas bisnis dan asuransi sebelumnya. Perusahaan baru tanpa catatan finansial atau manajemen dapat mengalami kesulitan untuk mendapatkan penjaminan. Dalam keadaan ini, penanggung akan membutuhkan salinan dari rencana bisnis dan rincian lebih lanjut mengenai latar belakang dan pengalaman sebelumnya dari direktur tersebut.

 

Jika perusahaan yang akan diasuransikan adalah suatu anak perusahaan, maka nama perusahaan induk utama harus diberikan. Suatu daftar dibutuhkan untuk semua orang yang merupakan direktur dan officer dari perusahaan atau anak perusahaannya dan informasi yang diinginkan adalah usia dan posisi yang dipegangnya.

 

Informasi tambahan

 

Informasi rinci yang diminta dalam formulir permohonan adalah sebagai berikut:

·       setiap perubahan atas struktur modal perusahaan selama tahun lalu;

·       apakah, dalam 12 bulan, perusahaan  mengungkapkan bahwa ia dalam pertimbangan untuk akuisisi, penawaran tender atau merger

·       apakah ada pemegang saham yang memiliki 15% atau lebih saham perusahaan

·       apakah ada permohonan yang disadari perusahaan, berhubungan dengan akuisisi oleh atau merger dengan perusahaan lain atau permohonan menjadi perusahaan terbuka

·       semua perubahan terhadap anak perusahaan selama 12 bulan terakhir

·       rincian kekayaan kotor keseluruhan dari grup di AS (fixed assets dan current assets)

·       apakah perusahaan atau anak perusahaannya memiliki saham atau surat hutang yang diperdagangkan di AS

 

 

Risiko milenium

·       apakah perusahaan telah menyiapkan inventaris piranti keras dan piranti lunak komputer yang digunakan dalam bisnis untuk menilai kemampuannya memenuhi standar Year 2000.

·       Apakah perusahaan memiliki rencana perbaikan Year 2000?

·       Apakah penasihat hukum perusahaan telah meninjau semua persetujuan ijin dan persetujuan perawatan jangka panjang yang berhubungan dengan piranti lunak berlisensi pihak ketiga untuk menilai jika vendor piranti lunak tersebut memiliki kewajiban untuk membuat piranti lunak mereka memenuhi standar Year 2000?

·       Apakah perusahaan membutuhkan, dengan kontrak, bahwa setiap piranti lunak yang baru yang dijual atau dilisensikan kepada mereka memenuhi standar Year 2000?

 

Informasi klaim

 

·       Jika suatu asuransi serupa dengan yang saat ini diajukan masih atau tidak berlaku, apakah klaim yang dibuat atau yang masih tertunda terhadap orang yang mengajukan asuransi berada dalam lingkup asuransi tersebut?

·       Apakah perusahaan atau rang yang diajukan untuk asuransi menyadari,s etelah penyelidikan, setiap keadaan atau peristiwa yang dianggap mereka memiliki dasar untuk klaim di masa mendatang akan berada dalam lingkup asuransi yang diajukan?

 

Batas ganti rugi

 

Pemohon harus menyatakan batas ganti rugi yang dibutuhkan, jumlah minimum biasanya £1 juta tetapi dapat lebih lagi.

 

Excess

 

Excess biasanya diberlakukan untuk bagian reimbursemen perusahaan, khususnya jika penjaminan diberikan untuk AS dan Kanada.

 

Deklarasi dan tanda tangan

 

Formulir permohonan harus ditandatangani oleh chairman atau chief executive atau yang setara, dengan jaminan bahwa ‘semua klaim atau keadaan yang dapat menimbulkan klaim telah diberitahukan kepada penanggung’.

 

Deklarasi perpanjangan

 

Perusahaan harus mengisi formulir permohonan yang baru setiap tahun dan menyediakan pembukuan diaudit yang terakhir, dsb.

 

Penetapan suku premi

 

·       Batas ganti rugi

·       Penjualan dan kekayaan kotor

·       Perdagangan, aktivitas perusahaan dan struktur organisasi

·       Posisi keuangan perusahaan

·       Daerah geografis operasi dan yurisdiksi yang dijamin

·       Jumlah direktur dan officer yang dijamin

·       Strategi pemenuhan standar Year 2000

 

 

 

 

 

Bab 12

Tanggung Gugat Profesi

 

Pendahuluan

 

Tujuan asuransi tanggung gugat profesi adalah untuk melindungi orang profesional terhadap tanggung gugat hukum untuk membayar damages kepada orang-orang yang menderita kerugian finansial yang timbul dari kelalaian profesional mereka sendiri atau pegawainya dalam melakukan suatu bisnis.

