Bab
1
Sumber
Sumber Tanggung Gugat Sipil
Dasar hukum sipil di Inggris dan
Sumber-sumber
hukum sipil:
· Custom
Merupakan pendahulu dari konsep
preseden, khususnya dalam menyelesaikan sengketa perdagangan.
· Common Law
Merupakan sumber yang paling
subur untuk hukum sipil Inggris dan berdasarkan doktrin preseden yang mengikat.
· Legislation
Sejak abad ke dua puluh menjadi sumber hukum yang
lebih potensial dan merupakan bentuk hukum yang tertinggi dan mengesampingkan
dua sumber hukum yang lain apabila terjadi pertentangan.
Kontrak dan tort
Suatu
kontrak adalah suatu perjanjian yang menimbulkan kewajiban yang dapat
dilaksanakan atau diakui secara hukum.
Suatu
tort adalah kesalahan sipil yang mengatur tingkah laku manusia satu sama lain
tanpa adanya suatu hubungan kontraktual atau hubungan hukum lain. Tort harus
dapat menimbulkan suatu tuntutan untuk unliquidated damage, yaitu kerugian yang
tidak dapat dinilai dengan merujuk pada bukti nilai.
Tort tidak bersifat sukarela, tetapi dipaksakan dengan
hukum sedangkan untuk masuk ke dalam kontrak bersifat sukarela.
Klasifikasi dan ajaran dasar dari tanggung
gugat tort
Berikut suatu daftar yang berhubungan dengan tort:
· negligence (kelalaian)
· nuisance (gangguan)
· breach of statutory duty (pelanggaran kewajiban
berdasarkan undang-undang)
· aturan dalam kasus Rylands v. Fletcher (1868)
· berbagai tanggung gugat tegas (strict liability)
· pencemaran nama baik :
libel dan slander
Hukum tort memperhatikan distribusi kerugian.
Damnum sine injuria dan Injuria sine damno
Damnum adalah kerugian fisik aktual yang diderita, dan
Injuria adalah suatu cedera badan yang memiliki konsekuensi hukum.
Damnum sine injuria adalah kerugian fisik yang diderita
tanpa adanya pelanggaran hak atau hukum. Sedangkan Injuria sine damno adalah
pelanggaran hak hukum tanpa adanya kerugian fisik yang diderita.
Konsep Fault
Fault biasanya terdiri dari kegagalan untuk memenuhi
suatu kewajiban umum atau khusus yang ditentukan oleh hukum.
Prosedur
sipil dan reformasi Woolf
Proses pengadilan selalu dianggap sebagai suatu usaha
terakhir dan pengadilan mendorong semua pihak untuk mencoba berbagai cara lain
yang tersedia untuk menyelesaikan sengketanya tanpa proses pengadilan.
Pada umumnya, hanya kasus yang mungkin memiliki nilai
lebih dari £25,000 (£50,000 untuk cedera badan) yang diproses di High Court,
sedangkan yang lainnya diproses di County Court.
Pada tanggal 26 April 1999 diperkenalkan Aturan Prosedur
Sipil yang baru oleh Lord Woolf, yang fokus utamanya adalah untuk memberikan
pengadilan kekuasaan yang lebih besar dalam manajemen kasus dan dalam
menentukan jadwal, dengan biaya dan hukuman bunga untuk ketidaksesuaian. Dalam
mengelola kasus ini pengadilan berurusan dengan permasalahan secara adil
melalui:
· memastikan bahwa semua
pihak memiliki kekuatan hukum yang sama
· menghemat pengeluaran
· berurusan dengan kasus secara proporsional,
berdasarkan jumlah uang yang terlibat, pentingnya kasus, kompleksitas masalah,
dan posisi keuangan masing-masing pihak
· memastikan bahwa
kasus diurus secara tepatguna dan adil
· menggunakan sumber daya
pengadilan secara tepat dengan memperhitungkan kebutuhan kasus lain
Sistem tiga tingkatan dikembangkan, yaitu:
· Prosedur Klaim Kecil,
untuk semua klaim yang perkiraan nilai pemulihannya kurang dari £5,000 (atau
£1,000 untuk cedera badan).
· Prosedur Jalur Cepat,
untuk semua klaim yang perkiraan nilai pemulihannya kurang dari £15,000.
· Prosedur Jalur Multi,
untuk semua klaim di atas £15,000.
Pledoi
Merupakan dokumen resmi yang harus disediakan
pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengadilan, yang menerangkan posisi
mereka.
Penggugat akan mengisi Claim Form kepada tergugat dengan
disertai oleh suatu Statement of Case, yang menerangkan sejumlah rincian
mengenai fakta-fakta yang menjadi dasar kasus yang diajukan penggugat dan nilai
yang dituntut.
Tergugat harus memberikan Acknowledgement dalam 14 hari
dan suatu Defence dalam 28 hari.
Protokol
Tujuannya adalah untuk mendorong pihak-pihak yang
bersengketa untuk menyelesaikannya dengan cepat dan tanpa perlu melalui proses
pengadilan jika mungkin. Ada dua jenis yang disetujui, yaitu Fast Track
Personal Injury dan Medical Negligence.
Pengadilan juga telah memperkenalkan suatu sistem
pinalti biaya yang dirancang untuk menghukum setiap pihak yang tidak mematuhi
dengan protokol, perintah pengadilan atau memperlambat proses.
Doktrin
preseden yang mengikat
Ratio Decidendi
Merupakan dasar hukum suatu keputusan.
Obiter Dicta
Merupakan pernyataan hukum lain yang dikemukakan oleh
hakim yang tidak mempengaruhi keputusan pengadilan.
Hirarki Pengadilan
Aturan umumnya adalah keputusan pengadilan yang lebih
tinggi mengikat pengadilan yang di bawahnya.
Hukum sipil
dalam yurisdiksi lain
Eropa
Sumber hukum tertinggi di Inggris adalah Act of
Parliament dan pengadilan hukum tertinggi adalah House of Lords. Akan tetapi dengan bergabungnya Inggris dalam Uni Eropa apabila terjadi
konflik antara hukum domestik dan hukum Uni Eropa maka hukum Uni Eropa yang
berlaku dan harus dilaksanakan oleh pengadilan domestik.
Berdasarkan kasus Francovitch v. Italian Republic (1992) dimungkinkan suatu tuntutan pengadilan dilakukan kepada suatu negara
anggota jika seorang individu menderita kerugian atau kerusakan sebagai akibat
dari kegagalan negara untuk memberlakukan peraturan domestik yang sesuai dengan
peraturan Uni Eropa. Hal ini harus memenuhi tiga kondisi:
·
hasil yang diinginkan oleh
Directive termasuk memberikan suatu hak untuk keuntungan individu
·
isi dari hak tersebut dapat
ditentukan dengan merujuk pada ketentuan dalam Directive
·
harus ada hubungan sebab-akibat
antara pelanggaran kewajiban oleh negara dengan kerugian yang diderita.
Yurisdiksi asing
Perusahaan asuransi UK dapat
terlibat dalam klaim yang timbul di negara lain atau kecelakaan dapat terjadi
pada bangsa asing pada saat berada di UK. Oleh karena itu perlu untuk mengetahui
pengadilan negara mana yang memiliki yurisdiksi untuk mengadakan proses
pengadilan dan hukum mana yang berlaku.
Tujuan yang harus dicapai setelah mempelajari bab ini :
· Menyebutkan berbagai sumber
hukum sipil dan menjelaskan operasi dari sistem preseden dalam hukum Inggris,
menjelaskan tujuan dan pengaruh perundang-undangan dan akibatnya terhadap hukum
sipil
· Mendefinisikan dan membedakan
antara kontrak dan tort, menyebutkan berbagai jenis tort
· Menjelaskan secara umum, dengan
contoh, bagaimana hukum sipil Inggris dimodifikasi dengan keanggotaan Uni Eropa
dan akibat dari yurisdiksi asing
Bab
2
Kelalaian
Definisi
Definisi
oleh Baron Alderson dalam
“Kelalaian
adalah kealpaan untuk melakukan sesuatu yang seorang yang normal, dengan
dipandu pertimbangan-pertimbangan yang umumnya mengatur tingkah laku manusia,
akan lakukan, atau melakukan sesuatu yang seorang normal dan bijaksana tidak
akan lakukan.”
Definisi
yang modern (Winfield dan Jolowicz)
“Kelalaian
sebagai suatu tort adalah pelanggaran suatu kewajiban hukum untuk menjaga yang
mengakibatkan kerugian, yang tidak diinginkan oleh tergugat, kepada penggugat.”
Yang harus dibuktikan penggugat adalah:
· Tergugat memiliki
kewajiban berhati-hati terhadap penggugat
· Tergugat melanggar kewajibannya
· Pelanggaran kewajiban itu mengakibatkan kerugian
atau kerusakan terhadap penggugat
· Penggugat harus membuktikan bahwa jenis kerugian itu
dapat diperkirakan atau tidak berada dalam aturan dasar keterpisahan
Kewajiban berhati-hati
Kasus
utama adalah Donoghue v. Stevenson (1932)
Mrs. Donoghue menderita sakit karena cacat dalam produk
(bir jahe) yang dibelikan oleh seorang temannya. Bir tersebut mengandung
sisa-sisa siput yang terdekomposisi. Berdasarkan hukum Mrs. Donoghue tidak
dapat menuntut penjual karena tidak adanya hubungan kontrak antara mereka.
Satu-satunya jalan adalah dengan menuntut pabrik dengan dasar pabrik memiliki
kewajiban berhati-hati terhadap pengguna produk.
House of Lord berpendapat bahwa kewajiban demikian ada,
yang kemudian dikenal dengan ‘aturan sempit’. Lord Atkin kemudian mengajukan
suatu peribahasa hukum yang umum yang disebut dengan ‘prinsip tetangga’ yang
berlaku secara umum dan menghalangi penggugat untuk memberikan fakta-fakta untuk
kasus mereka dari yang sudah ada dari kasus sebelumnya.
Dengan demikian kewajiban berhati-hati dalam keadaan
tertentu tergantung pada dua pengujian:
· kemungkinan menyebabkan
cedera atau kerusakan harus dapat secara wajar diperkirakan
· orang yang cedera atau
yang harta bendanya rusak harus dalam proksimasi yang dekat dengan tindakan
atau tingkah laku yang dimaksud.
Sejak Donoghue ada beberapa usaha untuk memformulasi
suatu pengujian tunggal untuk kewajiban berhati-hati yang dapat mencakup semua
situasi. Seperti dalam kasus Anns v.
London Borough of Merton (1977) dan Caparo Industries v. Dickman and Ors
(1990). Akhirnya House of Lord menyatakan bahwa daripada berusaha merumuskan
suatu pengujian yang universal, hukum kelalaian harus berkembang secara
gradual, dengan menggunakan situasi yang umum diketahui dimana tanggung gugat
telah dinyatakan berlaku di waktu sebelumnya, sebagai panduan. Jadi walaupun
kategori kelalaian tidak ditutup, ia harus dikembangkan dengan merujuk pada
prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam kasus-kasus sebelumnya.
Pelanggaran
Setelah
ditetapkan bahwa kewajiban berhati-hati ada dalam beberapa situasi, kemudian
perlu untuk menyelidiki apakah tergugat melanggar kewajiban tersebut. Cara yang
dipakai adalah dengan pengujian manusia normal, yaitu tingkat kehati-hatian
dari seorang manusia normal akan lakukan dalam suatu keadaan tertentu.
· Standar pengetahuan dan praktek
Salah satu pembelaan yang dapat digunakan adalah
dengan menunjukkan bahwa tergugat memenuhi tingkat umum pengetahuan teknik atau
ilmu pengetahuan pada saat itu. Dalam Roe v. Ministry of Health (1954) suatu
larutan fenol dengan obat penghilang rasa sakit oleh staf rumah sakit. Obat
penghilang rasa sakit tersebut diletakkan dalam ampul, yang kemudian diletakkan
dalam larutan fenol. Ampul tersebut retak dan obat penghilan rasa sakit tersebut
terkontaminasi dan pasien menjadi lumpuh. Pada saat kecelakaan terjadi tidak
diketahui bahwa fenol dapat merembes ke dalam ampul melalui retak yang tidak
terlihat dan rumah sakit dinyatakan tidak melakukan kelalaian.
Pertimbangan yang sama juga
berlaku untuk praktek umum yang digunakan untuk aktivitas tertentu. Jika tergugat
menunjukkan bahwa mereka telah berlaku sesuai dengan praktek tersebut, maka itu
merupakan bukti bahwa mereka telah melakukan kewajiban berhati-hati mereka. Ini
hanya bukti dan bukti yang bertentangan dapat diajukan dengan menunjukkan bahwa
walaupun tidak mengikuti praktek umum, tergugat tidak memenuhi kewajiban
berhati-hatinya, seperti dalam kasus Blenkiron v. Great Central Gas Consumer
Co. (1860). Sebaliknya fakta bahwa tergugat tidak berlaku sesuai dengan praktek
umum tidak berarti ia bersalah, seperti dalam kasus Brown v. Rolls-Royce
(1960).
· Kemungkinan dan tingkat cedera
Lord Dunedin mengatakan dalam Fardon v.
Harcourt-Rivington (1932) : ‘Orang harus berjaga terhadap probabilitas yang
wajar tetapi tidak terikat untuk berjaga terhadap kemungkinan yang fantastis’.
Kasus lain terdapat dalam
Dalam Paris v. Stepney Borough
Council (1951) merupakan contoh bahwa dalam mempertimbangkan standar kehati-hatian
harus memperhitungkan tingkat cedera yang mungkin disebabkan.
· Relevansi biaya
Jika kemungkinan cedera atau kerusakan kecil dan
sifat cedera atau kerusakan, jika terjadi, mungkin hanya kecil, pengadilan
tidak akan menyalahkan tergugat dengan tidak melakukan tindakan pencegahan jika
biaya untuk menghilangkan atau mengurangi risiko secara signifikan adalah
tinggi.
Contohnya adalah dalam kasus Latimer v. AEC Ltd
(1953). Suatu
lantai pabrik tergenang air karena adanya badai sehingga menjadi licin karena adanya
campuran minyak dan air. Sedikit serbuk gergaji tersedia tetapi tidka cukup dan
seorang pekerja tergelincir pada saat mendorong suatu troli. Penggugat
menyatakan bahwa seharusnya pabrik ditutup dan memulangkan pekerjanya. House of
Lord menyatakan bahwa majikan telah melakukan kewajibannya dan memakan biaya
yang terlalu tinggi untuk menutup pabrik, bahkan untuk satu hari, haya untuk
risiko sekecil itu.
Contoh yang kontras adalah dalam Herrington v.
British Railway Board (1972) dimana seorang anak yang masuk ke dalam jalur
kereta api menderita cedera parah. Walaupun anak tersebut melanggar jalur
dengan merusak pagar pembatas milik British Rail, tergugat dinyatakan bersalah
karena biaya untuk memperbaiki pagar adalah kecil dibandingkan kemungkinan
terjadinya cedera serius.
Kausasi
Untuk
berhasil dalam tuntutan hukumnya, penggugat harus membuktikan bahwa kerugian
atau cedera yang dialaminya secara kausa proksima disebabkan oleh aktivitas
tergugat.
Pengadilan
mengambil pendekatan pikiran sehat dalam memutuskan apakah tindakan tergugat
telah menyebabkan kerugian atau cedera yang dituntut atau tidak. Pendekatan itu
seperti pengujian ‘tetapi untuk’, yaitu jika hasil yang dimaksud tidak akan
terjadi karena peristiwa tertentu, maka dapat dibuktikan secara wajar bahwa
peristiwa tersebut yang menyebabkan hasil. Sebaliknya, jika hasil tetap
saja akan terjadi, maka jelas tindakan tergugat tidak menyebabkan hasil. Contoh kasusnya adalah Barnett v. Chelsea and
Kensington Hospital Management Committee (1969).
Pengadilan
tidak secara umum mempertimbangkan kausasi secara terpisah tetapi akan
menghubungkannya dengan kebutuhan yang lain dari hukum tort seperti konsep
kesalahan dan kewajiban behati-hati.
Berikut
beberapa contoh kasus hukum.
Baker v.
Jobling v. Associated Dairies (1982) tergugat bertanggung
jawab untuk kecelakaan yang mengakibatkan penggugat dengan suatu cedera
punggung. Kemudian tergugat mengalami
myelopathy, yang tidak berhubungan dengan kecelakaan, yang menyebabkan
ia tidak dapat bekerja. Tergugat berpendapat, seperti dalam Baker, bahwa keadaan berikutnya harus
mengakhiri tanggug jawab mereka dan kali ini disetujui oleh House of Lord. Hal
ini dikarenakan bahwa myelopathy merupakan kondisi kesehatan penggugat dan
telah ada sebelumnya.
McGhee v. National Coal Board (1973) penggugat bekerja
dalam pabrik pembakaran bata dan harus naik sepeda untuk pulang setelah kerja
dalam pakaian berdebunya. Ia mengalami dermatitis dan berpendapat bahwa jika
majikannya menyediakan tempat mandi, dia tidak akan terjangkit penyakit
tersebut. NCB mengakui bahwa mereka telah lalai dengan tidak menyediakan
tempat mandi, tetapi berhasil
mempertahankan bahwa penggugat tidak tidak membuktikan kausasi. Tergugat tidak
menunjukkan bahwa jika tergugat menyediakan tempat mandi maka ia tidak akan
menderita penyakit tersebut. House of Lord setuju dengan ini tetapi menyatakan
penggugat tetap berhak untuk mendapatkan penggantian karena tergugat telah
secara material meningkatkan risiko tergugat menderita penyakit tersebut.
Fitzgerald v. Lane (1987) penggugat berjalan dalam
penyebrangan untuk pejalan kaki pada saat lampu menunjukkan untuk berhenti. Ia
ditabrak oleh dua kendaraan secara berturut-turut. Dinyatakan dalam pengadilan
bahwa ketiga pihak sama-sama bersalah. Sayangnya, tidak mungkin untuk
menunjukkan kendaraan mana yang menyebabkan cedera dan tergugat kedua berpendapat bahwa cedera
serius yang diderita penggugat dapat hanya disebabkan leh kendaraan pertama.
Court of Appeal, mengikuti McGhee,
berpendapat bahwa tergugat kedua telah menciptakan suatu risiko cedera fisik
kepada penggugat, atau telah meningkatkan risiko yang ada sehingga cedera
tersebut terjadi. Oleh karena itu mereka harus menanggung proporsi mereka
terhadap kerugian secara penuh.
Hotson v. East Berkshire Area Health Authority
(1987)
penggugat, seorang siswa sekolah berusia 13 tahun, terjatuh dari suatu pohon
dan menderita beberapa cedera termasuk retak pinggul. Rumah sakit tergugat
secara lalai gagal mendiagnosa retak tersebut hingga kerusakan permanen
terhadap pinggul terjadi. Pada pengadilan dinyatakan dengan bukti medis, bahwa
bahkan jika diagnosa yang tepat telah dilakukan sedini mungkin, penggugat hanya
memiliki 25% kemungkinan untuk pulih. Hakim memutuskan penggantian sebesar 25%
dari penggantian penuh dengan alasan bahwa tergugat telah mengambil 25%
kesempatan untuk pulih tersebut. Hal ini juga disetujui di Court of Appeal
tetapi tidak disetujui oleh House of Lord, yang menyatakan bahwa yang terbaik
bagi penggugat adalah keterlambatan
tersebut turut menjadi penyebab tetapi berdasarkan keseimbangan probabilitas
keterlambatan tidak menyebabkan kondisi penggugat pada saat itu dan klaim itu
tidak layak secara keseluruhan.
Wilsher v. Essex Area Health Authority (1988) penggugat lahir
prematur tiga bulan dan menderita kondisi yang dikenal dengan nama retrolental
fibroplasa (RLF), yang menyebabkan anak tersebut buta sebelah dan penglihatan
yang kuran pada mata satunya lagi. Selama awal sebelum kelahiran, dokter bedah
telah gagal memasangkan oksigen dengan benar, dan untuk keputusan House of
Lord, kesalahan tersebut dianggap sebagai kelalaian pada bagian dokter bedah.
Bukti pada pengadilan terdahulu menunjukkan bahwa ada lima faktor lain yang
dapat menyebabkan RLF. Lord Bridge menyatakan bahwa prinsip kausasi dalam kasus
kelalaian menyatakan bahwa penggugat harus membuktikan bahwa tindakan yang
lalai yang menyebabkan cedera atau secara material berkontribusi. Dalam kasus
ini penggugat tidak dapat membuktikan bahwa kelebihan oksigen yang menyebabkan
terjadinya RLF.
Novus actus interveniens
Dalam hal suatu rantai penyebab ada dari suatu kejadian
hingga hasilnya, rantai ini dapat dipatahkan oleh suatu penyebab yang baru
(novus actus interveniens), dengan demikian membebaskan tergugat dari tanggung
gugat apa pun tindakan awal kelalaian.
Contoh kasusnya adalah Caralogie
Steamship Co. v. Royal Norwegian
Government (1952) dimana kapal penggugat rusak karena kelalaian tergugat. Perbaikan
sementara dilakukan dan kapal berlayar ke Amerika Serikat untuk melaksanakan
perbaikan tetap. Perjalanan ini tidak direncanakan dan dilakukan hanya karena
kerusakan. Selama perjalanan kerusakan kapal bertambah parah karena cuaca buruk
dan kerusakan tersebut juga diperbaiki pada saat yang sama dengan kerusakan
karena kelalaian. House of Lord menolak klaim kerusakan karena cuaca buruk
karena menganggap cuaca buruk sebagai suatu novus actus yang bukan merupakan
tanggung ajwab tergugat.
Contoh
kasus lain adalah dalam Rouse
v. Squires (1973) dan Knightley v. Johns (1982).
Terpisahnya kerugian
Walaupun
penggugat dapat menunjukkan bahwa kerusakan yang dideritanya secara kausa
proksima disebabkan oleh aktivitas tergugat, ia belum tentu mendapatkan
penggantian yang penuh terhadap seluruh kerugiannya, karena beberapa di antaranya dapat dianggap sebagai terlalu
terpisah dari tindakan penyebab untuk dapat diganti.
Contoh
kasusnya adalah Re Polemis (1921) dan Tankship (UK) Ltd v. Mort’s Dock and
Engineering Co. Ltd (1961)
Pengecualian
· Aturan ‘eggshell
skull’, merupakan aturan dalam kasus cedera perseorangan, yaitu anda membawa
korban pada saat anda menemukannya.
· Cedera badan, walau
tidak dapat diperkirakan, bukan merupakan jenis tersebut.
· Dalam klaim yang
berdasarkan tanggung gugat tegas baik dalam hukum kasus maupun undang-undang,
tergugat biasanya tidak bertanggung jawab terhadap semua kerusakan langsung.
· Dalam klaim yang
dituntut oleh ahli waris berdasarkan Fatal Accidents Act 1976. tanggung gugat
tidak dibatasi oleh dapat dilihatnya tingkat ketergantungan.
· Dalam kasus melukai
yang disengaja, bukan merupakan pembelaan bagi seorang pelaku dengan mengatakan
bahwa tingkat kerusakan tidak dapat diperkirakan.
Kemelaratan
Leisbosch Dredger v. Edison SS (1933) tergugat secara lalai
merusak kapal keruk penggugat. Dalam rangka untuk memenuhi kontrak yang ada dan
karena kekurangan uang, penggugat harus menyewa dan bukannya dengan segera
membeli kapal keruk pengganti. House of Lord menolak klaim untuk biaya tambahan
ini, karena ini timbul dari kemelaratan penggugat.
Martindale v. Duncan (1973) dinyatakan bahwa
penggugat dapat menyewa kendaraan sampai ia atau perusahaan asuransi pihak
ketiga menyetujui untuk memperbaiki kendaraannya, seperti juga dalam kasus Mattocks v.
Mann (1993).
Kelalaian
bersama
Sebelum adanya Law Reform (Contributory Negligence) Act
1945, kelalaian bersama merupakan pembelaan penuh untuk kelalaian, artinya jika
penggugat terbukti turut berkontribusi dalam kelalaian maka ia tidak memperoleh
penggantian sama sekali. Tetapi setelah adanya peraturan tersebut, kerugian
tetap diganti tetapi dengan dikurangi sesuai proporsi kesalahan penggugat. Contoh kasusnya adalah Sayers v. UDC (1958).
Aspek-aspek
yang penting adalah:
· Pengadilan akan menilai kerugian secar penuh dan kemudian mengurangi jumlah kompensasi
berdasarkan kelalaian bersama.
· Ahli waris dari orang yang meninggal akan menerima
kerugia mereka dikurangi jika orang yang meninggal tersebut turut bersalah
dalam menyebabkan kematiannya.
· Harus ada tingkat
kesalahan yang signifikan dari penggugat dan dengan memperhitungkan
faktor-faktor sekelilingnya untuk dapat dianggap sebagai kelalaian bersama.
Kasus khusus
Kesalahpernyataan yang lalai
Dalam kasus Hedley Byrne & Co. v. Heller and Ptnrs
(1963), House of Lord menyatakan bahwa terdapat suatu
kewajiban untuk menghindari kesalahpernyataan yang lalai walaupun pihak yang
terpengaruh tidak memiliki hubungan kontrak dengan pihak yang menyediakan
saran.
Walaupun demikian kemudian
konsep foreseeability dan proksimasi yang ada dalam kasus tersebut
diaplikasikan dengan lebih terbatas. Seseorang yang memberikan saran, baik
lisan maupun tertulis, hanya memiliki sedikit pengendalian terhadap apa jadinya
saran mereka dan siapa yang menggunakannya. Oleh karena itu perlu membatasi
‘prinsip tetangga’ dalam kasus seperti ini.
Dalam hal saran yang lalai,
suatu kewajiban untuk menjaga ada dalam keadaan sebagai berikut:
·
Harus ada suatu hubungan khusus
antar pihak, semacam kontrak tetapilebih dekat daripada uji proksimasi untuk
tindakan lalai.
·
Saran tersebut harus diberikan
oleh orang yang memiliki keahlian dan pengetahuan yang diperlukan untuk
memberikan saran dalam suatu situasi dimana pemberi saran dapat secara wajar
melihat bahwa penerima akan bergantung sedemikian sehingga mengalami kerugian
apabila saran tersebut tidak akurat.
·
Pelepasan tanggung jawab sesuai
dengan Unfair Contract Terms Act 1977 (Undang-undang Perlindungan Konsumen No.
2 tahun 1999) harus tunduk pada uji kewajaran.
·
Saran sambil lalu yang diberikan
dalam keadaan pergaulan sosial tidak menimbulkan kewajiban.
Kasus lain yang mengikuti
prinsip ini adalah Caparo Industries v. Dickman and Ors (1990), yang di
dalamnya House of Lord manyatakan bahwa firma auditor tidak memiliki kewajiban
menjaga terhadap pemegang saham yang ada atau potensial dalam menyiapkan
laporan audit. Hal ini dikarenakan tidak cukup adanya proksimasi antara auditor
dan masyarakat umum. Tujuan dari aduit perusahaan publik adalah untuk
perlindungan umum dari pemegang saham sebagai suatu badan bukan sebagai suatu
individu.
Dalam Yianni v. Edwin Evans
and Sons (1981) dinyatakan bahwa seorang surveyor yang melakukan survey
terhadap suatu building society memiliki kewajiban menjaga terhadap pembeli
bangunan. Pelepasan tanggung jawab yang digunakan dalam kasus seperti ini tidak
berlaku karena tidak memenuhi uji kewajaran seperti dalam kasus Smith v. Bush
and Harris v. Wyre Forest UDC (1989).
Dalam Spring v. Guardian
Assurance plc (1994) House of Lord menyatakan bahwa majikan memiliki suatu
kewajiban untuk menjaga kepada seorang pegawai ketika memberikan suatu
referensi kepada calon majikan.
Kerugian ekonomi
Dalam kasus Cattle v. Stockton Waterworks Co. (1875)
suatu kontraktor kehilangan uang dalam suatu kontrak untuk menggali suatu
terowongan pada suatu lahan yang dirusak oleh pihak ketiga. High Court
memutuskan bahwa kerugian penggugat murni ekonomi dan ia tidak mempunyai
kepentingan sebagai pemilik terhadap lahan tersebut dan kerugiannya terjadi
semata-mata berasal dari hubungan kontraknya dengan korban dari pihak yang
lalai.
Dalam kasus Electrochrome Ltd v. Welsh Plastics Ltd
(1968) tergugat secara lalai merusak suatu hidran kebakaran, menyebabkan suplai
air ke pabrik penggugat menjadi terhenti. Dinyatakan bahwa, walaupun kewajiban
menjaga terhadap pemilik hidran tersebut ada karena merupakan kerusakan fisik,
kehilangan keuntungan yang diderita oleh tergugat merupakan kerugian ekonomi
murni dan tidak mendapatkan penggantian.
Pengadilan membedakan antara kerugian ekonomi murni
dan kerugian konsekuensial, yaitu kerugian keuangan yang berasal langsung dari
kerusakan fisik. Dalam Spartan Steel & Alloys Ltd v. Martin and Co. Ltd
(1973) kontraktor tergugat merusak kable listrik yang menyebabkan logam cair
milik penggugat menjadi memadat. Penggugat mendapatkan penggantian untuk nilai
logam cair di dapur ditambah kehilangan keuntungan yang timbul daripadanya.
Akan tetapi, mereka gagal untuk mendapatkan kehilangan kerugian karena adanya
jeda waktu sebelum tenaga listrik dipulihkan karena dianggap sebagai kerugian
ekonomi murni.
Dalam Murphy v. Brentwood District Council (1990),
rumah penggugat dibangun di lokasi yang telah diisi dan diratakan.
Kehati-hatian yang khusus harus dilakukan terhadap pondasi, tetapi bahkan
sebuah pondasi rakit beton akhirnya gagal dan menyebabkan rumah mengalami turun
permukaan tanah. Tuntutan terhadap dewan berdasarkan kewajiban mereka dalam
Public Health Act 1936 untuk meluluskan rencana tersebut. Dewan gagal
mendeteksi cacat dalam pondasi.
Dalam kasus tersebut House of Lord menyatakan:
·
Kerusakan yang ada murni kerugian
ekonomi, dan bukan kerusakan fisik. Tidak ada harta benda yang telah rusak. Bangunan itu
sendiri cacat.
·
Tidak boleh ada perbedaan antara barang dan bangunan. Tanggung gugat tort
harus dibatasi pada kerusakan pada harta benda atau cedera pada orang yang
disebabkan oleh cacat pada barang atau bangunan tetapi bukan cacat yang sudah
menjadi sifat.
·
Gagasan bahwa satu bagian harta
benda dapat merusak bagian yang lain tidak dapat dipertahankan. Pengecualian
dapat diberikan untuk mesi yang kompleks dimana satu komponen yang terpisah
merusak komponen yang lain, tetapi hal ini merupakan situasi yang berbeda sama
sekali.
Sebagai kesimpulan kerugian
ekonomi hanya dapat mendapatkan penggantian dalam hal:
·
apabila ada suatu kontrak antar
pihak
·
dalam hal kesalahpernyataan atau
saran yang lalai berdasarkan prinsip Hedley Byrne
·
dalam beberapa kasus melibatkan
mesin yang kompleks
Kerugian psikiatrik
Pengadilan saat ini tidak
membuat perbedaan antara cedera badan dan mental jika masing-masing asli.
Bagaimanapun, masalah yang berhubungan dengan dapat terlihatnya atau proksimasi
tetap ada.
Dalam kasus Chadwick v.
British Railways Board (1967), seorang penolong suatu kereta api yang mengalami
tabrakan berhak untuk mendapatkan penggantian untuk guncangan syaraf yang
diakibatkan menyaksikan pemandangan yang mengerikan.
Dalam Mcloughlin v. O’Brien
and Ors (1982), House of Lord sekali lagi memperluas tingkat tanggung gugat.
Suami korban dan ketiga anak mereka mengalami cedera parah dalam kecelakaan
jalan raya yang disebabkan oleh kelalaian tergugat. Mereka dibawa ke rumah
sakit dan salah satu anak meninggal dunia. Pada saat mengunjungi rumah sakit sesaat setelah itu dan mendengar
kematian anaknya dan menyaksikan cedera yang dialami oleh keluarganya yang
lain. Penggugat menderita guncangan syaraf. House of Lord menyatakan bahwa ia
berhak untuk mendapatkan penggantian karena, walaupun ia tidak menyaksikan
kecelakaan, ia berada dalam ‘akibat segera’ dari kecelakaan dan oleh karena itu
cukup proksima.
Dalam Copoc v. Wright (1991) mengenai tragedi
Hillsborough, House of Lord menetapkan panduan sebagai berikut:
·
kerugian psikiatrik harus disebabkan sebagai akibat dari suatu guncangan
yang tiba-tiba, daripada suatu masalah yang telah berkembang dalam jangka waktu
tertentu.
·
Dapat terlihatnya bukan merupakan
satu-satunya kriteria adanya kewajiban dalam kasus tersebut. Konsep proksimasi
dan hubungan langsung sangat penting untuk membatasi kelas orang yang berhak
melakukan klaim. Pengadilan harus melihat tiga aspek:
ü Kelas orang yang dapat
melakukan klaim, biasanya yang memiliki hubungan darah atau pernikahan, atau
bisa juga sahabat karib atau tunangan
ü Proksimasi penggugat
terhadap kecelakaan dalam hal waktu dan ruang.
ü Cara guncangan tersebut
ditimbulkan.
Dalam kasus Frost and Ors v. Chief Constable of Sout
Yorkshire (1998) yang melibatkan klaim dari polisi South Yorkshire yang
menghadiri peristiwa bencana dan menderita guncangan syaraf, House of Lord
menyatakan bahwa polisi merupakan korban sekunder (tidak terlibat langsung
dalam kecelakaan) dan tidak berhak mendapatkan penggantian.
Hal-hal berikut perlu
diperhatikan dalam hal guncangan syaraf:
·
Pemandangan cedera fisik pada
korban atau mayat non manusia tidak dapat diajuka ke pengadilan.
·
Dalam beberapa kasus pemandangan
pada harta benda seseorang yang mengakibatkan guncangan syaraf dapat diajukan
ke pengadilan (Attia v. British Gas (1987))
·
Guncangan syaraf yang hanya
disebabkan karena melaporkan suatu kecelakaan tidak mendapatka penggantian.
·
Guncangan syaraf harus terdiri
dari kondisi mental yang dikenal. Contoh kasus Nichols v. Rushton (1992) dan
Otoritas publik
·
Polisi
Dalam kasus Hill v. Chief
Constable of West Yorkshire (1988) dinyatakan bahwa polisi tidak memiliki
kewajiban berhati-hati terhadap individu, melainkan untuk melindungi sebagian
besar masyarakat.
Dalam kasus Swinney v.
Chief Constable of Northumbria Police (1996) dinyatakan jika individu itu
teridentifikasi dan polisi harus melindunginya, maka terdapat kewajiban untuk
berhati-hati.
