Friday, 11 July 2025

ANCAMAN TERHADAP LABA UNDERWRITING PERUSAHAAN ASURANSI - Disampaikan : Ir. Sudarno Hardjo Saparto AAIK,ICPU,ICBU,AMRP,QRGP,CIIB,AK3


ANCAMAN TERHADAP LABA UNDERWRITING PERUSAHAAN ASURANSI

Disampaikan : Ir. Sudarno Hardjo Saparto AAIK,ICPU,ICBU,AMRP,QRGP,CIIB,AK3

proses penting yang bertujuan untuk mengenali dan memahami berbagai faktor yang dapat mengancam keberlanjutan dan profitabilitas underwriting perusahaan asuransi. Ancaman ini dapat datang dari berbagai sumber, baik eksternal maupun internal. Identifikasi yang tepat dapat membantu perusahaan dalam merancang strategi mitigasi yang efektif untuk melindungi laba dan memastikan stabilitas keuangan jangka panjang.

 

1.        MENGINDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP LABA UNDERWRITING :

Dengan mengidentifikasi ancaman ini secara dini, perusahaan asuransi dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengelola risiko dan melindungi laba underwriting mereka

 

Proses identifikasi ancaman terhadap laba underwriting melibatkan langkah-langkah berikut:

a.       Analisis Data Historis dan Tren Pasar: Meninjau data klaim sebelumnya, tren pasar, dan informasi eksternal untuk mengidentifikasi potensi ancaman.

b.       Audit Risiko dan Kepatuhan: Melakukan audit untuk memastikan bahwa proses underwriting berjalan sesuai dengan standar dan kebijakan yang telah ditetapkan.

c.       Pemantauan Risiko: Menggunakan alat analisis dan teknologi terkini untuk memantau risiko secara berkelanjutan, baik dari faktor eksternal (seperti perubahan iklim atau regulasi baru) maupun internal (seperti kesalahan underwriting atau akumulasi risiko).

d.       Pelatihan dan Pengembangan Tim Underwriting: Memberikan pelatihan kepada tim underwriting agar mereka dapat mengenali risiko dengan lebih baik dan mengambil keputusan yang tepat dalam memilih risiko yang akan diterima.

 

1.1.   Konsep Dasar Underwriting dan Laba Underwriting

Underwriting adalah proses penilaian dan seleksi risiko oleh perusahaan asuransi untuk memutuskan:

·         Apakah risiko akan diterima atau ditolak?

·         Berapa besar premi yang tepat?

·         Syarat dan ketentuan polis yang relevan.

 

Tujuan Underwriting:

·         Menyaring risiko yang sesuai dengan toleransi risiko perusahaan.

·         Menentukan tarif premi yang mencerminkan tingkat risiko sesungguhnya.

·         Menjaga keseimbangan portofolio risiko dan menghindari adverse selection.

 

1.2   Komponen Perhitungan Laba Underwriting

Formula Sederhana Laba Underwriting:

 

Laba Underwriting = Premi Diterima – Klaim Dibayar – Biaya Akuisisi – Biaya Operasional Teknis

 

Komponen Utama:

·         Premi Diterima: Pendapatan dari penjualan polis asuransi.

·         Klaim Dibayar: Pengeluaran akibat kejadian yang diasuransikan.

·         Biaya Akuisisi: Komisi agen, broker, biaya marketing.

·         Biaya Operasional Teknis: Biaya untuk proses underwriting, penilaian risiko, audit teknis, dll.

 

Catatan:

Laba underwriting belum termasuk hasil investasi. Itu adalah keuntungan murni dari aktivitas teknis asuransi.

 

1.3   Peran Laba Underwriting dalam Profitabilitas Perusahaan

Mengapa Laba Underwriting Penting?

·         Menjadi indikator utama bahwa bisnis inti asuransi (mengelola risiko) berjalan sehat.

·         Membantu perusahaan asuransi bertahan dalam kondisi pasar yang tidak menguntungkan.

·         Memungkinkan perusahaan tumbuh tanpa terlalu bergantung pada hasil investasi.

·         Menunjukkan efektivitas underwriting, pricing, dan pengelolaan klaim.

 

Target Ideal:

·         Loss Ratio dan Combined Ratio harus berada dalam batas yang sehat agar perusahaan tetap profitable.

Output image

grafik Loss Ratio vs Laba Underwriting dari tahun 2019 hingga 2023. Grafik ini bisa digunakan untuk memperlihatkan hubungan terbalik antara tingkat kerugian (loss ratio) dan keuntungan dari aktivitas teknis asuransi (laba underwriting).

Jika loss ratio naik (misalnya karena klaim meningkat), laba underwriting cenderung turun—dan sebaliknya. Grafik ini sangat cocok digunakan di slide presentasi sebagai visualisasi performa teknis underwriting

 

2.     FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA UNDERWRITING

2.1   Kualitas Seleksi Risiko & Pricing Accuracy

Kualitas Seleksi Risiko

·         Penilaian risiko yang akurat akan menghindarkan perusahaan dari menerima risiko-risiko merugikan.

·         Underwriter yang berpengalaman mampu mengidentifikasi karakteristik risiko, termasuk faktor moral hazard dan physical hazard.