 

Tinjauan pasar

Asuransi tanggung gugat profesi telah berkembang menjadi suatu kelas spesialis dan memasuki profesi yang baru, seperti industri komputer, telekomunikasi dan sektor pendidikan swasta dan kesehatan.

Sebagai tambahan profesi tradisional juga berkembang menjadi sektor lain dan berhubungan, misalkan akuntan dan auditor menjadi konsultan manajemen dan komputer.

Pertumbuhan asuransi tanggung gugat didukung oleh dua faktor yang berhubungan:

·       kesiapan lebih banyak orang untuk mencari saran hukum dan terlibat dalam proses hukum untuk mendapatkan kompensasi daripada sebelumnya

·       persyaratan yang ditetapkan oleh badan profesional agar anggotanya memiliki asuransi tanggung gugat profesi sebagai standar minimum.

 

 

Bagaimana tanggung gugat timbul

 

Ketika seorang profesional memberikan suatu saran atas masalah yang melibatkan profesi mereka, mereka harus memberikannya dengan suatu tingkat keahlian yang wajar dan memiliki informasi yang cukup untuk membuatnya aman dalam memberikan saran khusus tersebut.

 

Hukum kasus dan tort

 

Seorang profesional memiliki suatu kewajiban kepada pelanggannya untuk melakukan suatu tingkat keahlian yang diharapkan dari seseorang dalam profesi tersebut. Orang tersebut tidak harus memiliki keahlian yang tertinggi, tetapi harus dapat menunjukkan suatu standar ahli biasa dalam profesi tersebut. Contoh kasus Bolam v. Friern Hospital Management Committee (1957).

 

 

Berdasarkan kontrak

 

Salah satu pesyaratan tersirat (implied terms) dalam kontrak jasa antara seorang profesional dengan pelanggannya adalah ia memberikan jasa dengan keahlian dan kehati-hatian yang wajar.

 

Sebagai tambahan, tanggung gugat terhadap pihak ketiga dapat timbul sesuai dengan prinsip Hedley Byrne, dimana tanpa adanya hubungan kontrak terdapat suatu tanggung gugat untuk penyataan salah yang dibuat secara lalai yang menyebabkan kerugian finansial atau fisik.

 

Perundang-undangan

 

Pertumbuhan dalam aktivitas profesional dan konsultasi telah diimbangi dengan perundang-undangan yang dirancang untuk mengatur profesi tertentu dan melindungi warga negara dan konsumen.

 

Contoh bagaimana tanggung gugat timbul dalam profesi yang berbeda

 

Konstruksi dan harta benda

Arsitek dan insinyur

Arsitek dan insinyur dapat memiliki tanggung gugat hukum untuk saran yang tidak tepat, pembuatan rancangan yang tidak tepat dan kesalahan dalam spesifikasi, disain, tender atau kuantitas dan juga pengawasan yang lalai dalam pekerjaan struktur atau yang lainnya.

Auctioneers, estate agents, surveyors dan valuers

Risiko timbul dari survey yang dilakukan terhadap harta benda atau saran yang diberikan sehubungan dengan penjualan atau pemesanan harta benda. Kewajiban surveyor tidak hanya untuk melaporkan fakta-fakta tetapi juga untuk menginterpretasikan penemuan-penemuan tersebut kepada nasabah.

 

Hukum

Barristers

Dalam kasus Arthur JS Hall & Co. v. Simons; Barrat v. Ansell; Harris v. Schofield Roberts & Hill, pengadilan menyatakan bahwa perwakilan hukum tidak lagi kebal dari tuntutan sipil untuk pekerjaan mereka sebagai advokat dalam pengadilan.

Solicitors

Kewajiban solicitors adalah untuk melakukan semua kehati-hatian keahlian yang wajar dalam dan mengenai bisnis nasabah mereka, tetapi seorang nasabah yang tidak berpengalaman dapat lebih membutuhkan saran daripada yang berpengalaman.