·
Pelayanan Sosial
Otoritas lokal tidak
memiliki kewajiban untuk berhati-hati, baik dalam hukum kasus maupun
undang-undang, untuk cedera yang disebabkan terhadap anak-anak oleh orang lain
(X (Minors) v. Bedford CC (1994))
·
Pemadam kebakaran
Dalam kasus Capital and
Counties plc v. Hampshire CC and Anr (1997), Court of Appeal menyatakan:
ü Pemadam kebakaran memiliki
kewajiban berhati-hati untuk memadamkan kebakaran hanya kepada masyarakat umum
dan bukan individu
ü Jika pemadam kebakaran sedang menjalankan tugasnya, tanggung gugat dapat
timbul hanya jika mereka menciptakan bahaya karena kelalaiannya.
·
Pelayanan ambulans dan rumah sakit
Rumah sakit memiliki
kewajiban berhati-hati terhadap pasien dan pengunjung seperti dinyatakan dalam
Gold v. Essex County Council (1942).
Dalam
·
Sekolah
Sekolah memiliki kewajiban
berhati-hati terhadap murid-muridnya dan pengunjung lain untuk memastikan
mereka aman secara wajar dari cedera, akan tetapi prinsip yang sama terhadap
polisi dan pemadam kebakaran juga berlaku.
Dalam Butt v.
Cambridgeshire and Isle of Ely CC (1969) seorang guru sedang menjaga seorang
muridnya ketika murid yag lain mencederai murid ketiga dengan mengayunkan
sepasang gunting. Guru tersebut dinyatakan tidak bersalah.
Dalam kasus Lewis v.
Carmarthenshire CC (1955) seorang anak laki-laki berusia empat tahun keluar
dari sekolah dan menyebabkan kematian kepada pengemudi lori yang membanting
stir untuk menghindarinya pada saat menyeberang jalan. Dinyatakan bahwa sekolah
harus memiliki sistem pengawasan yang layak terhadap anak-anak seusia tersebut.
Akan tetapi dalam Wilson v. Governors of Sacred Heart Roman Catholic School,
Carlton (1997) suatu sekolah dinyatakan tidak memiliki kewajiban berhati-hati
untuk mengawasi anak-anak berusia sekitar sembilan tahun ketika mereka sedang
dalam perjalanan dari bangunan sekolah ke pintu gerbang sekolah.
Beban
pembuktian dan res ipsa loquitor
Prinsip utamanya adalah
‘siapa yang menuntut harus membuktikan’. Jika penggugat ingin mengalihkan
kerugiannya kepada tergugat, ia harus memberikan bukti yang cukup untuk
menunjukkan bahwa kerugian atau kerusakan yang dideritanya disebabkan oleh
kelalaian tergugat.
Beban pembuktian berada
pada penggugat untuk menunjukkan berdasarkan keseimbangan probabilitas bahwa
tergugat telah lalai. Keseimbangan probabilitas berarti lebih mungkin daripada
tidak, dan jika bukti yang ada seimbang maka penggugat tidak berhasil
membuktikan kasusnya.
Hal di atas tidak selalu
berlaku dengan adanya doktrin res ipsa loquitor, yang berlaku jika fakta-fakta
rinci tidak dapat dibuktikan tetapi dengan berdasarkan fakta-fakta yang
diketahui. Persyaratannya
adalah:
·
obyek yang menyebabkan kerugian
atau cedera berada dalam pengendalian langsung tergugat, pelayannya atau
agennya
·
kecelakaan tersebut harus
sedemikian sehingga dalam perjalanan sesuatu yang normal tidak akan terjadi
tanpa adanya kelalaian.
Doktrin ini, jika berlaku,
menimbulkan tanggung gugat inferen. Inferensi ini dapat dibantah oleh tergugat
jika mereka dapat mengemukakan cukup bukti yang menunjukkan bahwa kecelakaan
tetap dapat terjadi tanpa adanya kelalaian pada pihak mereka.
Contoh kasus berlakunya
doktrin ini adalah Scott v. St. Katherine Docks Co. (1885) dan contoh tidak
berlakunya adalah Ng Chun Pui and Ors. V. Lee Chuen Tat and Anr (1988).
Tujuan yang harus dicapai setelah mempelajari bab ini :
· Mendefinisikan tort kelalaian
· Memaparkan dan menjelaskan secara rinci, dengan contoh dari kasus
hukum, persyaratan kelalaian – yaitu kewajiban berhati-hati, pelanggaran,
standar kehati-hatian, kausasi, dapat terlihatnya kerugian
· Mendefinisikan kelalaian bersama
dan menjelaskan bagaiman konsep ini diaplikasikan dalam praktek untuk
mengurangi kerugian seorang korban, memaparkan ketentuan utama dari
Undang-undang Reformasi Hukum (Kelalaian Bersama) 1945
· Memaparkan dan menjelaskan dengan
ilustrasi dari hukum kasus aturan khusus yang berlaku pada tanggung gugat sipil
untuk kesalahpernyataan yang lalai, kerugian ekonomis, kerugian psikiatrik dan
tanggung gugat dari otoritas publik
· Mendefinisikan dan menjelaskan
konsep beban pembuktian, menetapkan kriteria dari res ipsa loquitur dan
menjelaskan bagaimana aturan mengenai bukti ini beroperasi dalam praktek
Bab 3
Tort
Yang Lain
Gangguan (nuisance)
Uji
kewajaran dalam gangguan berpusat pada keadaan apa yang telah berkembang di
tanah tergugat dan yang mempengaruhi tetangganya. Seorang penghuni dari suatu
harta benda harus menyadari apa yang sedang berlangsung di atas tanahnya dan
mengambil tindakan untuk mencegahnya agar tidak mengganggu tetangganya.
Gangguan
lebih melihat kepada hasil dari tindakan seseorang daripada apakah mereka telah
bertingkah laku sesuai dengan standar kehati-hatian seperti dalam kasus
kelalaian.
Menurut
Sir Frederick
Pollock, gangguan dapat didefinisikan
sebagai ‘suatu tindakan salah yang dilakukan terhadap
seseorang, dengan secara bertentangan dengan hukum, mengganggunya dalam
menikmati harta bendanya, atau, dalam beberapa kasus dalam melakukan suatu hak
umumnya’.
Gangguan pribadi
Bukti
kerusakan diperlukan agar suatu tuntutan dapat berhasil, dan kerusakan ini
termasuk ketidaknyamanan fisik, seperti suara keras atau bau menusuk. Lebih
jauh lagi jika timbul suatu keadaan yang dapat menimbulkan kerusakan yang
sesungguhnya, penuntut dapat meminta injunction,
yaitu suatu perintah pengadilan kepada tergugat untuk
menghentikan aktivitasnya.
Contoh
gangguan pribadi termasuk gangguan langsung dengan pelanggaran batas, misalkan
dengan akar pohon, kerusakan fisik yang disebabkan oleh meluapnya air karena
saluran air atau urung-urung yang terhalang (Sedleigh
v. O’ Callaghan (1940)), bangunan bobrok yang rubuh ke bangunan
sebelahnya (Wringe v. Cohen (1940)) dan bau (Adams v. Ursell (1913)).
Dalam
Hunter and Ors v. Canary Wharf Ltd (1997) 690
penggugat, penghuni Isle of Dogs, melakukan tuntutan terhadap pemilik dari
menara
Gangguan
terhadap harta benda harus tidak wajar. Dalam Murdoch
and Anr v. Glacier Metal Co. (1998) penggugat menuntut pemilik suatu
pabrik atas suara bising yang ditimbulkan. Buktinya adalah tingkat suara di
malam hari berada di atas tingkat minimum yang direkomendasikan oleh WHO untuk
tidur, yaitu 35 dBA. Court of Appeal memutuskan bahwa meskipun tidur penting,
tidak ada dalil hukum yang mengatakan bahwa ada hukum kasus gangguan jika tidur
terganggu. Faktor lain juga harus diperhitungkan, termasuk kedekatan dengan
jalan raya dan rendahnya tingkat keluhan dari orang lain.
Lokalitas
dapat penting dalam menentukan apakah suatu gangguan wajar. Dalam Sturges v. Bridgman (1879) hakim mengatakan ‘apa yang
merupakan gangguan
Seorang
penggugat tidak dapat bergantung pada gangguan yang tidak wajar apabila harta
bendanya terlalu sensitif. Dalam Robinson v. Kilvert
(1889), stok kertas coklat milik penggugat rusak karena panas yang
berasal dari pipa tergugat. Dinyatakan bahwa karena kertas tersebut sangat
rentan maka tuntutan tersebut tidak wajar. Akan tetapi jika ada maksud jahat
yang terlibat posisinya menjadi berbeda. Dalam Hollywood
Silver Fox Farm v. Emmett (1936), penggugat menyuruh anaknya untuk
dengan sengaja menembakkan senjata dekat peternakan cerpelai milik tergugat,
hewan yang terkenal rentan. Cerpelai tersebut gagal beranak. Pengadilan
menyatakan bahwa walaupun tergugat memiliki kebebasan untuk melepaskan tembakan
dalam lahannya, mereka tidak dapat menyalahgunakan hak tersebut dengan sengaja
menyebabkan kerugian kepada penggugat.
Penyebab alami
Dalam
Goldman v. Hargrave (1967) pohon tergugat
tersambar petir dan rubuh, terbakar. Tergugat tidak mengambil tindakan dan
angin meniup dan menyebabkan api menyebar ke harta benda sekitar. Privy Council
menyatakan bahwa tergugat dapat dengan mudah untuk menyiram pohon tersebut
dengan air untuk mencegah api menyebar dan bertanggung jawab atas gangguan.
Dalam
Leakey v. National Trust (1980) tergugat
memiliki suatu bukit di atas rumah penggugat. Setelah sejumlah gundukan tanah
jatuh, dan suatu retakan yang besar tampak di sisi bukit, penggugat menunjukkan
kepada tergugat risiko tanah longsor. Tergugat menolak untuk mengambil
tindakan, menyatakan bahwa bahaya yang timbul dari kondisi alami tanah, dan
mereka tidak bertanggung jawab untuk itu. Akhirnya terjadi tanah longsor yang
menimpa rumah penggugat dan mereka menuntut untuk gangguan. Court of Appeal
menyatakan bahwa seseorang yang tanahnya
timbul suatu bahaya secara alami, dan mengganggu atau mengancam untuk
mengganggu terhadap harta benda sekitarnya, memiliki kewajiban untuk melakukan
tindakan-tindakan wajar untuk mencegah atau meminimisasi risiko, jika mereka
menyadari atau seharusnya menyadari masalah tersebut.
Keadaan berkesinambungan
Dalam
Stone v.
Siapa yang dapat menuntut?
Hanya
seseorang yang mempunyai kepemilikan suatu tanah atau kepentingan sebagai
pemilik yang dapat menuntut (Hunter v. Canary Wharf,
1997).
Siapa yang dapat dituntut?
· Penghuni
Penghuni tanah memiliki beberapa kewajiban:
ü menahan diri untuk tidak menimbulkan gangguan
ü mencegah gangguan menjadi kenyataan, baik
disebabkanoleh akibat alami ataupun oleh perantaraan manusia
ü meredakan gangguan yang adal di tanah mereka
Dalam Wringe v. Cohen (1940) menyatakan bahwa jika
bangunan menjadi berbahaya karena kurangnya perawatan maka penghuni bertanggung
jawab, baik mereka mengetahui atau seharusnya sudah mengetahui bahaya tersebut.
· Pencipta gangguan
Setiap orang, baik penghuni, pelanggar hak milik,
orang asing, yang menimbulkan gangguan bertanggung jawab untuk itu.
· Pemilik
Pemilik harta benda dapat bertanggung jawab jika
mereka mengijinkan penyewa mereka untuk menimbulkan gangguan. Jika pemilik
rumah sewaan menyewakan harta bendanya untuk suatu tujuan yang merupakan
gangguan, mereka bertanggung jawab seakan-akan mereka mengijinkan gangguan itu.
Dalam Rich v. Basterfield (1847) seorang pemilik rumah sewaan menyewakan
rumahnya yang kemudian menyebabkan kerusakan melalui cerobong asap yang rusak.
Dinyatakan bahwa pemilik rumah sewaan tidak bertanggung jawab, karena penyewa
dapat menggunakan bahan bakar yang lain yang tidak akan menimbulkan kerusakan.
Pembelaan
Berikut
pembelaan yang tidak berpengaruh:
· Penggugat yang menghampiri gangguan – tergugat tidak dapat menggunakan pembelaan ‘saya
yang pertama di sini’.
· Keuntungan publik – jika memang suatu kegiatan tidak dapat dilakukan
tanpa gangguan sama sekali, maka sebaiknya jangan dilakukan.
· Keahlian dan kehati-hatian yang cukup
telah dilakukan – tidak ada standar
kehati-hatian oleh karena itu tidak dapat dijadikan pembelaan, kecuali untuk
penyebab alami yang tidak disadari atau disadari dan telah mengambil tindakan
yang wajar untuk menghilangkan atau menguranginya.
· Tindakan bersama – setiap orang bersalah untuk proporsi gangguannya
masing-masing
Berikut
pembelaan yang berpengaruh:
· Ijin
– jika penggugat telah mengijinkan
· Preskripsi – jika gangguan telah ada selama 20 tahun dan tidak ada keluhan selama
periode tersebut. Dalam Sturgess v. Bridgman (1879) tergugat telah menggunakan
mesin berat selama 20 tahun. Penggugat, seorang dokter, memperluas ruang
konsultasinya di kaki kebunnya dan lebih dekat dengan pabrik. Ia mengeluhkan
suara bising dari pabrik mengganggu prakteknya. Tergugat menggunakan pembelaan
preskripsi, tetapi ini ditolak oleh pengadilan. Aktivitas di pabrik hanya
menjadi gangguan ketika dokter memperluas ruang konsultasinya.
· Otoritas perundang-undangan – jika terdapat kewajiban atau kekuasaan
berdasarkan perundang-undangan diberikan kepada suatu organisasi, maka pihak
tersebut tidak bertanggung jawab dalam hal gangguan untuk aktivitas yang
dilakukan semata-mata sebagai akibat dari pelaksanaan kewajiban atau kekuasaan
tersebut.
Gangguan publik
Selain
sebagai suatu tort, suatu gangguan publik juga termasuk suatu kejahatan.
Gangguan publik termasuk menjalankan rumah pelacuran, menjual makanan yang
tidak layak untuk dikonsumsi publik, dan menghalangi jalan raya.
Pelanggaran hak milik orang lain
(trespass)
Merupakan suatu campur tangan langsung dalam
berbagai bentuk, baik terhadap tanah, barang bergerak atau orang. Gangguan
bersifat tidak langsung. Trespass dapat dituntut tanpa adanya bukti kerusakan.
Dalam Letang v. Cooper
(1965) Court of Appeal mengambil pandangan bahwa trespass terhadap orang
dan kelalaian tidak boleh saling tumpang tindih. Suatu campur tangan yang
disengaja adalah trespass. Campur tangan yang tidak disengaja dapat berupa tort
kelalaian, baik secara langsung maupun tidak langsung, tetapi bukan trespass.
Trespass terhadap tanah berupa campur tangan
langsung terhadap tanah orang lain. Ini termasuk tersasar ke tanah orang lain,
baik disengaja maupun tidak, membiarkan hewan masuk ke tanah orang lain,
menempatkan obyek di tanah orang lain, atau membiarkan suatu papan tanda
bergantung di atas tanah orang lain. Suatu campur tangan tidak langsung,
misalkan membiarkan harta benda yang bersebelahan membusuk hingga jatuh ke
tanah orang lain, dapat berupa gangguan (nuisance) atau kelalaian.
Trespass terhadap barang adalah campur tangan fisik
langsung dalam kepemilikan barang orang lain tanpa kewenangan hukum.
Berdasarkan kasus Letang v. Cooper dipertanyakan apakah trespass terhadap
barang yang tidak sengaja dapat berhasil tanpa adanya kelalaian.
Pelanggaran kewajiban menurut
undang-undang
Jika undang-undang menyediakan penggantiannya
sendiri atau cara untuk melaksanakan kewajiban seperti hukuman kriminal, ada
anggapan bahwa kewajiban tidak dapat dilakukan dengan cara lain (Lonrho Ltd v. Shell Petroleum Co. Ltd (No. 2) (1982)).
Sebaliknya jika tidak ada penggantian ditentukan oleh undang-undang, ada
anggapan bahwa undang-undang memberikan alasan untuk menuntut. Dalam Thornton v. Kirklees MBC (1979) dewan melanggar
Housing (Homeless Persons) Act 1977, menyebabkan kerugian bagi penggugat. Tidak
ada penggantian alternatif yang ditentukan oleh undang-undang itu dan
dinyatakan bahwa penggugat berhak atas kompensasi.
Beban berada pada penggugat untuk
membuktikan:
·
bahwa ketentuan undang-undang dilanggar
·
bahwa pelanggaran itu menyebabkan cedera
·
bahwa cedera tersebut merupakan salah satu yang
ingin dicegah oleh undang-undang
·
bahwa ia merupakan seseorang atau kelas orang yang
ingin dilindungi oleh undang-undang
Pembelaan
Otoritas jalan raya
Berdasarkan Highways Act
1980, semua jalan yang dipakai yang berada dalam tanggung jawab suatu
otoritas harus juga dirawat oleh mereka. Dinyatakan dalam Cross v. Kirkless MBC (1997) bahwa kewajiban untuk
merawat tersebut bersifat absolut dan merupakan tanggung jawab tegas
berdasarkan undang-undang. Bagaimanapun otoritas juga diberikan waktu yang
wajar untuk melaksanakan segala pekerjaan perawatan sebelum suatu kasus yang
tampak dapat dibuat. Dan bahkan jika itu dibuat, otoritas dapat menggunakan
pembelaan bahwa semua kehati-hatian yang wajar telah dilakukan untuk memastikan
jalan tersebut tidak berbahaya. Untuk menentukan kewajaran tersebut ada
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan:
·
karakter jalan tersebut dan volum lalu lintas yang mungkin menggunakannya
·
standar perawatan yang layak untuk jalan itu
·
kondisi jalan yang diharapkan oleh orang yang normal
·
apakah otoritas menyadari atau seharusnya menyadari bahaya yang ada, dan
apabila otoritas belum sempat memperbaikinya sebelum kecelakaan, tanda bahaya
apa yang telah dipasang.
Dalam Littler v. Liverpool
Corporation (1968) dan Meggs v. Liverpool
Corporation (1968) dinyatakan bahwa trotoar tidak harus rata secara
sempurna. Dalam kedua kasus ini orang yang terjatuh karena ketidakteraturan di
bawah 1 inchi merupakan sesuatu yang sudah diantisipasi dan berjaga oleh
masyarakat umum.
Akan tetapi, dalam Mills v.
Barnsley MBC (1992) Court of Appeal menemukan bahwa dewan tidak
bertanggung jawab terhadap cedera yang diderita oleh penggugat karena ia
tersandung dalam bagian yang dangkal sebesar 3 cm. Kriteria kedalaman 1 inchi
tidak eksklusif dan pengujiannya apakah trotoar dalam berbagai hal berbahaya.
Dalam kasus ini, tidak, walaupun lubang itu melebihi 1 inchi.
Polusi
Environmental Protection Act 1990 menimbulkan sejumlah
‘gangguan berdasarkan undang-undang’ sebagai berikut:
·
semua bangunan yang dalam keadaan merugikan kesehatan atau mengganggu
·
asap yang dikeluarkan dari bangunan yang merugikan kesehatan atau
mengganggu
·
fume atau gas yang dikeluarkan dari bangunan yang merugikan kesehatan
atau mengganggu
·
debu, uap, bau atau keluaran lain yang beasal dari bangunan industri,
perdagangan atau bisnis dan merugikan kesehatan atau mengganggu
·
setiap hewan yang dikurung dalam suatu tempat atau cara yang merugikan
kesehatan atau mengganggu
·
suara yang dikeluarkan dari bangunan yang merugikan kesehatan dan
mengganggu; suara yang merugikan kesehatan atau mengganggu dan dikeluarkan dari
atau disebabkan oleh suatu kendaraan, mesin atau peralatan di jalan
·
permasalahan lain yang dinyatakan oleh suatu perundang-undangan sebagai
suatu gangguan berdasarkan undang-undang
Terdapat beberapa pembelaan, yang terpenting adalah
tergugat mengambil semua cara yang praktis untuk mencegah atau menanggulangi
pengaruh dari gangguan.
Undang-undang ini juga menciptakan Environment
Agency, yang bertugas melakukan langkah-langkah mencegah polusi dan untuk
memastikan bahwa, jika polusi terjadi, maka itu dibersihkan. Biaya pembersihan
ini biasanya diganti dari penyebab polusi jika ditunjukkan bahwa tergugat
‘menyebabkan atau mengijinkan sepengetahuannya’ polusi tersebut.
Water Resources Act 1991 memberikan hak
berdasarkan undang-undang untuk mendapatkan penggantian biaya pembersihan yang
timbul oleh Environment Agency.
Tanggung gugat tegas
Secara
teori tanggung gugat absolut berarti tidak ada pembelaan yang dapat dilakukan,
sedangkan istilah tanggung gugat tegas berarti hanya ada sedikit pembelaan.
Aturan
umumnya adalah jika hukum tidak mengijinkan pembelaan bahwa tergugat telah
melakukan semua kehati-hatian yang wajar, permasalahannya adalah tanggung gugat
tegas.
Pembelaan
yang paling umum adalah:
· Act of God (vis major)
· Tindakan pihak ketiga
· Kelalaian, dan kemungkinan dengan seijin penggugat
· Queen’s enemies (musuh kerajaan)
Hewan
Hukum
yang mengatur adalah Animals Act 1971, akan
tetapi ada sisa tanggung gugat berdasarkan hukum adat. Seseorang dapat lalai
dalam aktivitasnya sehubungan denga hewan. Tanggung gugat ini dapat berlaku
untuk seseorang selain pemilik atau penjaga hewan, misalkan seorang asing yang
melepaskan anjing yang terikat yang kemudian berlari ke jalan raya dan
menyebabkan suatu kecelakaan. Sebagai tambahan, tanggung gugat dapat timbul
dalam gangguan atau trespass.
Dalam
Smith v. Prendergast (1984), seorang pemilik
tempat rongsokan mengijinkan seekor anjing Alsatian yang tersesat untuk
berkeliaran di halamannya. Sekitar tiga minggu kemudian seorang anak perempuan
diserang oleh anjing tersebut ketika sedang berjalan melintasi halaman secara
sah. Court of Appeal menyatakan bahwa pemilik tempat rongsokan tersebut
bertanggung jawab. Ia bukan pemilik anjing tersebut tetapi telah mengadopsinya
dan secara efektif telah menggunakannya sebagai anjing penjaga. Ia tidak
melakukan usaha untuk melatih atau mengendalikannya. Walaupun tanggung gugat
tegas tidak ada berdasarkan Animals Act 1971, tergugat bertanggung jawab dalam
hal kelalaian.
Bailee
Bailee
adalah seseorang yang mengawasi harta benda orang lain dengan kesepahaman bahwa
harta benda itu akhirnya akan dikembalikan kepada pemiliknya. Contohnya adalah
pemilik rumah gadai, pemiliki bengkel mobil, dsb.
Dalam
keadaan normal seorang bailee memiliki kewajiban untuk mengembalikan barang
yang dijaminkan pada akhir periode perjanjian bailment dan beban ada padanya
untuk menjelaskan mengapa ia gagal melakukan hal tersebut.
Dalam
Houghland v. R R Low (Luxury Coaches) Ltd. (1962),
Court of Appeal menyatakan bahwa tidak ada pengujian tunggal tanggung gugat,
tetapi harus dinilai apakah, dengan mempertimbangkan semua keadaan kasus, suatu
standar kehati-hatian yang cukup telah dipakai oleh tergugat. Sangat
dimungkinkan suatu kewajiban yang lebih rendah diterapkan pada suatu bailee
yang tidak menerima keuntungan finansial dari transaksi.
Dalam Hinks v. Fleet (1986) penggugat menempatkan karavannya di lapangan karavan tergugat selama
musim panas dengan suatu imbalan. Karavan tersebut kemudian dicuri. Court of
Appeal menyatakan bahwa tergugat bukan bailee, dan transaksi tersebut hanyalah
untuk ijin bagi penggugat untuk menempatkan karavannya. Tergugat tidak
bertanggung jawab untuk pencurian.
Serupa
dengan itu dalam Chappell v. NCP (1987)
dinyatakan bahwa suatu perjanjian untuk memarkirkan mobil dengan suatu imbalan
dalam lapangan parkir mobil hanyalah ijin dan bukannya bailment.
Kurir umum
Suatu
kurir umum adalah seseorang yang bertugas dalam memindahkan barang dan tumpukan
dengan imbalan dari satu tujuan ke tujuan lainnya. Tanggung gugatnya bersifat
tegas berdasarkan hukum kasus. Pembelaan yang ada hanyalah Act of God, musuh
kerajaan, dan kelalaian nasabah.
Carriers Act 1830
membatasi tanggung jawab dalam beberapa cara, khususnya yang berhubungan dengan
limit keuangan. Undang-undang ini hanya memiliki nilai praktis yang sedikit
karena saat ini hampir semua kurir memiliki bentuk kontrak mereka sendiri yang
mengesampingkan posisi hukum kasus. Segala batasan atau pelepasan tanggung
jawab tunduk kepada Unfair Contract Terms Act 1977.
Hotel
Dalam
hukum kasus, seorang penjaga penginapan memiliki tanggung gugat tegas terhadap
keselamatan barang-barang tamunya. Tingkat tanggung gugat ini sekarang
didefinisikan dalam Hotel Proprietors Act 1956.
Harus diingat bahwa undang-undang ini tidak menerapkan tanggung gugat tegas,
melainkan hanya mendefinisikan persyaratan dan menetapkan limit keuangan.
Pembelaan
standar terhadap tanggung gugat tegas juga berlaku, yaitu Act of God, musuh
kerajaan, dan kelalaian atau kesalahan dari tamu.
Limit
yang berlaku adalah £50 untuk setiap barang dan £100 untuk keseluruhan. Limit
ini hanya berlaku jika pihak penginapan mencantumkan pengumuman ketentuan ini
di tempat yang menarik perhatian. Limit ini tidak berlaku jika:
· harta benda hilang karena kelalaian, kesalahan atau
tindakan yang disengaja dari pihak penginapan atau pegawainya
· harta benda tersebut disimpan dalam lemari
penyimpanan hotel
· harta benda tersebut ditawarkan untuk disimpan dalam
lemari penyimpanan tetapi ditolak, atau karena kesalahan tamu hotel yang tidak
dapat menyimpan harta benda itu
Aturan Rylands v. Fletcher
Aturan
ini ditetapkan dalam keputusan yang diberi nama berdasarkan kasusnya, Rylands v. Fletcher (1868). Aturan ini dapat
dinyatakan:
Seorang
penghuni yang membawa ke atas dan menyimpan di tanahnya segala sesuatu yang mungkin menyebabkan kerusakan jika
itu lepas berada dalam
kewajiban tegas untuk mencegah itu lepas, dan bertanggung jawab untuk setiap kerusakan yang
ditimbulkan sebagai akibat lepasnya.
Faktanya
adalah sebagai berikut: tergugat mempekerjakan kontraktor independen untuk
membangun suatu tempat penampungan air di tanahnya yang akan digunakan untuk
menyediakan air ke pabriknya. Pada saat sedang menggali tanah tergugat,
kontraktor menemukan terowongan tambang yang, tidak diketahui oleh mereka
berhubungan dengan tambang aktif di bawah tanah yang bersebelahan. Kontraktor
secara lalai gagal untuk menutup lubang tersebut secara layak dan ketika tempat
penampungan air diisi dengan air, tambang tersebut dipenuhi air. Tergugat tidak
lalai atau tidak bertanggung jawab seolah dia melakukannya sendiri atas
kelalaian kontraktor independennya, akan tetapi ia dinyatakan bertanggung
jawab.
Walaupun
definisinya tampak sederhana, setiap bagian penting dan perlu dikomentari:
· Penghuni harus membawa ‘sesuatu yang berbahaya’ ke
atas tanah mereka dan mengakumulasinya di
· Sesuatu yang lepas itu biasanya disebut ‘sesuatu
yang berbahaya’ meskipun obyek itu tidak perlu berbahaya dengan sendirinya.
· Akumulasi itu harus buatan daripada alami agar
aturan ini berlaku. Dalam Cambridge Water Co. v.
Eastern Counties Leather plc (1993) House of Lord meyatakan ‘penggunaan
alami’ berarti ‘sesuatu yang ada di sana karena alam’. Dengan demikian,
penggunaan untuk industri tidak mungkin dapat memberikan pembelaan. House of
Lord juga menyatakan bahwa tergugat harus sudah mengetahui atau seharusnya
secara wajar sudah dapat memperkirakan bahwa lepasnya sesuatu itu mungkin akan
menyebabkan kerusakan dalam jenis yang sebenarnya terjadi.
· Harus ada lepasnya ‘sesuatu yang berbahaya’ melebihi
perbatasan tanah tergugat.
Pembelaan
Beberapa
pembelaan berikut mungkin dilakukan:
· Kewenangan menurut undang-undang
Jika sesuatu yang berbahaya itu diakumulasi
berdasarkan kewenangan undang-undang aturan ini tidak berlaku. Akan tetapi,
tergugat tidak boleh lalai dengan membiarkannya lepas.
· Atas ijin dari penggugat
Ijin tersebut harus nyata, tidak dipaksakan, tetapi
dapat secara tersirat. Dalam hal ini, penggugat dianggap telah menerima risiko
lepasnya sesuatu.
· Keuntungan bersama
Ini merupakan contoh ijin yang tersirat. Akumulasi
sesuatu itu harus untuk keuntungan bersama dari penggugat dan tergugat,
misalkan air dalam pipa dalam suatu blok rumah petak.
· Kelalaian bersama
Pembelaan ini tersedia apabila dapat ditunjukkan
bahwa lepasnya sesuatu itu juga dikontribusikan oleh kelalaian tergugat.
· Tindakan orang asing
Ini merupakan pembelaan selama tergugat tidak
memiliki pengendalian terhadap orang asing dan tidak dapat memperkirakan atau
mencegah lepasnya sesuatu itu.
· Act of God
Tanggung gugat untuk meluasnya kebakaran
Dalam
Mason v. Levy Auto Parts of England Ltd (1967)
tergugat menggunakan suatu halaman untuk menyimpan bahan yang mudah terbakar,
termasuk bensin, gemuk dan minyak. Kebakaran timbul di halaman tergugat dan
menyebar ke bangunan sekelilingnya.
Pengadilan
menyatakan:
· tergugat telah membawa ke atas tanahnya sesuatu yang
sangat mungkin terbakar, dan menyimpannya dalam kondisi sedemikian rupa
sehingga apabila sesuatu itu mulai terbakar, kebakaran akan menyebar ke tanah
penggugat
· tergugat melakukan hal itu untuk penggunaan non
alami
· sesuatu itu mulai terbakar dan kebakaran menyebar.
Hakim
pada saat itu sulit untuk memutuskan apakah penggunaan tanah itu non alami.
Sejak kasus Cambridge Water hal ini kemungkinan
besar tidak akan mengalami kesulitan.
Tanggung jawab untuk tindakan
orang lain
Berikut adalah kasus-kasus dimana tanggung gugat
melekat pada tergugat untuk tindakan lalai mereka, walaupun keadaan dimana
tanggung gugat itu timbul melalui perwakilan pihak ketiga.
Vicarious liability
Vicarious liability berarti X bertanggung jawab
untuk tort yang dilakukan oleh Y. Hubungan yang dapat mengakibatkan hal ini
adalah:
·
majikan / pekerja
·
prinsipal / agen
·
prinsipal / kontraktor independen
·
partner
Majikan / pelayan
·
Pelayan yang dipinjamkan
Seringkali seorang majikan
meminjamkan pelayannya kepada majikan yang lain. Jika kemudian timbul vicarious
liability, siapakah yang bertanggung jawab?
Dalam Mersey Docks and Harbour Board v. Coggins and
Untuk memutuskan apakah seorang
majikan memiliki tanggung jawab langsung atau vicarious liability untuk pelayan
yang dipinjamkan, pengujian berikut berlaku:
ü Pengadilan akan melihat
keadaan kecelakaan dan hubungan antara perusahaan peminjam dan yang meminjamkan
dan memutuskan berdasarkan fakta siapa yang menjadi majikan pada saat itu.
ü Beban pembuktian berada
pada majikan yang meminjamkan untuk menunjukkan bahwa majikan peminjam memiliki
pengendalian yang cukup terhadap pelayan
ü Majikan yang meminjamkan
tidak dapat mendelegasikan kewajiban berhati-hati untuk kesehatan dan
keselamatan pekerjanya. Jadi, jika pelayannya cedera, kemungkinan memindahkan
tanggung jawab kepada majikan peminjam sangat kecil.
ü Suatu persyaratan kontrak
tidak dapat berlaku untuk memindahkan hubungan majikan / pelayan.
·
Dalam rangka pekerjaan
Majikan memiliki vicarious
liability hanya jika pelayannya mengerjakan bisnis majikannya dan bukan untuk
kepentingan mereka sendiri.
Dalam Daniels v. Whetstone
Entertainment (1962) A dipekerjakan oleh tergugat sebagai pramuniaga
dalam ruangan dansa. Pada suatu saat terjadi keributan oleh penggugat dan A
kemudian memukulnya sehingga penggugat meninggalkan ruangan dansa. A diperintahkan kembali oleh majikannya tetapi
melawan perintah itu dan menyerang kembali penggugat. Tergugat dinyatakan
bertanggung jawab terhadap penyerangan pertama tetapi tidak terhadap
penyerangan kedua.
Dalam Limpus v.
Dalam Harrison v. Michelin Tyres (1985) penggugat mengalami
kecelakaan karena temannya membalikkan tempatnya berdiri dengan ujung garpu
dari sebuah forklift, secara bercanda. Majikannya tetap dianggap memiliki
vicarious liability.
Prinsipal / agen
Seorang prinsipal secara normal bertanggung jawab
terhadap tindakan agennya, berdasarkan pepatah qui
facit per alium facit per se – ia yang melakukan sesuatu melalui orang
lain, melakukannya sendiri. Tindakan agen hanya akan dihubungkan keada
prinsipal jika tindakan itu berada dalam kewenangan agen. Kewenangan ini dapat
dinyatakan secara tersurat, tersirat melalui tingkah laku, atau kemudian
diratifikasi.