·         Seleksi risiko yang buruk menyebabkan adverse selection, di mana hanya risiko-risiko buruk yang masuk portofolio.

 

Pricing Accuracy

·         Tarif premi harus mencerminkan tingkat risiko aktual yang ditanggung.

·         Underpricing → Premi terlalu rendah, tidak menutup klaim dan biaya → rugi.

·         Overpricing → Polis tidak kompetitif → kehilangan bisnis potensial.

·         Pricing yang akurat mempertimbangkan data historis, prediksi kerugian, dan biaya operasional.

 

2.2   Pengendalian Klaim

Peran Kontrol Klaim dalam Menjaga Laba Underwriting

·         Klaim adalah komponen terbesar dalam perhitungan loss ratio.

·         Proses klaim yang ketat dan transparan mencegah fraud dan overpayment.

·         Investigasi klaim, loss adjuster, dan kebijakan limit/deductible adalah alat kontrol penting.

·         Hubungan erat antara tim klaim dan underwriting penting untuk umpan balik risiko.

 

 Contoh Praktik:

  • Penetapan deductible yang tepat → mengurangi klaim kecil & moral hazard.
  • Penerapan loss prevention pada klien → menurunkan frekuensi klaim.

 

2.3   Manajemen Biaya Akuisisi dan Administrasi

Biaya Akuisisi

  • Komisi agen, broker, dan biaya promosi → langsung mengurangi laba underwriting.
  • Perlu pengelolaan yang seimbang antara insentif distribusi dan efisiensi biaya.
  • Evaluasi kinerja saluran distribusi penting untuk menekan biaya akuisisi yang tidak efektif.

 

Biaya Operasional Teknis

  • Termasuk biaya untuk proses underwriting, sistem IT, audit risiko, pelatihan SDM teknis.
  • Efisiensi operasional akan meningkatkan profitabilitas tanpa mengorbankan kualitas.
  • Penggunaan teknologi (automasi underwriting, AI risk scoring) bisa menekan biaya.

 

2.4   Potensi Ancaman terhadap Laba Underwriting

  1. Underwriting yang Tidak Akurat

Menyebabkan premi tidak sesuai eksposur risiko.

 

  1. Klaim yang Melebihi Estimasi

Klaim besar yang tidak diprediksi memakan laba.

 

  1. Moral Hazard dari Tertanggung

Perilaku tertanggung yang sengaja meningkatkan peluang klaim.

 

  1. Manajemen Risiko Tertanggung yang Buruk

Tidak adanya loss control dari pihak tertanggung.

 

  1. Persaingan Harga (Rate War)

Premi terlalu rendah demi merebut pasar.

 

  1. Biaya Operasional dan Reasuransi yang Tinggi

Margin underwriting tertekan.

 

3.     POTENSI ANCAMAN INTERNAL TEHADAP LABA UNDERWRITING

Ancaman internal merupakan faktor-faktor dari dalam organisasi yang berpotensi menurunkan laba underwriting jika tidak dikelola dengan baik.

 

3.1. Underwriting yang Tidak Akurat (Overestimate/Underestimate Risiko)

Kesalahan dalam penilaian risiko bisa berdampak besar pada profitabilitas.

·         Overestimate risiko → Premi terlalu tinggi → Kehilangan potensi bisnis.

·         Underestimate risiko → Premi terlalu rendah → Klaim besar melebihi premi → Merugi.
Akar masalah: Kurangnya data, ketidakmampuan analisa, atau tools yang tidak mendukung.

 

3.2. Moral Hazard Internal (Fraud, Manipulasi Data Risiko)

Terjadinya fraud dari pihak internal seperti manipulasi informasi risiko demi memenuhi target produksi atau karena konflik kepentingan.

 

Contoh:

·         Mark-up nilai properti agar premi lebih besar.

·         Mengabaikan risiko penting demi mempercepat proses polis.

Risiko: Klaim tak terduga, kerugian besar, reputasi tercoreng.

 

3.3. Ketergantungan pada Broker atau Agen tanpa Kontrol yang Ketat

Ketika perusahaan terlalu mengandalkan broker/agen untuk akuisisi bisnis tanpa sistem kontrol atau validasi mandiri, bisa timbul:

·         Kualitas risiko yang tidak sesuai

·         Risiko adverse selection

 

Dampak: Perusahaan menanggung risiko-risiko buruk karena mengejar volume.

 

3.4.  Sistem IT Underwriting yang Lemah

Sistem IT yang tidak terintegrasi atau usang dapat menyebabkan:

·         Data risiko tidak lengkap/tidak akurat

·         Tidak ada sistem penilaian otomatis

·         Sulit melakukan analisa data historis

 

Dampak: Underwriter membuat keputusan berdasarkan informasi yang tidak valid.

 

3.5. Lemahnya Kontrol Kualitas dalam Proses Underwriting

Tidak adanya second opinion, audit, atau review atas keputusan underwriting dapat menimbulkan kesalahan berulang.

  • Tidak ada SOP atau standar baku
  • Pengambilan keputusan bersifat subjektif

 

Dampak: Inkonstensi antar underwriter, premi tidak mencerminkan risiko, potensi klaim meningkat.