Salah satu penyebab klaim yang umum adalah kegagalan solicitors untuk mengambil tindakan hukum yang diperlukan dalam jangka waktu yang ditetapkan undang-undang.

Obat-obatan

 

Orang-orang dalam profesi medis dapat mengalami tuntutan dengan dasar mereka gagal menggunakan kehati-hatian yang wajar. Walaupun saran atau perawatan yang diberikan adalah yang terbaik, ada kemungkinan klaim spekulatif oleh pasien yang tidak pulih secara memuaskan atau secara cepat seperti yang mereka harapkan dan yang mengimplikasikan bahwa, jika bentuk perawatan lain diberikan, semua akan menjadi lebih baik.

 

Keuangan

Akuntan dan auditor

Akuntan harus mengetahui prinsip umum tentang hukum perusahaan dan persyaratan hukum dari sertifikat auditor. Jika mereka berlaku sebagai seorang auditor terhadap pembukuan mana yang harus diaudit berdasarkan persyaratan hukum, mereka harus mengetahui ketentuan perundang-undangan selama mempengaruhi tugas mereka. Mereka bertanggung jawab untuk kelalaian jika mereka gagal melihat informasi yang dibutuhkan dan untuk penipuan, jika mereka membuat pernyataan tanpa mempermasalahkan atau membenarkan hal itu.

Auditor suatu perusahaan harus membuat suatu laporan mengenai pembukuan yang diperiksa oleh mereka. Mereka harus menyatakan apakah neraca keuangan dan pembukuan telah dipersiapkan dengan layak dan apakah, dalam pendapat mereka, suatu pandangan yang benar dan adil telah diberikan mengenai keadaan perusahaan pada akhir periode pembukuan dan mengenai keuntungan atau kerugian perusahaan untuk periode tersebut.

Broker asuransi

Broker asuransi memiliki kewajiban berhati-hati kepada nasabah mereka dan juga kepada penanggung dalam menyusun asuransi. Mereka harus melaksanakan instruksi nasabah mereka dan memberikan mereka saran yang layak. Setiap pelanggaran kewajiban ini dapat melibatkan mereka dalam suatu tanggung gugat hukum. Pertanyaan kunci yang menjadi dasar semua aktivitas broker dan penempatan langsung adalah dalam menetapkan ‘fakta material’.

 

Profesi dan konsultasi lain

Agen pemasaran dan pengiklanan

Klaim dapat timbul dari kesalahan seperti kegagalan untuk memperhatikan kesalahan cetak, gagal memenuhi tenggat waktu, pencemaran nama baik, dan pelanggaran hak cipta.

Konsultan komputer

Ketergantungan yang besar terhadap teknologi informasi yang efektif membuat nasabah komersil dan industri mudah melakukan klaim apabila mereka merasa mereka menerima pelayanan yang di bawah standar.

Badan riset dan pendidikan

Banyak universitas dan badan riset yang bergantung pada dana yang diterima dari dunia komersil. Hal ini seringkali diberikan dengan imbalan untuk riset mengenai teknologi yang paling maju atau inisiatif bersama dengan industri dalam area yang berisiko tinggi seperti a aeronautika, obat-obatan dan pekerjaan mengenai binatang.

Telah terjadi peningkatan jumlah klaim akhir-akhir ini terhadap sekolah, misalkan, kegagalan untuk mengidentifikasi dan menyediakan kebutuhan murid-muridnya.

Employment agencies

Hal yang perlu diperhatikan adalah apakah employment agencies tersebut menerima tanggung jawab berdasarkan kontrak dengan perusahaan pemakai jasanya atas tindakan dari staf yang mereka suplai.

Disain dan saran industrial

Beberapa perusahaan manufaktur dapat terlibat dalam suatu risiko saran dan disain, tidak berhubungan dengan penyediaan suatu produk, dimana mereka menerima bayaran. Mereka mungkin diakui sebagai ahli dalam suatu bidang tertentu dan siap untuk memberikan saran atau panduan.

Jasa investigasi dan analisis

Firma yang memberikan jasa investigasi atau yang melakukan analisa memiliki risiko untuk mengalami klaim apabila penemuan mereka terbukti tidak akurat. Contoh aktivitasnya:

·       agen pencari perusahaan

·       saksi ahli

·       ahli forensik

·       agen pencari hukum

Telekomunikasi

Ada risiko besar bagi perusahaan telekomunikasi untuk dinyatakan bertanggung jawab untuk pencemaran nama baik atau libel yang disiarkan melalui sistemnya, sebagai tambahan terhadap setiap saran yang mereka berikan yang dapat mneyebabkan klaim untuk kelalaian atau kesalahan.