Dalam Omrod v. Crosville
Motor Sevices Ltd. (1953), suatu pengaturan dibuat oleh M dan O bahwa O
harus mengemudikan mobil M ke Monte Carlo dan menemui M di sana agar keduanya
dapat menggunakan mobil itu selama liburan mereka di Swiss. Dalam perjalanan ke
Dalam Morgans v. Launchbury
(1973), istri tergugat, pemilik kendaraan, memberikan ijin bagi suaminya
untuk membawa kendaraan ke sebuah pub. Ia kemudian menjadi terlalu mabuk untuk
mengendarai dan meminta teman minumnya untuk mengantarkannya pulang dengan
kendaraan. Suatu kecelakaan terjadi dan istrinya dinyatakan tidak bersalah
untuk kelalaian teman suaminya dalam berkendara.
Prinsipal / kontraktor independen
Aturan umumnya adalah tidak ada vicarious liability
pada prinsipal untuk tort yang dilakukan oleh suatu kontraktor independen,
dengan beberapa pengecualian:
·
Tindakan melawan hukum
Jika tugas yang
didelegasikan kepada kontraktor dengan sendirinya bertentangan dengan hukum,
maka tanggung jawab ada pada prinsipal.
·
Kewajiban berdasarkan undang-undang yang tidak dapat
didelegasikan
Beberapa undang-undang
memberlakukan tanggung jawab absolut kepada suatu prinsipal untuk melakukan
pekerjaan. Mereka dapat mendelegasikan pekerjaan tetapi tidak tanggung
jawabnya.
·
Tanggung gugat tegas
Dalam kasus yang
melibatkan tanggung gugat tegas, prinsipal memiliki vicarious liability
terhadap tindakan kontraktor, seperti dalam aturan Rylands v. Fletcher (1868)
dan tanggung gugat untuk meluasnya kebakaran.
Dalam H&N Emanuel v. Greater London Council (1971)
tergugat mempekerjakan kontraktor untuk membersihkan suatu lahan yang mereka
tempati. Kontraktor lalai dan menyalahi kondisi kontrak dengan membakar sampah,
yang kemudian menyebabkan kebakaran menyebar ke sekelilingnya. Court of Appeal
menyatakan bahwa hal ini merupakan tanggung gugat tegas dan tergugat
bertanggung jawab, dan ketentuan dalam kontrak tidak dapat menyelamatkannya.
·
Pekerjaan yang sangat berbahaya
·
Hilangnya penunjang
Jika A mendapatkan hak
tunjangan dari tanah dan atau bangunan milik B, dan kerusakan ditimbulkan
terhadap tanah A dengan menghilangkan tunjangan tersebut, B bertanggung jawab
walaupun ia mempercayakan pekerjaan kepada kontraktor independen.
·
Gangguan yang harus terjadi
Jika suatu tindakan mau
tidak mau mengakibatkan gangguan terhadap harta benda orang lain, suatu
kewajiban timbul terhadap pemilik harta benda tersebut untuk kelalaian,
gangguan atau trespass.
·
Pekerjaan yang dilakukan pada atau dekat jalan raya
·
Bailee
Harta benda yang
dipercayakan oleh bailee kepada suatu sub-kontraktor tidak membebaskan bailee
tersebut dari tanggung jawabnya jika harta benda itu dicuri (Morris v. CW Martins (1966)).
Partner
Partnership Act 1980 menyatakan bahwa tindakan
kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh suatu partner dalam rangka bisnis
kemitraan yang menyebabkan kerugian atau cedera kepada pihak selain partner
membuat adanya vicarious liability dari firma sebagai suatu kesatuan.
Pelanggaran tort secara bersama
Orang-orang dianggap joint tortfeasors apabila
mereka secara bersama melakukan suatu tindakan kesalahan, baik bertindak
bersama mendorong suatu rancangan bersama atau yang satu membantu atau
mengarahkan yang lain.
Dalam Civil Liability
(Contribution) Act 1978 ditetapkan kontribusi antara tortfeasors, jadi jika
satu tortfeasor dituntut, ia dapat membawa prosedur tuntutan pihak ketiga
terhadap salah satu atau semua tortfeasor untuk kontribusi ganti rugi. Hanya
ada satu kali penggantian terhadap kerugian yang terjadi, dan pembagian
tanggung jawabnya dinilai oleh pengadilan.
Penghuni dan pemilik
Tanggung
jawab utama untuk cedera atau kerusakan terhadap harta benda setiap pihak yang
secara sah berada dalam bangunan berada pada penghuni.
Dalam
Occupiers Liability Act 1957 dinyatakan
Seorang penghuni bangunan memiliki
kewajiban yang sama, ‘kewajiban berhati-hati
bersama’ terhadap semua pengunjung, kecuali jika ia bebas dan memperluas, membatasi,
memodifikasi atau mengecualikan kewajibannya kepada
salah satu atau semua pengunjung dengan perjanjian atau dengan cara lain.
Definisi
‘kewajiban berhati-hati bersama’ didefinisikan oleh undang-undang itu sebagai:
Suatu kewajiban untuk berhati-hati
dalam segala keadaan dari kasus yang wajar
dilihat bahwa pengunjung akan aman secara wajar dalam menggunakan bangunan untuk tujuan seperti yang telah
diundang atau diijinkan oleh
penghuni.
Dalam
Lowery v.
Dalam
Roles v. Nathan (1963), dua orang pembersih
boiler masuk ke dalam sebuah boiler yang rusak di bangunan tergugat, kemudian
keracunan karbon monoksida dan meninggal. Mereka telah diberikan peringatan
akan bahaya tersebut berkali-kali, tetapi dengan menganggap diri mereka telah
ahli tetap bekerja dalam kondisi yang berbahaya. Tuntutan janda mereka gagal
karena penghuni dapat bergantung pada keahlian mereka dan peringatan akan
bahaya sudah cukup diberikan.
Tanggung jawab kepada pelanggar hak
Berdasarkan
Occupiers Liability Act 1984 penghuni bangunan memiliki kewajiban berhati-hati
kepada pelanggar jika tiga faktor utama berikut ada:
· ia menyadari atau seharusnya menyadari adanya bahaya
· ia mengetahui atau seharusnya mengetahui bahwa
pelanggar hak berada atau mungkin berada dekat dengan bahaya
· risiko tersebut adalah risiko yang harus dilindungi
terhadap orang lain
Dalam
White v. St. Albans City Council (1980),
penggugat mengambil jalan pintas dengan melompati pagar tanah milik dewan dan
terjatuh ke dalam parit sedalam 12 kaki. Pengadilan memutuskan bahwa tergugat
tidak bersalah karena tidak memenuhi ketiga faktor di atas.
Tanggung jawab pemilik
Tanggung
gugat pemilik untuk keselamatan harta bendanya ada terhadap penyewa, pengunjung
dan orang di jalan raya atau harta benda sekitar.
· Penyewa
Tanggung gugat kepada penyewa dalam hukum kasus
tergantung pada kontrak antara pemilik dan penyewa.
· Pengunjung
Berdasarkan hukum kasus, pemilik hanya memiliki
kewajiban berhati-hati kepada pengunjung, jika ia masih memiliki pengendalian
terhadap bangunan.
· Orang di jalan raya atau tetangga
Dalam hukum kasus tidak ada kewajiban bagi pemilik
terhadap orang yag tidak berada dalam lokasi bangunan, kecuali jika pemilik
menimbulkan atau mengijinkan suatu gangguan, atau membiarkan harta bendanya
digunakan untuk tujuan yang sendirinya adalah gangguan.
Kontraktor dan penjual
Dalam
Defective Premises Act 1972 dinyatakan terdapat
kewajiban bagi pembangun dan kontraktor untuk membangun dan memperbaiki
bangunan sesuai dengan standar, dan untuk meggunakan bahan yang layak, sehingga
bangunan tersebut layak untuk dihuni. Kewajiban ini juga melekat pada pemesan,
penjual dan orang lain yang berkepentingan. Tanggung gugat yang berasal dari
bangunan yang cacat tidak berhenti hanya karena bangunan tersebut dijual.
Kewajiban berhati-hati pemilik bangunan yang disewakan
Kewajiban
berhati-hati hanya melekat kepada pemilik apabila pemiliki memiliki kewajiban
untuk merawat dan memperbaiki dan menyadari atau seharusnya menyadari adanya
cacat yang terjadi.
Tanggung gugat kontrak
Sebagai tambahan untuk tanggung gugat dalam tort,
tanggung gugat juga dapat terjadi untuk pelanggaran kontrak.
Undang-undang yang memodifikasi
kebebasan kontrak
Dalam beberapa kejadian, hukum ikut campur untuk
melindungi apa yang dilihatnya sebagai pihak yang lebih lemah dalam suatu
perjanjian kontrak, baik secara langsung dengan memaksakan kondisi dalam suatu
perjanjian atau dengan mengubah beberapa persyaratan, biasanya pelepasan
tanggung jawab, menjadi void atau voidable.
Kondisi tersirat
Dalam Sale of Goods Act
1979 yang diamandemen oleh Sale and Supply of
Goods Act 1994 memberlakukan kondisi tersirat dalam setiap kontrak
penjualan bahwa barang yang dijual dalam kualitas yang memuaskan dan atau layak
untuk penggunaan yang menjadi tujuan dibelinya barangb tersebut, jika tujuan
tersebut diberitahu oleh penjual kepada pembeli.
Pelepasan tanggung jawab
Beberapa contoh pelepasan atau pembatasan tanggung
jawab:
·
Dalam kontrak penjualan, penjual awal mempersyaratkan ganti rugi dari
pembeli terhadap klaim untuk kerusakan atau kerugian yang disebabkan barang.
·
Adanya persyaratan yang dapat menghalangi hak subrogasi suatu pihak,
misalkan persetujuan antara penanggung dan tertanggung untuk tidak melakukan
hak subrogasi terhadap pekerja tertanggung yang lalai.
Tingkat sahnya pelepasan tanggung jawab ini secara
hukum tergantung pada aturan hukum kasus seperti:
·
Interpretasi
Klausul pengecualian tidak
disukai oleh pengadilan dan seringkali interpretasi yang sempit diberlakukan.
Khususnya apabila satu pihak lebih dominan dan merancang kontrak → berlaku aturan contra proferentem.
·
Inkorporasi
Pengecualian harus
dimasukkan dalam kontrak dan harus diperhatikan oleh pihak lain dalam kontrak,
misalkan pelepasan tanggung jawab dalam sebuah tempat parkir mobil (Thornton v. Shoe Lane Parking (1970)).
·
Doktrin pelanggaran dasar
Merupakan suatu aturan
dalam hukum kasus bahwa seseorang tidak dapat mengecualikan tanggung jawabnya
untuk melakukan obyek utama dalam kontrak. Dalam Karsales (Harrow) v. Wallis (1956) penggugat
membeli sebuah mobil yang mengecualikan tanggung jawab untuk ketidaklaikan
dikendarai dan semua kondisi tersirat sehubungan dengan kelayakan untuk
pemakaian. Mobil itu diantarkan dalam kondisi yang buruk, jauh lebih buruk
daripada saat pertama kali diperiksa oleh penggugat, ia tidak mau dinyalakan.
Pengadilan menyatakan bahwa tergugat bertanggung jawab atas pelanggaran kontrak
penjualan mobil.
Unfair Contract Terms Act 1977
Undang-undang ini membatasi tingkat seseorang dapat
melepaskan atau membatasi tanggung jawabnya dalam kontrak atau kelalaian. Ini
berlaku untuk semua kontrak dan pemberitahuan yang menggunakan pelepasan
tanggung jawab, dengan tunduk pada beberapa pengecualian termasuk kontrak
asuransi.
Tanggung gugat dalam kelalaian
Undang-undang ini melarang pembatasan atau
pengecualian tanggung gugat dalam hal kelalaian untuk kematian atau cedera
dengan merujuk pada suatu syarat kontrak atau pemberitahuan.
Tanggung gugat dalam kontrak
Undang-undang ini mengatur kontrak antara suatu
bisnis perusahaan dengan anggota masyarakat umum,atau dimana kontrak dirancang
oleh salah satu pihak saja.
Untuk kasus penjualan barang ditetapkan bahwa barang
tersebut harus merupakan jenis yang biasanya disediakan untuk penggunaan atau
konsumsi pribadi.
Salah satu pihak tidak boleh mengecualikan atau
membatasi tanggung jawab untuk pelanggaran kontrak. Kemudian juga tidak
diperbolehkan untuk mengubah performa suatu kontrak dengan secara substansial
berbeda dari yang wajar diharapkan atau bahkan tidak ada performa sama sekali.
Klausul ganti rugi
Kontrak yang mengatur pemberian ganti rugi kepada
pihak lain di dalam atau luar kontrak tidak mengikat seseorang yang berlaku
sebagai konsumen kecuali persyaratan tersebut memenuhi persyaratan kewajaran.
Jaminan
Penjual barang konsumen tidak dapat mengecualikan
tanggung jawab yang timbul dari cacat
alami barang tersebut dengan menggunakan persyaratan kontrak atau pemberitahuan
atau dengan merujuk pada jaminan yang ada pada barang.
Penjualan barang
Persyaratan tersirat yang ada dalam kontrak
berdasarkan Sale of Goods Act 1979 dapat
dihilangkan atau divariasikan dengan persetujuan tertulis asalkan tidak
bertentangan dengan Unfair Contract Terms Act 1977.
Akan tetapi, melarang pengecualian atau pembatasan tanggung gugat untuk
pelanggaran kewajiban mengenai kualitas dan kelaikpakaian terhadap orang yang
berlaku sebagai konsumen.
Persyaratan kewajaran
Panduan untuk menentukan kewajaran:
·
Kekuatan posisi tawar pihak-pihak relatfi satu sama lain
·
Apakah konsumen menerima bujukan untuk menyetujui persyaratan, atau pada
saat menerima kontrak tersebut memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam kontrak
dengan pihak lainnya, tetapi tanpa harus menerima persyaratan tersebut
·
Apakah konsumen tahu atau seharusnya secara wajar tahu keberadaan dan
tingkat persyaratan tersebut
·
Apakah persyaratan tersebut mengecualikan atau membatasi tanggung jawab
yang relevan jika suatu kondisi tidak dipenuhi, dengan melihat apakah pemenuhan
kondisi tersebut dimungkinkan
·
Apakah barang tersebut dibuat, diproses atau diadaptasi untuk pemesanan
khusus dari konsumen
Ketentuan yang tidak adil dalam
Consumer Contract Regulations 1994
Peraturan ini mengikuti EC
Directive 93/13 dan meningkatkan posisi hukum konsumen sehubungan dengan
semua jenis kontrak yang mereka lakukan.
Hal-hal berikut perlu diperhatikan:
·
Peraturan ini hanya berlaku terhadap ketentuan suatu kontrak yang tidak
dinegosiasikan secara individu.
·
Peraturan ini tidak mencampuri ketentuan kontrak yang mendefinisikan
pokok kontrak selama dapat dimengerti
·
Peraturan ini tidak memperdulikan apakah konsumen telah atau tidak
mendapatkan penawaran yang baik.
·
‘Ketentuan yang tidak adil’ diartikan sebagai semua ketentuan yang
bertentangan dengan persyaratan itikad baik dan menyebabkan ketidakseimbangan
yang signifikan terhadap hak dan kewajiban pihak-pihak. Dalam melakukan
penilaian itikad baik, hal-hal berikut perlu diperhatikan:
a.
kekuatan posisi tawar semua pihak
b.
apakah konsumen menerima bujukan untuk menerima ketentuan
c.
apakah barang atau jasa dijual atau disediakan dengan pesanan khusus dari
konsumen
d.
tingkat penjual atau penyedia telah berurusan secara adil dan wajar
dengan konsumen
·
Perbedaannya dengan Unfair Contract Terms Act
1977 adalah ketentuan (d) yang memberikan pengadilan keleluasaan hampir
penuh untuk menentukan apa yang adil dan wajar
·
Suatu ketentuan yang tidak adil tidak mengikat konsumen, dan hal-hal lain
dalam kontrak tidak terpengaruh
Kontrak internasional
Konvensi dalam Law Applicable
to Contractual Obligations 1980 diundang-undangkan dengan Contracts (Applicable Law) Act 1990, dengan
ketentuan-ketentuan utamanya adalah:
·
Kontrak akan tunduk pada hukum yang dipilih oleh semua pihak.
·
Semua pihak dapat memilih hukum negara (A) yang asing terhadap hukum
dimana semua unsur lain dari kontrak itu dibuat (negara B). Akan tetapi negara
B tidak dilarang untuk menggunakan hukumnya sendiri terhadap kontrak jika hukum
tersebut tidak dikecualikan atau sejenisnya dengan ketentuan dalam kontrak.
Hukum ini disebut mandatory rule.
·
Pemilihan hukum ini tidak merugikan konsumen dari perlindungan yang
tersedia bagi mereka oleh ’mandatory rule’ dari
hukum negara dimana mereka biasa tinggal.
·
Kontrak konsumen yang tidak tunduk pada konvensi ini adalah kontrak pengangkutan dan kontrak
penyediaan jasa.
Pencemaran nama baik
Definisi dan kategori
Hukum pencemaran nama baik dirancang untuk
melindungi reputasi seseorang. Menurut Lord Atkin dalam Sims v. Stretch (1936) ‘merendahkannya dalam perkiraan pikiran
yang benar dari anggota masyarakat’.
Dalam menentukan apakah suatu pernyataan merupakan
pencemaran nama baik atau bukan, pengujiannya adalah apakah seorang pembaca
biasa, yang tidak terlalu naif atau terlalu curiga, akan membaca kata-kata itu
sebagai implikasi pencemaran nama baik. Pengadilan akan menganggap pembaca
biasa menurutkan sejumlah ‘pikiran lepas’. (Hartt v.
Newspaper Publishing Plc. (1989)).
Pencemaran nama baik tidak berlaku untuk orang yang
sudah meninggal.
·
Libel
Merupakan pencemaran nama
baik dalam bentuk permanen seperti tertulis atau suatu karikatur (Broadcasting Act 1990) atau dengan radio dan televisi
(Defamation Act 1952). Dalam Youssoupoff v. MGM Pictures Ltd (1934) dinyatakan
bahwa film juga termasuk bentuk permanen. Libel dapat dituntut tanpa adanya
bukti kerusakan (per se).
·
Slander
Merupakan pencemaran nama
baik dalam bentuk non-permanen atau sementara, biasanya secara lisan, termasuk
mimik dan bahasa tubuh. Slander hanya dapat dituntut dengan adanya bukti
kerusakan, kecuali dalam hal tuduhan-tuduhan berikut:
ü bahwa seseorang melakukan
suatu kejahatan yang dapat dihukum penjara
ü bahwa seseorang menderita
suatu menderita suatu penyakit menular, misalkan penyakit kelamin, penyakit
kusta, penyakit pes, dan yang lainnya
ü bahwa seorang wanita sudah
tidak suci
ü terhadap seseorang di
suatu kantor, perdagangan atau profesi bahwa ia tidak layak untuk melakukan
pekerjaan di kantor atau praktek atau profesinya
Perbedaan penting antara keduanya adalah libel dapat
merupakan pelanggaran kriminal sekaligus tort, sedangkan slander bukan
kriminal.
Pembelaan
·
pembenaran, tergugat dapat membuktikan bahwa tuduhan tersebut
adalah benar
·
ijin, tergugat dapat menunjukkan bahwa penggugat telah
mengiinkan secara tersirat atau tersurat untuk mempublikasikan bahan yang
mencemarkan nama baik tersebut
·
komentar adil dalam suatu hal kepentingan publik, dalam kepentingan
kebebasan berbicara dan mengkritik, dapat dibela dengan dasar bahwa pernyataan merupakan komentar
adil yang dibuat dengan itikad baik dalam hal kepentingan publik.
·
hak istimewa, dalam beberapa hal pelarangan kebebasan berbicara
tidak dibenarkan, misalkan dalam proses pengadilan, laporan rapat parlemen
dan laporan sidang pengadilan.
·
penyebaran yang tidak disadari, publikasi pernyataan
pencemaran nama baik dapat dilakukan secara berulang oleh pihak yang tidak
memiliki keterlibatan langsung dalam menciptakan bahan tersebut, misalkan toko
buku atau penjual
ü tergugat bukan pengarang
atau penerbit
ü mereka telah melakukan
kehati-hatian yang wajar
ü mereka tidak mengetahui,
atau mempunyai alasan untuk percaya, apa yang mereka lakukan berkontribusi pada
publikasi pernyataan yang mencemarkan nama baik.
·
permintaan maaf
Rehabilitation of Offenders Act
1974
Tujuannya untuk memudahkan rehabilitasi ke dalam
masyarakat dari orang yang dhukum karena melakukan kejahatan. Penghukuman 30
bulan penjara atau kurang dianggap habis setelah 5 tahun dari tanggal
penghukuman. Ini berarti untuk semua tujuan praktis, seakan-akan penghukuman
tidak pernah berlangsung dan orang yang mempublikasikan fakta penghukuman
setelah dianggap habis dapat dituntut untuk pencemaran nama baik.
Bab
4
Pembelaan,
Pembatasan dan Kompensasi Kerugian
Pembelaan umum
Kecelakaan yang tidak dapat dihindari
Ini
hanyalah dalil bahwa semua cedera yang terjadi bukan merupakan kesalahan siapa
pun. Dalam Stanley v. Powell (1891) tergugat,
dalam usahanya menembak seekor burung, secara tidak sengaja menembak penggugat
karena pelurunya memantul dari pohon. Dinyatakan bahwa tergugat tidak memiliki
tanggung gugat.
Vis major – act of God
Didefinisikan
sebagai ‘penyebab alam yang secara langsung dan di luar campur tangan manusia
serta tidak dapat dicegah dengan sejumlah kehati-hatian, perkiraan dan
pengorbanan yang secara wajar telah diperhitungkan. Ini termasuk tonado dan
badai yang tidak diperkirakan tetapi tidak melindungi individu yang gagal
merawat harta bendanya terhadap pengaruh suatu badai yang normal atau keadaan
alami lain yang biasa terjadi di daerah tersebut.
Darurat / keharusan
Dalam
situasi tertentu tindakan seseorang tidak dapat dianggap sebagai kelalaian,
karena ia bertindak secara cepat dalam usaha untuk mencegah suatu peristiwa
yang membahayakan. Standar kehati-hatian tergugat diadili dengan
mempertimbangkan apa yang akan dilakukan manusia yang normal dalam keadaan yang
sama. Dalam The Bywell Castle (1879) sebuah
kapal, terancam oleh kelalaian navigasi dari kapal lain, bertabrakan dengan
kapal ketiga. Dinyatakan bahwa , walaupun
Volenti non fit injuria
Doktrin
ini berarti ’tidak ada cedera bagi orang yang besedia melakukannya’. Ini
merupakan pembelaan untuk menunjukkan bahwa tergugat baik secara tersurat
maupun tersirat telah menerima risiko cedera atau kerusakan. Penerimaan ini
tentunya harus nyata dan tanpa paksaan, tidak cukup dengan pengetahuan mengenai
situasi yang berbahaya, penerimaan ini tidak berlaku jika untuk keadaan darurat
atau keharusan.
Olahragawan/wati
menerima risiko yang berkaitan dengan olahraga mereka. Seorang petinju tidak
dapat mengeluh jika hidungnya patah. Akan tetapi, dalam Condo v. Basi (1985)
dinyatakan bahwa volenti tidak akan dapat berfungsi sebagai pembelaan apabila
salah satu peserta menderita cedera sebagai akibat dari suatu pelanggaran
berbahaya atau pelanggaran peraturan yang lain.
Jika
seseorang menolong orang lain yang terancam bahaya karena tindakan kelalaian
pihak ketiga dan mengalami cedera, volenti tidak berlaku. Pelanggar tort itu
juga memiliki tanggung gugat terhadap si penolong. Dalam Haynes v. Harwood (1935), seorang polisi yang sedang
bertugas di pos polisi melihat seekor kuda yang berlari lepas. Dalam usahanya
untuk menghentikan kuda itu ia mengalami cedera. Pembelaan volenti ditolak.
Dalam Baker v.
Jika
seseorang menerima tumpangan dalam sebuah mobil dengan mengetahui bahwa
pengemudi itu mabuk, volenti tidak berlaku karena hal tersebut dilarang sebagai
pembelaan dalam Road Traffic Act 1988.
Ex turpi causa
Prinsip
ini berarti tidak ada hak menuntut dengan berdasarkan pada suatu perkara yang buruk. Ini berlaku dalam kontrak dan tort.
Dalam
Pitts v. Hunt (1990) penggugat dan tergugat
mabuk dan kemudian mengendarai sebuah sepeda motor. Hunt, sebagai pengendara,
tetapi penggugat , sebagai penumpang, memainkan peranan penuh dan aktif dalam
mendorong tergugat melakukan pelanggaran peraturan. Tabrakan terjadi dan
penggugat mengalami cedera serius. Pengadilan menyatakan bahwa prinsip tersebut
berlaku.
Prinsip
ini memiliki batas seperti yang terjadi dalam kasus Revill
v. Newberry (1996). Tergugat yang berusia lanjut sedang tidur di bangsal
bagiannya ketika ia terbangun oleh penggugat yang memaksa masuk, yang
diasumsikannya berusaha mencuri. Ia mengambil senapannya dan menembak ke pintu
yang menyebabkan penggugat terluka.
Pengadilan menolak pembelaan ex turpi causa dengan alasan bahwa kekuatan yang
digunakan tergugat terlalu berlebihan dalam keadaan tersebut.
Pembelaan pribadi
Pembelaan
ini tidak hanya termasuk pembelaan diri, tetapi juga termasuk perlindungan
harta bendanya, keluarganya dan mungkin orang asing yang dalam kesulitan.
Seperti dalam hukum kriminal, cara yang digunakan harus berhubungan dengan
kejahatan yang dilakukan atau diancam. Sekalipun langkah-langkah yang wajar
harus diambil dalam berjaga dari trespasser, tidak diperbolehkan untuk memasang
perangkap dengan sengaja.
Dalam
Scott v. Shepherd (1773), A melempar petasan
yang menyala ke sebuah pasar. Petasan tersebut jatuh di dekat B yang kemudian
memungutnya dan melempakannya dalam rangka melindungi dirinya. Kemudian
mendarat dekat C, yang juga melakukan hal yang sama. Petasan itu kemudian
mengenai D dan meledak. A dinyatakan memiliki tanggung gugat, tetapi B dan C
dianggap telah belaku wajar.
Wewenang perundang-undangan
Beberapa
undang-undang memberikan wewenang kepada beberapa aktivitas yang seharusnya
merupakan pelanggaran tort, terutama dalam hal gangguan. Akan tetapi, ada dua
prinsip dasar dalam penerapan umum:
· Kekebalan hanya akan diperluas pada tort yang
relevan secara khusus. Kekebalan
terhadap gangguan tidak mengijinkan akivitas dilakukan secara lalai.
· Kecuali ditentukan secara khusus, undang-undang
tidak dapat mengambil hak pribadi individu tanpa kompensasi, dan tergugat yang
menggunakan kekebalan tersebut yang harus membuktikan maksud ini.
Pesetujuan dan kepuasan
Untuk
kasus pelanggaran tort yang diselesaikan di luar pengadilan, ‘persetujuan dan
kepuasan’ ini membebaskan tergugat dari tanggung gugat lebih lanjut dan, jika
proses pengadilan dimulai dapat digunakan sebagai pembelaan.. Dalam kasus yang
melibatkan minor, persetujuan pengadilan biasanya dibutuhkan.
Res judicata
Doktrin
ini berarti penggugat tidak dapat menuntut dengan dasar tuntutan yang sama
lebih dari sekali. Sekali penggugat telah mendapatkan keputusan pengadilan, ia
tidak dapat menuntut orang yang sama dua kali untuk cedera yang sama walaupun
cedera itu bertambah parah. Penggugat tetap dapat menuntut tergugat yang lain
untuk cedera yang sama dan akan berdasarkan hukum yang berhubungan dengan
pelanggaran tort bersama.
Pihak-pihak dalam tuntutan hukum
Keluarga kerajaan, penguasa asing
dan diplomat
Berdasarkan Crown
Proceedings Act 1947 keluarga kerajaan, kecuali Ratu, dapat dituntut
oleh pihak lain. Keluarga kerajaan dan anggota angkatan bersenjata tidak dapat
dituntut oleh anggota lain dari angkatan bersenjata untuk kematian atau cedera
pada saat melakukan tugas militernya atau berada di lokasi militer.
Kantor pos memiliki kekebalan dalam tort berdasarkan
Post Office Act 1969.
Penguasa asing memiliki kekebalan penuh dalam tort,
walaupun mereka dapat mengabaikannya. Diplomat memiliki beberapa kekebalan yang
berhubungan dengan tindakan resminya berdasarkan Diplomatic
Privileges Act 1964.
Hakim dan sejenisnya
Hakim pada umumnya memiliki kekebalan, yang
tergantung pada tingkatannya, terhadap tuntutan dalam kelalaian, terutama
dengan alasan bahwa mereka harus membuat keputusannya tanpa takut atau berpihak
dan bebas dari pikiran mengenai tuntutan hukum yang mungkin. Hal yang sama juga
berlaku untuk arbitrator dan saksi.
Korporasi / partner
Korporasi adalah suatu entitas yang berbeda dari
anggotanya dan oleh karena itu dapat dituntut dan menuntut dalam nama
korporasi.
Partner bukan entitas yang terpisah dari anggotanya,
dan partner memiliki tanggung gugat untuk tindakan tort yang dilakukan oleh ia
sendiri dan mitranya, selama tindakan itu berhubungan dengan bisnis kemitraan.
Asosiasi / klub
Anggota individu memiliki tanggung gugat secara
bersama dan terpisah untuk tort yang mereka lakukan, tetapi tidak untuk tort
yang dilakukan anggota lain. Akan tetapi seorang pejabat sebuah klub dapat
memiliki tanggung gugat secara pribadi untuk kegagalan melaksanakan tugas
khusus yang dipercayakan pada mereka.
Dalam kasus Jones v.
Northampton Borough Council and Anr (1990), seorang ketua klub mengatur
untuk menyewa suatu ruangan dari dewan untuk pertandingan futsal. Dewan
mengingatkan ketua itu bahwa terdapat atap yang bocor dan telah melakukan
kewajiban berhati-hatinya. Ketua itu tidak memperingatkan penggugat dan yang
lainnya untuk memastikan keselamatannya dan dinyatakan memiliki tanggung gugat.
Serikat dagang
Berdasarkan Trade Union and
Labour Relations Act 1974, serikat dagang pada umumnya memiliki hak
untuk menuntut dan dituntut dalam namanya. Mereka juga memiliki beberapa
kekebalan terhadap tuntutan beberapa tort, misalkan mendorong suatu pelanggaran
kontrak. Kekebalan tersebut hanya berlaku jika tuntutan yang dilakukan oleh
serikat adalah dalam menyelesaikan suatu sengketa dagang.
Perusahaan insolven dan pailit
Suatu wali dalam kepailitan dapat menuntut untuk
kepentingan yang pailit dan menahan uangnya untuk kepentingan kreditur. Dalam Bankruptcy Act 1914 menetapkan bahwa suatu klaim
untuk unliquidated damage tidak dapat dibuktikan terhadap wali, walaupun yang
pailit tetap memiliki tanggung gugat setelah dibebaskan.
Berdasarkan Third Parties
(Right Against Insurers) Act 1930, hak tertanggung yang insolven
terhadap penanggungnya dipindahkan dan diberikan kepada pihak ketiga yang
menjadi tanggung gugat tertanggung. Setiap kondisi polis yang bertujuan membuat
polis tidak berlaku dalan hal tertanggung insolven dengan sendirinya menjadi
void.
Contract (Rights of Third
Parties) Act 1999 tidak memberikan hak pihak ketiga wajib. Semuanya terserah pihak-pihak
yang terlibat dalam kontrak untuk menentukan apakah, dan dalam kondisi apa
mereka hendak memberikan hak kepada pihak ketiga.
Pihak ketiga
Hak seorang penggugat untuk menuntut penanggung
berdasarkan Third Parties (Rights Against Insurers) Act 1930 tergantung pada
tanggung gugat yang ditetapkan lebih dahulu dalam proses pengadilan terhadap
tertanggung dalam suatu tuntutan yang berbeda; hak ganti rugi tidak timbul
sampai tanggung gugat tertanggung untuk membayar pihak ketiga telah ditetapkan
(Post Office v. Norwich Union Fire Insurance Society Ltd (1967)).
Suami dan istri
Berdasarkan Law Reform (Husband and Wife) Act 1962,
setiap pihak dalam suatu pernikahan memiliki hak untuk menuntut tort terhadap
satu sama lain seakan-akan mereka tidak menikah.
Orang tua dan anak
Seorang anak bertanggung jawab untuk tort yang
mereka lakukan walaupun tingkat kehati-hatian harus dimiliki oleh seorang anak
kurang daripada yang harus dimiliki oleh orang dewasa. Pengujiannya adalah
tingkat kehati-hatian yang diharapkan dari seorang anak pada usia tersebut.
Orang tua tidak memiliki vicarious liability,
walaupun dapat secara langsung memiliki tanggung gugat untuk kelalaian dalam
pengawasan terhadap seorang anak. Dalam Donaldson v.
McNiven (1952), tergugat mengijinkan anaknya untuk menggunakan sebuah
senapan angin dengan syarat ia tidak membawanya keluar rumah. Bertentangan
dengan ketentuan tersebut, anak itu menggunakan senapan itu dalam suatu gang
dan melukai anak yang lain. Pengadilan menyatakan bahwa ayahnya tidak memiliki
tanggung gugat terhadap kelalaian tersebut; anak tersebut telah melanggar suatu
perintah langsung, dan ayahnya tidak memiliki alasan untuk mempercayai bahwa
anaknya akan menentangnya.
Secara umum, pengadilan akan memperhitungkan tiga
faktor dalam menentukan apakah pengawasan yang cukup sudah diberikan, yaitu usia
dan kenormalan anak dan instruksi yang diberikan kepada mereka.
Kewajiban ini juga melekat kepada orang selain orang
tua yang memiliki posisi pengawasan serupa, atau yang bukan di posisi
pengawasan tetapi yang menyadari bahwa tindakannya dapat dipengaruhi dengan
kehadiran anak-anak.
Minor dan anak yang belum
dilahirkan
Seorang minor adalah seseorang yang berusia di bawah
18 tahun. Seorang minor hanya dapat menuntut dan dituntut melalui seseorang
yang mewakili mereka sebagai tergugat atau penggugat, biasanya orang tua atau
wali hukum. Pengecualian penting adalah seorang minor tidak dapat dituntut
untuk pelanggaran kontrak (Minors Contracts Act 1987).
Berdasarkan Congenital
Disabilities (Civil Liability) Act 1976 seorang anak yang cedera pada
saat berada dalam kandungan dapat melakukan tuntutan setelah dilahirkan.
Orang dengan gangguan jiwa
Tanggung gugat tergantung pada tingkat
ketidakwarasan, dengan pengujiannya apakah tergugat memiliki kemampuan berpikir
untuk melakukan tort yang dimaksud.
Tahanan
Tahanan dapat dituntut dan menuntut seakan-akan
mereka bebas.