 

3.6  Potensi Ancaman Internal terhadap Laba Underwriting

Beberapa kategori utama:

a.       Kesalahan Underwriting

Seleksi risiko yang buruk atau tidak akurat selama proses underwriting dapat menyebabkan perusahaan mengambil risiko yang lebih tinggi dari yang diantisipasi, yang akhirnya meningkatkan klaim yang lebih besar dari estimasi. Misalnya, menerima aplikasi dengan informasi yang salah atau tidak lengkap, antara lain :

 

·         Penilaian risiko yang tidak akurat

·         Penerapan rate yang terlalu rendah

·         Kurangnya data historis dan Analisa

 

b.       Manajemen Klaim yang Buruk

Jika proses manajemen klaim tidak efisien atau terlalu lambat, perusahaan bisa menghadapi lonjakan klaim yang mengarah pada kerugian finansial. Terlalu banyak klaim yang ditangguhkan atau dibayar lebih dari yang diharapkan dapat mengurangi laba underwriting, misalnya :

·         Proses klaim lambat

·         Kurangnya investigasi klaim

·         Pembayaran klaim yang tidak semestinya

 

c.       Kelemahan Prosedur Operasional

Proses underwriting yang tidak terstandarisasi atau tidak memiliki prosedur yang ketat bisa menyebabkan keputusan underwriting yang tidak tepat. Misalnya, underwriting yang lebih fokus pada volume penjualan daripada kualitas risiko yang diterima, antara lain :

·         SOP yang tidak baku

·         Kurangnya pelatihan SDM

·         Kegagalan sistem IT

 

d.       Manipulasi atau Fraud Internal

Tanpa pengawasan dan audit internal yang memadai, perusahaan asuransi bisa kehilangan kontrol atas proses underwriting, yang dapat membuka peluang bagi kesalahan atau kecurangan. Audit internal yang teratur membantu mendeteksi potensi masalah dan melakukan perbaikan segera, antara lain :

·         Kecurangan karyawan

·         Kolusi dengan tertanggung atau pihak luar

·         Pemalsuan data underwriting/klaim

 

e.         Kesalahan dalam Pricing & Reserving

·         Penetapan premi tidak sesuai risiko

·         Cadangan klaim tidak mencukupi

·         Asumsi aktuaria yang tidak valid

 

f.          Kebijakan Internal yang Lemah

Ketidakmampuan untuk mendeteksi konsentrasi risiko yang berlebihan pada jenis aset atau sektor tertentu dapat menyebabkan kerugian besar jika terjadi klaim besar pada sektor tersebut. Misalnya, terlalu banyak polis yang diterbitkan untuk industri yang sangat terpapar terhadap perubahan pasar atau bencana alam., antara lain :

·         Tidak ada pembatasan risiko agregat

·         Tidak adanya pemantauan portfolio

·         Insentif yang mendorong moral hazard

 

 

4      POTENSI ANCAMAN EKSTERNAL TERHADAP LABA UNDERWRITING

4.1     Perubahan Pola Risiko (Misalnya Akibat Perubahan Iklim, Pandemi)

·        Perubahan iklim yang ekstrem dapat memicu peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam seperti banjir, kebakaran hutan, atau badai. Hal ini dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar pada klaim asuransi.

·        Pandemi seperti COVID-19 dapat memperkenalkan risiko baru dalam bentuk gangguan ekonomi, perawatan kesehatan, atau kerugian bisnis yang belum diperhitungkan dalam model underwriting tradisional.

 

Dampak terhadap Laba Underwriting:

·        Meningkatkan klaim yang tak terduga dan merusak perkiraan risiko.

·        Perusahaan asuransi mungkin harus menaikkan premi untuk menutupi kerugian yang lebih besar, namun ini dapat mengurangi daya saing di pasar.

 

4.2   Persaingan Pasar yang Memicu Penurunan Premi

·        Persaingan antar perusahaan asuransi dapat menyebabkan penurunan premi yang signifikan, yang bertujuan menarik lebih banyak pelanggan.

·        Namun, ini dapat mengarah pada underpricing (penetapan premi yang terlalu rendah), di mana perusahaan asuransi tidak dapat memperoleh cukup pendapatan untuk menutupi klaim dan biaya operasional.

 

Dampak terhadap Laba Underwriting:

Penurunan premi mengurangi margin laba, karena klaim yang datang mungkin lebih besar dari yang diprediksi dengan premi yang lebih rendah.

 

4.3   Fraud dari Pihak Tertanggung

·        Fraud atau kecurangan yang dilakukan oleh pihak tertanggung dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti pemalsuan klaim atau laporan kerugian yang tidak akurat.

·        Ini dapat melibatkan klaim yang dibesar-besarkan, atau bahkan klaim palsu untuk mendapatkan pembayaran yang tidak sah.

 

Dampak terhadap Laba Underwriting:

·        Fraud meningkatkan jumlah klaim yang tidak seharusnya dibayar, yang mengarah pada kerugian finansial bagi perusahaan asuransi.

·        Perusahaan asuransi perlu meningkatkan biaya deteksi dan pencegahan fraud, yang bisa mengurangi laba.

 

4.4   Risiko Akumulasi yang Tidak Terdeteksi (Concentration Risk)

·        Risiko akumulasi terjadi ketika perusahaan asuransi memiliki eksposur risiko yang sangat besar pada satu jenis aset atau sektor. Misalnya, terlalu banyak polis di daerah rawan bencana alam atau sektor industri yang rentan terhadap fluktuasi pasar.