Penterjemah

Area problem utama adalah apabila pekerjaan melibatkan penterjemahan pekerjaan ilmiah dan atau teknis dimana penterjemah harus berkualifikasi dalam pokok yang diterjemahkan dan juga dengan bahasa yang digunakan.

 

Tanggung gugat internet

 

Dengan penggunaan internet oleh konsumen dan perusahaan, banyak tanggung gugat muncul.

 

Polis yang ada di pasar menyediakan penjaminan pihak pertama dan pihak ketiga. Penjaminan itu antara lain:

·       kerusakan website tertanggung dari serangan virus internasional

·       kerugian finansial karena penipuan dengan penggunaan e-mail atau akses yang tidak berotoritas lain

·       pelanggaran hak intelektual

·       pencemaran nama baik

·       hak pribadi

·       penyebaran virus

 

 

Jaminan polis

 

Wording polis

Klausul penjaminan

Penjaminan diberikan dengan dasar ‘claims made’ yang berarti selama klaim dilakukan dalam jangka waktu pertanggungan, tanpa memperhatikan kapan tindakan kelalaian tersebut dilakukan. Penanggung biasanya sebelum menerbitkan polis akan mempelajari formulir permohonan yang diajukan untuk melihat apa yang telah terjadi. Klaim yang sudah terjadi akan dikecualikan dan jika terdapat non-disclosure maka polis menjadi void. Penanggung dapat juga menerapkan retroactive date.

Pelanggaran kewajiban profesional

Pelanggaran kewajiban profesional dengan alasan kelalaian atau kesalahan yang terjadi atau dilakukan dengan maksud baik oleh:

tertanggung

pegawai

agen

pendahulu

orang, firma, atau perusahaan lain yang bertindak secara bersama dengan tertanggung

Tanggung gugat tertanggung berdasarkan tanggung gugat dalam hukum, yaitu kegagalan untuk melakukan suatu tingkat keahlian yang cukup, wajar dan kompeten daripada ketidakjujuran atau penipuan.

Kesalahan dijamin dengan atau tanpa kelalaian, dengan syarat tidak disengaja dan pada prinsipnya menimbulkan tanggung gugat.

Tanggung gugat yang dijamin juga dapat berasal dari partner terdahulu, karena partner bertanggung jawab secara bersama dan terpisah. Demikian juga dengan perbuatan dari pegawai.

 

 

Ketidakjujuran

yang timbul dari ketidakjujuran atau tindakan penipuan atau kesalahan pada pihak pegawai atau agen

Polis ini juga termasuk klausul seperti:

libel dan slander

kehilangan atau kerusakan dokumen

kompensasi untuk kehadiran di pengadilan

 

Batas ganti rugi

 

Batas ganti rugi adalah batas agregat (aggregate limit) yang berkurang setiap kali terjadi klaim. Pembayaran biaya dan pengeluaran lain adalah cost inclusive. Kadang kala dalam polis juga tercantum batas ganti rugi setiap kejadian (single occurrence limit).

 

Biaya-biaya lain

 

Asuransi tanggung gugat profesi biasanya berlaku risiko sendiri dengan tujuan untuk menghilangkan klaim-klaim kecil dan memberikan tertanggung keterlibatan finansial dalam klaim.

 

Biaya investigasi klaim tanggung gugat profesi seringkali tinggi, khususnya jika dibutuhkan untuk mendapatkan laporan independen dari ahli dalam bidang tertentu. Oleh karena itu biasanya penanggung mempersyaratkan biaya-biaya ini juga dikenakan risiko sendiri.