Warga negara lain
Warga negara musuh dapat dituntut dan mengajukan
banding jika mereka kalah, tapi mereka tidak dapat mengajukan tuntutan. Warga
negara sahabat memiliki semua hak yang sama seperti warga negara Inggris.
Pengujiannya adalah tempat tinggal selain kebangsaan.
Pembatasan tuntutan
Prinsip umum
Sudah
lama hukum memberlakukan suatu batas waktu di dalam mana seorang penggugat
harus mengajukan tuntutan. Ini untuk menghindari pengadilan berurusan dengan
keadaan klaim dimana ingatan pihak-pihak mengenai kejadian sudah tidak jelas
dan saksi-saksi tidak dapat diandalkan. Ini juga merupakan pengaman bagi
tergugat dari masalah-masalah yang berhubungan dengan pembelaan suatu klaim
yang berdasarkan kecelakaan yang terjadi jauh sebelumnya.
Secara
teknis, habisnya batas waktu ini tidak menghilangkan hak menuntut. Tuntutan
tersebut tetap sah tetapi pengadilan tidak akan melaksanakannya. Pembelaan
mengenai batas waktu harus diminta. Aturan mengenai batas waktu ini diatur
dalam Limitation Act 1980 dan Latent Damage Act 1986.
Timbulnya tuntutan
Sebagai
aturan umum batas waktu dimulai dari dari tanggal timbulnya tuntutan, yaitu
tanggal dimana seorang penggugat memiliki dasar yang sah untuk mengajukan
tuntutan. Tanggal tersebut adalah tanggal pelanggaran kontrak dan dalam tort
adalah tanggal terjadinya cedera atau kerugian.
Penipuan dan penyembunyian
Limitation
Act 1980 menetapkan bahwa apabila suatu tuntutan diajukan berdasarkan penipuan
yang dilakukan tergugat, atau fakta-fakta yang berhubungan dengan penyebab
tuntutan penggugat telah dengan sengaja disembunyikan dari penggugat oleh
tergugat, batas waktu dimulai saat diketahuinya penipuan atau penyembunyian
tersebut.
Ketidakmampuan hukum
Beberapa
orang memiliki suatu ketidakmampuan hukum untuk mengajukan atau membela suatu
tuntutan dalam nama mereka. Untuk tujuan praktis, kategori utamanya adalah
minor dan orang yang memiliki gangguan jiwa. Dalam hal minor, waktu tidak
bejalan sampai minor mencapai usia ke-18 atau meninggal. Sedangkan untuk yang
memiliki gangguan jiwa waktu berjalan dari tanggal kematiannya. Gangguan mental
harus ada pada saat tanggal timbulnya tuntutan dan gangguan jiwa yang timbul
setelah itu tidak mempengaruhi persoalan. Dalam kedua kasus ini waktu akan
berjalan setelah ketidakmampuan itu berhenti (Limitation Act 1980).
Limitation Act 1980
Secara
singkat batas waktu untuk tuntutan dalam hal cedera adalah tiga tahun dari
tanggal timbulnya tuntutan. Untuk kerusakan harta benda dan kerugian selain
cedera adalah enam tahun.
Cedera pribadi
Batas
waktu untuk menuntut yang melibatkan cedera adalah tiga tahun sejak:
· tanggal penyebab tuntutan timbul
· tanggal diketahuinya (jika lebih lambat) orang itu
cedera
Konsep
tanggal diketahuinya diperkenalkan untuk berurusan dengan kasus penyakit atau
cedera laten, dimana penggugat tidak mengetahui keadaan mereka dan keseriusan
keadaannya, atau bahwa itu telah disebabkan oleh kelalaian orang lain, hingga
beberapa waktu setelah kecelakaan tersebut.
· Cedera yang diderita harus signifikan. Pengujiannya
adalah apakah cedera tersebut sedemikian rupa sehingga penggugat menganggap
proses hukum adalah pilihan yang bermanfaat.
· Penggugat harus memiliki pengetahuan mengenai
fakta-fakta yang mereka inginkan menjadi dasar tuntutan mereka
· Penggugat harus mengetahui identitas dari calon
tergugat
· Penggugat tidak dapat mengharapkan batas waktu
mereka diperpanjang jika mereka tidak mengambil langkah-langkah realistis untuk
memastikan fakta-fakta yang akan menjadi dasar klaim mereka. Dalam Forbes v. Wandsworths Health Authority (1996)
penggugat kehilangan kakinya sebagai akibat dari operasi yang mungkin
dilaksanakan dengan lalai. Ia menunda mencari saran hukum dan medis hingga
batas waktunya habis. Pengadilan menolak permohonan perpanjangan batas
waktu. Cedera yang dialaminya signifikan
dan seorang yang cerdas, seperti penggugat, seharusnya meminta saran jauh lebih
awal.
Kebijaksanaan untuk mengesampingkan
Jika
penggugat gagal melakukan tuntutan dalam tiga tahun sejak tanggal penyebab
timbul atau tanggal diketahuinya penyebab, mereka dapat bergantung kepada
kebijaksanaan pengadilan untuk mengesampingkan batas waktu. Pengadilan dapat
mengabulkannya jika beranggapan bahwa pemberlakuan batas waktu bagi
penggugat lebih memberatkan daripada
pengesampingan batas waktu bagi tergugat.
Panduannya
bagi pengadilan adalah sebagai berikut:
· lamanya dan alasan untuk keterlambatan oleh
penggugat
· daya meyakinkan dari bukti yang ada
· tingkah laku tergugat
· lamanya ketidakmampuan hukum yang mempengaruhi
penggugat yang timbul setelah timbulnya penyebab gugatan
· tingkat kesigapan penggugat setelah menyadari bawa
mereka memiliki suatu dasar tuntutan
· langkah-langkah yang dilakukan penggugat untuk
mendapatkan saran medis, hukum dan ahli lain yang dibutuhkan.
Dalam
Walkley v. Precision Forgings Ltd (1979) menyatakan bahwa kebijaksanaan
pengadilan untuk mengesampingkan batas waktu hanya dilakukan apabila batas
waktu yang ditetapkan merugikan penggugat. Kegagalan penggugat untuk meneruskan
tuntutan yang dibuat dalam batas waktu tidak termasuk.
Dalam Shapland v. Palmer (1999) dinyatakan bahwa
keputusan kasus Walkley hanya berlaku untuk kasus yang persis sama dengan itu.
Kerusakan terhadap harta benda
Batas
waktu enam tahun berlaku hanya untuk klaim kerusakan harta benda dan atau
kerugian ekonomi.
Dalam
Pirelli v. Oscar Faber & Ptnrs (1983) suatu kerusakan terjadi pada cerobong
asap pada tahun 1970, tetapi karena kerusakan itu laten, baru diketahui pada
tahun 1977. Pengadilan menyatakan bahwa batas waktu penggugat telah habis. Akan
tetapi, bagian pembuat undang-undang merasa bahwa preseden yang ditetapkan
dalam kasus ini tidak adil.
Kemudian
dikeluarkanlah Latent Damage Act 1986 untuk mempebaiki akibat kasus Pirelli.
Undang-undang ini hanya berlaku untuk tuntutan sehubungan dengan kelalaian saja
dan menetapkan:
a.
batas waktu
primer adalah enam tahun sejak tanggal kerusakan terjadi
b.
batas waktu
tiga tahun sejak tanggal kerusakan secara wajar diketahui
c.
batas waktu penghentian
panjang 15 tahun sejak tanggal tindakan kelalaian dilakukan. Ini untuk
membatasi aturan waktu 3 tahun dalam kasus b.
d.
persyaratan
mengenai pengetahuan aktual atau konstruktif yang mengikuti ketentuan kata demi
kata dari batas waktu dalam Limitations Act 1980, karena itu hukum mengenai
kerusakan laten juga mengikuti hukum mengenai cedera laten.
e.
aturan normal
berlaku untuk klaim oleh orang-orang yang memiliki ketidakmampuan dalam hukum.
Bagaimanapun, jika ketidakmampuan timbul antara waktu kerusakan terjadi dan
ketika kerusakan secara wajar diketahui, waktu tambahan tiga tahun mulai dari
tanggal berhentinya ketidakmampuan jika itu menghasilkan periode yang lebih
lama daripada aturan enam tahun dasar.
Dalam
Murphy v. Brentwood District Council (1990) keputusan
pengadilan telah banyak mengurangi pentingnya Latent Damage Act. Kebanyakan
kerusakan harta benda yang disebabkan oleh suatu tindakan yang lalai atau
kesalahan adalah nyata. Kebanyakan kerusakan laten adalah cacat di dalam barang
atau bangunan yang ditimbulkan pada saat dibuat atau dibangun. Ini sekarang
adalah kerugian ekonomi murni dan tidak diganti dalam tort.
Kematian
Aturan
umumnya adalah bahwa jika suatu tuntutan dibuat oleh atau terhadap suatu pihak
yang kemudian meninggal, batas waktu normal berlaku. Tuntutan biasanya
dilakukan oleh prewakilan orang yang meninggal.
Batas
waktunya adalah tiga tahun setelah sejak tanggal kematian atau tanggal
diketahuinya oleh orang yang menerima keuntungan dari tuntutan atau perwakilan
orang yang meninggal.
Kategori lain-lain
· Limitation Act 1980 juga menetapkan batas waktu
untuk kontribusi antara pelanggar tort bersama, yaitu dua tahun sejak tanggal
hak kontribusi timbul, baik sejak tanggal keputusan pengadilan atau tanggal
pembayaran berdasarkan negosiasi.
· Konsumen yang melakukan tuntutan berdasarkan
Consumer Protection Act 1987 memiliki tiga tahun sejak tanggal timbulnya atau
diketahuinya, mana yang lebih lambat, dengan batas waktu penghentian panjang 10
tahun sejak tanggal produk dimasukkan dalam sirkulasi.
· Jika digunakan hukum negara lain untuk suatu kasus,
batas waktunya akan mengikuti hukum tersebut, kecuali bertentangan dengan
kepentingan umum (Foreign Limitations Act 1984).
Jenis dan kategori kompensasi
kerugian
Injunction merupakan perintah pengadilan agar tergugat
menghentikan tindakan tertentunya. Ini biasanya dalam kasus gangguan dan
trespass. Injunction dapat juga disertai dengan kompensasi (damages) untuk
merefleksikan kerugian yang diderita hingga saat itu.
Damages merupakan jumlah uang yang diberikan untuk
kerusakan, cedera atau kerugian yang diderita oleh tergugat. Mereka biasanya
merupakan kompensasi (restitutio in integrum). Hukum tidak bertujuan untuk
menghukum pelaku pelanggaran, tetapi untuk mengkompensasi korban. Tingkatnya
merupakan suatu indemnitas.
Klasifikasi Damages
·
General damages
Ini adalah damages yang hukum anggap akan
timbul yang tidak perlu dibuktikan secara khusus oleh penggugat. Biasanya adalah
unliquidated damages, yaitu damages yang tidak bisa dinilai secara matematis
akurat, atau dibuktikan dengan dokumentasi. Jenis yang paling umum adalah
kompensasi untuk kesakitan, penderitaan dan kehilangan kesenangan. Akan tetapi,
ini juga temasuk kerugian masa mendatang yang sebagian besar bersifat
spekulatif.
·
Special damages
Ini adalah damages yang
tidak timbul secara alami sejak perbuatan tort dan penggugat harus membuktikan
kerugiannya. Special damages termasuk seperti kehilangan pendapatan yang sudah
terjadi dan kerusakan pada harta benda, kedua-duanya dapat dinilai dengan
keakuratan matematis dan didukung oleh bukti dokumen. Special damage biasanya
liquidated, yaitu kerugian yang diketahui dan dapat dibuktikan.
·
Nominal damages
Damages ini tidak dimaksudkan
untuk mengkompensasi dan biasanya kecil. Ini merupakan suatu pengakuan bahwa
suatu tort telah dilakukan terhadap penggugat, walaupun tidak ada kerugian riil
yang timbul. Damages ini diberikan sebagai penghargaan atas hak hukum
penggugat.
·
Exemplary or punitive damages
Ini diberikan sebagai
tambahan damages yang sebenarnya untuk menyatakan pandangan pengadilan bahwa
tingkah laku tergugat menyesalkan atau keterlaluan. Damages ini bersifat
menghukum, bukan mengkompensasi. Damages ini jarang diberikan, dan dalam Rookes
v. Barnard (1964) pengadilan membatasi aplikasinya untuk beberapa kategori.
·
Contemptuous damages
Damages ini biasanya
berupa pecahan terkecil mata uang yang berlaku. Ini dberikan untuk mengakui
bahwa walaupun penggugat memiliki dasar yang kuat untuk menuntut, mereka tidak
perlu membawanya ke pengadilan karena itu sembrono atau menjengkelkan. Dalam
kasus-kasus ini biasanya penggugat harus membayar biaya mereka sendiri, yang
membuat mereka secara keseluruhan menderita kerugian.
Perbedaan antara tort dan kontrak
Damages yang diberikan untuk pelanggaran kontrak
berusaha untuk menempatkan pihak yang dirugikan dalam posisi yang seharusnya
mereka nikmati apabila kontrak tersebut dilakukan. Dalam tort, tujuannya adalah
untuk menempatkan penggugat dalam posisi yang mereka nikmati sesaat sebelum
kerugian terjadi. Lebih jauh, damages dalam kontrak diatur oleh aturan Hadley
v. Baxendale (1854) yang termasuk tidak hanya kerugian yang secara alami timbul
dari pelanggaran, tetapi juga kerugian yang telah dipikirkan oleh pihak-pihak.
Dalam tort, damages dapat dibatasi dengan kerugian yang dapat diperkirakan
tergugat (Wagon Mound No. 1 (1961)).
Damages – kerugian harta benda dan
ekonomi
Damages biasanya special dan liquidated, dan dalam
sebagian besar kasus penggugat dapat membuktikan tingkat kerugiannya dengan
merujuk kepada rekening, faktur, atau dokumen lain. Akan tetapi, ada beberapa
kasus khusus yang perlu disebutkan:
·
Dalam tuntutan untuk trespass, ukuran damages biasanya turunnya nilai
tanah.
·
Untuk kerusakan pada bangunan, ukuran damages biasanya biaya perbaikan
dikurangi pengurangan untuk betterment. Pengadilan biasanya tidak membuat
pengurangan untuk minor betterment, dan kadang-kadang nilai pasar digunakan
bila lebih tepat untuk merefleksikan kerugian. Pengadilan tidak akan
mengijinkan penggugat membuat keuntungan dari kerugian yang dideritanya. Dalam
CR Taylor v. Hepworths Ltd (1977) penggugat memiliki tanah yang di atasnya
berdiri sebuah gedung bilyar yang tidak digunakan. Tergugat membakar gedung
tersebut dan penggugat menuntut untuk biaya pemulihan kembali secara penuh.
Bukti mengemukakan bahwa gedung itu sudah tidak digunakan lagi dan menurut
pengadilan ukuran damages yang tepat adalah nilai susut bangunan. Pengadilan
kemudian juga menyatakan bahwa tindakan tergugat telah menyelamatkan penggugat
dari biaya pembongkaran bangunan pada akhirnya dan ini melebihi nilai susut,
tidak ada kompensasi yang diberikan kepada penggugat.
·
Aturan utamanya adalah dalam kasus perbaikan atau pemulihan kembali, biaya
yang dapat dipulihkan adalah yang berhubungan pada tanggal kerugian, atau dalam
waktu yang wajar sesudahnya, sehingga memampukan penggugat untuk mencari
penawaran dan atau mempersiapkan undangan tender. Dalam Dodd Properties (Kent)
Ltd v. Canterbury City Council (1980) menyatakan bahwa penundaan perbaikan atau
pemulihan kembali oleh penggugat untuk alasan keputusan bisnis yang baik dapat
membuat damages yang diberikan diperhitungkan bunganya, tetapi ketidakmampuan
keuangan penggugat tidak.
·
Penggugat memiliki kewajiban untuk mengurangi kerugian. Ini berarti bahwa
penggugat harus melakukan apa yang mereka bisa untuk mencegah kerugian
bertambah buruk, dan membatasi tingkat kerugian yang sudah terjadi.
Kerugian ekonomi
Kerugian ekonomi dapat murni dan konsekuensial.
Untuk yang pertama hanya dapat dipulihkan dari kontrak atau berdasarkan doktrin
Hedley Byrne. Untuk yang kedua dapat dipulihkan secara umum dalam tort, asalkan
kerugian tersebut berasal secara langsung dari kerusakan pada harta benda.
Kerugian itu akan dibuktikan dengan merujuk pada rekening dan tren sebelumnya
dari bisnis.
Dalam hal kerugian ekonomi murni, apabila dapat
dipulihkan, kuantifikasi kerugian sesuai dengan kerugian yang timbul secara
langsung dari pelanggaran kewajiban tergugat. Dalam South Australian Asset
Management Corporation v. York Montague (1996), mengenai penilaian berlebih
oleh surveyor harta benda sebagai jaminan untuk pinjaman, ditetapkan damages
didasarkan pada kekurangan jaminan, yaitu perbedaan antara penilaian yang dilakukan
dan nilai sebenarnya pada tanggal penilaian. Jika kerugian yang terjadi kurang
dari itu, maka kerugian itu diganti penuh, tetapi jika lebih diganti sesuai
dengan kekurangan jaminan.
Damages – cedera badan
Perbedaannya
dengan kerusakan harta benda adalah hukum tidak dapat memberikan pemulihan
penuh dan hanya dapat memberikan kompensasi finansial untuk merefleksikan
kerugian tersebut. Untuk ini pengadilan telah membuat suatu tarif kompensasi
berdasarkan kasus terdahulu dan berubah secara gradual menurut waktu.
General Damages
Terdiri
dari:
· kesakitan dan penderitaan
· kehilangan kesenangan
· kehilangan pendapatan di masa mendatang
· kehilangan kapasitas pendapatan
· pengeluaran tambahan di masa mendatang
Kesakitan dan penderitaan dan kehilangan kesenangan
Keduanya
biasanya dikelompokkan dalam suatu kompensasi tunggal. Damages untuk kesakitan
dan penderitaan ditetapkan untuk merefleksikan sifatnya dan severitasnya, dan
seberapa lama mereka akan ada atau kemungkinan ada di masa mendatang.
Kehilangan kesenangan mengkompensasi untuk kerugian yang lebih luas, dan
merefleksikan keterbatasan fisik dan atau mental yang berhubungan dengan
cedera. Kehilangan kaki mungkin menyakitkan, tetapi masalah jangka panjang yang
berhubungan dengan itu jauh lebih penting karena akan membatasi kemampuan untuk
bekerja dan menikmati hidup secara penuh.
Damages
jenis ini merupakan liquidated damages dan bertujuan untuk mengkompensasi
korban untuk pengaruh dari cedera itu sendiri. Kerugian finansial merupakan
klaim terpisah untuk special damages.
Kehilangan pendapatan di masa mendatang
Istilah
masa mendatang diambil dari tanggal pengadilan, karena sebelum tanggal tersebut
kerugian telah terjadi dan dapat dihitung dengan akurat, dan oleh sebab itu
merupakan special damages. Klaim ini dengan mengasumsikan satu atau lebih
bentuk cacat tetap akan berlangsung di masa mendatang.
Kerugian
di masa mendatang itu dapat parsial atau total. Seorang penggugat tidak dapat
bekerja sama sekali karena cacat mereka, atau tidak dapat bekerja dalam periode
yang lama, atau bekerja lembur. Mereka mungkin harus bekerja dengan tingkat
stress yang lebih rendah dengan jumlah pendapatan yang lebih rendah.
Multiplikan (faktor yang dikali)
Ini
biasanya merefleksikan perbedaan antara pendapatan bersih tahunan penggugat
saat ini dengan sebelum kecelakaan. Ini akan disesuaikan dengan ketidakstabilan
pendapatan, potensi peningkatan pendapatan atau kemungkinan promosi.
Multiplier (faktor pengali)
Merupakan
jumlah tahun yang diaplikasikan pada multiplikan untuk memberikan nilai penuh
dari damages berdasarkan judul ini. Ini sering juga disebut ‘tahun pemesanan’.
Multiplier tidak pernah sama dengan periode penuh dari tanggal pengadilan
hingga tanggal kemungkinan pensiun. Semua damages diberikan sekaligus dan
dibayarkan sesaat setelah pengadilan. Multiplier diberikan dengan asumsi
penggugat meginvestasikan uangnya dan kombinasi dari uang tersebut dengan
bunganya akan memberikan suatu pendapatan yang sesuai dengan yang akan mereka
peroleh seandainya kecelakaan tidak terjadi. Tingkat bunga yang diasumsikan
adalah 3% berdasarkan Wells v. Wells (1990). Multiplier ditetapkan dengan memperhitungkan
usia penggugat pada saat pengadilan, keadaan kesehatan dan jenis pekerjaannya.
Kehilangan kapasitas pendapatan
Damages
dalam judul ini diberikan kepada seorang penggugat yang mengalami cacat karena
suatu kecelakaan tetapi tetap dapat bekerja. Hanya saja kapasitas untuk
mendapatkan pekerjaan atau tingkat pendapatan pada saat bekerja mengalami
kerugian (Smith v. Manchester Corporation (1974)).
Karena kerugian dalam hal ini sangat spekulatif, damages cenderung moderat.
Dalam Moeliker v. Reyrolle and Co. Ltd (1977)
pengadilan manyatakan bahwa harus ada suatu risiko nyata penggugat kehilangan
pekerjaannya dan semua keadaan kasus harus diperhitungkan. Biasanya hakim
menentukan nilai multiplier yang kecil, misalkan satu tahun kehilangan
pendapatan bersih.
Kasus
lain yang serupa ketika seorang minor menderita cedera serius. Dalam Cronin v. Redbridge LBC (1987), penggugat, seorang
minor, berusia 15 tahun pada tanggal pengadilan, menderita cedera serius pada
satu mata. Keputusan pengadilan tingkat pertama direvisi oleh pengadilan
banding untuk memperkecil jumlah damages berdasarkan judul ini karena sangat
spekulatif.
Pengeluaran tambahan di masa mendatang
Dalam
hal cedera serius, pengeluaran tambahan dapat timbul bagi penggugat atau
keluarganya untuk hal-hal seperti biaya pengobatan di masa mendatang,
perawatan, peralatan khusus, modifikasi rumah atau mobil, dan biaya tambahan
untuk pekerjaan rumah, pertamanan dan lain-lain yag tidak dapat dilakukan lagi
oleh penggugat.
Biaya
untuk jasa yang dikeluarkan oleh pihak keluarga terhadap penggugat biasanya
dikompensasi kurang dari tingkat komersil, biasanya sekitar sepertiga, karena
dianggap itu diberikan terutama dengan perasaan kasih dan wajib. Dalam Hunt v. Severs (1994) pengadilan menyatakan bahwa
setiap uang yang diperoleh oleh penggugat untuk ketentuan perawatan atau
pelayanan sejenis dipercayakan untuk disimpan bagi penyedia jasa tersebut.
Special damages
Ini
terdiri dari kerugian yang dapat dievaluasi dan diderita dari tanggal
kecelakaan hingga tanggal pengadilan. Di dalamnya termasuk kerugian dari atau
kerusakan atas pakaian, biaya obat-obatan dan perawatan medis.
Jenis
kerugian yang paling umum adalah kehilangan pendapatan. Perhitungannya dengan
mengalikan kerugian gaji rata-rata mingguan dengan jumlah minggu tidak bekerja.
Untuk penggugat yang berwiraswasta, kehilangan pendapatan dibuktikan dengan
merujuk pada pengembalian pajak dan buku rekening miliknya.
Hal-hal lain
Pengurangan yang diperbolehkan
Ketika
tidak bekerja sebagai akibat suatu kecelakaan, penggugat dapat menerima
berbagai manfaat dari berbagai sumber, dan ini dapat dikurangkan dari damages,
baik general maupun special, yang berhubungan dengan kehilangan pendapatan.
· Pensiun
Pembayaran pensiun tidak dikurangkan dari klaim
untuk kehilangan pendapatan. Dalam Parry v. Clever
(1978) seorang polisi yang cedera dan mengambil pensiun cacat yang telah
diatur dalam suatu skema khusus oleh kepolisian, pegadilan menyatakan bahwa
penggugat berhak mendapatkan pensiun tersebut secara penuh. Dalam Smoker v. London Fire and CD Authority (1991) pengadilan
menyatakan prinsip bahwa pembayaran pensiun tidak dapat dikurangkan dari klaim
untuk kehilangan pendapatan.
· Skema kecelakaan diri dan sakit
Setiap jaminan asuransi yang diambil oleh penggugat
secara pribadi untuk memberikan perlindungan terhadap sakit atau kecelakaan
tidak dapat diperhitungkan dalam menilai damages untuk kehilangan pendapatan.
Posisi ini berbeda jika polis tersebut dibayarkan
oleh majikan penggugat, seperti dalam kasus Hussain v.
New Taplow Paper Mills (1988). Tergugat, yang merupakan majikan
penggugat, telah melakukan kontrak dengan pegawainya bahwa ia tetap melakukan
pembayaran gaji jika mereka sakit atau cedera. Untuk memenuhi komitmen ini ia
mengadakan asuransi kesehatan permanen. Penggugat cedera karena kelalaian
tergugat dan ia menuntut kehilangan pendapatan pada saat ia tidak bekerja.
Tergugat menyatakan bahwa mereka berhak melakukan dengan nilai gaji yang
dibayarkan pada saat cedera, dan ini didukung oleh pengadilan.
Apa pun dasarnya, pembayaran gaji pada saat sakit
atau cedera akan dikurangkan dari damages untuk kehilangan pendapatan kecuali
jika ada persetujuan antara majikan dan pekerja bahwa pembayaran ini hanya
dilakukan jika klaim pekerja untuk damages berhasil.
· Manfaat jaminan sosial
Berdasarkan Social Security
Act 1989, pembayaran yang dilakukan oleh DSS kepada penuntut dapat
dikurangkan dari damages, tetapi jumlah tersebut harus dibayarkan kepada DSS
dari pihak yang bertanggung jawab untuk membayarkan tuntutan tersebut.
· Perawatan dengan biaya publik
Administration of Justice Act 1982 menetapkan bahwa setiap penghematan tehadap seorang
yang cedera yang siakibatkan oleh perawatannya secara keseluruhan atau sebagian
dengan biaya publik di rumah sakit, rumah perawatan atau institusi lain akan
dikurangkan dari pendapatan yang hilang sebagai akibat cedera badan yang
dideritanya.
Klaim untuk kehilangan jasa
Hukum
Inggris tidak mengakui suatu tuntutan dari seorang majikan untuk kehilangan
jasa pekerjanya.
Damages sementara
Administration of Justice Act 1982 menetapkan suatu prosedur bagi penuntut yang
kondisinya dapat memburuk suatu waktu di masa mendatang, tetapi kemungkinan terjadinya
hal itu atau tingkat keburukannya tidak dapat diperkirakan dengan akurat.
Pengadilan dapat memberikan damages sementara kepada penuntut dengan
berdasarkan kondisi mereka yang sebenarnyadan dengan asumsi bahwa kemerosotan
tidak terjadi. Penggugat memiliki hak untuk kembali ke pengadilan dalam suatu
jangka waktu tertentu jika kemerosotan terjadi dan memperoleh damages tambahan.
Ini memiliki kelebihan bahwa damages dapat dinilai dengan lebih akurat, tetapi
memiliki kekurangan bahwa perusahaan asuransi akan dibebankan dengan
kemungkinan pembayaran di masa mendatang yang sebelumnya tidak pernah diminta.
· klaim harus secara khusus diminta
· penyakit atau kemungkinan kemerosotan harus ditetapkan,
dan harus merupakan penyakit atau kemerosotan yang serius
· pengadilan akan menetapkan suatu batas waktu
penggugat dapat menuntut damages tambahan, walaupun batas waktu ini dapat
diperpanjang dengan permintaan kepada pengadilan.
Bunga
Bunga
klaim yang melibatkan kerusakan harta benda merupakan kebijaksanaan pengadilan,
tetapi untuk cedera pribadi pengadilan harus memberikan bunga berdasarkan
Administration of Justice Act 1969.
Berikut
panduan yang diberikan oleh pengadilan:
· bunga akan diberikan pada damages untuk kesakitan
dan penderitaan dan kehilangan kesenangan sejak tanggal berlakukanya
· Damages untuk kehilangan pendapatan atau keuntungan
yang sudah terjadi cenderung reguler. Kerugian disebar secara merata sejak
tanggal kecelakaan hingga tanggal keputusan pengadilan. Jadi bunga yang
diberikan untuk damages ini adalah setengah dai tingkat bunga yang berlaku pada
rekening investasi jangka pendek pengadilan.
· Tidak ada bunga untuk damages dari klaim untuk
kerugian di masa mendatang.
· Bunga hanya dapat dituntut jika kasus tersebut
diselelsaikan di pengadilan.
· Setiap pembayaran kepada pengadilan akan termasuk
bunga.
· Walaupun damages tidak dikenai pajak, bunga dari
damages dikenai pajak.
Penyelesaian terstruktur
Metode
ini dipakai untuk kasus yang lebih besar, biasanya di atas £ 100,000. Ini
biasanya dalam bentuk perjanjian antara penggugat dan penanggung tergugat bahwa
yang terakhir akan menyediakan dana untuk memberikan tunjangan tahunan. Ini
memiliki kelebihan bahwa penggugat akan lebih terkompensasi secara akurat dan
damages tidak akan dihamburkan lebih awal. Lebih jauh, karena pajak dan
kelebihan lain, pendapatan total dalam skema penyelesaian terstruktur,
kemungkinan besar lebih baik daripada pemberian secara konvensional.
Tahun-tahun yang hilang
Metode
konvensional dalam menilai damages untuk cedera perorangan seringkali
menimbulkan ketidakadilan jika penggugat yang cedera hampir mati tetapi
kemudian bertahan hidup pada pengadilan tuntutan. Damages yang dituntut untuk
kehilangan pendapatan di masa mendatang akan merefleksikan fakta bahwa mereka
akan meninggal secara prematur, yaitu multiplier menjadi lebih rendah dari
angka konvensional. Jika kemudian penggugat meninggal dunia, pasangannya tidak
akan dapat melakukan tuntutan berdasarkan Fatal
Accidents Act 1976 untuk pendapatan yang hilang antara tanggal kematian
penggugat dan tanggal kemungkinan meninggal atau pensiun jika kecelakaan tidak
terjadi, yaitu tahun-tahun yang hilang. Tuntutan tersebut telah dibuat menjadi
tuntutan pribadi oleh penggugat dan pasangannya tidak lagi memiliki dasar
tuntutan.
Keadaan
ini dperbaiki dalam kasus Pickett v. British Rail
(1978). Penggugat menderita mesothelioma karena asbes. Ia berusia 53
tahun pada saat pengadilan tetapi memiliki harapan hidup hanya satu tahun. Pada
pengadilan awal ia diberikan kehilangan pendapatan di masa mendatang selam satu
tahun. Dalam pengadilan banding diputuskan bahwa dalam hal tersebut multiplier
harus merefleksikan suatu angka yang mengabaikan kematian prematur penggugat.
Prinsip
yang sama juga diikuti oleh kasus Gammel v.
Tanggung gugat untuk kematian
Prinsip umum
Berlaku
doktrin ‘actio personalis moritur cum persona’
yang artinya suatu tindakan seseorang mati bersama orang tersebut’. Hal ini
kemudian dimodifikasi dalam Fatal Accidents Act 1846
yang memberikan hak untuk menuntut kerugian kepada orang-orang hidup yang
secara finansial bergantung kepada orang yang meninggal karena kelalaian. Hak
ini hanya sebatas untuk kerugian finansial yang diderita.
Doktrin
tersebut kemudian dibalik secara total
oleh Law Reform (Miscellaneous Provisions) Act
1934.
Law Reform (Miscellaneous Provisions) Act 1934
Berdasarkan
undang-undang ini, kematian bukanlah halangan untuk memulai proses pengadilan,
atau mengakhiri proses pengadilan yang sudah dimulai. Akan tetapi, kompensasi
yang dapat diperoleh oleh ahli waris dari orang yang meninggal tidak akan
termasuk:
· exemplary damage
· kompensasi untuk kehilangan pendapatan yang timbul
setelah kematian.
Demikian
juga kompensasi tersebut tidak dikurangi dengan jumlah uang yang diperoleh oleh
ahli waris akibat kematian, misalkan asuransi jiwa.
Sebagai
ringkasan, Law Reform (Miscellaneous Provisions) Act
1934 menetapkan suatu hak untuk menuntut oleh ahli waris untuk damages
yang merefleksikan cedera atau kerugian yang timbul sejak tanggal kecelakaan
hingga tanggal kematian, yaitu:
· kehilangan pendapatan
· special damages untuk kehilangan atau kerusakan
harta benda
· kesakitan dan penderitaan dan kehilangan kesenangan
Dalam
Hicks and Anr v. Wright (1992) dua putri
penggugat terbunuh secara tragis dalam bencana Hillsborough. Penggugat
mengajukan suatu tuntutan berdasarkan Law Refom Act
1934 sehubungan dengan kesakitan dan penderitaan dari kedua putrinya
tersebut sebelum meninggal. Bukti medis menunjukkan bahwa kematian disebabkan
oleh asphyxiation. Ketidaksadaran akan timbul dalam beberapa detik dan kematian
dalam
Fatal Accidents Act 1976: Tuntutan oleh orang yang bergantung
Beberapa
hal yang mesti diperhatikan adalah:
· kematian almarhum harus disebabkan oleh suatu
tindakan yang melanggar undang-undang
· almarhum berada dalam posisi untuk menuntut
seandainya ia hidup. Ini bisa memiliki beberapa cabang, tidak ada tuntutan yang
dapat diajukan oleh orang yang bergantung jika:
a.
almarhum telah
menyelesaikan tuntutannya semasa ia hidup
b.
almarhum telah
secara sah meniadakan haknya untuk menuntut melalui kontrak atau yang lainnya.
c.
Tuntutan ini
dihalangi undang-undang sebelum kematian almarhum.
· orang yang bergantung harus membuktikan
ketergantungannya dan tingkatnya.
Tuntutan untuk kehilangan
Damages
untuk kehilangan diberikan kepada saudara dekat, yaitu pasangan dan orang tua
dari anak yang belum menikah dan berusia di bawah 18 tahun.
Mulainya tuntutan pengadilan
Memulai
tuntutan berdasarkan undang-undang ini utamanya merupakan tanggung jawab dari
perwakilan pribadi almarhum. Jika mereka tidak melakukannya dalam enam bulan,
maka setiap orang yang menuntut ketergantungan dapat melakukannya. Akan tetapi,
tidak boleh ada lebih dari satu tuntutan berdasarkan undang-undang ini
sehubungan dengan keluhan yang sama dan penggugat harus menyediakan kepada
tergugat dan pengacaranya, fakta-fakta yang lengkap mengenai orang-orang untuk
siapa dan oleh siapa tuntutan diajukan dan sifat dari tuntutan. Tuntutan harus
diajukan dalam batas waktu yang ditetapkan dalam Limitation
Act 1980.