·        Concentration risk dapat terjadi jika tidak terdeteksi dengan baik dalam portofolio underwriting.

 

Dampak terhadap Laba Underwriting:

§   Jika terjadi kejadian besar (misalnya bencana alam, krisis keuangan), klaim yang besar akan mengancam stabilitas keuangan perusahaan.

§   Kerugian bisa sangat besar jika tidak ada diversifikasi risiko yang memadai.

 

4.5   Gangguan Geopolitik atau Regulasi Baru

·        Gangguan geopolitik seperti perang, konflik internasional, atau ketegangan perdagangan dapat mengubah pola risiko dan merusak stabilitas ekonomi global.

·        Regulasi baru seperti perubahan hukum pajak, standar akuntansi, atau peraturan industri asuransi dapat mempengaruhi cara perusahaan beroperasi.

 

Dampak terhadap Laba Underwriting:

·        Geopolitik: Dapat meningkatkan ketidakpastian dalam pasar, memperburuk kerugian bagi perusahaan asuransi yang memiliki eksposur internasional.

·        Regulasi: Membutuhkan biaya kepatuhan yang lebih tinggi dan mungkin memperketat persyaratan underwriting.

 

4.6   Ketidakstabilan Ekonomi (Inflasi Biaya Klaim, Volatilitas Pasar)

·        Inflasi biaya klaim: Meningkatnya biaya material dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memenuhi klaim dapat menyebabkan biaya klaim yang lebih tinggi dari yang diperkirakan.

·        Volatilitas pasar: Fluktuasi nilai tukar mata uang, harga saham, dan komoditas dapat mempengaruhi pendapatan investasi yang digunakan untuk mendukung cadangan perusahaan asuransi.

 

Dampak terhadap Laba Underwriting:

·        Inflasi biaya klaim dapat membuat klaim lebih mahal dari yang diperkirakan, mengurangi margin laba.

·        Volatilitas pasar dapat mengurangi hasil investasi, yang merupakan sumber penting bagi profitabilitas perusahaan asuransi.

 

4.7     Potensi Ancaman lainnya:

a.    Perubahan Tren Teknologi

Kemajuan teknologi, seperti penggunaan data analytics dan AI, jika tidak diadaptasi dengan baik, dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang ketinggalan dalam penerapan teknologi baru untuk proses underwriting dan klaim. Sebaliknya, ketergantungan pada teknologi yang buruk bisa menambah kerugian.

 

b.      Kegagalan dalam Menyesuaikan dengan Pasar Baru

Tidak dapat beradaptasi dengan tren pasar atau kebutuhan pelanggan yang berubah, misalnya dalam hal produk asuransi atau pembaruan kebijakan, dapat merugikan perusahaan asuransi. Pelanggan yang merasa tidak puas dapat beralih ke pesaing yang menawarkan solusi lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.

 

5.   STUDI KASUS ANCAMAN TERHADAP LABA UNDERWRITING

5.1   Studi Kasus Nyata - Kegagalan Underwriting yang Mengakibatkan Kerugian Besar

a.         Kasus: Kegagalan Underwriting di Sektor Asuransi Kebakaran

·         Pada tahun 2017, sebuah perusahaan asuransi besar mengalami kerugian besar akibat kegagalan dalam underwriting polis kebakaran komersial. Perusahaan tersebut gagal memperhitungkan risiko terkait dengan bangunan yang tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran, serta kurangnya pemantauan terhadap perubahan risiko di wilayah tempat usaha beroperasi.

·         Kerugian: Akibat kesalahan underwriting, perusahaan harus membayar klaim besar yang tidak terduga akibat kebakaran besar yang melibatkan banyak bangunan yang sebelumnya dianggap rendah risiko.

 

Penyebab Utama:

§   Penilaian yang salah terhadap risiko kebakaran, karena kurangnya inspeksi fisik yang memadai terhadap properti yang diasuransikan.

§   Underpricing polis kebakaran yang menyebabkan premi tidak cukup untuk menutupi kerugian yang terjadi.

 

b.         Analisis Faktor Penyebab - Mengapa Kegagalan Terjadi?

Faktor Penyebab Utama:

·         Kurangnya Data dan Analisis Risiko yang Tepat

Underwriting didasarkan pada data yang tidak lengkap atau tidak akurat. Misalnya, ada kebijakan yang mengandalkan data historis yang tidak mencerminkan perubahan kondisi bangunan atau daerah yang diasuransikan.

 

·         Underpricing dan Penetapan Premi yang Tidak Tepat

Dalam upaya untuk bersaing di pasar, perusahaan menetapkan premi yang lebih rendah tanpa mempertimbangkan risiko yang lebih tinggi. Hal ini mengurangi margin laba dan mempersiapkan perusahaan untuk kerugian yang lebih besar.

 

·         Proses Underwriting yang Terburu-buru

Dalam upaya untuk menambah jumlah polis dengan cepat, beberapa pemeriksaan risiko yang lebih mendalam diabaikan, sehingga risiko yang lebih tinggi tidak terdeteksi.