 

Pengecualian polis

 

risiko sendiri

tanggung gugat untuk kematian penyakit atau cedera badan dari pegawai ® employers’ liability

tanggung gugat untuk cedera badan atau kerusakan harta benda pihak ketiga kecuali timbul dari saran, rancangan, spesifikasi atau kesalahan untuk melakukan kewajiban profesional ® public & products liability

liquidated damages

konsekuensi dari setiap keadaan yang diberitahu di bawah polis sebelumnya atau setiap keadaan yang diketahui tertanggung pada awal pertanggungan yang secara wajar mungkin menimbulkan klaim

perang

kontaminasi radioaktif dan sonic bangs

rembesan (luar ke dalam), polusi atau kontaminasi dalam berbagai bentuknya

 

 

Perluasan polis

 

Pelanggaran warranty kewenangan yang dilakukan dengan itikad baik

Collateral warranty

Discovery period

 

Kondisi polis

 

Pada umumnya memiliki kondisi-kondisi yang serupa dengan polis tanggung gugat yang lain, hanya ada satu klausul khusus yaitu Queen’s Counsel. Klausul ini mengakui adanya posisi khusus dari seorang profesional yang dihadapkan dengan suatu klaim atau ancaman proses hukum, karena proses hukum seringkali merusak reputasi profesional mereka.

 

Seorang profesional tidak ingin nama mereka dihubungkan dengan suatu tuntutan kelalaian profesional dan akan melakukan apa saja yang dapat mereka lakukan untuk memenuhi keinginan si penuntut dalam rangka untuk mencegah kasus tersebut masuk pengadilan. Hal ini menyebabkan pertentangan kepentingan antara penanggung dan tertanggung.

 

Prosedur perpanjangan

 

·       Tertanggung mengisi kembali formulir permohonan dengan rincian staf yang diperbarui ® untuk perhitungan premi

·       Tertanggung melaporkan kejadian yang mungkin menimbulkan klaim di masa mendatang ® perubahan premi dan tingkat risiko sendiri

 

 

Formulir permohonan

 

Rincian setiap partner dan direktur

 

·       kualifikasi profesional ® penanggung harus memastikan bahwa pemohon berkompeten untuk profesi tersebut dan ukuran terbaiknya adalah standar yang ditetapkan oleh badan profesional dalam bentuk ujian kualifikasi

·       tanggal diperolehnya kualifikasi dan usia ® untuk menentukan tingkat pengalaman profesional sesungguhnya sejak kualifikasi diperoleh

·       periode praktek sebagai seorang partner ® untuk menilai pengalaman pemohon

·       rincian partner sebelumnya ® harus disediakan jika termasuk untuk dijamin

 

 

 

 

Jumlah keseluruhan staf lain

 

Informasi ini dibutuhkan untuk penetapan suku premi karena premi sebagian berdasarkan jumlah keseluruhan staf.

 

Aktivitas

 

·       daftar lima kontrak terbesar yang diambil dalam tiga tahun terakhir

·       rincian tiga kontrak terbesar yang diharapkan akan diambil untuk tahun yang akan berjalan

·       koneksi dengan firma lain

·       keanggotaan konsorsium atau praktek grup lain

·       deskripsi aktivitas dan gross fee setiap tahun dalam tiga tahun terakhir – dengan merinci jika berhubungan dengan AS dan Kanada

·       deskripsi setiap kontrak dimana partner atau direktur memiliki suatu kepentingan dan apakah mereka memiliki pengendalian terhadap suatu keputusan

·       pendapatan dari nasabah terbesar

·       rincian apabila produk akhir berhubungan dengan luar negeri

·       kontrak standar yang digunakan – brosur, dsb

 

Manajemen risiko

 

·       Apakah pemohon bekerja berdasarkan suatu kode praktek profesi?

·       Apakah pemohon memiliki instruksi kerja tertulis atau daftar pemeriksaan untuk jasa yang disediakan?

·       Apa yang dianggap pemohon sebagai risiko potensial yang paling signifikan yang berhubungan dengan lapangan pekerjaannya?

·       Apa yang dilakukan proposer untuk mengurangi risiko tersebut?

·       Seberapa sering manajemen meninjau prosedur kerja  untuk memastikan kesesuaiannya berkesinambungan dan apa bentuk tinjauan tersebut?

·       Apakah pemohon diakreditasi dengan IS 9000 atau memenuhi bentuk penilaian eksternal yang lain?

 

Pengendalian kontrak

 

ü  Apa prosedur yang dilakukan sebelum kontrak diterima untuk memastikan bahwa:

ü  spesifikasi kontrak telah dipenuhi

ü  kebutuhan nasabah dapat dipenuhi?