Perhitungan ketergantungan
Ketergantungan
harus dibuktikan dan terdapat berbagai aturan yang berhubungan dengan
perhitungan ketergantungan:
· jika terdapat beberapa orang yang begantung,
pengadilan akan membagi damages antara mereka
· dalam menilai tuntutan seorang janda, prospek
menikah lagi dan bahkan pernikahan lagi tidak diperhitungkan. Undang-undang ini
juga tidak mengatakan apa-apa mengenaiapakah pernikahan lagi mempengaruhi
ketergantungan anak-anak. Dalam Martin and Ors v. Owen
(1992) kemungkinan perceraian dapat diperhitungkan.
· hak pasangan menurut hukum adat terhadap tunjangan
finansial lebih lemah daripada yang menikah menurut undang-undang.
Dalam
melakukan perhitungan damages, setiap manfaat yang timbul kepada orang yang
bergantung karena kematian almarhum tidak akan diperhitungkan. Ini termasuk
polis asuransi jiwa, pensiun, pembayaran dana bencana, dan sejenisnya.
Jika
almarhum sebagian turut bertanggung jawab terhadap kematiannya sendiri, damages
yang diterima berdasarkan undang-undang ini dikurangi berdasarkan kelalaian
bersama.
Bab
5
Pemahaman,
Identifikasi, Evaluasi dan Manajemen Risiko
Pendekatan terhadap risiko
Manajemen risiko
Definisinya
adalah ‘identifikasi, analisa dan pengendalian ekonomi terhadap risiko-risiko
yang dapat mengancam kekayaan atau kapasitas pendapatan suatu badan usaha’.
Beberapa
pokok yang perlu diperhatikan:
· Risiko harus diidentifikasi sebelum mereka dapat
diukur dan hanya setelah pengaruhnya dinilai kita dapat memutuskan apa
dilakukan terhadap mereka.
· Mekanisme pengendaliannya harus ekonomis.
· Kekayaan itu dapat berupa fisik atau manusia.
Keduanya penting dan manajemen harus terlihat memainkan peranan dalam keduanya.
Risiko tidak hanya menyerang kekayaan secara langsung dan untuk alasan ini
definisi menyebutkan kapasitas pendapatan suatu badan usaha.
· Badan usaha dapat berada di sektor jasa maupun
sektor manufaktur, atau juga sektor publik dan sektor swasta.
Merasakan dan mengidentifikasi risiko
Setiap
orang memiliki persepsi mengenai risiko yang berbeda satu sama lain. Jika
persepsi mengenai suatu risiko berbeda jauh dengan risiko yang sebenarnya,
pilihan yang kita buat dapat membawa bencana jika dipraktekkan. Oleh karena itu
agar berhasil, orang yang mengidentifikasi risiko harus memiliki pendekatan
yang netral dan mengidentifikasi semua risiko, seberapapun kemungkinannya.
Proses
identifikasi risiko harus merupakan tugas seseorang secara khusus: setiap badan
usaha harus mengalokasikan tugas ini kepada individu atau grup dengan pemimpin
yang jelas.
Identifikasi
risiko merupakan proses yang berkesinambungan karena risiko baru selalu muncul.
Proses ini dimulai dengan pertanyaan ‘bagaimana kekayaan atau kapasitas
pendapatan dari suatu badan usaha terancam?’; atau untuk underwriter tanggung
gugat ‘apa kemungkinan dari suatu peristiwa yang dipertanggungkan terjadi?’
Underwriter
berusaha mengidentifikasi peristiwa awal, yang dijamin oleh klausul penjaminan
dari polis, yang dapat menyebabkan tanggung gugat hukum. Contoh peristiwa dan
polis tanggung gugatnya:
· Cedera badan ® employer’s liability, public liability, products liability
· Kerusakan harta benda ® public and products liability
· Saran yang salah ® public and products liability, professional
indemnity
Mengevaluasi risiko
Setelah
diidentifikasi, semua risiko ini harus dianalisa dan dievaluasi. Ini sebagian
merupakan suatu proses kuantitatif dan sebagian merupakan penilaian subyektif.
Dalam kedua proses kita berusaha mengukur pengaruh yang dimiliki risiko jika
terjadi.
· Kemungkinan
Kemungkinan dapat bervariasi dari kepastian yang
absolut – sepeti pajak – ke ketidakmungkinan total, begitu kecil sehingga dapat
diabaikan – misalkan diculik mahkluk asing dari luar angkasa. Di antara kedua
ekstrim ini kemungkinan kejadian yang sebagian besar melibatkan penilaian
subyektif daripada analisa aktuaria. Setelah menilai kemungkinan setiap risiko,
kemudian ditabulasi dari yang paling mungkin hingga yang paling tidak mungkin.
· Severitas
Severitas dapat digambarkan sebagai risiko kejadian
normal dari suatu peristiwa parah yang abnormal, atau dalam kata lain bencana.
· Frekuensi
Frekuensi adalah seberapa sering suatu jenis peristiwa
akan terjadi.
· Sifat laten
Digunakan untuk mengidentifikasi celah dalam waktu
antara awal suatu rantai peristiwa dan akhirnya.
· Data historis
Data historis dapat memberikan gambaran yang baik
mengenai semua fitur di atas. Suatu analisa mengenai pengalaman kerugian untuk
mengidentifikasi kerugian pabrik demi pabrik, proses demi proses, atau produk
demi produk akan menyoroti area masalah yang mungkin dimana tindakan koreksi
dapat mengurangi kerugian. Tren jugadapat dideteksi baik dalam jumlah kerugian
yang timbul dari suatu sebab tertentu atau dalam ukuran kerugian. Latency juga
dapat dinilai dengan melihat keterlambatan antara terjadinya suatu peristiwa
dan klaim yang diajukan.
Manajer risiko
Manajer
risiko akan membagi kerugian berdasarkan pengaruhnya terhadap organisasi:
· Kerugian dengan frekuensi tinggi dan
severitas rendah, atau disebut juga
‘pound swapping layer’. Dalam hal ini tertanggung membayar suatu premi yang
melingkupi kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan ditambah keuntungan
dan biaya operasi penanggung. Dalam mempresentasikan kerugian ini kepada
koleganya harus dalam bahasa yang mudah dimengerti, misalkan : ‘kita harus
menjual 1000 mobil untuk menutup kerugian ini’.
· Kerugian dengan frekuensi rendah dan
severitas tinggi. Kerugian ini dapat
membuat badan usaha keluar dari bisnis karena dapat secara langsung mengancam
neraca keuangannya. Masalahnya adalah kerugian ini tidak dapat diperkirakan dan
oleh karena itu perlu diperhatikan dalam program pengendalian risiko.
Pengendalian risiko
Pengendalian
risiko harus ekonomis dengan membuat keputusan berdasarkan perbandingan biaya
dan keuntungan (cost benefit anaysis).
· Meniadakan, menghindari, atau menghilangkan risiko.
Ini dapat termasuk perubahan metode kerja atau pemutusan suatu lini produksi.
· Mengurangi atau meminimisasi. Termasuk perubahan
praktek kerja atai perubahan dalam desain atau formulasi poduk.
· Mengalihkan risiko. Ini melibatkan, misalkan,
manajemen risiko dengan pesyaratan kontrak atau dengan asuransi.
Risiko
yang tidak dialihkan berarti ditahan dan ini terjadi ketika risiko tidak
ekonomis untuk ditransfer, contohnya : ‘pound swapping layer’.
Memperkirakan hasil
Ini
dilakukan dengan membuat skenario-skenario mengenai kecelakaan yang mungkin
terjadi. Berdasarkan skenario itu dapat dirancang pencegahan terjadinya
kecelakaan dengan pengendalian risiko yang efektif sehingga eksposur terhadap
kerugian berkurang.
Peranan underwriter
Underwriter
memiliki kepentingan yang sangat kuat dalam mengukur untuk menghilangkan atau
mengurangi risiko, bahkan jika hanya risiko katastrofik yang diasuransikan. Dan
ini tidak hanya dalam risiko fisik tetapi juga risiko hukum.
Proses
evaluasi risiko oleh underwriter adalah sebagai berikut:
1.
apa probabilitas
aktivitas tertanggung mengakibatkan suatu peristiwa?
2.
jika hal
tersebut terjadi dapatkah tertanggung memiliki tanggung gugat terhadap pihak
ketiga?
3.
jika ya, apakah
kompensasi kerugiannya damages?
4.
jika
tertanggung dapat memiliki tanggung gugat dalam bentuk damages, siapa yang
dapat menuntut?
5.
seberapa besar
kemungkinan mereka menuntut?
6.
seberapa besar
biaya yang mungkin timbul untuk membela tuntutan tersebut?
Langkah
1 melihat pada hazard fisik dan langkah 2-6 melihat pada implikasi hukumnya.
Langkah 1 idealnya dilakukan dengan mengunjungi lokasi, tetapi seringkali tidak
praktis sehingga underwriter harus bergantung pada informasi yang diberikan
kepada mereka.
Premi yang tepat untuk suatu risiko
· Hazard fisik
Semua fakta, atau aspek fisik risiko harus diketahui
sebelum dapat menentukan premi yang tepat. Hal ini dapat diketahui dengan
formulir permohonan, untuk risiko kecil, dan presentasi oleh tertanggung atau
perwakilannya, untuk risiko lebih besar. Untuk risiko yang memiliki hazard
frekuensi (pengalaman kerugian) atau hazard severitas (penilaian underwriter)
informasi tambahan dapat diperlukan dengan cara audit pengendalian kerugian
oleh staf perusahaan asuransi atau tenaga ahli dari luar perusahaan asuransi.
· Hazard moral
Digambarkan sebagai risiko atau bahaya yang berasal
dari sifat manusia, baik individu maupun kolektif. Ini berhubungan dengan
karakter atau keadaan tertanggung. Dalam asuransi tanggung gugat komersial ini
juga berhubungan dengan karakter pekerja dan cara mereka bekerja, yaitu apakah
mereka bersungguh-sungguh dan berhati-hati.
Dalam asuransi tanggung gugat hazard moral yang
buruk biasanya ditujukan untuk menghemat premi oleh tertanggung dengan
memberikan informasi yang salah. Hazard moral ini sulit diketahui tanpa
melakukan survey atau menginvestigasi suatu klaim. Tidak ada cara untuk
memperbaiki hazard moral, oleh karena itu jika memang ada sebaiknya permohonan
ditolak atau membatalkan pertanggungan.
Mendapatkan informasi underwriting
yang cukup
Rincian siapa yang ingin mengasuransikan
Pertanyaan
biasanya meliputi:
· Nama lengkap pemohon
· Alamat bisnis pemohon, termasuk semua lokasi pegawai
tertanggung bekerja
Ini
dibutuhkan untuk tujuan identifikasi dan perancangan polis.
Bisnis pemohon yang akan dijamin asuransi
Ini
termasuk detail setiap pekerjaan di dalam dan luar negeri. Bisnis harus digambarkan dengan jelas dan
komprehensif termasuk pernyataan tentang sifat pekerjaan atau aktivitas yang
dilakukan.
Sejarah klaim sebelumnya
Pengalaman
kerugian sebelumnya mengindikasikan tingkat kehati-hatian yang dilakukan dan
dapat dibandingkan dengan risiko yang serupa. Pengalaman sebelumnya belum tentu
menjadi panduan ke depan, tetapi dapat mengindikasikan kebutuhan tindakan
pencegahan. Suatu perbandingan pengeluaran gaji atau penjualan akan menunjukkan
apakah bisnis statis atau meningkat secara gradual atau dengan pesat.
Peningkatan yang terlalu pesat dapat memberikan fitur yang tidak diinginkan,
karena seringkali sulit melakukan pengendalian manajemen yang cukup terhadap
bisnis yang bekembang dengan pesat.
Sejumlah
kecelakaan kecil dapat menjadi lebih penting bagi underwriter daripada satu
kecelakaan besar karena frekuensi itu dapat mengindikasikan beberapa
ketidaknormalan dalam hazard fisik atau hazard moral yang buruk yang timbul
dari hubungan staf yang tidak memuaskan atau hanya karena kurang atau tidak
sesuainya pelatihan.
Sejarah asuransi sebelumnya
Jika
asuransi sebelumnya melibatkan suatu penolakan atau pemberlakuan persyaratan
khusus, sangat penting untuk mengetahui rinciannya. Penanggung sebelumnya
mungkin telah menolak risiko atau meminta penambahan premi karena suatu
pengalaman klaim yang buruk, atau karena adanya hazard moral yang buruk. Jika memang
penjelasan yang diberikan oleh pemohon tampak tidak cukup, mungkin diperlukan
untuk mencari informasi langsung dari penanggung sebelumnya.
Rincian penuntutan yang berhubungan dengan risiko yang diajukan
Penanggung
tertarik dengan semua penuntutan, baik berhasil atau tidak, karena mereka
memberikan titik terang mengenai kerangka kerja peraturan dimana
pemohon/tertanggung beroperasi dan ini dapat membantu dalam proses evaluasi
risiko.
Jawaban
yang positif akan segera membuat underwriter mengadakan penyelidikan dan
rincian lengkap dari sifat pelanggaran, konsekuensi pelanggaran dan
langkah-langkah yang dilakukan untuk memperbaiki situasi yang menimbulkan
tuntutan akan menjadi dasar pertimbangan lebih lanjut. Adanya indikasi
manajemen yang buruk atau pengawasan yang buruk membuat survey risiko secara
lengkap dibutuhkan.
Itikad yang terbaik
Prinsip
itikad yang terbaik menjadi dasar kontrak asuransi.
Fakta material
Seorang
pemohon asuransi tanggung gugat harus mengungkapkan semua fakta material
mengenai risiko yang ditawarkan yang mereka ketahui atau seharusnya mereka
ketahui.
Kewajiban berkesinambungan
Kewajiban
untuk mengungkapkan berkesinambungan sepanjang masa berlakunya suatu polis dan
pada saat perpanjangan.
Audit pengendalian kerugian
Audit
dapat dilakukan oleh insinyur, surveyor spesialis, dan inspektor klaim yang
telah terlatih dalam bidang ini. Ini dapat dilakukan di awal penutupan atau di
tengah periode apabila terjadi perubahan besar atau memburuknya pengalaman
klaim.
Peranan auditor pengendalian kerugian
Tujuan dari audit pengendalian kerugian adalah sebagai berikut:
· untuk membantu underwriter dalam memahami risiko
· untuk membantu tertanggung dalam mengelola risiko
· untuk memfasilitasi perbaikan risiko.
Secara
umum, peranan auditor pengendalian kerugian
dapat dinyatakan sebagai berikut:
· Auditor harus terus mengikuti perkembangan
perundang-undangan dan teknologi, perubahan dalam proses dan praktek bisnis,
dan pemikiran saat ini mengenai hubungan buruh dengan referensi khusus mengenai
organisasi keselamatan. Ia juga harus sangat mengenal jaminan polis dan
menyadari permasalahan underwiting dan pengaruh perubahan tingkah laku sosial,
misalkan ketulian industri, polusi lingkungan dan penjaminan mutu.
· Auditor harus melihat fitur-fitur, sesuai dengan
sifat bisnis, yang mungkin menimbulkan kecelakaan atau telah menyebabkan hal
demikian di masa lalu. Auditor harus memperhatikan terhadap semua aspek risiko,
dan khususnya housekeeping, kondisi tangga dan jalan, penerangan, ruangan yang
tersedia, dan pelindung mesin.
· Pada saat mengunjungi bangunan atau lokasi lain
auditor mencari fitur-fitur yang dapat menyebabkan cedera atau kerusakan
· Auditor harus membayangkan bagaimana kecelakaan
dapat terjadi dan menyarankan cara untuk menghindarinya. Harus diingat bahwa
penghuni menjadi terbiasa dengan tata ruang bangunan dan mungkin tidak melihat
bahaya yang begitu nyata bagi peninjau independen.
· Auditor harus berhubungan secara dekat dengan staf
keselamatan tertanggung, membuat mereka memperhatikan kekurangan dalam standar,
menjelaskan bagaimana perbaikan dapat diimplementasikan.
Perbaikan risiko
Housekeeping
Merupakan
organisasi dan manajemen umum tempat tertanggung atau lokasi kontrak. Suatu
perusahaan yang sangat terorganisasi akan memastikan stafnya terlatih dengan
tepat dan semua orang mulai dari direktur pengelola hingga pegawai yang paling
yunior menyadari pentingnya prosedur keselamatan. Setiap pegawai harus
mengetahui tingkat tugasnya dan tanggung jawabnya, dan harus ada pengawasan
yang cukup pada setiap tingkatan sehingga prosedur yang tepat dan ditetapkan
telah diketahui dan dijalankan.
Hubungan pekerja
Adanya
kepecayaan dan kerja sama antara pekeja dan manajemen akan menunjukkan catatan
keselamatan yang yang lebih baik. Merupakan tugas majikan untuk berkonsultasi
dengan perwakilan keselamatan dai pekerja dan berusahan untuk mendapatkan kerja
sama dari seluruh pekerjanya.
Audit pengendalian kerugian
Audit
pengendalian kerugian adalah suatu pemeriksaan kritis mengenai suatu operasi
industri dalam keseluruhannya untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan tingkat
risiko. Audit seringkali dilakukan oleh tim multidisiplin dan anggota tim harus memiliki pengetahuan
mengenai persyaratan hukum, pemahaman mengenai praktek yang wajar dalam
industri dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan semua tingkatan dalam
organisasi.
Komponen audit pengendalian kerugian
Dapat
dilihat di bagian Appendix 1 halaman 5/29 sapai 5/38.
Keuntungan audit pengendalian kerugian
· catatan keselamatan biasanya meningkat dan perusahaan
mengalami kerugian yang lebih sedikit melalui biaya langsung dan tidak langsung
kecelakaan
· tindakan berdasarkan rekomendasi auditor dapat
menyelamatkan perusahaan dari kerugian yang berhubungan dengan penuntutan dan
pelarangan oleh Health and Safety Excutive
· audit dapat menolong perusahaan untuk menghindari
keadaan memalukan finansial dan publisitas buruk dalam berurusan dengan pihak
ketiga, misalkan kecelakaan polusi dan masalah keselamatan produk dapat
dikurangi
Underwriting risiko dalam sistem
hukum yang lain
Setelah
aspek fisik, underwriter harus menilai eksposur yang timbul dari sistem hukum
yang berbeda dan pelaksanaannya, ini dapat berupa risiko yang berada di luar
negeri atau risiko yang bedomisili dalam suatu teritorial tetapi dituntut di
teritorial lain.
Underwriter
akan melihat pemenuhan standar yang diminta oleh peraturan kesehatan dan
keselamatan lokal atau sesuai standar Inggris jika tidak atau kurang diatur di
teritorial tersebut.
Hukum Prosedural
Suatu
variabel utama yang menjadi perhatian underwriter adalah administrasi hukum
yang meliputi proses pra-pengadilan, sistem pengadilan itu sendiri, dan
bagaimana pengadilan memutuskan damages seharusnya.
Proses
pra-pengadilan menjadi penting untuk beberapa alasan:
· untuk mengetahui apakah ada keharusan untuk
mengungkapkan latar belakang yang berhubungan dengan tingkah laku perusahaan
asuransi pada yurisdiksi lain.
· kecepatan suatu kasus masuk ke pengadilan.
Untuk
mempercepat proses penyelesaian sengketa banyak yurisdiksi yang menggunakan
badan arbitrase.
Sistem
pengadilan dan pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk menilai damages
diperlukan untuk keperluan underwriting.
· inquisitorial, dimana hakim meninjau bukti dan memiliki kekuasaan
untuk memanggil dan menanyakan saksi-saksi
· adversarial, dimana pengacara yang mewakili masing-masing pihak bertarung mewakili
kasus nasabahnya dalam keterangan yang mungkin yang terbaik. Dalam sistem ini
pihak-pihak memutuskan bukti-bukti apa yang diajukan dan hakim hanya bertindak
berdasarkan bukti yang ada.
Penilaian damages
Secara
umum underwriter tanggung gugat berusaha untuk menentukan:
· apakah tingkat damages yang sebenarnya lebih tinggi
atau lebih rendah daripada di teritorial dimana tingkat itu didasarkan. Mereka
kemudian dapat menyesuaikan suku premi yang diberikan.
· apakah terdapat kemungkinan pemberian damages secara
berlebihan seperti exemplary damages atau punitive damages. Biasanya
dikecualikan.
Yurisdiksi
Biasanya
penggugat mengajukan tuntutan di suatu teritorial dimana mereka dapat
melaksanakan keputusan terhadap tergugat, prakteknya dimana terdapat kehadiran
atau kekayaan tergugat. Jika penggugat menang dan tergugat tidak melaksanakan
keputusan itu, maka penggugat dapat meminta pengadilan untuk menyita kekayaan
tergugat.
Tergugat
berhak untuk menolak yurisdiksi yang dipilih penggugat dengan dasar yurisdiksi
yang dipilih bukan forum yang benar untuk melakukan tuntutan (forum non conveniens). Masing-masing, tergugat dan
penggugat, akan berusaha memilih yurisdiksi yang menguntungkan mereka daripada
yurisdiksi yang secara alami atau sewajarnya menjadi tempat tuntutan. Process
ini disebut ‘forum shopping’ dan dalam
prakteknya underwriter tanggung gugat produk dan tanggung gugat profesi secara
rutin terekspos pada yurisdiksi asing.
Perbedaan tingkah laku sosial terhadap tanggung gugat tort
Ini
dapat mengambil dua cara:
· Masyarakat yang gemar menuntut
Masyarakat menjadi gemar menuntut apabila:
ü pengadilan sangat bersimpati kepada penggugat
ü penggugat tidak harus membayar biaya untuk melakukan
tuntutan
Untuk hal pertama itu berkaitan dengan sistem
keputusan oleh juri. Untuk hal yang kedua dapat terjadi dengan adanya
pengaturan pengacara berdasarkan ‘no win no fee’ dan dengan adanya sistem
bantuan hukum oleh negara.
· Class actions and industry liability
Dalam class actions, semua penggugat potensial
dengan dasar tuntutan yang sama bersatu. Mereka memilih perwakilan dari mereka
untuk menetapkan prinsip tanggung gugat. Setelah ini ditetapkan, penggugat yang
lain tidak perlu membuktikan penyebab, mereka hanya harus menegosiasikan
jumlahnya.
Industrial liability menyatakan bahwa jika seorang
penggugat memiliki dasar gugatan, tetapi tidak dapat mengidentifikasi pelanggar
tort, semua perusahaan yang melakukan bisnis atau praktek yang menimbulkan
dasar gugatan membagi kerugian, biasanya berdasarkan pangsa pasar.
Catatan klaim menurut sejarah
Aspek
yang terutama adalah underwriter mencari bukti mengenai tren selama suatu
periode.
Masalah-masalah dalam menggunakan catatan
Klaim
adalah ‘biaya produksi’ yang prinsip bagi perusahaan asuransi karena mereka
muncul setelah produk dijual, keakuratan perkiraan biaya klaim masa depan
adalah krusial untuk profitabilitas dari bisnis. Adanya sifat ‘long tail’ dan
pengaruhnya membuat penilaian dalam tren ini menjadi lebih sulit dalam asuransi
tanggung gugat daripada kelas asuransi yang lain.
Keterlambatan
antara timbulnya tanggung gugat dengan penyelesaiannya dapat mencapai 5 – 10
tahun. Dalam periode antara timbulnya (tort dilakukan) dengan penemuannya
(pelaku tort dituntut), tanggung gugat telah ‘timbul tetapi belum dilaporkan
(IBNR). Ini merefleksikan sifat laten yang berhubungan dengan risiko tersebut.
Semakin tinggi sifat laten dan semakin lama periode tersebut, semakin sulit
evaluasi dilakukan.
Menempatkan cadangan untuk tanggung gugat yang belum terselesaikan
Setelah
tanggung gugat telah ditemukan, underwriter akan menempatkan cadangan untuk
tanggung gugat yang belum terselesaikan. Selama periode ini hingga penyelesaian
klaim, underwriter akan menyesuaikan cadangan ini untuk merefleksikan
pengkinian informasi dan bagaimana itu mempengaruhi penilaian saat ini
underwriter terhadap nilai kerugian.
Underwriter
juga akan menentukan apakah klaim tersebut dianggap sebagai klaim di tahun terjadinya
tuntutan atau dianggap sebagai kerugian di tahun tort dilakukan.
Menilai besarnya klaim
Penilaian
underwriter terhadap besarnya klaim didasarkan pada pandangannya mengenai
posisi hukum saat ini. Hukum yang berpengaruh adalah yang berlaku pada saat
penyelesaian bukan yang ada pada saat tanggung gugat timbul.
Jadi
ada tiga faktor yang mempengaruhi penilaian besar klaim oleh seorang
underwriter:
· pengetahuan mengenai keadaan kerugian
· pengetahuan mengenai hukum yang berlaku
· nilai uang
Nilai
uang berpengaruh terhadap pencadangan dalam dua aspek:
· pemberian damages secara umum bergerak untuk
merefleksikan inflasi dalam tingkat gaji
· apabila klaim diajukan dalam mata uang yang berbeda
dengan mata uang yang dinyatakan dalam pengalaman atau digunakan perusahaan
asuransi dalam laporan atau bisnisnya.
Pergerakan
kolektif dalam nilai klaim sepanjang waktu dikenal dengan nama ‘perkembangan
klaim (kerugian)’ dan ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan triangulasi.
Sejarah klaim sederhana
Ditunjukkan
dalam tabel berikut (mata uang £)
Tabel 5.3
Klaim |
Klaim
dibayar |
Jumlah |
Cadangan
klaim |
Jumlah |
Total |
1994 |
50,000 |
10 |
135,000 |
1 |
185,000 |
1995 |
15,000 |
5 |
280,000 |
6 |
295,000 |
1996 |
8,000 |
3 |
170,000 |
14 |
178,000 |
1997 |
5,000 |
3 |
85,000 |
10 |
90,000 |
1998 |
Nihil |
0 |
17,500 |
2 |
17,500 |
Total |
78,000 |
21 |
687,500 |
33 |
765,500 |
Cara
ini hanya menunjukkan pengaruh ‘ekor’ daripada peningkatan risiko. Ia tidak
dapat menunjukkan perkembangan secara kronologis
setiap tahunnya dan peningkatan atau penurunan
jumlah klaim setiap tahun.
Apa
yang tidak diketahui pada tahap ini adalah:
· apa penyebab klaim?
· apakah ada klaim besar yang mengganggu pola?
· apakah cadangan klaim individual akurat, dengan
melihat sifat klaim?
· bagaimana klaim dicatat dalam pengalaman?
ü tahun pemberitahuan klaim, yaitu kapan klaim dibuat
ü tahun underwriting, yaitu tahun polis yang mengalami
klaim
· apakah ada perubahan dalam bisnis tertanggung selama
ini yang mempengaruhi pengalaman, misalkan apakah klaim berasal dari aktivitas
yang sekarang telah dihentikan?
Untuk
menjawab ini biasanya underwriter disediakan daftar kerugian yang telah
dibayarkan dan semua cadangan kerugian. Ini memampukan underwriter untuk:
· menetapkan apakah terdapat penyebab klaim yang
berulang yang dapat diperbaiki dengan perbaikan risiko atau dapat dikendalikan
dengan penggunaan excess
· untuk mengidentifikasi klaim yang kemungkinannya
kecil untuk berulang karena aktivitas tersebut telah dihentikan
· untuk mengubah catatan klaim jika underwriter merasa
bahwa cadangan untuk klaim yang belum dibayarkan dihitung dengan cara yang
berbeda dengan yang digunakan underwriter
· untuk mengidentifikasi kerugian yang tidak
‘berhubungan dengan bisnis’, yaitu kerugian yang tidak timbul dari bisnis
normal pemohon – misalkan klaim dalam perluasan polis untuk biaya pembelaan
hukum
· untuk mengidentifikasi klaim besar yang
kemungkinannya kecil untuk sering timbul – diperlakukan secara berbeda pada
saat menggunakan pengalaman klaim sebagai dasar perhitungan premi.
Pengaruh
pertanyaan dan jawaban itu adalah untuk memampukan underwriter untuk membuat
penilaian yang jelas mengenai rincian dibalik angka klaim dan untuk
menyesuaikan angka itu sehingga merefleksikan praktek normal underwriter.
Hasilnya adalah sekumpulan angka yang dapat dijadikan dasar prediksi mengenai
pola kerugian di masa depan dan premium yang dibutuhkan untuk menjamin biaya
klaim masa depan yang diantisipasi.
Menghubungkan catatan klaim dengan aktivitas bisnis
Underwriter
kemudian membandingkan catatan klaim dengan tingkat aktivitas bisnis, seperti
pembayaran gaji atau tingkat penjualan, yang menghasilkan kerugian-kerugian
tersebut.
Sejarah
klaim dalam tabel 5.3 kemudian ditambahkan sejarah angka pembayaran gaji,
sebagai berikut:
1994 £27,000,000 1995 £25,000,000 1996 £26,000,000
1997 £27,000,000 1998 £29,000,000
Penyelidikan
kemudian mengungkapkan:
· Satu klaim di 1995, seorang pekerja cedera ketika
sebuah minibus perusahaan terlibat dalam kecelakaan di jalan. Klaim ini belum
dibayarkan sejumlah £130,000.
· Tiga klaim di 1994 berhubungan dengan aktivitas
bisnis yang telah dihentikan. Semuanya diselesaikan dalam jumlah £25,000.
· Sepuluh klaim di 1996 dicadangkan sebanyak
masing-masing £5,000 karena perusahaan asuransi hanya memiliki sedikit rincian
dan belum ada klaim yang diajukan kepada pemohon.
Penyesuaian
yang dapat dilakukan underwriter terhadap angka klaim yang diberikan adalah:
· Merubah klaim keseluruhan 1994 menjadi £160,000
dengan mengurangi £25,000 dari keseluruhan karena kerugian-kerugian ini
berhubungan dengan aktivitas yang telah berhenti.
· Merubah klaim keseluruhan 1995 menjadi £165,000
dengan mengurangi satu kerugian aneh karena dapat mengganggu perhitungan yang
akan dilakukan.
· Membiarkan klaim 1996 seperti apa adanya. Hal ini
dikarenakan cadangan yang dibuat secara statistik merupakan rata-rata yang
akurat. Sebagian klaim mungkin tidak akan diajukan dan sebagian lagi akan
diselesaikan pada angka jauh melebihi yang dicadangkan.
Klaim
yang telah disesuaikan ini dan gaji, dapat dihitung suatu angka (burning rate
atau burning cost) yang akan dikalikan dengan angka pembayaran gaji mendatang
dan menghasilkan biaya klaim yang timbul untuk tahun tersebut.
Burning Rate = Klaim
keseluruhan / (Gaji / 100)
Contoh
perhitungannya dapat dilihat dalam tabel 5.4 dan 5.4 halaman 5/22.
Kelemahan
perhitungan ini adalah:
· mengabaikan sifat laten
· tidak akurat karena kurang cukupnya volum kerugian
· mengasumsikan klaim yang belum dibayarkan diestimasi
secara akurat.
Triangulasi
Dengan
format ini, underwriter dapat melihat perkembangan catatan klaim selama
sejumlah besar tahun. Triangulasi mengambil pengalaman klaim pada akhir setiap
periode asuransi dan kemudian memperbaruinya setiap interval 12 bulan.
Cara
ini memampukan underwriter melihat dengan lebih jelas eksposur sifat laten,
melalui pergerakan jumlah kecelakaan yang dilaporkan dan besar klaim, dan
indikasi periode waktu yang dibutuhkan bagi tahun asuransi untuk ‘matang’ atau
‘run-off’. Istilah tersebut merujuk kepada periode waktu yang dibutuhkan sejak
dimulainya tahun underwriting untuk semua tanggung gugat tahun bersangkutan
hingga berakhir. Pada saat tahun tersebut dikatakan ‘tutup’, walaupun dapat
dibuka kembali jika tanggung gugat lebih lanjut muncul.
Semua
masalah yang disoroti dalam sejarah klaim sederhana juga berlaku pada
triangulasi. Triangulasi sangat berguna dalam memeriksa observasi dalam jumlah
yang sangat besar dengan sifat yang homogen, misalkan untuk analisa bisnis
keseluruhan.
Permasalahannya
adalah dalam mencoba memastikan underwriter dapat membandingkan yang serupa.
Beberapa alasan yang menyebabkan penyimpangan dalam analisa risiko individual:
· Jika lebih dari satu perusahaan asuransi yang
menjamin risiko selama periode yang ditinjau, praktek antar perusahaan asuransi
dapat berbeda, misalkan satu dapat mencatat suatu pemberitahuan sebagai klaim
dan membuat estimasi sedangkan yang lain hanya memperlakukan kecelakaan sebagai
suatu klaim jika suatu tuntutan telah dilakukan terhadap tertanggung. Ini akan
mengubah jumlah klaim dan nilai klaim.
· Perusahaan asuransi dapat merubah filosofi
pencadangan, baik pada saat mereka menjamin risiko atau memiliki filosofi yang
berbeda dalam pencadangan bisnis mereka yang telah hilang.
· Jika melihat pengaruh inflasi terhadap nilai klaim
saat ini, hanya klaim yang belum dibayarkan yang ada pada nilai saat ini. Klaim
yang diselesaikan berada pada penilaian yang sesuai dengan tanggal
penyelesaian.
· Latar belakang lingkungan ekonomi dapat mempengaruhi
pola klaim. Apakah ekonomi sedang bertumbuh atau resesi, tingkat dan jenis
pengangguran, tingkat inflasi dan perubahan dalam kebijakan sosial pemerintah
dapat mempengaruhi keputusan calon penggugat untuk melakukan klaim atau tidak.
· Permasalahan yang diidentifikasi dalam sejarah klaim
sederhana juga berlaku: pengaruh menyimpang kerugian-kerugian besar,
dimasukkannya klaim yang timbul dari aktivitas yang terhenti, dimasukkannya
klaim yang tindakan perbaikan risiko telah dilakukan sehingga kerugian tersebut
kemungkinannya sangat kecil untuk terjadi kembali.
Pengalaman dikelompokkan bersama
Ini
terutama digunakan oleh underwriter untuk menentukan:
· pengaruh suatu excess terhadap pengalaman
· sisa pengalaman kerugian yang akan terus ditanggung
oleh perusahaan asuransi.
Tabel
ini dimulai dengan pengalaman klaim sederhana, tetapi pengalaman tersebut
dikumpulkan bersama untuk menunjukkan seberapa banyak tahun individu jatuh
dalam setiap kelompok yang dikelompokkan bersama. Kelompok itu dipilih untuk
menyoroti fitur khusus yang akan diidentifikasi underwriter.