 

·         Kegagalan dalam Pemantauan Risiko Secara Berkelanjutan

Perusahaan tidak melakukan evaluasi ulang terhadap risiko yang mungkin berubah setelah polis diterbitkan, terutama terkait dengan perubahan kondisi fisik bangunan atau perubahan lingkungan.

 

c.       Pelajaran yang Bisa Diambil - Meningkatkan Kualitas Underwriting

Pelajaran Utama:

·             Pentingnya Pengumpulan Data yang Akurat dan Lengkap

Data yang lebih komprehensif dan pemeriksaan risiko secara mendalam akan membantu perusahaan dalam menetapkan premi yang lebih tepat, serta mengidentifikasi potensi risiko yang lebih baik.

 

·             Diversifikasi Risiko dan Penetapan Premi yang Realistis

Memastikan bahwa premi yang ditetapkan mencakup risiko yang sebenarnya, dan tidak bergantung pada harga yang lebih rendah untuk menarik pelanggan.

 

·             Proses Underwriting yang Lebih Teliti dan Sistematis

Proses underwriting harus didasarkan pada analisis risiko yang lebih mendalam, termasuk pemeriksaan fisik dan penggunaan teknologi untuk memperkirakan potensi risiko.

 

·             Pemantauan Risiko Secara Berkala

Setelah polis diterbitkan, penting untuk melakukan pemantauan berkelanjutan terhadap risiko dan memperbarui polis sesuai dengan kondisi yang berubah, seperti renovasi bangunan atau perubahan lingkungan.

 

d.       Implementasi Perbaikan dan Keuntungan Jangka Panjang

Solusi yang Diterapkan:

·         Perusahaan memperbaiki prosedur underwriting dengan mengimplementasikan sistem pemantauan risiko berbasis teknologi dan mengadopsi penggunaan data geospasial untuk mengevaluasi risiko kebakaran.

·         Mengintegrasikan analisis data big data dan AI untuk mendeteksi potensi risiko yang sebelumnya tidak terdeteksi.

·         Mengkaji ulang struktur premi untuk memastikan bahwa premi yang ditetapkan sesuai dengan risiko yang dihadapi.

 

Keuntungan Jangka Panjang:

·         Meningkatkan akurasi underwriting, mengurangi tingkat klaim yang tidak terduga, dan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

·         Membangun reputasi perusahaan sebagai penyedia asuransi yang lebih andal dengan model risiko yang lebih transparan dan adil.

5.2   Formulir Identifikasi Potensi Ancaman terhadap Laba Underwriting

Divisi/Departemen           : __________________________
Nama Pengisi Form         : __________________________
Jabatan                             : __________________________
Tanggal Pengisian            : __________________________

Bagian A – Identifikasi Potensi Ancaman

No

Kategori Ancaman

Uraian Ancaman Spesifik

Area Terdampak

Potensi Dampak (Rendah /Sedang /Tinggi)

Tindakan yang Direkomendasikan

1

Risiko Seleksi Risiko

Contoh: Over-insuring risiko tinggi tanpa mitigasi yang memadai

Property

Tinggi

Review ulang guideline UW

2

Ketidaksesuaian Tarif

Tarif premi terlalu rendah untuk jenis risiko tertentu

Marine Cargo

Sedang

Evaluasi ulang tarif teknis

3

Kurangnya Data Pendukung

Proposal masuk tanpa data loss history

Engineering

Tinggi

Wajibkan data pendukung minimum

4

Perubahan Regulasi

Regulasi baru mempengaruhi kebijakan UW

Liability

Sedang

Update internal policy & pelatihan

5

Penurunan Kualitas Reasuransi

Kapasitas atau dukungan reasuransi menurun

Semua Lini

Tinggi

Negosiasi ulang treaty

6

Risiko Moral

Indikasi fraud oleh tertanggung atau broker

Kredit

Tinggi

Perkuat screening & investigasi

7

Persaingan Pasar Tidak Sehat

Pesaing menawarkan premi dumping

Semua Lini

Sedang

Edukasi pasar & diferensiasi produk

8

Ketidakakuratan Data Underwriting

Data salah input, atau asumsi tidak valid

Property

Sedang

Audit dan kontrol dokumen

9

Underwriter Kurang Pengalaman

Keputusan tidak sesuai dengan prinsip UW

Semua Lini

Tinggi

Pelatihan & supervisi intensif

10

Ketergantungan pada Sumber Bisnis Tertentu

Dominasi bisnis dari satu broker/agen

Semua Lini

Sedang

Diversifikasi channel pemasaran

 

Bagian B – Ringkasan Evaluasi Risiko

a.       Ancaman dengan Dampak Paling Tinggi:

a.

b.       Rencana Mitigasi Prioritas Tinggi:

b.

c.       Perlu Dukungan dari Divisi/Manajemen (ya/tidak):

c.

Tanda Tangan & Persetujuan

Pengisi Form
Nama                    : _______________________
Tanda Tangan        : ________________
Tanggal                  : _____________________

Supervisor/Manajer Underwriting
Nama                    : _______________________
Tanda Tangan        : ________________
Tanggal                  : _____________________

 

6.     STRATRGI MENGANTISIPASI DAN MENGENDALIKAN ANCAMAN

6.1   Penguatan Proses Seleksi Risiko

Proses seleksi risiko adalah langkah pertama dalam underwriting yang sangat penting untuk memastikan bahwa perusahaan asuransi hanya menerima risiko yang dapat dikelola dengan baik. Penguatan proses seleksi risiko mencakup evaluasi yang lebih mendalam dan cermat terhadap faktor-faktor risiko, termasuk kondisi fisik, data historis, dan potensi risiko di masa depan.

