ANCAMAN TERHADAP LABA UNDERWRITING PERUSAHAAN ASURANSI
Disampaikan : Ir. Sudarno Hardjo Saparto AAIK,ICPU,ICBU,AMRP,QRGP,CIIB,AK3
proses
penting yang bertujuan untuk mengenali dan memahami berbagai faktor yang dapat
mengancam keberlanjutan dan profitabilitas underwriting perusahaan asuransi.
Ancaman ini dapat datang dari berbagai sumber, baik eksternal maupun internal.
Identifikasi yang tepat dapat membantu perusahaan dalam merancang strategi
mitigasi yang efektif untuk melindungi laba dan memastikan stabilitas keuangan
jangka panjang.
1.
MENGINDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP LABA
UNDERWRITING :
Dengan mengidentifikasi ancaman ini secara dini,
perusahaan asuransi dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengelola
risiko dan melindungi laba underwriting mereka
Proses identifikasi ancaman terhadap laba
underwriting melibatkan langkah-langkah berikut:
a. Analisis
Data Historis dan Tren Pasar: Meninjau data klaim sebelumnya, tren pasar, dan
informasi eksternal untuk mengidentifikasi potensi ancaman.
b. Audit
Risiko dan Kepatuhan: Melakukan audit untuk memastikan bahwa proses
underwriting berjalan sesuai dengan standar dan kebijakan yang telah
ditetapkan.
c. Pemantauan
Risiko: Menggunakan alat analisis dan teknologi terkini untuk memantau risiko
secara berkelanjutan, baik dari faktor eksternal (seperti perubahan iklim atau
regulasi baru) maupun internal (seperti kesalahan underwriting atau akumulasi
risiko).
d. Pelatihan
dan Pengembangan Tim Underwriting: Memberikan pelatihan kepada tim underwriting agar
mereka dapat mengenali risiko dengan lebih baik dan mengambil keputusan yang
tepat dalam memilih risiko yang akan diterima.
1.1. Konsep Dasar Underwriting
dan Laba Underwriting
Underwriting
adalah proses penilaian dan seleksi risiko oleh perusahaan asuransi
untuk memutuskan:
·
Apakah risiko akan diterima atau ditolak?
·
Berapa besar premi yang tepat?
·
Syarat dan ketentuan polis yang relevan.
Tujuan Underwriting:
·
Menyaring risiko yang sesuai dengan toleransi
risiko perusahaan.
·
Menentukan tarif premi yang mencerminkan tingkat
risiko sesungguhnya.
·
Menjaga keseimbangan portofolio risiko dan
menghindari adverse selection.
1.2 Komponen Perhitungan Laba
Underwriting
Formula Sederhana Laba
Underwriting:
Laba
Underwriting = Premi Diterima – Klaim Dibayar – Biaya Akuisisi – Biaya
Operasional Teknis
Komponen Utama:
·
Premi Diterima: Pendapatan dari penjualan polis
asuransi.
·
Klaim Dibayar: Pengeluaran akibat kejadian
yang diasuransikan.
·
Biaya Akuisisi: Komisi agen, broker, biaya
marketing.
·
Biaya Operasional Teknis: Biaya
untuk proses underwriting, penilaian risiko, audit teknis, dll.
Catatan:
Laba
underwriting belum termasuk hasil investasi. Itu adalah keuntungan murni
dari aktivitas teknis asuransi.
1.3 Peran Laba Underwriting dalam
Profitabilitas Perusahaan
Mengapa Laba Underwriting
Penting?
·
Menjadi indikator utama bahwa bisnis inti asuransi
(mengelola risiko) berjalan sehat.
·
Membantu perusahaan asuransi bertahan dalam kondisi
pasar yang tidak menguntungkan.
·
Memungkinkan perusahaan tumbuh tanpa terlalu
bergantung pada hasil investasi.
·
Menunjukkan efektivitas underwriting, pricing,
dan pengelolaan klaim.
Target Ideal:
·
Loss Ratio dan Combined Ratio harus berada dalam batas
yang sehat agar perusahaan tetap profitable.
grafik Loss Ratio vs Laba Underwriting
dari tahun 2019 hingga 2023. Grafik ini bisa digunakan untuk memperlihatkan
hubungan terbalik antara tingkat
kerugian (loss ratio) dan keuntungan dari aktivitas teknis asuransi (laba underwriting).
Jika loss
ratio naik (misalnya karena klaim meningkat), laba underwriting cenderung
turun—dan sebaliknya. Grafik ini sangat cocok digunakan di slide presentasi
sebagai visualisasi performa teknis underwriting
2. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA
UNDERWRITING
2.1 Kualitas Seleksi Risiko &
Pricing Accuracy
Kualitas Seleksi Risiko
·
Penilaian risiko yang akurat akan
menghindarkan perusahaan dari menerima risiko-risiko merugikan.
·
Underwriter yang berpengalaman mampu mengidentifikasi
karakteristik risiko, termasuk faktor moral hazard dan physical hazard.
·
Seleksi risiko yang buruk menyebabkan adverse
selection, di mana hanya risiko-risiko buruk yang masuk portofolio.
Pricing Accuracy
·
Tarif premi harus mencerminkan tingkat risiko
aktual yang ditanggung.
·
Underpricing → Premi terlalu rendah, tidak
menutup klaim dan biaya → rugi.
·
Overpricing → Polis tidak kompetitif →
kehilangan bisnis potensial.
·
Pricing yang akurat mempertimbangkan data historis,
prediksi kerugian, dan biaya operasional.
2.2 Pengendalian Klaim
Peran Kontrol Klaim dalam
Menjaga Laba Underwriting
·
Klaim adalah komponen terbesar dalam perhitungan loss
ratio.