Tabel 5.7
|
<
5,000 |
5,001-10,000 |
10,001-25,000 |
25,001-100,000 |
di atas
100,001 |
Total |
1994 |
35,000 |
10,000 |
30,000 |
75,000 |
35,000 |
185,000 |
1995 |
40,000 |
35,000 |
40,000 |
150,000 |
30,000 |
295,000 |
1996 |
78,000 |
20,000 |
45,000 |
35,000 |
- |
178,000 |
1997 |
35,000 |
10,000 |
20,000 |
25,000 |
- |
90,000 |
1998 |
10,000 |
7,500 |
- |
- |
- |
17,500 |
Total |
198,000 |
82,500 |
135,000 |
285,000 |
65,000 |
765,500 |
Dengan
demikian dapat dilihat bahwa penggunaan excess £5,000 untuk setiap klaim akan
mengurangi nilai klaim
Cara
ini sangat berguna untuk menetapkan besaran excess untuk memastikan tertanggung
berpartisipasi dalam risiko sehingga mendorong mereka untuk melakukan tindakan
perbaikan risiko.
Bab
6
Underwriting
Tanggung Gugat
Teori
dan Praktek
Underwriting
adalah proses memutuskan jaminan yang ditawarkan, kondisi khusus polis yang
diterapkan dan, akhirnya premi yang akan dibayarkan. Hal yang paling penting
adalah mengunderwrite sifat dan tingkat indemnitas yang diberikan polis secara
tepat.
Klausul penjaminan
Peristiwa pemicu
Merupakan
peristiwa yang memicu klausul penjaminan polis dan mengakibatkan klaim. Terdiri
dari
· penyebab
ini berarti polis bertanggung jawab terhadap suatu
peristiwa yang disebabkan dalam periode pertanggungan, hanya digunakan untuk
polis tanggung gugat majikan di Inggris dan Irlandia
· kejadian
ini berarti polis bertanggung jawab terhadap suatu
peristiwa yang terjadi dalam periode pertanggungan, biasanya digunakan dalam
tanggung gugat publik dan produk di seluruh dunia
· perwujudan
ini berarti polis bertanggung jawab terhadap
peristiwa yang terwujud pada tertanggung selama periode pertanggungan, biasanya
digunakan di Jerman
· kerugian diketahui
penjaminan untuk kerugian yang diketahui selama
periode pertanggungan, biasanya digunakan dalam pasar reasuransi
· klaim dilakukan
polis mengganti rugi tertanggung terhadap klaim yang
dilakukan terhadap tertanggung selama periode pertanggungan
Penjaminan biaya
Merupakan
perlindungan terhadap biaya hukum dan yang lainnya yang timbul dari tuntutan,
dan terdiri dari dua kategori:
· biaya dan pengeluaran penggugat yang harus
ditanggung tergugat yang kalah
· biaya dan pengeluaran yang timbul untuk kepentingan
tertanggung dalam pembelaan tuntutan
Metode
pemberian upah pengacara dalam kasus tanggung gugat berpengaruh langsung
terhadap kemungkinan klaim. Semakin mudah untuk penggugat untuk melakukan
tuntutan, semakin besar frekuensi klaim.
· biaya sebagai tambahan batas ganti rugi (costs in
addition) – batas ganti rugi hanya untuk damages
· biaya yang dimasukkan dalam batas ganti rugi (costs inclusive)
– batas ganti rugi untuk damages dan biaya dan pengeluaran lain
Penjaminan
biaya jenis costs inclusive memiliki beberapa varian:
· biaya penggugat termasuk dalam batas ganti rugi
digunakan dalam kasus libel dan slander atau cedera
non fisik dimana biaya damages lebih rendah daripada biaya penggugat
· biaya pembelaan termasuk dalam batas ganti rugi
biasanya digunakan di AS, karena adanya sistem ‘no
win no fee’ atau ‘contingent fee’, biaya penggugat dimasukkan dalam damages
· semua biaya termasuk dalam batas ganti rugi
apabila underwriter menganggap biaya-biaya lain
dapat mencapai tingkat yang tidak dapat diterima.
Spesifikasi bisnis
Polis
hanya beroperasi untuk peristiwa yang timbul dari bisnis yang secara normal
dirinci dalam ikhtisar pertanggungan.
Kondisi polis
Kondisi
polis tanggung gugat bervariasi, tetapi yang biasa digunakan adalah:
· kehati-hatian yang wajar
· pelaporan keadaan yang dapat menimbulkan tanggung
gugat
· penanganan klaim
· hak penanggung untuk membayar batas ganti rugi dan
melepaskan pengendalian klaim
· penyesuaian premi
· abitrase / sengketa
Hal
utama adalah suatu pelanggaran kondisi polis jarang mengijinkan perusahaan
asuransi untuk melepaskan tanggung jawab terhadap klaim yang dijamin polis.
Secara umum, perusahaan asuransi harus membayar klaim dan melakukan pemulihan
terhadap tertanggung untuk pelanggaran kontrak, dengan tujuan melindungi pihak
yang tidak bersalah (penggugat).
Polis yang diakui dan tidak diakui
Polis
diakui adalah polis yang menanggapi dan membela klaim dalam suatu teritorial
atau kelompok teritorial.
Polis
tidak diakui adalah polis yang diterbitkan kepada tertanggung yang biasanya
dalam teritorial asal tertanggung tetapi tidak menanggapi atau membela klaim di
teritorial yang lain.
Yang
menentukan apakah suatu polis / perusahaan asuransi dapat diakui adalah
peraturan dalam teritorial tempat klaim dilakukan. Tertanggung biasanya
menggunakan polis yang tidak diakui apabila kemampuan membayar klaim dari
perusahaan asuransi lokal diragukan. Hal ini dilakukan dengan membeli polis di
negara asalnya untuk mengganti ruginya di negara asal terhadap tuntutan yang
dilakukan di negara operasinya.
Polis-polis DIC / DIL
Selain
kemampuan membayar klaim alasan lain adalah pasar lokal hanya dapat memberikan
penjaminan lebih terbatas atau batas ganti rugi yang lebih sedikit daripada
yang dibutuhkan tertanggung. Dalam situasi ini tertanggung dapat membeli
penjaminan tambahan, biasanya di negara asalnya untuk menjamin di atas polis
lokal. Polis-polis ini dikenal sebagai difference in conditions atau difference
in limits (DIC / DIL).
DIC
/ DIL seringkali digunakan untuk membawa penjaminan dalam suatu pogram seluruh
dunia hingga pada suatu standar dan batas penjaminan yang tersedia di negara
asal tertanggung. Penjaminan DIC / DIL berlaku apabila penjaminan dalam polis
utama lebih luas atau batasnya lebih besar daripada yang disediakan dalam polis
lokal. Sehingga penanggung dari polis utama akan berurusan dengan semua klaim
dari bawah ke atas apabila polis utama lebih luas (DIC) atau di atas polis
lokal jika batasnya lebih tinggi (DIL).
Normalnya
polis DIC / DIL adalah polis yang berdiri sendiri, kecuali dalam:
· Reverse DIC, ini jika salah satu polis lokal
memiliki penjaminan yang lebihluas daripada polis utama dan ini kemudian
dimasukkan dalam polis utama sebagai endorsemen
· Follow form, ini secara efektif menghilangkan
penjaminan DIC sehingga mengikuti polis lokal, biasanya untuk AS
Polis-polis umbrella
Polis
DIC / DIL hanya berurusan dengan satu kelas asuransi tanggung gugat, sedangkan
polis umbrella berurusan dengan banyak kelas dan memberikan suatu penjaminan
standar.
Polis
umbrella terdiri dari dua bagian:
· Bentuk pertama, merupakan penjaminan ‘follow form
DIL’, untuk memenuhi persyaratan peraturan negara bagian tempat diterbitkannya
· Bentuk kedua, merupakan tanggung gugat umum dalam
bentuk luas yang berdiri sendiri dengan dasar DIC di sekeliling bentuk
pertamanya.
Menetapkan suku premi risiko
Limit ganti rugi
Pengarahan asuransi jiwa dan
non-jiwa ketiga
Bab
7
Tanggung
Gugat Majikan I
Bagaimana tanggung gugat timbul
Sumber
tanggung gugat dapat diringkas sebagai berikut:
· kelalaian pribadi
· kewajiban untuk memilih pegawai yang kompeten
· kewajiban untuk menyediakan dan mempertahankan:
ü tempat yang aman untuk bekerja
ü plant yang aman dan cocok
ü sistem bekerja yang aman
· vicarious liability untuk kelalaian rekan pegawai
· pelanggaran kewajiban menurut undang-undang
Kelalaian pribadi
Ini
berhubungan dengan situasi dimana majikan adalah pemilik tunggal suatu bisnis
dengan sejumlah pekerja. Misalkan jika selama bekerja majikan menjatuhkan
sebuah martil ke kepala pekerjanya, maka ia memiliki tanggung gugat secara
pribadi.
Memilih pegawai yang kompeten
Merupakan
kewajiban majikan untuk mempekerjakan pegawai yang kompeten. Akan tetapi,
kompetensi tersebut hanya berhubungan dengan cedera yang mungkin ditimbulkan
mereka.
Tempat aman untuk kerja
Merupakan
kewajiban majikan untuk melakukan tindakan yang wajar untuk keselamatan tempat
dimana pegawai diminta bekerja. Kewajiban juga diperluas terhadap akses dari
dan ke tempat kerja pegawai.
Dalam
Walsh v. Crown Decorative Products (1993),
penggugat yang disuruh untuk menambal suatu kebocoran pada 14 kaki di atas
tanah. Ia menggunakan tangga panggung terbuka daripada suatu truk forklift yang
dilengkapi dengan suatu kurungan yang tersedia. Ia jatuh dan menderita cedera.
Ia menuntut bahwa tergugat, majikannya, melakukan pelanggaran kewajiban menurut
undang-undang berdasarkan Factories Act 1961.
Peraturan ini memberlakukan kewajiban bagi majikan untuk memastikan keselamatan
pegawai dalam situasi dimana mereka dapat jatuh dari ketinggian lebih dari dua
meter.
Pengadilan
menyatakan bahwa majikan telah secara wajar memberikan pilihan peralatan bagi
pegawainya, jika pilihan pegawai membuat majikan melanggar peraturan tersebut,
pegawai tidak dapat menuntut kompensasi untuk pelanggaran tersebut.
Plant yang sesuai dan aman
Terdapat
kewajiban bagi majikan untuk melakukan tindakan yang wajar dalam:
· menyediakan bagi pegawainya dengan plant dan
peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka
· menyediakan bagi pegawainya plant yang cukup, dsb
· memastikan plant sesuai dengan tujuan dan tidak
cacat
· merawat plant dan peralatan lainnya.
Istilah
plant luas dan secara efektif termasuk semua yang dapat digunakan pegawai untuk
melakukan pekerjaannya.
Bab
8
Tanggung
Gugat Majikan II
Contoh hazard umum dan risiko
khusus yang berhubungan dengan okupasi dan perdagangan yang berbeda
Hazard umum
Ini
termasuk penjagaan mesin, penjagaan area tangki dan area yang terekspos,
penyimpanan, jalan masuk, tingkat suara dan perlindungannya, bahaya kebakaran,
penerangan yang cukup dan housekeeping umum.
Penyakit yang berhubungan dengan okupasi
· Asbes
Digunakan dalam produk tekstil, pembuatan ketel uap,
pembuatan dan perbaikan kapal dan insulasi panas. Serat asbes dapat menyebabkan
kerusakan sistem pernafasan dan tumor mematikan dalam paru-paru (mesotheolima).
· Silicosis
Disebabkan menghirup pasir silika di tambang.
· Byssinosis
Penyakit pernafasan yang terjadi dalam pemintalan
kapas.
· Pneumoconiosis
Sering terjadi di pengecoran logam dan industri lain
yang melibatkan sejumlah besar debu yang masuk ke dalam paru-paru.
· Repetitive strain injury
Terjadi kepada individu yang terlibat dalam operasi
manual yang berulang, sering disebut sebagai tenosynovitis jika pergelangan
tangan meradang. Hal ini juga sama berlaku untuk pekerja kantor yang
menggunakan keyboard dan sejenisnya.
· Keracunan timbal
Misalkan :
ü Peleburan timbal
ü Pemrosesan logam bekas
ü Pembuatan kaca dan tembikar
· Cancer
Penggunaan bahan yang karsinogenik seperti eksposur
terhadap bahan-bahan kimia dalam industri atau asap pengelasan di ruang
terbatas.
· Biological hazards
Orang-orang yang menggunakan bakteri, gen, atau
virus untuk riset.
· Dermatitis
Terjadi kontak dengan berbagai jenis bahan, dapat
dikendalikan dengan penggunaan krim pelindung atau sarung tangan. Contohnya:
ü Pembuatan lem dan resin
ü Mekanik motor
ü Bahan-bahan bangunan
· Vibration whitefinger
Dapat berupa pucat ringan pada ujung jari atau mati
rasa. Ini disebabkan eksposur jangka panjang terhadap vibrasi yang berlebihan,
misalkan pemboran jalan, penggergajian kayu hutan atau pengeboran batu,
penambang batubara, industri baja, konstruksi dan pembangunan kapal.
· Perokok pasif
· Kondisi yang berhubungan dengan stres
Majikan bertanggung jawab jika pekerja menuntut
kelalaian karena secara tidak wajar membuat mereka terekspos terhadap stres
yang berhubungan dengan pekerjaan.
· Occupational asthma
Secara
umum, apabila terdapat penggunaan bahan yang memiliki sifat berbahaya atau
beracun, underwriter perlu menyelidiki tindakan pencegahan yang dilakukan dalam
menangani dan pembuangan, perlindungan pribadi yang dilakukan dibandingkan
dengan jenis bahaya yang ada dan kesesuaian dan ketersediaan pelatihan.
Risiko khusus
· Risiko pertanian
Bahaya termasuk:
ü kecelakaan melibatkan mesin
ü eksposur terhadap bahan kimia
ü eksposur terhadap debu
ü eksposur terhadap penyakit
ü operasi pengangkatan
ü kecelakaan melibatkan hewan (ditanduk, digigit)
· Industri konstruksi
Merupakan okupasi yang paling sering menimbulkan
kecelakaan, bahayanya dapat meliputi:
ü bekerja pada ketinggian
ü bekerja pada kedalaman
ü bekerja pada udara bertekanan
ü pengangkatan
ü mesin/kendaraan
ü kejatuhan suatu barang
ü debu
ü suara
ü vibrasi
· manufaktur dan bisnis yang berhubungan
kelompok ini memiliki jenis paling banyak, bahayanya
meliputi:
ü
penggunaan
mesin
ü
eksposur
terhadap bahan kimia
ü
eksposur
terhadap debu
ü
suara
ü
vibrasi
ü
pemasangan
mesin
ü
pekerjaan di
luar (pengantaran, pemasangan)
· bisnis distribusi, eceran besar dan eceran
kecil
Bahayanya terutama mengakibatkan cedera fisik
daripada penyakit. Hal ini terutama timbul dari pergerakan barang dan jasa,
termasuk bongkar muat barang ke kendaraan.
· pekerja luar
Kadangkala pekerjaan dikontrakkan keluar kepada
orang yang bekerja di rumahnya sendiri, seperti perancangan petasan, pekerjaan
mengetik atau pembuatan pakaian.
· kantor dan administrasi
Bahaya termasuk:
ü
penggunaan
peralatan
ü
stres
ü
penyakit
menular
ü
terpeleset dan
jatuh yang berhubungan dengan area peralatan kerja
· pertambangan
Bahayanya berasal dari batu dan pasir yang jatuh,
cedera karena mesin penghancur atau pengangkut atau penggunaan bahan peledak.
Atau ada juga bahaya gas atau debu, risiko tenggelam, udara bertekanan.
· instalasi lepas pantai
Bahayanya termasuk risiko penyelaman. Underwriter
harus mengerti peraturan yang berlaku dan memeriksa bahwa suatu sistem yang
layak ada untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan peraturan.
Wording polis asuransi tanggung
gugat
Polis
tanggung gugat majikan menjamin tanggung gugat hukum dari seorang majikan untuk
cedera badan atau penyakit, atau kematian yang diderita oleh seorang pekerja
dan yang timbul dari dan dalam rangka pekerjaan.
Klausul penjaminan
Penanggung memberikan ganti rugi
terhadap tanggung gugat hukum atas damages dan biaya dan pengeluaran tuntutan
sehubungan dengan cedera badan atau kematian, penyakit dari Orang yang Dipekerjakan yang disebabkan selama Jangka Waktu Pertanggungan, yang timbul dari dan
dalam rangka pekerjaan Tertanggung dalam Bisnis.
Definisi pekerja
Seorang pekerja didefinisikan sebagai ‘setiap orang di bawah suatu kontrak tugas atau magang’
dengan tertanggung.
Dalam Short v. J & W
Henderson, Ltd (1946) pengadilan menyatakan empat pengujian untuk
membantu menentukan apakah terdapat hubungan majikan-pelayan (walaupun tidak
harus semuanya ada), yaitu:
· kekuasaan majikan untuk memilih pelayannya
· pembayaran gaji dan upah lainnya
· hak majikan untuk mengendalikan metode dalam
melakukan pekerjaan
· hak majikan atas penskorsan atau pemecatan.
Orang yang dipekerjakan, selain pekerja langsung dapat
termasuk:
· majikan tenaga kerja dan orang-orang yang disediakan
oleh mereka
· orang-orang yang dipekerjakan oleh sub-kontraktor
pekerja
· orang-orang yang bekerja sendiri
· orang-orang yang disewa atau dipinjam oleh
tertanggung berdasarkan suatu perjanjian yang membuat orang tersebut
dipekerjakan oleh tertanggung
· orang-orang yang terlibat dalam pengalaman kerja dan
skema serupa.
Pekerja sukarela dapat termasuk kategori pekerja
langsung. Sehubungan dengan skema pengalaman kerja, penanggung secara umum
menyetujui bahwa peserta latihan dianggap sebagai pekerja dengan syarat
tertanggung memasukkan dalam deklarasi gaji suatu jumlah yang sama dengan
tunjangan keseluruhan yang diterima oleh semua peserta latihan di bawah skema
yang disponsori mereka.
Timbul dari dan dalam rangka melakukan
Cedera, kematian dan penyakit harus timbul dari dan
dalam rangka pekerjaan. Ini dimulai sejak pekerja memasuki tempat kerja dengan
tujuan untuk bekerja.
Dalam Regina v. Secretary
of State for Transport, Ex-parte National Insurance Guarantee Corporation plc
(1996) dinyatakan mengenai perbedaan pertanggungjawaban polis untuk
kecelakaan yang berhubungan dengan kendaraan bermotor:
· kecelakaan terhadap pekerja yang mengemudikan kendaraan
majikan untuk bisnis majikan : polis tanggung gugat majikan bertanggung jawab
· kecelakaan terhadap penumpang yang melakukan
perjalanan dalam atau keluar dari suatu kendaraan yang dimiliki oleh majikannya
dan menggunakannya untuk bisnis majikan : polis kendaraan bermotor bertanggung
jawab
· kecelakaan terhadap penumpang dalam suatu kendaraan
yang dimiliki oleh pekerja yang lain : polis kendaraan bermotor yang
bertanggung jawab, kalau tidak ada maka polis tanggung gugat majikan
Bisnis
Cedera atau penyakit harus timbul sehubungan dengan
bisnis. Bisnis ini merupakan faktor vital dalam penetapan suku premi dalam
jenis polis ini dan penanggung cenderung untuk membatasi penjaminan atas bisnis
atau aktivitas tertentu sesuai dengan premi yang dibayarkan.
Akan tetapi, biasanya bisnis diperluas untuk
mencakup:
· kepemilikan, perawatan, dan perbaikan tempat yang
digunakan sehubungan dengan bisnis
· perlengkapan dan manajemen organisasi kantin, klub,
olahraga, atletik, sosial dan kesejahteraan, untuk keuntungan pekerja tertanggung
· jasa pertolongan pertama, kebakaran dan ambulans
· pekerjaan pribadi yang dilakukan pekerja tertanggung
(dengan seijin tertanggung) untuk direktur, partner, atau pekerja tertanggung.
Batas teritorial
Batas teritorial secara umum berlaku, walaupun
penanggung yang berbeda dapat menggunakan wording yang berbeda.
Klausul yurisdiksi
Klausul ini menentukan hukum yang berlaku dan skala
kompensasi yang berlaku, jika perluasan luar negeri diberikan. Ini digunakan
untuk mencegah seorang penggugat ‘shopping around’ pengadilan di seluruh dunia
dalam rangka menetapkan pengadilan yang lebih menguntungkan untuk tuntutan
mereka.
Jangka waktu pertanggungan
Tuntutan yang melibatkan cedera pribadi biasanya
dimulai dalam tiga tahun sejak tanggal kecelakaan. Dalam Limitation Acts
tuntutan dapat dilakukan dalam tiga tahun sejak penggugat mengetahui adanya
penyakit. Jika cedera atau penyakit tersebut disebabkan selama jangka waktu
pertanggungan, penanggung bertanggung jawab walaupun polis telah habis masa
berlakunya. Jika ada beberapa penanggung, biasanya disetujui untuk membagi
klaim secara proporsional.
Penjaminan retroaktif atau retrospektif
Polis ini biasanya berdasarkan ‘claims made’ dan
berlaku surut untuk menjamin kejadian yang terjadi tahun-tahun sebelumnya. Polis
ini mengecualikan setiap risiko yang memiliki asuransi yang lebih khusus atau
ganti rugi berdasarkan polis sebelumnya tidak tersedia karena pelanggaran
kondisi polis, kegagalan mengungkapkan fakta.
Klausul tambahan
Tanggung gugat kontraktual dan ganti rugi terhadap prinsipal
Merupakan hal yang umum untuk juga menyediakan ganti
rugi bagi prinsipal, dengan catatan:
· ganti rugi hanya berlaku apabila kontrak atau
perjanjian mempersyaratkannya
· ganti rugi hanya beroperasi sehubungan dengan
tanggung gugat yang berkaitan dengan pegawai majikan
· tanggung gugat kontrak yang dijamin hanya yang
berhubungan dengan penjaminan dasar yang diberikan polis.
Tambahan penjaminan ini berarti memasukkan sebagian
risiko tanggung gugat publik prinsipal dalam polis tanggung gugat majikan
tertanggung, sehingga perlu memasukkan pengecualian ionisasi radiasi,
pencemaran radioaktif atau rancangan peledak nuklir, sepanjang tanggung gugat
itu timbul karena perjanjian tertanggung dalam kontrak untuk mengganti rugi
prinsipal.
Biaya dan pengeluaran
Penanggung membayar semua biaya dan pengeluaran yang
timbul dengan persetujuan tertulisnya, dan biaya perwakilan hukum yang menjadi
subyek ganti rugi berdasarkan polis.
Ganti rugi terhadap orang lain
Ganti rugi apabila tertanggung meninggal dunia akan
diberikan kepada perwakilan pribadi tertanggung atau direktur, partner, pegawai
dan pihak-pihak lain yang diminta tertanggung.
Hak pemulihan
Employers’ Liability (Compulsory
Insurance) Regulations 1998 mengijinkan
berlakunya klausul pemulihan. Jika penanggung tidak bertanggung jawab untuk
membayar suatu klaim tetapi karena ketentuan peraturan, kemudian berdasarkan
klausul ini tertanggung wajib membayar kembali jumlah tersebut kepada
penanggung.
Batas ganti rugi
Employers’ Liability (Compulsory Insurance) Regulations
1998 menyatakan bahwa jumlah minimum
yang diharuskan untuk dipertanggungkan oleh majikan adalah £5,000,000 untuk
klaim dari satu atau lebih pegawai dalam satu kejadian.
Dalam
TGA Chapman Ltd v. Christopher (1997)
pengadilan menyatakan bahwa batas ganti rugi dalam suatu polis tanggung gugat
tidak berhubungan dalam menentukan tanggung gugat penanggung atas biaya
penggugat dalam tuntutannya terhadap tertanggung.
Kerusakan pada harta benda pegawai
Kerusakan
pada harta benda pegawai normalnya tidak dijamin, walaupun dalam prakteknya
banyak penanggung yang siap untuk berurusan dengan special damages, misalkan
pakaian pegawai yang rusak dalam kecelakaan kerja.
Sakit hati
Sex Discrimination Act 1975 menetapkan, antara lain, bahwa damages untuk suatu tindakan
diskriminasi dapat termasuk dalam kompensasi untuk sakit hati. Sakit hati ii
dapat menimbulkan penderitaan mental atau emosi dan dapat termasuk dalam
lingkup cedera badan.
Disability Discrimination Act 1995 menciptakan suatu hak non-diskriminasi terhadap
orang cacat dalam pekerjaan, termasuk kewajiban majikan untuk menyediakan
penyesuaian yang wajar dalam kondisi kerja atau lingkungan kerja untuk
mengatasi efek praktek dari cacat tersebut.
Perluasan penjaminan polis
Beberapa
penanggung menawarkan penjaminan keputusan pengadilan yang belum terpenuhi.
Jika seorang pegawai mendapatkan suatu keputusan untuk damages dari pihak
ketiga (bukan majikannya) sebagai akibat cedera badan yang timbul dari dan
dalam rangka pekerjaannya dan keputusan tersebut belum terpenuhi secara
keseluruhan atau sebagian enam bulan kemudian, penanggung akan membayar pegawai
tersebut atas permintaan tertanggung sejumlah damages yang belum terpenuhi.
Pembayaran ini dilakukan dengan syarat tidak ada proses banding yang ditunda
dan bahwa jika pembayaran dilakukan akan diberikan kepada penanggung.
Kompensasi
untuk kehadiran di pengadilan juga dapat diberikan. Jika direktur, partner atau
pegawai tertanggung harus menghadiri pengadilan sebagai saksi, dengan
permintaan tertanggung, sehubungan dengan klaim yang ganti ruginya disediakan
oleh polis, kompensasi dibayarkan untuk gaji perhari yang kehadirannya
dibutuhkan.
Klausul biaya dan pengeluaran hukum
Banyak
penanggung yang menawarkan ganti rugi atas biaya penuntutan yang timbul oleh
direktur atau pegawai sebagai perluasan polis tanggung gugat majikan.
Penuntutan ini berhubungan dengan Health and Safety at
Work Act 1974, walaupun tidak ada cedera badan yang timbul. Akan tetapi,
penjaminan ini tidak termasuk pembayaran denda atau pinalti karena bertentangan
dengan kebijaksanaan umum.
Kondisi polis
Pemberitahuan klaim
Kondisi ini mewajibkan tertanggung untuk memberikan
pemberitahuan untuk setiap kejadian yang dapat menimbulkan suatu klaim.
Beberapa wording merujuk pada ‘setiap kecelakaan atau kasus penyakit’ karena
penanggung memilih untuk menentukan manakah yang dapat menimbulkan klaim
daripasa menyerahkan hal ini kepada tertanggung.
Prosedur klaim
Merupakan kondisi subrogasi yang umum, yang menjadi
dasar bagi penanggung untuk mengambil alih pimpinan dan pengendalian atas klaim
dan menuntut atau mempertahankan klaim atas nama tertanggung.
Tindakan pencegahan yang wajar
Polis tanggung gugat majikan tidak dapat dinyatakan
tidak berlaku karena kegagalan tertanggung untuk melakukan tindakan pencegahan
yang wajar. Ini dapat digunakan untuk menarik perhatian tertanggung terhadap
tanggung jawabnya dan dapat digunakan untuk melakukan pemulihan ganti rugi dari
tertanggung.
Penyesuaian premi
Tertanggung harus menyimpan semua catatan yang
berhubungan dengan perhitungan premi dan mendeklarasikan rinciannya dalam satu
bulan setelah berakhirnya jangka waktu pertanggungan untuk penyesuaian premi.
Kesesuaian kondisi polis
Ini membuat semua persyaratan, ketentuan, kondisi
dan endosemen lain harus dipenuhi sebelum tanggung jawab berlaku.
Ikhtisar pertanggungan
Contohnya:
Penanggung
:
Tertanggung
: Nama
Alamat
Bisnis :
Jangka
waktu pertanggungan :
Premi :
dengan
syarat adanya penyesuaian dalam hal persyaratan penyesuaian premi
Kondisi :
Mengunderwrite risiko
Formulir permohonan pertanggungan tanggung gugat majikan
Ikhtisar pegawai
Semua orang yang dipekerjakan harus dimasukkan dalam
ikhtisar ini.
Jumlah pegawai biasanya digunakan sebagai indikator
tanggung gugat maksimum yang mungkin.
Istilah ‘gaji, upah dan pendapatan lain’ berarti
penghasilan total pegawai termasuk lembur, uang makan, uang cuti, akomodasi
perumahan, bonus dan tunjangan lain dalam segala bentuk yang diterima oleh
pegawai sehubungan dengan pekerjaan mereka tanpa pengurangan untuk asuransi
wajib, pajak pendapatan, cuti dibayar atau kontribusi uang pensiun.
Upah direktur yang bekerja harian di perusahaan dan
menerima gaji selain bayaran mereka sebagai direktur juga harus dideklarasikan
Radioisotop, bahan radioaktif atau sumber ionisasi radiasi yang lain
Bahan-bahan ini dapat menyebabkan cedera serius atau
kematian dan harus sangat berhati-hati dalam penggunaannya. Jika memang ada,
informasi lebih lanjut dibutuhkan untuk menunjukkan jenis sumber, asalnya,
metode penyimpanan, pemindahan dan pembuangan, kesesuaian dengan kode praktek,
pelatihan, pemantauan, rencana darurat sehubungan dengan kebocoran dan
kebakaran, dan penyaringan medis untuk para pegawai.
Perlengkapan laser
Rincian proses dibutuhkan dan pegawai yang terlibat
harus mendapatkan pelatihan khusus. Underwriter perlu untuk melakukan survet
lokasi.
Silika, asbes atau bahan yang mengandung asbes
Polis yang berurusan dengan tanggung gugat yang
timbul dari penyakit tanpa kualifikasi dan salah satu penyakit industrial yang
serius menurut sudaut pandang underwriter adalah pneumoconiosis.
Walaupun ketentuan mengenai penyakit ini dimasukkan
dalam suku premi standar, bahya ini mesti dipertimbangkan dalam, antara lain,
penambangan, bata keras, barang-barang tembikar, pembuat alat-alat pemotong,
tukang batu atau penghancur batu dan penggerinda logam. Risiko-risiko ini harus
disurvey dan semua catatan sebelumnya mengenai penyakit ini dalam suatu risiko
dapat membuat udnerwriter mempertimbangkan permohonan dengan sangat hati-hati.
Jika risiko ini dijamin, underwriter perlu
mengetahui tingkat bahaya yang ada. Survey atau audit perbaikan risiko secara
umum diperlukan jika terdapat pengecoran logam.
Gas, bahan peledak, asam atau bahan/cairan berbahya lain
Survey atau audit perbaikan risiko diperlukan. Untuk
risiko yang melibatkan bahan kimia berisiko tinggi termasuk bahan mudah
terbakar, teratogen, karsinogen, dan beracun, underwriter harus puas dengan
tindakan pencegahan yang dilakukan dalam penanganan, metode pembuangan, standar
perlindungan pribadi dan standar pelatihan.
Jika bahan peledak digunakan, underwriter memerlukan
informasi:
· kuantitas bahan peledak yang disimpan
· pengaturan untuk penyimpanan dan keamanannya
· pengalaman pegawai yang diijinkan menggunakan bahan
peledak
· tujuan penggunaan bahan peledak
· jumlah maksimum yang diledakkan dalam setiap waktu
Bahan penyebab polusi
Produksi bahan penyebab polusi berhubungan dengan
underwriting tanggung gugat majikan dan tanggung gugat publik. Underwriter
perlu mengetahui secara akurat mengenai berbagai proses sehingga bahayanya
dapat diperkirakan.
Kebisingan berlebihan
Eksposur jangka panjang terhadap kebisingan
berlebihan dapat menyebabkan kerusakan
pendengaran yang permanen. Kebisingan yang berlebihan biasanya di atas
90 dB walaupun yang lebih rendah juga dapat merusak. Suatu pengalaman klaim
dapat mengungkapkan suatu masalah kebisingan atau sifat dari okupasi dapat
memberikan petunjuk, misalkan rekayasa berat.
Fakta bahwa pegawai menderita ketulian sebagai akibat
kebisingan berlebihan dalam pekerjaannya tidak memberikan mereka hak otomatis
atas kompensasi. Hal ini banyak tergantung apakan majikan yang hati-hati telah
melakukan tindakan pencegahan yang perlu, misalkan alat penyumbat telinga.
Jika terdapat kemungkinan kebisingan yang
berlebihan, underwriter perlu mensurvey lokasi dan mempertimbangkan aspek-aspek
berikut:
· apakah pemohon mengetahui kewajibannya menurut
undang-undang, yaitu menjaga catatan yang layak dan berusaha mengurangi risiko
kebisingan?
· tingkat ketersediaan alat pelindung seperti alat
penyumbat telinga dan tingkat penggunaannya
· apakah pegawai yang menderita ketulian kemungkinan
karena okupasinya?
· apakah terdapat klaim sebelumnya untuk ketulian
karena kebisingan ini?
· apakah produksi terpengaruh oleh kebisingan dan
apakah ada angka berhentinya pegawai yang tinggi karena masalah kebisingan?
· apakah ada tanda mengenai tindakan pencegahan
terhadap kebisingan terpasang di pabrik?
Instalasi lepas pantai
Underwriter perlu mengetahui apakah terdapat aktivitas
pekerjaan lepas pantai. Pekerjaan di darat yang tidak berbahaya menjadi berbeda
jika dipindahkan ke instalasi lepas pantai, misalkan anjungan penambangan
minyak.
Dasar premi
Premi
yang ditetapkan untuk risiko tanggung gugat majikan didasarkan pada pendapatan
total tahunan dari semua pegawai yang terlibat dalam bisnis dan jenis bisnis
tersebut.
Premi
awal biasanya didasarkan pada estimasi pendapatan dan kemudian disesuaikan
apabila pendapatan sesungguhnya telah diketahui.
Ikhtisar penyesuaian gaji
Penanggung
harus memastikan bahwa perkiraan gaji pada saat perpanjangan polis sesuai
dengan pengeluaran sesungguhnya dan tidak ada keterlambatan yang tidak perlu
dalam memberikan deklarasi gaji oleh tertanggung.
Penelitian
terhadap formulir permohonan pertanggungan dapat memperlihatkan apakah terdapat
pekerjaan tambahan yang tidak dipenuhi dalam polis, sehingga dapat dilakukan
perubahan. Jumlah orang yang dipekerjakan harus dibandingkan dengan gaji yang
dibayarkan untuk memastikan bahwa formulir permohonan telah dibuat dengan benar
sesuai dengan rata-rata gaji yang dibayarkan untuk kelas bisnis tersebut.