 

Strategi:

·        Pemeriksaan lebih mendalam terhadap setiap aplikasi asuransi, termasuk inspeksi fisik (misalnya, untuk polis kebakaran atau properti).

·        Pemanfaatan teknologi seperti drone untuk inspeksi atau perangkat IoT untuk pemantauan kondisi properti.

·        Penyusunan kriteria seleksi yang lebih ketat untuk memfilter risiko yang tidak dapat diterima.

 

Dampak: Mengurangi jumlah risiko yang tidak terkelola dengan baik, meminimalkan klaim yang tidak diinginkan, dan menjaga keseimbangan keuangan perusahaan.

 

6.2   Audit Internal Underwriting

Audit internal underwriting adalah proses untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa semua keputusan underwriting yang dibuat oleh perusahaan sesuai dengan kebijakan, prosedur, dan standar risiko yang telah ditetapkan.

 

Strategi:

§   Pelaksanaan audit rutin terhadap kebijakan underwriting untuk memastikan kepatuhan terhadap standar internal dan regulasi yang berlaku.

§   Evaluasi kembali proses underwriting untuk mengidentifikasi area yang dapat diperbaiki, seperti kesalahan dalam penilaian risiko atau pengaturan premi.

§   Audit independen oleh pihak ketiga untuk memberikan pandangan objektif tentang kebijakan underwriting.

 

Dampak: Memperbaiki kualitas keputusan underwriting dan mengidentifikasi celah-celah yang mungkin menyebabkan kerugian di masa depan.

 

6.3   Penggunaan Data Analytics dan AI dalam Underwriting

Penggunaan data analytics dan AI (Artificial Intelligence) dalam underwriting memungkinkan perusahaan asuransi untuk memproses data besar secara lebih efisien dan mendapatkan wawasan yang lebih akurat dalam menilai risiko.

 

Strategi:

·        Model prediktif untuk mengidentifikasi pola risiko dan memprediksi potensi klaim di masa depan.

·        Pemanfaatan data besar (big data) untuk menilai variabel risiko yang lebih luas, seperti tren ekonomi, perubahan cuaca, dan data perilaku pelanggan.

·        Sistem otomatisasi underwriting berbasis AI yang dapat memberikan keputusan lebih cepat dan lebih akurat, mengurangi kemungkinan kesalahan manusia.

 

Dampak: Mempercepat proses underwriting, meningkatkan akurasi penilaian risiko, dan membantu perusahaan dalam menyesuaikan premi dengan lebih tepat sesuai profil risiko.

 

6.4   Pembatasan Akumulasi Risiko

Pembatasan akumulasi risiko adalah strategi untuk memastikan bahwa perusahaan asuransi tidak memiliki terlalu banyak eksposur risiko yang terkonsentrasi dalam satu area atau sektor, seperti wilayah geografis atau jenis industri tertentu.

 

Strategi:

·        Penerapan batas maksimum eksposur risiko dalam satu area atau sektor tertentu untuk menghindari akumulasi klaim besar akibat kejadian besar (misalnya, bencana alam).

·        Diversifikasi portofolio dengan menambah berbagai jenis produk asuransi atau memperluas wilayah operasional untuk mengurangi ketergantungan pada satu segmen pasar.

·        Pengawasan risiko secara real-time untuk mendeteksi akumulasi risiko dan melakukan penyesuaian segera.

 

Dampak: Mengurangi potensi kerugian besar yang dapat disebabkan oleh akumulasi klaim, serta meningkatkan stabilitas keuangan perusahaan.

 

6.5   Reasuransi sebagai Mitigasi Risiko Besar

Reasuransi adalah metode mitigasi risiko yang digunakan oleh perusahaan asuransi untuk membagi sebagian dari risiko mereka dengan perusahaan reasuransi, sehingga beban klaim besar tidak menimpa perusahaan asuransi secara langsung.

 

Strategi:

·        Pembelian reasuransi proportional (pro-rata) atau non-proportional (excess of loss) untuk menutupi klaim besar yang melebihi ambang batas tertentu.

·        Penyusunan kontrak reasuransi yang jelas dengan penyesuaian limit dan cakupan sesuai dengan profil risiko perusahaan.

·        Pengawasan dan evaluasi kontrak reasuransi secara berkala untuk memastikan kesesuaian dengan perubahan risiko dan kebutuhan perusahaan.

 

Dampak: Mengurangi beban klaim besar yang dapat mengganggu keuangan perusahaan, serta memberikan perlindungan tambahan terhadap risiko luar biasa yang tidak dapat diprediksi.