ü  Apa catatan yang disimpan mengenai

ü  kontrak asli

ü  perubahan selanjutnya terhadap kontrak tersebut

ü  perjanjian verbal

ü  percakapan telepon?

ü  Apa langkah yang dilakukan oleh pemohon untuk meninjau pekerjaan yang dilakukan oleh staf?

ü  Apakah proses perekrutan memerlukan surat referensi?

 

Asuransi sebelumnya

 

Apakah pemohon saat ini atau pernah diasuransikan terhadap risiko tanggung gugat profesi?

 

Fakta bahwa pemohon belum pernah diasuransikan dapat mempengaruhi penanggung, tentunya tergantung, seberapa lama bisnis telah didirikan dan seberapa lama bisnis tersebut tanpa penjaminan.

 

Polis diterbitkan dengan dasar ‘claims made’ dan dapat memberikan penjaminan retroactive secara penuh. Penanggung harus memastikan bahwa tidak ada dasar untuk curiga mengenai pembelian asuransi karena adanya kemungkinan klaim telah dilakukan untuk tindakan kelalaian yang dilakukan di masa lalu. Dalam beberapa kasus polis dapat diubah untuk mengecualikan atau membatasi penjaminan retroactive.

 

Tingkah laku pegawai

 

Apakah pemohon atau pendahulunya dalam bisnis mengeluarkan atau bermaksud mengeluarkan pegawai karena:

a.      setiap tindakan kelalaian atau kesalahan

b.      perbuatan jahat, kriminal, penipuan atau ketidakjujuran

 

Ini dilakukan untuk mengungkapkan kemungkinan suatu klaim terjadi dari aktivitas masa lalu pegawai  dan pendahulu pemohon dalam bisnis berdasarkan penjaminan retroactive yang diberikan polis.

 

Klaim sebelumnya

 

Apakah ada klaim yang telah dilakukan terhadap pemohon atau direktur, partner atau pegawai untuk kelalaian dan kesalahan yang berhubungan dengan kewajiban profesi?

 

Apakah pemohon menyadari setiap kelalaian atau kesalahan atau keadaan yang dapat menimbulkan klaim?

 

Ini digunakan untuk mengetahui informasi yang dapat tersedia mengenai pengalaman klaim sebelumnya dan setiap hal yang dapat meyebabkan klaim di masa mendatang.

 

Penanggung juga menanyakan apakah yang telah dilakukan oleh pemohon untuk mencegah berulangnya situasi yang menimbulkan klaim.

 

Perluasan pilihan

 

Apakah pemohon menginginkan untuk memperluas polis untuk menjamin, misalkan:

·                         pelanggaran warranty kewenangan?

·                         collateral warranty?

 

Penetapan suku premi

 

Premi untuk bisnis tanggung gugat profesi biasanya dihitung dengan mengalikan suatu suku premi dengan gross fee atau gross billings atau batas ganti rugi, ditambah dalam keadaan tertentu, suatu bayaran per kapita untuk setiap orang yang dipekerjakan dalam bisnis. Suku premi yang ditetapkan bervariasi antar profesi dengan memperhitungkan pengalaman klaim individu penanggung dan penilaian mereka terhadap potensi klaim dalam profesi tersebut.

 

Premi juga dapat diperbesar karena adanya informasi lain mengenai risiko, misalkan:

ü  lebih dari satu kantor

jika kantor terdiri lebih dari satu lokasi, risiko dapat meningkat dengan mempertimbangkan sistem pengendalian, pemantauan dan komunikasi antar lokasi yang berbeda

ü  pengalaman klaim

pengalaman klaim yang buruk dapat menyebabkan peningkatan premi dasar,  dan dengan kemungkinan peningkatan risiko sendiri

ü  usia partner atau pengalaman bisnis

peningkatan premi dapat terjadi jika partnernya berusia muda atau bisnis tersebut baru didirikan

ü  rasio partner terhadap staf

penambahan premi tergantung pada pandangan penanggung terhadap risiko sebagai suatu keseluruhan dan penilaian mereka mengenai rasio yang dapat diterima antara staf yang berkedudukan sebagai pengawas dan staf lain

 

Related Posts

501 ASURANSI TANGGUNG GUGAT (LIABILITY INSURANCE) disampaikan oleh : ir. sudarno hardjo Saparto
4/ 5
Oleh