Penetapan suku premi
Suku
premi yang ditetapkan adalah yang dianggap merefleksikan risiko secara paling
akurat, berdasarkan pengalaman klaim aktual penanggung dalam beberapa tahun
untuk risiko-risiko sejenis. Statistik yang lalu (yaitu gaji dan pembayaran
klaim) dari tiap tertanggung dalam bisnis sejenis dikelompokkan bersama dan
dari pengalaman kelompok, suatu biaya rata-rata klaim dihitung. Biaya rata-rata
klaim ini kemudian disesuaikan untuk mengantisipasi tern di masa mendatang
(misalkan perubahan perundang-undangan, inflasi dan perkembangan teknologi),
pengeluaran, komisi dan marjin keuntungan. Angka yang dihasilkan adalah suku
premi dasar untuk jenis bisnis tersebut.
Suku
premi dasar ini dapat divariasikan naik atau turun oleh underwriter untuk
risiko individu, dengan menilai apakah risiko tersebut lebih baik atau lebih
buruk daripada rata-rata untuk jenisnya. Dalam hal ini, pengalaman klaim
tertanggung diperlukan dan survey yang dilaksanakan dapat mengungkapkan fitur
yang harus direfleksikan dalam premi yang ditetapkan.
Jenis
dan tingkat bahaya fisik tergantung pada okupasi dan jenis pekerjaan yang
dilakukan dalam okupasi tersebut. Underwriter harus mempertimbangkan risiko
individu apakah suku premi normal cukup atau penambahan premi diperlukan.
Suku
premi untuk batas geografi yang berbeda juga berbeda untuk alasan ekonomi dan
perundang-undangan.
Pengaruh inflasi
Inflasi
merupakan masalah yang serius bagi penanggung asuransi tanggung gugat selama
beberapa tahun dan akan tetap demikian, sebagai konsekuensi dari sifat ‘long
tail’.
Estimasi
klaim masa mendatang didasarkan pada nilai uang pada saat risiko diterima, dan
dengan jatuhnya nilai uang serta meningkatnya biaya penyelesaian klaim akan
timbul celah yang besar antara yang diterima penanggung dengan yang harus
dibayarkannya.
Penetapan suku premi risiko besar
Beberapa
risiko cukup besar untuk dinilai secara independen. Pengalaman klaim selama
Bab
9
Tanggung
Gugat Publik dan Produk
Tinjauan pasar
Penurunan industri berat dan pertumbuhan ekonomi jasa
Penurunan
industri berat di banyak negara diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi jasa dan
perkembangan industri baru dalam bidang teknologi dan rekayasa biokimia.
Penanggung
tetap harus mengetahui risiko yang berkaitan dengan industri lama karena
tanggung gugat terhadap pihak ketiga berdasarkan ‘occurrence basis’. Di lain
pihak mereka juga harus mengenal industri baru, yang seringkali kompleks dan
menghasilkan produk yang sulit dimengerti orang awam.
Industri
jasa dan pariwisata lebih mudah untuk dipahami tetapi tanggung gugat dapat
sangat besar. Pertumbuhan profesionalisme dalam dunia olahraga telah
menghasilkan bahaya tambahan dan semakin mudahnya orang yang terlibat di
dalamnya melakukan tuntutan.
Privatisasi dan erosi kekebalan pemerintah
Pemerintah
telah menarik diri dari area aktivitas yag sekarang dianggap lebih sesuai
menjadi tanggung jawab sektor swasta. Banyak BUMN yang sekarang dimiliki oleh
swasta, dan akan lebih banyak lagi di masa mendatang.
Semakin
banyak badan yang mejadi subyek terhadap tanggung gugat sehari-hari, telah
banyak desakan agar pemerintah tidak bersembunyi di balik kekebalannya.
Tanggung gugat pemadam kebakaran, polisi dan jasa ambulans telah diuji di
pengadilan.
Perluasan definisi cedera atau kerusakan
Batasan
penjaminan asuransi telah meluas melebihi dasar tradisional mengenai cedera
badan dan kerusakan terhadap harta benda nyata. Banyak polis sekarang
mengandung definisi yang luas termasuk salah penahanan, diskriminasi, libel dan
slander dalam definisi cedera badan.
Kerusakan
pada harta benda tetap didefinisikan sebagai kerusakan pada harta benda nyata,
walaupun pada saat mempertimbangkan piranti lunak komputer, definisi dapat
menjadi kurang jelas.
Faktor lain
· Pemerintah semakin memperluas aturan tanggung gugat,
khususnya dalam keamanan produk dan polusi, selalu ada ancaman peningkatan
tajam dalam klaim, dan menghasilkan pengurangan kapasitas dan peningkatan biaya
oleh industri asuransi.
· Pendekatan yang lebih hati-hati dilakukan kepada
produsen di AS atau eksportir ke Amerika Utara.
· Penjaminan polusi dalam pasar tanggung gugat
non-marine telah mengecil dalam 20 tahun terakhir seiring dengan banyak
pemerintah yang mengeluarkan undang-undang untuk menghukum penyebab polusi.
Pertimbangan underwriting
Tertanggung
Hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah:
· Siapa tertanggung
· Siapa manajemen dan pemiliknya
· Perubahan hukum, ekonomi dan politik yang
mempengaruhi tertanggung dan mengubah potensi tanggung gugatnya
· Tanggal tertanggung memulai bisnisnya
Okupasi
Semua
aktivitas tertanggung harus diketahui dan dipahami. Okupasi harus
dideskripsikan dengan jelas dan rinci.
Tempat
· Lokasi
Potensi tanggung gugat lebih besar untuk bangunan
yang berada di daerah yang padat penduduk seperti pusat
· Tempat dengan banyak penyewa
Masalah dapat timbul apabila salah satu penyewa
dalam tempat risiko melaksanakan proses yang dapat meningkatkan risiko
penyebaran kebakaran, atau apabila keamanan kurang ketat yang menyebabkan
pegawai penyewa dapat cedera karena operasi tertanggung.
· Sifat harta benda sekitar
Risiko utama dari harta benda sekitar adalah
penyebaran kebakaran dan ledakan. Apabila tertanggung melaksanakan proses yang
memiliki potensi bahaya, rencana dan laporan kebakaran dapat berguna dalam
merinci berbagai proses yang dilakukan, konstruksi bangunan, penggunaan bahan
yang mudah meledak atau terbakar,
pembuangan sampah, dsb.
· Pejalan kaki yang lewat
Semakin dekat tempat risiko dengan jalan umum
semakin besar risiko terjadinya cedera terhadap pejalan kaki yang lewat.
· Tempat dengan bahaya yang terkandung di
dalamnya
ü Tambang – bahan peledak dan turunnya permukaan tanah
ü
ü Polusi – transformator, penyedia gas dan listrik
· Kondisi tempat dan tanah
Usia, kondisi dan jenis konstruksi bangunan menjadi
penting apabila kondisinya buruk, karena dapat menjadi sasaran bagi trespasser.
· Aktivitas yang dilakukan di tempat
Beberapa aktivitas lebih berbahaya dibandingkan yang
lainnya. Sifat barang yang disimpan atau proses manufaktur yang terlibat harus
dipertimbangkan sehubungan dengan harta benda sekitar dan tingkat kunjungan
pihak ketiga ke tempat risiko.
· Pengunjung
Perlu dipertimbangkan tingkat keberadaan pihak
ketiga di tempat kerja dan bagian tempat kerja yang dapat diakses oleh mereka.
ü Insidensial
Pengunjung tempat risiko dapat termasuk supir yang
mengantarkan bahan mentah atau mengambil produk jadi. Bagian tempat kerja yang
dikunjungi, tingkat kontak dengan plant, mesin dan pegawai tertanggung dan
tingkat pengendalian terhadap mereka oleh tertanggung akan mempengaruhi
penilaian underwriter terhadap risiko.
ü Aktivitas utama
Tempat risiko dibangun dengan tujuan untuk dihadiri
publik dan ditempati dengan sejumlah besar publik yang hadir pada suatu waktu,
misakan untuk penggunaan rekreasi atau ritel, rumah sakit atau kantor pejabar
setempat. Ini memiliki konsekuensi frekuensi kerugian (jatuh, terpleset, dan
masalah housekeeping lainnya) dan kerugian katastrofik.
Pengawasan atau pengendalian harta benda
Tertanggung
dapat memiliki harta benda pihak ketiga dalam pengawasan dan pengendaliannya.
Gudang, depot penyimpanan dan rumah gadai merupakan contohnya. Sejumlah okupasi lain juga dapat terlibat
dalam aktivitas ini:
· agen
· balai lelang
· toko yang menerima barang untuk diperbaiki
· penyewa gedung pertemuan
· firma sekuritas
sebagai tambahan penjaminan tanggung gugat publik,
firma sekuritas membutuhkan penjaminan untuk kerugian atau kerusakan atas
kegagalan untuk melaksanakan kontrak secara memuaskan, yaitu gagal menjaga
tempat risiko atau barang yang menjadi tanggung jawabnya.
· hotel
Pekerjaan di luar
Masalah
utamanya adalah kurangnya pengendalian terhadap aktivitas pegawai tertanggung.
Sebagai tambahan, pegawai bekerja dalam suatu lingkungan dimana tertanggung
tidak memiliki pengetahuan atau pengendalian. Misalkan tukang listrik, tukang
pipa, tukang bangunan dan sejenisnya.
· Risiko distribusi dan peralatan bisnis
Pendistribusian secara elektronik berkembang dengan
pesat, kesulitannya adalah memastikan bahwa tidak ada korupsi data dan data
tersebut disimpan dengan aman sehingga konsumen tidak menderita kerugian.
· Bekerja pada tempat pihak ketiga
Bahaya tergatung pada sifat bisnis tertanggung dan
dimana pekerjaan dilakukan. Misalkan pekerjaan di plant industri secara umum
lebih berat daripada pekerjaan di rumah. Juga perlu diperhatikan apakah
pekerjaan panas atau pada ketinggian dilakukan.
· Penyimpanan di luar
Apabila barang disimpan di tempat pihak ketiga,
sifat barang yang disimpan harus ditentukan selama jangka waktu penyimpanan dan
bisnis yang dilakukan di tempat pihak ketiga.
Emisi
Bahan
yang keluar dari tempat risiko dapat menyebabkan cedera atau kerusakan, dengan
demikian berlaku aturan Rylands v. Fletcher (1868).
Bahan
yang dibuang ke sungai atau badan air terdekat, seperti limbah gas, kertas ,
minyak atau bahan kimia lain perlu diperhatikan karena dapat merusak perikanan,
pertanian atau penampungan air.
Asap
atau debu dapat dikeluarkan, dengan sengaja atau sebaliknya, seperti dalam
industri semen. Risiko emisi juga dapat berupa bakteri dalam sistem pendingin
udara, makanan yang dimodifikasi secara genetik dalam pertanian yang
menggunakan pupuk atau dalam pertanian, serta akhirnya juga termasuk suara.
Pelanggan
Risiko
profil pengguna yang perlu dipertimbangkan termasuk:
· Anak-anak – kewajiban berhati-hati pada anak-anak lebih tinggi daripada pada
orang dewasa, risiko tempatnya antara lain sekolah, rumah sakit dan rumah
perawatan.
· Orang-orang yang membutuhkan perhatian – dalam rumah sakit atau rumah perawatan banyak
orang yang tidak dapat berurusan dengan risiko dengan cara yang sama seperti
orang yang sehat sehingga menimbulkan bahaya tambahan.
· Orang-orang yang tidak ingin berada di
· Pemerintah
· Orang-orang yang menyadari kekayaannya – skenario paling menakutkan bagi underwriter
tanggung gugat adalah suatu konvensi atau rapat besar yang melibatkan
orang-orang yang tidak hanya menyadari haknya tetapi juga kekuatan
pendapatannya, sehingga kehilangan pendapatan pada saat cedera menjadi besar.
· Luar negeri – klaim yang timbul dari ekspor atau jasa yang diberikan di luar
negeri akan membuka tertanggung terhadap tanggung gugat yang didefinisikan dan
diatur oleh negara tersebut.
Proses
Underwriter
perlu menilai eksposur risiko yang timbul dari cara tertanggung melakukan
okupasinya. Area yang ditinjau antara lain:
· Penggunaan bahan kimia dan berbahaya
· Catatan keselamatan dan kesehatan kerja tertanggung
· Bagaimana produk samping ditangani dan bagaimana
sampah produksi dibuang
· Apakah terdapat pembuatan atau perakitan awal untuk
produk perusahaan lain
· Apakah bahan mentah atau komponen diimpor dan dari
mana
· Tingkat pekerjaan disain
Produk
Area-area
utama yang perlu ditinjau adalah:
· Produk yang dikonsumsi – seperti makanan, minuman
dan obat, baik untuk manusia maupun ternak
· Produk yang kritis terhadap keamanan – produk untuk
industri penerbangan, kendaraan bermotor dan pembangkit energi.
· Produk kompleks – semakin kompleks produk semakin
sulit untuk menelusuri komponen yang bermasalah, seperti kendaraan bermotor dan
instalasi pemanas pusat. Obat-obatan jarang menimbulkan klaim, tetapi jika
timbul jumlahnya akan banyak dan besar.
· Peralatan penguji – risiko produk dapat meningkat
jika terdapat risiko pencemaran silang, misalkan produk pengujian darah yang
digunakan dalam diagnosa AIDS.
· Pengepakan, pelabelan, brosur dan sebagainya – tinta
dalam pembungkus makanan dapat mencemari isinya, pelabelan yang salah dapat
mengakibatkan dosis yang salah untuk obat, kesalahan dalam ‘barcode’ dapat
menyebabkan kerugian finansial dengan memesan ukuran atau produk yang tidak
tepat.
· Produk berbahaya yang tidak berkesinambungan –
produk yang mengandung asbes telah menyebabkan industri asuransi kehilangan
banyak uang.
Faktor-faktor
lain yang perlu dipertimbangkan:
· Jumlah orang atau skala harta benda yang dapat
terpengaruh oleh produk seperti dalam produk yang dikonsumsi di atas.
· Apakah terdapat suatu ketergantungan sekunder dari
produk, misalkan risiko menghasilkan yang diinginkan (efficacy risk). Alarm dan
sprinkler tidak hanya harus menghindari menyebabkan cedera atau kerugian tetapi
juga harus berfungsi untuk mencegah terjadinya cedera atau kerugian.
· Apa lagi yang dilakukan oleh pengguna akhir produk.
· Risiko disain. Banyak produk didisain oleh pihak
pertama, kemudian dirakit oleh pihak kedua, didistribusikan oleh pihak ketiga,
dipasang oleh pihak keempat dan seterusnya. Kemampuan untuk menelusuri
kesalahan disain adalah penting.
Manajemen risiko
Manajemen proses
Underwriter
perlu mempelajari bagaimana tertanggung mengelola risikonya dan bagaimana
sebagian besar pasar menangani hal ini.
Underwriter
juga tertarik untuk mengetahui bahwa tertanggung memiliki prosedur yang efektif
dalam berurusan dengan tanggung gugat yang ditetapkan oleh Undang-undang
Perlindungan Konsumen. Hal ini termasuk, misalkan, pengendalian kualitas,
penyimpanan catatan, pengujian bahan mentah dan produk akhir, pelabelan, dan
penarikan produk, dsb.
Manajemen kontrak
Underwriter
menginginkan rincian standar persyaratan dan kondisi kontrak tertanggung dengan
pihak lain untuk mengetahui pendekatan standar tertanggung terhadap tanggung
gugat yang siap diterimanya dan dalam keadaan apa, termasuk jaminan kinerja
produk dan disclaimer.
Berurusan dengan keluhan nasabah
Penanggung
perlu mengetahui bagaimana pendekatan tertanggung dalam berurusan dengan
keluhan nasabah, tidak hanya untuk memastikan mereka mematuhi dengan peraturan
tetapi juga agar tertanggung bertindak sejalan dengan yang diinginkan
penanggung.
Batas ganti rugi
Tingkat
premi sebagian juga tergantung pada batas ganti rugi yang dipilih. Batas ganti
rugi yang dipilih tertanggung haruslah setinggi mungkin. Batas itu harus
mempertimbangkan batas maksimum untuk menjamin cacat tetap dari jumlah maksimum
pihak ketiga yang mungkin ada di lokasi.
Damages
untuk cacat tetap lebih mahal daripada untuk kematian. Faktor-faktor lain yang
perlu diperhitungkan:
· pusat perbelanjaan dan kompleks hiburan menarik
sejumlah besar orang dan mereka akan memiliki tingkat pendapatan yang
bervariasi
· pengunjung bank dagang yang cenderung memiliki
tingkat pendapatan yang tinggi
· sekolah memiliki sejumlah besar anak-anak di lokasi
dan walaupun minor tidak dapat menuntut kehilangan pendapatan, mereka memiliki
tingkat harapan hidup dan biaya perawatan masa mendatang yang lebih besar
· sifat dan proksimasi harta benda sekitar, termasuk
kerugian konsekuensial bisnis
· batas ganti rugi untuk tanggung gugat produk
dibatasi secara agregat dalam satu tahun polis karena masalah yang berhubungan
dengan suatu sekumpulan besar produk dapat menyebabkan kerugian. Sebagai
tambahan, proses dan produk tertentu dapat menyebabkan masalah melalui eksposur
berkesinambungan dan berulang.
Risiko sendiri
Biasanya
hanya diterapkan untuk klaim kerusakan harta benda, kecuali untuk organisasi
yang sangat besar dengan tingkat risiko sendiri yang substansial, misalkan
£250,000.
Dasar penetapan suku premi
Premi
minimum biasanya ditetapkan bila risiko hanyalah suatu risiko tempat biasa.
Untuk risiko lain, seorang underwriter akan mengidentifikasi suatu angka yang
menunjukkan ukuran dan perkembangan risiko. Angka tersebut termasuk:
· Penjualan – merupakan dasar yang biasa digunakan
untuk polis tanggung gugat terhadap pihak ketiga.
· Pembayaran gaji – jika penjualan dapat berfluktuasi
secara independen dari skala risiko, misalkan bank, pembayaran gaji dapat
digunakan sebagai dasar perhitungan premi.
· Jumlah tempat tidur – untuk rumah sakit, rumah
perawatan, dan hotel.
· Jumlah murid – untuk sekolah dan universitas
· Kapasitas tempat duduk – dapat digunakan sebagai panduan
untuk premi awal bersama estimasi penjualan.
Bab
10
Polis
Tanggung Gugat Publik dan Produk
Pendahuluan
Bagian-bagian
polis adalah sebagai berikut:
· Klausul penjaminan
menjelaskan mengenai penjaminan yang diberikan
· Klausul sengketa
menetapkan cara penyelesaian sengketa antara
penanggung dan tertanggung
· Pengecualian
membatasi penjaminan yang diberikan dalam klausul
penjaminan
· Kondisi
memberitahukan tertanggung apa yang dapat dilakukan
dan tidak boleh dilakukan untuk menjaga agar polis tetap berlaku
· Perluasan
merupakan perluasan klausul penjaminan atau
perubahan terhadap pengecualian atau kondisi
· Pertimbangan khusus
polusi atau kerugian finansial
Klausul penjaminan
Occurrence trigger
Polis
bertanggung jawab terhadap kejadian (occurrence) yang menimbulkan tanggung
gugat hukum bagi tertanggung, yang dijamin oleh klausul penjaminan polis dan
terjadi dalam jangka waktu pertanggungan. Hal ini berarti klaim dapat terjadi
beberapa tahun kemudian.
Claims made trigger
Polis
bertanggung jawab terhadap klaim yang dilakukan terhadap tertanggung dalam
jangka waktu pertanggungan. Kejadian yang menimbulkan klaim tersebut dapat
terjadi jauh sebelumnya, walaupun seringkali dibatasi dengan tanggal
retroaktif. Biasanya digunakan apabila terdapat eksposur laten yang parah,
seperti produk obat-obatan untuk tanggung gugat produk.
Permasalahan dengan claims made trigger (tertanggung)
· Polis memiliki kondisi yang mengharuskan tertanggung
melaporkan semua kejadian yang mungkin menimbulkan klaim. Hal ini merugikan
tertanggung karena penanggung, dengan mengetahui potensi klaim, dapat menolak
memperpanjang polis. Atau jika pelaporan tersebut dianggap klaim, diberikan
batas waktu sampai klaim yang sebenarnya diajukan, misalkan tiga atau
· Jika tertanggung menghentikan operasinya, maka ia
harus selalu membeli polis asuransi untuk melindunginya dari kemungkinan klaim
dari aktivitasnya dahulu.
Kelebihan claims made trigger
· Bagi penanggung, menghilangkan
secara efektif permasalahan eksposur laten dengan adanya kepastian
jumlah klaim pada akhir jangka waktu pertanggungan
· Bagi tertanggung, polis
merefleksikan penjaminan pada saat klaim dan bukan wording polis pada 10
atau 15 tahun lalu
· Bagi tertanggung, batas
ganti rugi yang ditetapkan merefleksikan tingkat kompensasi pengadilan pada
saat klaim dan tentunya akan mencukupi
Ganti rugi
· Indemnify the insured
Setelah tanggung gugat tertanggung ditetapkan dan
tanggung jawab penanggung berdasarkan polis ditentukan, penanggung membayar
kepada tertanggung. Tertanggung kemudian membayarkannya kepada pihak ketiga,
walaupun lebih umum penanggung langsung membayarkan kepada pihak ketiga.
· Pay on behalf
Ini merupakan bentuk yang umum di AS. Dalam hal ini
penanggung akan menawarkan pembelaan untuk tanggung gugat sebelum suatu ganti
rugi dikonfirmasikan berdasarkan polis. Jika dalam penyelidikan kemudian
penanggung bertanggung jawab, maka mereka akan membayar langsung kepada pihak
ketiga.
Kebetulan (accidental) atau tidak
kebetulan (non-accidental)
Perbedaan
keduanya adalah:
· wording kebetulan (accidental) menempatkan beban
pembuktian bahwa kejadian tersebut tidak sengaja oleh tertanggung karena
kualifikasi dimasukkan sebagai bagian klausul penjaminan
· wording tidak kebetulan (non-accidental) menempatkan
beban pembuktian pada penanggung untuk membuktikan pengecualian
Kejadian yang dijamin
Kejadian
yang dijamin adalah kejadian yang ditunjukkan dengan adanya cedera atau
kerusakan.
· Cedera
Cedera ini tidak hanya berupa cedera badan, tetapi
saat ini sudah meluas untuk termasuk cedera psikologi seperti stres, kesedihan
yang mendalam, dsb.
· Kerusakan
Penjaminan dibatasi hanya atas kerusakan harta benda
nyata, dan dapat juga untuk kerugian konsekuensialnya, seperti kehilangan
keuntungan.
Damages versus compensation
Penggunaan
istilah ‘damages’ berarti polis juga bertanggung jawab atas pemberian ‘punitive
damages’ terhadap tertanggung karena sifatnya bukan kompensasi, tetapi jika
digunakan istilah ‘compensation’ maka polis tidak bertanggung jawab.
For versus in respect of
Jika
digunakan kata ‘for injury or damage’ maka berarti polis tidak menjamin
kerugian konsekuensial, tetapi jika digunakan kata ‘in respect of injury or
damage’ berarti polis menjamin kerugian konsekuensial.
Bisnis
Polis
membatasi penjaminan terhadap klaim yang dibuat terhadap tertanggung yang
timbul dari bisnis, yang didefinisikan dalam ikhtisar pertanggungan. Oleh sebab
itu, bisnis harus dideskripsikan dengan rinci mengenai semua aktivitas yang
ingin dijamin.
Batas geografi
Dalam
klausul penjaminan biasanya dinyatakan bahwa polis akan bertanggung jawab hanya
terhadap cedera atau kerusakan yang terjadi dalam batas geografi, yang
dinyatakan dalam ikhtisar pertanggungan.
Ganti rugi
· Batas ganti rugi (limit of indemnity)
Batas ganti rugi merupakan batasan moneter yang
diterapkan untuk ganti rugi. Batasan ini tergantung pada wording yang
digunakan, apakah hanya berlaku untuk damages saja dan tidak untuk biaya
tuntutan dan biaya pembelaan (cost in addition) atau batasan tersebut berlaku
untuk semua pembayaran (cost inclusive).
· Batas kejadian versus batas agregat
(ocurrence limti vs aggregate limit)
Untuk tanggung gugat publik, batas yang berlaku
biasanya ‘setiap kejadian (any one occurrence)’ sehingga untuk satu kejadian
yang menimbulkan klaim cedera badan dan kerusakan hanya satu batas ganti rugi
yang berlaku, yaitu penanggung hanya mengganti rugi tertanggung sampai batas
ganti rugi untuk semua tuntutan yang berasal dari satu kejadian.
Jika terdapat kemungkinan banyak klaim yang timbul
dari satu kejadian, maka untuk menghindari sengketa penanggung akan membatasi
tanggung gugatnya dengan menggunakan batas agregat untuk semua kejadian yang
terjadi selama jangka waktu pertanggungan.
· Biaya pembelaan (defence cost)
Merupakan biaya yang timbul dalam menyelidiki
kecelakaan dan untuk membela klaim atas nama tertanggung, biasanya harus dengan
persetujuan penanggung. Walaupun demikian, umumnya dalam praktek penanggung
terlibat langsung dalam penyelidikan ini termasuk dalam menentukan ahli,
pengacara dan penyelidik.
Klausul sengketa
Merupakan
prosedur penyelesaian sengketa melalui pengadilan setempat atau melalui
arbitrase.
Pengecualian
Pengecualian
dapat dibagi menjadi dua kelompok umum:
· area penjaminan yang dipertanggungkan dalam polis
asuransi yang lain
ü cedera pada pegawai ® asuransi
tanggung gugat majikan
ü kepemilikan, penguasaan atau penggunaan kendaraan
bermotor. Pesawat udara atau kapal laut ® asuransi
kendaraan bermotor, penerbangan dan marine
ü kerusakan pada harta benda yang berada dalam
pengendalian atau pengawasan tertanggung ® asuransi harta
benda
ü produk pesawat terbang ® asuransi penerbangan
Banyak penanggung yang dapat merubah standarnya
untuk memenuhi kebutuhan tertanggung, dengan memberikan penjaminan dengan
syarat adanya:
· excess yang terpisah
· inner limit, yaitu batas tanggung gugat yang lebih
rendah daripada batas sisa penjaminan dalam polis yang lebih khusus
· premi tambahan
· kombinasi dari ketiga hal tersebut.
· area penjaminan yang penanggung tidak menginginkan
menyediakan ganti rugi
ü asbes
alasannya adalah eksposur terlalu besar bagi
penanggung untuk mengkuantifikasi atau mengevaluasi risiko
ü polusi
memiliki alasan yang sama dengan asbes, jika memang
dapat dievaluasi maka sejumlah kecil penanggung menawarkan penjaminan yang spesifik
untuk lokasi tertentu atau polutan tertentu dengan ‘claims made basis’, ‘cost
inclusive’ dan adanya batas agregat tahunan.
ü kerusakan pada produk yang disuplai
menghilangkan jaminan untuk kerusakan produk jika
disebabkan oleh cacat atau ketidaksesuaian produk ® dijamin dalam polis jaminan produk
ü tanggung gugat kontrak
penanggung tidak dapat mengkuantifikasi atau
mengevaluasi eksposur karena tiap kontrak memiliki akan berbeda, kecuali jika
tanggung gugat itu tetap ada dengan atau tanpa kontrak
ü liquidated damages
ini untuk berjaga-jaga jika pengecualian tanggung
gugat kontrak diubah
ü perang dan kontaminasi radioaktif
merupakan pengecualian pasar karena merupakan area
untuk kompensasi pemerintah
Kondisi
Kondisi
polis tanggung gugat produk dan publik hampir sama persis dengan polis tanggung
gugat majikan.
Sengketa/arbitrase
Dapat
masuk dalam kondisi atau berada dekat dengan klausul penjaminan.
Interpretasi
Ini
bertujuan untuk mengidentifikasi (dengan huruf besar atau tebal) kata-kata dan
frase yang ingin diartikan secara khusus oleh penanggung daripada yang berlaku
sehari-hari.
Perubahan risiko
Agar
tertanggung memperhatikan kewajibannya untuk memberitahukan secara lengkap
mengenai perubahan risiko.
Kewajiban untuk mencegah kerugian
Agar
tertanggung memperhatikan kewajibannya untuk mencegah kerugian.
Klaim
Memberikan
ringkasan langkah-langkah yang perlu dan tidak boleh dilakukan untuk memastikan
polis bertanggung jawab terhadap klaim.
Membebaskan tanggung jawab
Tidak
semua polis mengandung kondisi ini. Kondisi ini mengijinkan penanggung untuk
menawarkan batas ganti rugi kepada tertanggung setelah membayar semua biaya
yang timbul hingga tanggal penanggung memberikan opsi ini.
Pertanggungan rangkap
Kondisi
ini menyatakan apabila terdapat pertanggungan rangkap (kepentingan yang sama,
pokok pertanggungan yang sama, dan peril yang sama) maka polis-polis akan
berkontribusi terhadap kerugian dalam proporsi yang didefinisikan dalam
klausul.
Pembatalan
Perluasan
Perluasan
penjaminan dasar bervariasi dari penanggung yang satu ke yang lainnya.
Underwriter harus memperhatikan jenis perluasan yang diberikan.
Penjaminan lain yang tersedia
Polusi
Penjaminan
yang diberikan normalnya adalah polusi yang terjadi secara tiba-tiba, kebetulan
dan tidak disengaja, dan dapat diidentifikasi pada suatu titik dalam waktu dan
tempat.
Kerugian finansial
Bagian
ini menjamin kerugian finansial yang bukan merupakan kelanjutan dari cedera
atau kerusakan, yaitu kerugian ekonomi. Polis yang digunakan biasanya
menggunakan ‘claims made basis’, biaya dimasukkan dalam batas ganti rugi dan
ada tanggal berlaku surut yang mengecualikan kerugian yang terjadi sebelum
tanggal tersebut.
Pengecualian
yang biasanya adalah:
· cedera atau kerusakan, agar tidak tumpang tindih
dengan penjaminan utama
· tanggung gugat kontrak
· tanggung gugat profesional
· perbaikan atau penggantian produk
· motor, marine dan penerbangan
· kerugian finansial karena pelanggaran kompetisi atau
anti monopoli
· kerugian finansial di luar negeri
Jaminan produk (product guarantee)
Memberikan
ganti rugi kepada tertanggung atas beberapa risiko yang tidak dijamin dalam
polis standar tanggung gugat produk, dan khususnya yang berhubungan dengan
kegagalan produk untuk memenuhi tujuan sebenarnya.
Penjaminan
ini biasanya menggunakan ‘claims made basis’ dan terdiri dari:
· tanggung gugat untuk cedera atau
kerusakan
· perbaikan dan penggantian produk
polis jaminan produk menjamin:
ü biaya penggantian, pengerjaan ulang, pemulihan
produk yang gagal memberikan fungsi yang diinginkan karena cacat disain,
manufaktur, pemasangan, dsb setelah diberikan kepada konsumen
ü tanggung gugat yang timbul dari saran, disain dan
konsultasi, dimana jasa ini disediakan secara langsung sehubungan dengan suplai
produk atau pekerjaan dalam arti nyata dan produk ini telah gagal
· kerugian finansial
menjamin kerugian finansial yang diderita pihak
ketiga sebagai akibat produk gagal
berfungsi seperti yang diinginkan
· penarikan produk
menjamin biaya yang timbul bagi penyedia barang
dalam menarik produk atau mengatur pemusnahannya, karena barang tersebut
diketahui memiliki kesalahan yang berbahaya. Dasar penjaminannya adalah produk
yang ditarik tersebut dapat mengakibatkan cedera atau kerusakan dan kegagalan
produk diakibatkan kesalahan dalam disain/manufaktur. Polis ini juga menjamin
biaya penarikan produk yang tercemar asalkan itu tidak disengaja.
Biaya penarikan ini sangat mahal dan masih terdapat
biaya tidak langsung seperti kehilangan penjualan, rusaknya reputasi perusahaan
dan biaya disain ulang dan pengembangan ulang.
Polis penarikan produk biasanya menjamin:
ü biaya yang timbul dalam menarik produk jika
penggunaan atau konsumsi yang berkelanjutan dapat menyebabkan timbulnya
tanggung gugat pada tertanggung
ü hanya biaya penarikan, yaitu biaya korespondensi,
pengiklanan, transportasi, dsb
ü biaya pemusnahan produk yang ditarik
ü biaya pemeriksaan dan penggantian/pengerjaan ulang
produk yang ditarik
Bab
11
Tanggung
Gugat Direktur dan Officer
Asuransi
tanggung gugat direktur dan officer bertujuan untuk melindungi direktur dan
officer suatu perusahaan, perserikatan, organisasi, dsb terhadap tanggung gugat
mereka untuk kerugian finansial yang diderita oleh pihak ketiga. Tanggung gugat
perusahaan dapat dibatasi tetapi tidak demikian dengan direktur.
Tinjauan pasar
Polis
D&O liability berkembang dengan pesat selama 10 tahun terakhir di Inggris,
walaupun polis ini sudah ada lebih dari 50 tahun. Perkembangan yang pesat ini
disebabkan beberapa alasan:
· Globalisasi bisnis komersil dan industri berarti
lebih banyak perusahaan yang memiliki kekayaan di AS.
· Pemerintah telah bertindak untuk mencoba dan
mengendalikan aktivitas perusahaan multi nasional dengan mengatur operasi
perusahaan dan tingkah laku direktur.
· Klaim terhadap direktur tidak lagi terbatas di AS.
Walaupun usaha-usaha telah dilakukan untuk menyelesaikan klaim D&O di luar
pengadilan untuk menghindari publikasi buruk, setiap negara besar mengalami
peningkatan dramatis dalam tuntutan terhadap direktur.
· Di UK, sejumlah skandal perusahaan seperti BCCI,
Maxwell dan Barings, juga isu bayaran eksekutif, telah membawa corporate
governance ke dalam arena publik umum.
· Pemerintah
· Pada saat yang sama, Institute Chartered Accountants
di Inggris dan Wales, dengan dukungan London Stock Exchange, telah
memperhatikan identifikasi dan manajemen risiko dalam suatu perusahaan dan
penggunaan pengendalian internal yang efektif.
· Direktur harus memberikan kepada pemegang saham dan
stakeholder pengetahuan yang dibutuhkan untuk memampukan mereka membuat
keputusan dengan didasari informasi
tentang perusahaan
· Adanya keharusan bagi direktur untuk berkomunikasi
dengan tanggap dan efektif membuat mereka menyadari potensi risiko yang ada dan
mencari perlindungan asuransi secara aktif.