 

 

7.     INDIKATOR KINERJA UNDERWRITING DAN MONITORING

Dengan memonitor loss ratio, combined ratio, dan expense ratio serta KPIs yang relevan seperti underwriting profit, hit rate, turnaround time, quality of risk, dan customer satisfaction, perusahaan asuransi dapat mengukur kinerja underwriting mereka dan memastikan bahwa tim underwriting beroperasi secara efisien dan menguntungkan

 

7.1   Loss Ratio, Combined Ratio, Expense Ratio

a.         Loss Ratio

·         Definisi: Loss ratio mengukur perbandingan antara total klaim yang dibayar dan total premi yang diterima oleh perusahaan asuransi. Ini menunjukkan sejauh mana perusahaan menanggung kerugian dari polis asuransi yang dijual.

·         Formula:

    • Indikator:

-         Loss ratio yang tinggi (di atas 60-70%) dapat menunjukkan bahwa perusahaan membayar klaim yang terlalu banyak dibandingkan dengan premi yang diterima, yang mungkin mengarah pada kerugian.

-         Loss ratio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan mengelola klaim dengan baik dan memiliki margin keuntungan yang lebih besar.

 

b.       Combined Ratio

·         Definisi: Combined ratio adalah gabungan dari loss ratio dan expense ratio, yang mengukur seberapa efisien perusahaan asuransi dalam mengelola biaya dan klaim.

·         Formula:

·         Indikator:

-         Combined ratio di bawah 100% menunjukkan perusahaan menghasilkan keuntungan underwriting (biaya klaim dan operasional lebih rendah daripada premi yang diterima).

-         Jika lebih dari 100%, perusahaan mengalami kerugian underwriting meskipun mungkin mendapatkan keuntungan dari investasi.

 

c.        Expense Ratio

·         Definisi: Expense ratio mengukur biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan asuransi untuk memperoleh premi dan mengelola klaim.

·         Formula:

·         Indikator:

-         Expense ratio yang tinggi bisa menunjukkan perusahaan memiliki biaya operasional yang tidak efisien, yang dapat mengurangi profitabilitas.

-         Expense ratio yang rendah menunjukkan efisiensi operasional yang lebih tinggi.

 

7.2   KPI Monitoring untuk Tim Underwriting

Key Performance Indicators (KPIs) untuk Underwriting:

a.       Underwriting Profit (Keuntungan Underwriting):

·         Mengukur laba yang dihasilkan dari proses underwriting setelah dikurangi klaim dan biaya terkait.

·         Indikator: Memastikan bahwa tim underwriting tidak hanya fokus pada volume polis, tetapi juga pada kualitas risiko yang diambil.

 

b.       Hit Rate (Rasio Penutupan):

·         Persentase aplikasi yang disetujui dibandingkan dengan aplikasi yang diterima. Rasio ini mengukur efisiensi tim underwriting dalam memproses aplikasi dengan benar.

·         Indikator: Hit rate yang terlalu rendah mungkin menunjukkan bahwa seleksi risiko terlalu ketat, sementara hit rate yang terlalu tinggi mungkin menunjukkan risiko underwriting yang lebih tinggi.

 

c.       Turnaround Time (Waktu Penyelesaian):

·         Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses underwriting dari penerimaan aplikasi hingga keputusan diterima. Hal ini menunjukkan efisiensi tim underwriting dalam menangani aplikasi.

·         Indikator: Waktu penyelesaian yang lama bisa menunjukkan proses yang tidak efisien atau terlalu banyaknya aplikasi yang tidak diproses dengan cepat.

 

d.       Quality of Risk (Kualitas Risiko):

·         Mengukur kualitas risiko yang diterima oleh tim underwriting berdasarkan klaim yang diajukan setelah polis diterbitkan.

·         Indikator: Menilai seberapa baik tim underwriting memilih risiko dengan menilai klaim yang datang setelah polis diterbitkan. Tingkat klaim yang tinggi menunjukkan bahwa tim mungkin mengambil risiko yang lebih besar dari yang seharusnya.

 

e.       Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan):

·         Mengukur tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan proses underwriting dan kecepatan penerbitan polis.

·         Indikator: Kepuasan pelanggan yang tinggi menunjukkan bahwa tim underwriting tidak hanya efisien, tetapi juga menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan.

 

 

7.3    Contoh Form KPI Monitoring untuk Tim Underwriting

Formulir Key Performance Indicators (KPIs) - Departemen Underwriting

Nama Karyawan               : ___________________________________
Jabatan                             : __________________________________________
Periode Penilaian             : _________________________________
Atasan Penilai                   : ____________________________________

Kriteria Penilaian

No

KPI

Bobot (%)

Target

Realisasi

Skor (0-100)

Nilai Akhir (Bobot x Skor)

1

Ketepatan Waktu Penyelesaian Proses Underwriting

15%

[X Hari]

[Y Hari]

[ ]

[ ]

2

Tingkat Akurasi Analisis Risiko

15%

≥ 95% Akurat

[ ]%

[ ]

[ ]

3

Jumlah Proposal yang Diproses

10%

[Jumlah Target]

[Jumlah Realisasi]

[ ]

[ ]

4

Rasio Loss Ratio Portofolio

15%

≤ 60%

[ ]%

[ ]

[ ]

5

Jumlah Risiko Ditolak karena Tidak Layak

10%

[Target]

[ ]

[ ]

[ ]

6

Penerapan Ketentuan Underwriting Sesuai SOP

10%

100% Sesuai

[ ]%

[ ]

[ ]

7

Komunikasi & Koordinasi dengan Departemen Lain

10%

Baik

[ ]

[ ]

[ ]

8

Kontribusi terhadap Inisiatif Peningkatan Proses

5%

Aktif

[ ]

[ ]

[ ]

9

Kepuasan Agen / Mitra terhadap Proses Underwriting

5%

≥ 80% Puas

[ ]%

[ ]

[ ]

10

Kepatuhan terhadap Regulasi & Ketentuan OJK

5%

100%

[ ]

[ ]

[ ]

Total Nilai Akhir: __________ / 100


📝 Catatan Penilai / Feedback:





Tanda Tangan

Karyawan yang Dinilai
Nama                    : _______________________
Tanda Tangan        : ________________
Tanggal                  : _____________________

Atasan Penilai
Nama                    : _______________________
Tanda Tangan        : ________________
Tanggal                  : _____________________

 

 

8.     DISKUSI & LATIHAN IDETIFIKASI ANCAMAN

Diskusi dan latihan ini membantu untuk lebih tajam dalam mengidentifikasi potensi ancaman terhadap laba underwriting dan memberikan panduan praktis tentang bagaimana mitigasi bisa diterapkan dalam proses underwriting

 

8.1   Simulasi Identifikasi Ancaman - Studi Kasus Fiktif

Deskripsi Kasus:

Skenario: Perusahaan asuransi X baru saja menerima sejumlah polis baru di sektor properti komersial, namun baru-baru ini perusahaan menyadari adanya peningkatan klaim yang tidak terduga terkait kebakaran pada beberapa bangunan. Klaim ini datang dari properti yang terletak di area yang sebelumnya dianggap rendah risiko. Beberapa perusahaan pesaing juga mengalami hal serupa.

 

Ancaman yang Ditemui:

§   Kegagalan dalam mengidentifikasi risiko kebakaran yang sebenarnya, baik karena kurangnya inspeksi fisik ataupun perubahan kondisi lingkungan (misalnya, daerah yang rentan terhadap kebakaran karena kekeringan).

§   Potensi kerugian akibat ketidakakuratan dalam penetapan premi untuk properti tersebut.

§   Persaingan yang semakin ketat di pasar asuransi properti yang mungkin mempengaruhi penetapan harga dan standar underwriting.

 

Tujuan Simulasi:

·        Mengidentifikasi potensi ancaman terhadap laba underwriting dari kejadian tersebut.

·        Menilai dan menganalisis risiko yang mungkin tidak terdeteksi sebelumnya oleh tim underwriting.

 

8.2   Diskusi dan Identifikasi Ancaman

a.    Langkah 1: Identifikasi Ancaman

·         Diskusikan dengan peserta untuk menentukan potensi ancaman yang mungkin terlibat dalam kasus tersebut.

·         Beberapa contoh ancaman yang mungkin diidentifikasi:

-         Perubahan Risiko (Seperti Kekeringan yang Meningkatkan Risiko Kebakaran): Area yang sebelumnya dianggap aman kini menghadapi potensi risiko kebakaran lebih tinggi karena perubahan iklim atau kondisi cuaca ekstrem.

-         Kesalahan dalam Penilaian Risiko: Underwriting yang dilakukan tanpa inspeksi fisik yang memadai atau hanya mengandalkan data historis yang mungkin sudah tidak relevan.

-         Persaingan Harga di Pasar: Penurunan premi yang ditetapkan untuk menarik pelanggan, mengabaikan risiko yang lebih besar, yang berujung pada klaim yang tidak terkontrol.

 

b.       Langkah 2: Diskusi Kelompok

·         Bagilah peserta menjadi kelompok kecil dan minta mereka untuk mendiskusikan dan mengidentifikasi ancaman lebih lanjut yang mungkin belum terdeteksi.

·         Setiap kelompok mempresentasikan temuan mereka dan memberikan solusi atau langkah mitigasi yang bisa diambil untuk menghadapi ancaman tersebut.

 

c.       Langkah 3: Penyusunan Rencana Tindak Lanjut

·         Diskusikan dengan seluruh peserta bagaimana cara mengimplementasikan solusi yang ditemukan, serta pemantauan risiko di masa depan untuk mencegah terjadinya ancaman yang serupa.

 

9        Referensi Bacaan:

  • Swiss Re Institute – Sigma Reports, https://www.swissre.com/institute/research/sigma-research.html, (Laporan terkini tentang tren underwriting dan tantangannya)
  • OECD – Insurance Statistics, https://www.oecd.org/insurance/ (Data statistik dan analisis pasar asuransi global)
  • “Fundamentals of Risk and Insurance” oleh Emmett J. Vaughan, Buku klasik yang membahas konsep risiko dan asuransi, termasuk proses underwriting.
  • “Underwriting Principles and Controls” – oleh CPCU Society, Materi profesional CPCU terkait manajemen risiko underwriting.
  • Laporan tahunan perusahaan asuransi besar (misal: Allianz, AXA, Chubb


 

Related Posts

ANCAMAN TERHADAP LABA UNDERWRITING PERUSAHAAN ASURANSI - Disampaikan : Ir. Sudarno Hardjo Saparto AAIK,ICPU,ICBU,AMRP,QRGP,CIIB,AK3
4/ 5
Oleh