Kerangka kerja hukum
Tanggung gugat hukum kasus (common law)
Tanggung
gugat dapat timbul dalam hukum kasus karena kurangnya keahlian dan
kehati-hatian direktur dalam melakukan kewajibannya. Misalkan:
· saran yang atau pernyataan salah yang lalai,
khususnya dalam konteks merger atau take-over ketika kegagalan untuk memahami
tren ekonomi dapat menyebabkan suatu perkiraan
yang salahmengenai kinerja perusahaan;
· setiap tindakan yang melebihi batas konstitusi
perusahaan (seperti peminjaman yang berlebihan) dan pembayaran yang tidak
diotorisasi, apapun alasannya;
· kegagalan untuk mengungkapkan tingkat kepentingan
direktur secara penuh;
· kesalahan dalam keputusan, misalkan mengijinkan
perusahaan untuk terus melakukan perdagangan ketika bisnis harus berhenti;
· pengawasan yang lalai terhadap tanggung jawab yang
didelegasikan;
· investasi yang tidak bijaksana.
Tanggung gugat berdasarkan perundang-undangan
Area
tanggung gugat ini signifikan dan secara konstan meluas karena pemerintah
berusaha keras untuk membuat individu lebih memiliki akuntabilitas untuk
tindakan mereka.
Peratuan
yang memiliki pengaruh terhadap tanggung gugat direksi adalah:
· Undang-undang No. 1 tahun 1995
Tanggung gugat pribadi
Karena
perusahaan bukan manusia, tindakannya hanya dapat diputuskan dan
diimplementasikan oleh orang yang mengelolanya, yaitu direktur. Dalam bertindak
sebagai ‘otak dan keinginan’ perusahaan, direktur dapat memiliki tanggung gugat
berdasarkan hukum kasus untuk kesalahan yang dilakukan perusahaan. Tanggung
gugat timbul dengan cara yang sama dengan yang ditetapkan oleh
perundang-undangan.
Pembunuhan korporasi
Posisi
hukum saat ini (
· Prinsip identifikasi
Pada intinya, siapa yang mengendalikan atau
mengelola urusan suatu perusahaan dianggap sebagai perwujudan dari perusahaan
itu sendiri.
· Vicarious liability
Berdasarkan berbagai undang-undang, dengan
menetapkan suatu kewajiban yang absolut terhadap majikan atau prinsipal,
membuat majikan bertanggung jawab untuk tindakan dari pegawai atau agennya,
bahkan jika majikan tidak memiliki kewenangan atau ijin untuk melakukan
tindakan tersebut.
Dengan
usulan pelanggaran baru mengenai ’pembunuhan perusahaan’ suatu perusahaan akan
bersalah jika:
· suatu kesalahan manajemen oleh perusahaan, dalam
cara suatu aktivitas perusahaan dikelola atau diorganisasi untuk memastikan
kesehatan dan keselamatan dai orang yang dipekerjakan atau terpengaruh oleh
aktivitas tersebut, menyebabkan atau merupakan salah satu yang menyebabkan
kematian seseorang, walaupun penyebab langsungnya adalah tindakan atau
kesalahan suatu individu;
· kegagalan yang terdiri dari tingkah laku yang berada
di bawah yang secara wajar diharapkan dari suatu perusahaan dalam keadaan
demikian.
Siapa direktur?
Suatu
perusahaan adalah suatu entitas hukum dan terpisah serta berbeda dari
pemiliknya – pemegang saham – dan manajemennya. Direktur terdiri dari direktur
yang ditunjuk dan orang lain (apa pun jabatan atau posisinya yang terlihat).
Ini dapat termasuk direktur de facto
(konstruktif) yang bertindak meskipun kurang memiliki penunjukkan resmi.
Misalkan general manager yang menjalankan perusahaan untuk direktur yang tidak
hadir, dan shadow directors, seperti pemegang saham mayoritas yang menjaga jaak
dengan perusahaan tetapi secara efektif mengarahkan direktur yang ditunjuk.
ü Direktur de facto dan direktur bayangan
Direktur de
facto adalah seseorang yang menyatakan untuk bertindak dan mengakui untuk
bertindak sebagai seorang direktur, walaupun tidak diangkat secara sah.
Direktur bayangan, sebaliknya, tidak menyatakan atau mengakui untuk bertindak
sebagai seorang direktur. Ia bersembunyi dalam bayangan berlindung di belakang
orang lain, yang ia nyatakan, adalah direktur perusahaan dengan mengecualikan
dirinya.
ü Anak perusahaan dan perusahaan afiliasi
Polis sebaiknya mencakup semua anak perusahaan dalam
suatu grup dan biasanya polis diberlakukan oleh induk perusahaan utama daripada
anak perusahaan.
ü Kedirekturan dari luar
Banyak perusahaan yang membutuhkan seorang direktur
untuk duduk dalam dewan yang berasal dari luar perusahaan, misalkan suatu bank
dapat menominasikan seorang individu untuk bertindak sebagai seorang direktur
untuk perusahaan dimana bank memiliki investasi.
ü Kebijakan direktur individual
Juga dimungkinkan untuk mengatur penjaminan dengan
dasar individu untuk seorang direktur yang akan menjamin kedirekturan yang
dipegangnya dalam berbagai perusahaan.
ü Perwalian
Wali dapat memiliki tanggung gugat seperti halnya
direktur.
Risiko milenium
Adanya
permasalahan ‘millenium bug’ menyebabkan suatu kewajaran apabila direktur
diharapkan untuk memastikan bahwa pemesanan TI yang signifikan oleh perusahaan
harus memenuhi standar Year 2000. Kegagalan melakukan hal tersebut dapat
menghasilkan tanggung gugat pribadi apabila sistem tidak dapat menanggulangi
dan perusahaan menderita kerugian sebagai akibatnya.
Sebagai
tambahan, direktur juga harus mengambil langkah-langkah aktif untuk menilai
pengaruh masalah yang mungkin terjadi pada sistem yang ada dan memutuskan
tindakan perbaikan.
Wording polis
Klausul penjaminan
Tanggung
gugat direktur dan officer
Penanggung
akan membayar kerugian untuk setiap tertanggung yang dihasilkan setiap klaim
pertama dilakukan terhadap tertanggung dalam jangka waktu pertanggungan untuk
setiap tindakan salah dalam kapasitas tertanggung sebagai seorang direktur,
officer atau pegawai dari perusahaan kecuali untuk dan hingga tingkatan yang
telah diganti perusahaan kepada tertanggung.
Reimbursemen
perusahaan
Penanggung
akan membayar kerugian perusahaan yang dihasilkan dari setiap klaim yang
pertama dibuat terhadap tertanggung dalam jangka waktu pertanggungan untuk
setiap tindakan salah dalam kapasitas tertanggung sebagai seorang direktur,
officer atau pegawai dari perusahaan tetapi hanya ketika dan hingga tingkatan
yang telah diganti perusahaan kepada tertanggung untuk kerugian tersebut.
Definisi
Tindakan
salah biasanya didefinisikan:
setiap
pelanggaran kewajiban, pelanggaran kepercayaan, kelalaian, kesalahan,
pernyataan yang salah, pernyataan yang menyesatkan, pelanggaran wewenang atau
warranty atau tindakan lain yang aktual atau dituduhkan dari direktur, officer
atau pegawai sehubungan dengan kapasitas sebagai seorang direktur atau officer
dari perusahaan.
Klaim
meliputi:
ü setiap tuntutan atau proses pengadilan yang
dilakukan oleh orang atau organisasi terhadap tertanggung untuk damages moneter
atau pembebasan lain, termasuk pembebasan bukan uang
ü setiap permintaan tertulis dari orang atau
organisasi bahwa merupakan maksud dari orang atau organisasi untuk menyatkan
tertanggung bertanggung jawab atas akibat dari suatu tindakan salah yang
disebutkan
ü penuntutan kriminal yang dilakukan terhadap seorang
tertanggung
ü proses administratif atau berhubungan dengan
undang-undang atau investigasi resmi sehubungan dengan suatu tindakan salah
seorang tertanggung
Kerugian
meliputi damages, keputusan pengadilan, penyelesaian dan biaya pembelaan klaim.
Pengecualian polis
· keuntungan pribadi yang tidak layak atau penipuan
dan ketidakjujuran
· pemberitahuan sebelumnya
· proses hukum sebelumnya dan yang tertunda
· tertanggung vs. tertanggung
· perwalian dana pensiun
· polusi
· di luar kedirekturan
· cedera badan atau kerusakan atas harta benda nyata
· klausul yurisdiksi
Batas ganti rugi
Biasanya
diaplikasikan suatu batas agregat total ganti rugi dan jumlahnya disebutkan
dalam ikhtisar polis.
Kondisi-kondisi polis
Kondisi-kondisinya
serupa dengan banyak kondisi dalam polis tanggung gugat.
· Penanggung setuju untuk tidak menyelesaikan klaim
tanpa persetujuan tertanggung. Akan tetapi, jika tertanggung menolak suatu
penyelesaian yang direkomendasikan oleh penanggung, tanggung gugat penanggung
tidak akan melebihi jumlah yang seharusnya dibayarkan jika klaim diselesaikan
ditambah biaya dan pengeluaranyang timbul hingga tanggal penolakan.
· Jika suatu penawaran untuk penerbitan saham
tertanggung dinyatakan unconditional, ganti rugi polis hanya berlaku atas klaim
untuk tindakan salah yang dilakukan sebelum tanggal penawaran tersebut menjadi
unconditional.
Perluasan polis
· Perwakilan dalam investigasi dan
pemeriksaan
Penanggung mengganti biaya-biaya atau
pengeluaran-pengeluaran yang telah disetujuinya terlebih dahulu secara tertulis
yang dihasilkan oleh kehadiran yang
diharuskan secara hukum dari direktur atau officer perusahaan pada investigasi
, pemeriksaan atau penyelidikan resmi atau sejenisnya yang berhubungan dengan
urusan perusahaan.
· Anak perusahaan yang baru
Secara otomatis dijamin hingga ukuran tertentu.
· Di luar kedirekturan
Jika penjaminan diberikan, berada dalam contingent
basis dan harus memenuhi dua kriteria:
ü Di luar perusahaan tidak dapat mengganti rugi
direktur
ü Di luar perusahaan tidak atau tidak efektif memiliki
penjaminan D&O
Polis D&O perusahaan hanya akan beroperasi di
atas penggantirugian yang diberikan perusahaan
· Discovery period
Penanggung memberikan suatu jangka waktu tambahan
setelah berakhirnya polis untuk pelaporan klaim yang disebabkan kejadian yang
terjadi sebelum atau tidak diketahui sampai sesudah jangka waktu polis berakhir.
· Pegawai
Penanggung menjamin juga pegawai pada saat betindak
dalam kapasitas manajerial atau kepenyeliaan (supervisory).
Perluasan penjaminan entitas
· Penjaminan entitas untuk klaim sekuritas
· Penjaminan entitas untuk klaim praktek kepegawaian
Underwriting risiko
Formulir permohonan pertanggungan dan laporan & pembukuan yang
diaudit
Formulir
permohonan pertanggungan selalu dibutuhkan untuk kelas bisnis ini dan harus
disertai dengan:
ü pembukuan terakhir yang telah diaudit
ü pernyataan sementara terakhir, jika ada
ü salinan semua
ü 10-K dan 20-F Filing di AS yang terakhir
Pertanyaan
yang biasa adalah mengenai nama perusahaan dan alamat kantor pusatnya, tanggal
berdirinya, aktivitas bisnis dan asuransi sebelumnya. Perusahaan baru tanpa
catatan finansial atau manajemen dapat mengalami kesulitan untuk mendapatkan
penjaminan. Dalam keadaan ini, penanggung akan membutuhkan salinan dari rencana
bisnis dan rincian lebih lanjut mengenai latar belakang dan pengalaman
sebelumnya dari direktur tersebut.
Jika
perusahaan yang akan diasuransikan adalah suatu anak perusahaan, maka nama
perusahaan induk utama harus diberikan. Suatu daftar dibutuhkan untuk semua
orang yang merupakan direktur dan officer dari perusahaan atau anak
perusahaannya dan informasi yang diinginkan adalah usia dan posisi yang
dipegangnya.
Informasi tambahan
Informasi
rinci yang diminta dalam formulir permohonan adalah sebagai berikut:
· setiap perubahan atas struktur modal perusahaan
selama tahun lalu;
· apakah, dalam 12 bulan, perusahaan mengungkapkan bahwa ia dalam pertimbangan
untuk akuisisi, penawaran tender atau merger
· apakah ada pemegang saham yang memiliki 15% atau
lebih saham perusahaan
· apakah ada permohonan yang disadari perusahaan,
berhubungan dengan akuisisi oleh atau merger dengan perusahaan lain atau
permohonan menjadi perusahaan terbuka
· semua perubahan terhadap anak perusahaan selama 12
bulan terakhir
· rincian kekayaan kotor keseluruhan dari grup di AS
(fixed assets dan current assets)
· apakah perusahaan atau anak perusahaannya memiliki
saham atau
Risiko milenium
· apakah perusahaan telah menyiapkan inventaris
piranti keras dan piranti lunak komputer yang digunakan dalam bisnis untuk
menilai kemampuannya memenuhi standar Year 2000.
· Apakah perusahaan memiliki rencana perbaikan Year
2000?
· Apakah penasihat hukum perusahaan telah meninjau
semua persetujuan ijin dan persetujuan perawatan jangka panjang yang
berhubungan dengan piranti lunak berlisensi pihak ketiga untuk menilai jika
vendor piranti lunak tersebut memiliki kewajiban untuk membuat piranti lunak
mereka memenuhi standar Year 2000?
· Apakah perusahaan membutuhkan, dengan kontrak, bahwa
setiap piranti lunak yang baru yang dijual atau dilisensikan kepada mereka
memenuhi standar Year 2000?
Informasi klaim
· Jika suatu asuransi serupa dengan yang saat ini
diajukan masih atau tidak berlaku, apakah klaim yang dibuat atau yang masih
tertunda terhadap orang yang mengajukan asuransi berada dalam lingkup asuransi
tersebut?
· Apakah perusahaan atau rang yang diajukan untuk
asuransi menyadari,s etelah penyelidikan, setiap keadaan atau peristiwa yang
dianggap mereka memiliki dasar untuk klaim di masa mendatang akan berada dalam
lingkup asuransi yang diajukan?
Batas ganti rugi
Pemohon
harus menyatakan batas ganti rugi yang dibutuhkan, jumlah minimum biasanya £1
juta tetapi dapat lebih lagi.
Excess
Excess
biasanya diberlakukan untuk bagian reimbursemen perusahaan, khususnya jika penjaminan
diberikan untuk AS dan Kanada.
Deklarasi dan tanda tangan
Formulir
permohonan harus ditandatangani oleh chairman atau chief executive atau yang
setara, dengan jaminan bahwa ‘semua klaim atau keadaan yang dapat menimbulkan
klaim telah diberitahukan kepada penanggung’.
Deklarasi perpanjangan
Perusahaan
harus mengisi formulir permohonan yang baru setiap tahun dan menyediakan
pembukuan diaudit yang terakhir, dsb.
Penetapan suku premi
· Batas ganti rugi
· Penjualan dan kekayaan kotor
· Perdagangan, aktivitas perusahaan dan struktur
organisasi
· Posisi keuangan perusahaan
· Daerah geografis operasi dan yurisdiksi yang dijamin
· Jumlah direktur dan officer yang dijamin
· Strategi pemenuhan standar Year 2000
Bab
12
Tanggung
Gugat Profesi
Pendahuluan
Tujuan
asuransi tanggung gugat profesi adalah untuk melindungi orang profesional
terhadap tanggung gugat hukum untuk membayar damages kepada orang-orang yang
menderita kerugian finansial yang timbul dari kelalaian profesional mereka
sendiri atau pegawainya dalam melakukan suatu bisnis.
Tinjauan pasar
Asuransi tanggung gugat profesi telah berkembang
menjadi suatu kelas spesialis dan memasuki profesi yang baru, seperti industri
komputer, telekomunikasi dan sektor pendidikan swasta dan kesehatan.
Sebagai tambahan profesi tradisional juga berkembang
menjadi sektor lain dan berhubungan, misalkan akuntan dan auditor menjadi
konsultan manajemen dan komputer.
Pertumbuhan asuransi tanggung gugat didukung oleh
dua faktor yang berhubungan:
· kesiapan lebih banyak orang untuk mencari saran
hukum dan terlibat dalam proses hukum untuk mendapatkan kompensasi daripada
sebelumnya
· persyaratan yang ditetapkan oleh badan profesional
agar anggotanya memiliki asuransi tanggung gugat profesi sebagai standar
minimum.
Bagaimana tanggung gugat timbul
Ketika
seorang profesional memberikan suatu saran atas masalah yang melibatkan profesi
mereka, mereka harus memberikannya dengan suatu tingkat keahlian yang wajar dan
memiliki informasi yang cukup untuk membuatnya aman dalam memberikan saran
khusus tersebut.
Hukum kasus dan tort
Seorang
profesional memiliki suatu kewajiban kepada pelanggannya untuk melakukan suatu
tingkat keahlian yang diharapkan dari seseorang dalam profesi tersebut. Orang
tersebut tidak harus memiliki keahlian yang tertinggi, tetapi harus dapat
menunjukkan suatu standar ahli biasa dalam profesi tersebut. Contoh kasus Bolam v. Friern Hospital Management Committee (1957).
Berdasarkan kontrak
Salah
satu pesyaratan tersirat (implied terms) dalam kontrak jasa antara seorang
profesional dengan pelanggannya adalah ia memberikan jasa dengan keahlian dan
kehati-hatian yang wajar.
Sebagai
tambahan, tanggung gugat terhadap pihak ketiga dapat timbul sesuai dengan
prinsip Hedley Byrne, dimana tanpa adanya hubungan kontrak terdapat suatu tanggung
gugat untuk penyataan salah yang dibuat secara lalai yang menyebabkan kerugian
finansial atau fisik.
Perundang-undangan
Pertumbuhan
dalam aktivitas profesional dan konsultasi telah diimbangi dengan
perundang-undangan yang dirancang untuk mengatur profesi tertentu dan
melindungi warga negara dan konsumen.
Contoh bagaimana tanggung gugat
timbul dalam profesi yang berbeda
Konstruksi dan harta benda
Arsitek dan insinyur
Arsitek dan insinyur dapat memiliki tanggung gugat hukum
untuk saran yang tidak tepat, pembuatan rancangan yang tidak tepat dan
kesalahan dalam spesifikasi, disain, tender atau kuantitas dan juga pengawasan
yang lalai dalam pekerjaan struktur atau yang lainnya.
Auctioneers, estate agents, surveyors dan
valuers
Risiko
timbul dari survey yang dilakukan terhadap harta benda atau saran yang
diberikan sehubungan dengan penjualan atau pemesanan harta benda. Kewajiban
surveyor tidak hanya untuk melaporkan fakta-fakta tetapi juga untuk
menginterpretasikan penemuan-penemuan tersebut kepada nasabah.
Hukum
Barristers
Dalam
kasus Arthur JS Hall &
Solicitors
Kewajiban
solicitors adalah untuk melakukan semua kehati-hatian keahlian yang wajar dalam
dan mengenai bisnis nasabah mereka, tetapi seorang nasabah yang tidak
berpengalaman dapat lebih membutuhkan saran daripada yang berpengalaman.
Salah satu penyebab klaim yang umum adalah kegagalan
solicitors untuk mengambil tindakan hukum yang diperlukan dalam jangka waktu
yang ditetapkan undang-undang.
Obat-obatan
Orang-orang
dalam profesi medis dapat mengalami tuntutan dengan dasar mereka gagal menggunakan
kehati-hatian yang wajar. Walaupun saran atau perawatan yang diberikan adalah
yang terbaik, ada kemungkinan klaim spekulatif oleh pasien yang tidak pulih
secara memuaskan atau secara cepat seperti yang mereka harapkan dan yang
mengimplikasikan bahwa, jika bentuk perawatan lain diberikan, semua akan
menjadi lebih baik.
Keuangan
Akuntan dan auditor
Akuntan
harus mengetahui prinsip umum tentang hukum perusahaan dan persyaratan hukum
dari sertifikat auditor. Jika mereka berlaku sebagai seorang auditor terhadap
pembukuan mana yang harus diaudit berdasarkan persyaratan hukum, mereka harus
mengetahui ketentuan perundang-undangan selama mempengaruhi tugas mereka.
Mereka bertanggung jawab untuk kelalaian jika mereka gagal melihat informasi
yang dibutuhkan dan untuk penipuan, jika mereka membuat pernyataan tanpa
mempermasalahkan atau membenarkan hal itu.
Auditor suatu perusahaan harus membuat suatu laporan
mengenai pembukuan yang diperiksa oleh mereka. Mereka harus menyatakan apakah
neraca keuangan dan pembukuan telah dipersiapkan dengan layak dan apakah, dalam
pendapat mereka, suatu pandangan yang benar dan adil telah diberikan mengenai
keadaan perusahaan pada akhir periode pembukuan dan mengenai keuntungan atau
kerugian perusahaan untuk periode tersebut.
Broker asuransi
Broker
asuransi memiliki kewajiban berhati-hati kepada nasabah mereka dan juga kepada
penanggung dalam menyusun asuransi. Mereka harus melaksanakan instruksi nasabah
mereka dan memberikan mereka saran yang layak. Setiap pelanggaran kewajiban ini
dapat melibatkan mereka dalam suatu tanggung gugat hukum. Pertanyaan kunci yang
menjadi dasar semua aktivitas broker dan penempatan langsung adalah dalam
menetapkan ‘fakta material’.
Profesi dan konsultasi lain
Agen pemasaran dan pengiklanan
Klaim
dapat timbul dari kesalahan seperti kegagalan untuk memperhatikan kesalahan
cetak, gagal memenuhi tenggat waktu, pencemaran nama baik, dan pelanggaran hak
cipta.
Konsultan komputer
Ketergantungan
yang besar terhadap teknologi informasi yang efektif membuat nasabah komersil
dan industri mudah melakukan klaim apabila mereka merasa mereka menerima
pelayanan yang di bawah standar.
Badan riset dan pendidikan
Banyak universitas dan badan riset yang bergantung pada
dana yang diterima dari dunia komersil. Hal ini seringkali diberikan dengan
imbalan untuk riset mengenai teknologi yang paling maju atau inisiatif bersama
dengan industri dalam area yang berisiko tinggi seperti a aeronautika,
obat-obatan dan pekerjaan mengenai binatang.
Telah terjadi peningkatan
jumlah klaim akhir-akhir ini terhadap sekolah, misalkan, kegagalan untuk
mengidentifikasi dan menyediakan kebutuhan murid-muridnya.
Employment agencies
Hal yang perlu diperhatikan adalah apakah employment
agencies tersebut menerima tanggung jawab berdasarkan kontrak dengan perusahaan
pemakai jasanya atas tindakan dari staf yang mereka suplai.
Disain dan saran
industrial
Beberapa perusahaan manufaktur dapat terlibat dalam
suatu risiko saran dan disain, tidak berhubungan dengan penyediaan suatu
produk, dimana mereka menerima bayaran. Mereka mungkin diakui sebagai ahli
dalam suatu bidang tertentu dan siap untuk memberikan saran atau panduan.
Jasa investigasi dan
analisis
Firma yang memberikan jasa investigasi atau yang
melakukan analisa memiliki risiko untuk mengalami klaim apabila penemuan mereka
terbukti tidak akurat. Contoh
aktivitasnya:
· agen pencari perusahaan
· saksi ahli
· ahli forensik
· agen pencari hukum
Telekomunikasi
Penterjemah
Area
problem utama adalah apabila pekerjaan melibatkan penterjemahan pekerjaan
ilmiah dan atau teknis dimana penterjemah harus berkualifikasi dalam pokok yang
diterjemahkan dan juga dengan bahasa yang digunakan.
Tanggung gugat internet
Dengan
penggunaan internet oleh konsumen dan perusahaan, banyak tanggung gugat muncul.
Polis
yang ada di pasar menyediakan penjaminan pihak pertama dan pihak ketiga.
Penjaminan itu antara lain:
· kerusakan website tertanggung dari serangan virus
internasional
· kerugian finansial karena penipuan dengan penggunaan
e-mail atau akses yang tidak berotoritas lain
· pelanggaran hak intelektual
· pencemaran nama baik
· hak pribadi
· penyebaran virus
Jaminan polis
Wording polis
Klausul penjaminan
Penjaminan diberikan
dengan dasar ‘claims made’ yang berarti selama klaim dilakukan dalam jangka
waktu pertanggungan, tanpa memperhatikan kapan tindakan kelalaian tersebut
dilakukan. Penanggung biasanya sebelum menerbitkan polis akan mempelajari
formulir permohonan yang diajukan untuk melihat apa yang telah terjadi. Klaim
yang sudah terjadi akan dikecualikan dan jika terdapat non-disclosure maka
polis menjadi void. Penanggung dapat juga menerapkan retroactive date.
Pelanggaran kewajiban profesional
Pelanggaran kewajiban profesional dengan alasan kelalaian atau
kesalahan yang terjadi atau dilakukan dengan maksud baik oleh:
tertanggung
pegawai
agen
pendahulu
orang, firma, atau perusahaan lain yang bertindak secara bersama dengan
tertanggung
Tanggung gugat
tertanggung berdasarkan tanggung gugat dalam hukum, yaitu kegagalan untuk
melakukan suatu tingkat keahlian yang cukup, wajar dan kompeten daripada
ketidakjujuran atau penipuan.
Kesalahan dijamin
dengan atau tanpa kelalaian, dengan syarat tidak disengaja dan pada prinsipnya
menimbulkan tanggung gugat.
Tanggung gugat yang
dijamin juga dapat berasal dari partner terdahulu, karena partner bertanggung
jawab secara bersama dan terpisah. Demikian juga dengan perbuatan dari pegawai.
Ketidakjujuran
yang timbul dari ketidakjujuran atau tindakan penipuan atau kesalahan
pada pihak pegawai atau agen
Polis ini juga
termasuk klausul seperti:
libel dan slander
kehilangan atau
kerusakan dokumen
kompensasi untuk
kehadiran di pengadilan
Batas ganti rugi
Batas ganti rugi
adalah batas agregat (aggregate limit) yang berkurang setiap kali terjadi
klaim. Pembayaran biaya dan pengeluaran lain adalah cost inclusive. Kadang kala
dalam polis juga tercantum batas ganti rugi setiap kejadian (single occurrence
limit).
Biaya-biaya lain
Asuransi tanggung
gugat profesi biasanya berlaku risiko sendiri dengan tujuan untuk menghilangkan
klaim-klaim kecil dan memberikan tertanggung keterlibatan finansial dalam
klaim.
Biaya investigasi
klaim tanggung gugat profesi seringkali tinggi, khususnya jika dibutuhkan untuk
mendapatkan laporan independen dari ahli dalam bidang tertentu. Oleh karena itu
biasanya penanggung mempersyaratkan biaya-biaya ini juga dikenakan risiko
sendiri.
Pengecualian polis
risiko sendiri
tanggung gugat untuk
kematian penyakit atau cedera badan dari pegawai ® employers’ liability
tanggung gugat untuk
cedera badan atau kerusakan harta benda pihak ketiga kecuali timbul dari saran,
rancangan, spesifikasi atau kesalahan untuk melakukan kewajiban profesional ®
public & products liability
liquidated damages
konsekuensi dari
setiap keadaan yang diberitahu di bawah polis sebelumnya atau setiap keadaan
yang diketahui tertanggung pada awal pertanggungan yang secara wajar mungkin
menimbulkan klaim
perang
kontaminasi
radioaktif dan sonic bangs
rembesan (luar ke
dalam), polusi atau kontaminasi dalam berbagai bentuknya
Perluasan polis
Pelanggaran warranty
kewenangan yang dilakukan dengan itikad baik
Collateral warranty
Discovery period
Kondisi polis
Pada
umumnya memiliki kondisi-kondisi yang serupa dengan polis tanggung gugat yang
lain, hanya ada satu klausul khusus yaitu Queen’s Counsel. Klausul ini mengakui
adanya posisi khusus dari seorang profesional yang dihadapkan dengan suatu
klaim atau ancaman proses hukum, karena proses hukum seringkali merusak
reputasi profesional mereka.
Seorang
profesional tidak ingin nama mereka dihubungkan dengan suatu tuntutan kelalaian
profesional dan akan melakukan apa saja yang dapat mereka lakukan untuk
memenuhi keinginan si penuntut dalam rangka untuk mencegah kasus tersebut masuk
pengadilan. Hal ini menyebabkan pertentangan kepentingan antara penanggung dan
tertanggung.
Prosedur perpanjangan
· Tertanggung mengisi kembali formulir permohonan
dengan rincian staf yang diperbarui ® untuk perhitungan
premi
· Tertanggung melaporkan kejadian yang mungkin
menimbulkan klaim di masa mendatang ® perubahan premi
dan tingkat risiko sendiri
Formulir
permohonan
Rincian setiap partner dan direktur
· kualifikasi
profesional
® penanggung harus
memastikan bahwa pemohon berkompeten untuk profesi tersebut dan ukuran
terbaiknya adalah standar yang ditetapkan oleh badan profesional dalam bentuk
ujian kualifikasi
· tanggal
diperolehnya kualifikasi dan usia ®
untuk menentukan tingkat pengalaman profesional sesungguhnya sejak kualifikasi
diperoleh
· periode
praktek sebagai seorang partner ®
untuk menilai pengalaman pemohon
· rincian
partner sebelumnya ® harus disediakan jika
termasuk untuk dijamin
Jumlah keseluruhan staf lain
Informasi ini dibutuhkan untuk penetapan suku premi
karena premi sebagian berdasarkan jumlah keseluruhan staf.
Aktivitas
· daftar lima kontrak
terbesar yang diambil dalam tiga tahun terakhir
· rincian tiga kontrak
terbesar yang diharapkan akan diambil untuk tahun yang akan berjalan
· koneksi dengan firma lain
· keanggotaan konsorsium atau praktek grup lain
· deskripsi aktivitas dan gross fee setiap tahun dalam
tiga tahun terakhir – dengan merinci jika berhubungan dengan AS dan Kanada
· deskripsi setiap kontrak dimana partner atau
direktur memiliki suatu kepentingan dan apakah mereka memiliki pengendalian
terhadap suatu keputusan
· pendapatan dari nasabah terbesar
· rincian apabila produk
akhir berhubungan dengan luar negeri
· kontrak standar yang
digunakan – brosur, dsb
Manajemen risiko
· Apakah pemohon bekerja
berdasarkan suatu kode praktek profesi?
· Apakah pemohon memiliki
instruksi kerja tertulis atau daftar pemeriksaan untuk jasa yang disediakan?
· Apa yang dianggap
pemohon sebagai risiko potensial yang paling signifikan yang berhubungan dengan
lapangan pekerjaannya?
· Apa yang dilakukan proposer untuk mengurangi risiko
tersebut?
· Seberapa sering manajemen meninjau prosedur
kerja untuk memastikan kesesuaiannya
berkesinambungan dan apa bentuk tinjauan tersebut?
· Apakah pemohon diakreditasi dengan IS 9000 atau
memenuhi bentuk penilaian eksternal yang lain?
Pengendalian kontrak
ü Apa prosedur yang dilakukan sebelum kontrak diterima
untuk memastikan bahwa:
ü spesifikasi kontrak telah dipenuhi
ü kebutuhan nasabah dapat dipenuhi?
ü Apa catatan yang disimpan mengenai
ü kontrak asli
ü perubahan selanjutnya terhadap kontrak tersebut
ü perjanjian verbal
ü percakapan telepon?
ü Apa langkah yang dilakukan oleh pemohon untuk
meninjau pekerjaan yang dilakukan oleh staf?
ü Apakah proses perekrutan memerlukan
Asuransi sebelumnya
Apakah
pemohon saat ini atau pernah diasuransikan terhadap risiko tanggung gugat
profesi?
Fakta
bahwa pemohon belum pernah diasuransikan dapat mempengaruhi penanggung,
tentunya tergantung, seberapa lama bisnis telah didirikan dan seberapa lama
bisnis tersebut tanpa penjaminan.
Polis
diterbitkan dengan dasar ‘claims made’ dan dapat memberikan penjaminan
retroactive secara penuh. Penanggung harus memastikan bahwa tidak ada dasar
untuk curiga mengenai pembelian asuransi karena adanya kemungkinan klaim telah
dilakukan untuk tindakan kelalaian yang dilakukan di masa lalu. Dalam beberapa
kasus polis dapat diubah untuk mengecualikan atau membatasi penjaminan
retroactive.
Tingkah laku pegawai
Apakah
pemohon atau pendahulunya dalam bisnis mengeluarkan atau bermaksud mengeluarkan
pegawai karena:
a.
setiap tindakan
kelalaian atau kesalahan
b.
perbuatan
jahat, kriminal, penipuan atau ketidakjujuran
Ini
dilakukan untuk mengungkapkan kemungkinan suatu klaim terjadi dari aktivitas
masa lalu pegawai dan pendahulu pemohon
dalam bisnis berdasarkan penjaminan retroactive yang diberikan polis.
Klaim sebelumnya
Apakah
ada klaim yang telah dilakukan terhadap pemohon atau direktur, partner atau
pegawai untuk kelalaian dan kesalahan yang berhubungan dengan kewajiban
profesi?
Apakah
pemohon menyadari setiap kelalaian atau kesalahan atau keadaan yang dapat
menimbulkan klaim?
Ini
digunakan untuk mengetahui informasi yang dapat tersedia mengenai pengalaman
klaim sebelumnya dan setiap hal yang dapat meyebabkan klaim di masa mendatang.
Penanggung
juga menanyakan apakah yang telah dilakukan oleh pemohon untuk mencegah
berulangnya situasi yang menimbulkan klaim.
Perluasan pilihan
Apakah pemohon menginginkan untuk memperluas polis untuk
menjamin, misalkan:
·
pelanggaran
warranty kewenangan?
·
collateral
warranty?
Penetapan suku premi
Premi
untuk bisnis tanggung gugat profesi biasanya dihitung dengan mengalikan suatu
suku premi dengan gross fee atau gross billings atau batas ganti rugi, ditambah
dalam keadaan tertentu, suatu bayaran per kapita untuk setiap orang yang
dipekerjakan dalam bisnis. Suku premi yang ditetapkan bervariasi antar profesi
dengan memperhitungkan pengalaman klaim individu penanggung dan penilaian
mereka terhadap potensi klaim dalam profesi tersebut.
Premi
juga dapat diperbesar karena adanya informasi lain mengenai risiko, misalkan:
ü lebih dari satu kantor
jika kantor terdiri lebih dari satu lokasi, risiko
dapat meningkat dengan mempertimbangkan sistem pengendalian, pemantauan dan
komunikasi antar lokasi yang berbeda
ü pengalaman klaim
pengalaman klaim yang buruk dapat menyebabkan
peningkatan premi dasar, dan dengan
kemungkinan peningkatan risiko sendiri
ü usia partner atau pengalaman bisnis
peningkatan premi dapat terjadi jika partnernya
berusia muda atau bisnis tersebut baru didirikan
ü rasio partner terhadap staf
penambahan premi tergantung pada pandangan
penanggung terhadap risiko sebagai suatu keseluruhan dan penilaian mereka
mengenai rasio yang dapat diterima antara staf yang berkedudukan sebagai
pengawas dan staf lain