·
Proses klaim yang ketat dan transparan mencegah
fraud dan overpayment.
·
Investigasi klaim, loss adjuster, dan kebijakan
limit/deductible adalah alat kontrol penting.
·
Hubungan erat antara tim klaim dan underwriting
penting untuk umpan balik risiko.
Contoh Praktik:
- Penetapan
deductible yang tepat → mengurangi klaim kecil & moral hazard.
- Penerapan
loss prevention pada klien → menurunkan frekuensi klaim.
2.3 Manajemen Biaya Akuisisi dan
Administrasi
Biaya Akuisisi
- Komisi
agen, broker, dan biaya promosi → langsung mengurangi laba underwriting.
- Perlu
pengelolaan yang seimbang antara insentif distribusi dan efisiensi biaya.
- Evaluasi
kinerja saluran distribusi penting untuk menekan biaya akuisisi yang tidak
efektif.
Biaya Operasional Teknis
- Termasuk
biaya untuk proses underwriting, sistem IT, audit risiko, pelatihan SDM
teknis.
- Efisiensi
operasional akan meningkatkan profitabilitas tanpa mengorbankan kualitas.
- Penggunaan
teknologi (automasi underwriting, AI risk scoring) bisa menekan biaya.
2.4 Potensi Ancaman terhadap Laba
Underwriting
- Underwriting
yang Tidak Akurat
Menyebabkan
premi tidak sesuai eksposur risiko.
- Klaim
yang Melebihi Estimasi
Klaim besar
yang tidak diprediksi memakan laba.
- Moral
Hazard dari Tertanggung
Perilaku
tertanggung yang sengaja meningkatkan peluang klaim.
- Manajemen
Risiko Tertanggung yang Buruk
Tidak
adanya loss control dari pihak tertanggung.
- Persaingan
Harga (Rate War)
Premi
terlalu rendah demi merebut pasar.
- Biaya
Operasional dan Reasuransi yang Tinggi
Margin
underwriting tertekan.
3. POTENSI ANCAMAN INTERNAL
TEHADAP LABA UNDERWRITING
Ancaman
internal merupakan faktor-faktor dari dalam organisasi yang berpotensi
menurunkan laba underwriting jika tidak dikelola dengan baik.
3.1. Underwriting yang Tidak
Akurat (Overestimate/Underestimate Risiko)
Kesalahan dalam penilaian risiko bisa berdampak
besar pada profitabilitas.
·
Overestimate risiko → Premi
terlalu tinggi → Kehilangan potensi bisnis.
·
Underestimate risiko → Premi
terlalu rendah → Klaim besar melebihi premi → Merugi.
Akar masalah: Kurangnya data, ketidakmampuan analisa, atau tools yang
tidak mendukung.
3.2. Moral Hazard Internal (Fraud,
Manipulasi Data Risiko)
Terjadinya
fraud dari pihak internal seperti manipulasi informasi risiko demi memenuhi
target produksi atau karena konflik kepentingan.
Contoh:
·
Mark-up nilai properti agar premi lebih besar.
·
Mengabaikan risiko penting demi mempercepat proses
polis.
Risiko: Klaim tak
terduga, kerugian besar, reputasi tercoreng.
3.3. Ketergantungan pada Broker atau Agen tanpa
Kontrol yang Ketat
Ketika
perusahaan terlalu mengandalkan broker/agen untuk akuisisi bisnis tanpa sistem
kontrol atau validasi mandiri, bisa timbul:
·
Kualitas risiko yang tidak sesuai
·
Risiko adverse selection
Dampak: Perusahaan menanggung risiko-risiko buruk karena
mengejar volume.
3.4. Sistem
IT Underwriting yang Lemah
Sistem IT yang tidak terintegrasi atau usang dapat
menyebabkan:
·
Data risiko tidak lengkap/tidak akurat
·
Tidak ada sistem penilaian otomatis
·
Sulit melakukan analisa data historis
Dampak:
Underwriter membuat keputusan berdasarkan informasi yang tidak valid.
3.5. Lemahnya Kontrol Kualitas dalam Proses
Underwriting
Tidak
adanya second opinion, audit, atau review atas keputusan underwriting dapat
menimbulkan kesalahan berulang.
- Tidak
ada SOP atau standar baku
- Pengambilan
keputusan bersifat subjektif
Dampak:
Inkonstensi antar underwriter, premi tidak mencerminkan risiko, potensi klaim
meningkat.
3.6 Potensi Ancaman Internal
terhadap Laba Underwriting
Beberapa kategori utama:
a. Kesalahan
Underwriting
Seleksi
risiko yang buruk atau tidak akurat selama proses underwriting dapat
menyebabkan perusahaan mengambil risiko yang lebih tinggi dari yang
diantisipasi, yang akhirnya meningkatkan klaim yang lebih besar dari estimasi.
Misalnya, menerima aplikasi dengan informasi yang salah atau tidak lengkap,
antara lain :
·
Penilaian risiko yang tidak akurat
·
Penerapan rate yang terlalu rendah
·
Kurangnya data historis dan Analisa
b. Manajemen
Klaim yang Buruk
Jika proses
manajemen klaim tidak efisien atau terlalu lambat, perusahaan bisa menghadapi
lonjakan klaim yang mengarah pada kerugian finansial. Terlalu banyak klaim yang
ditangguhkan atau dibayar lebih dari yang diharapkan dapat mengurangi laba
underwriting, misalnya :
·
Proses klaim lambat
·
Kurangnya investigasi klaim
·
Pembayaran klaim yang tidak semestinya
c.
Kelemahan Prosedur Operasional
Proses
underwriting yang tidak terstandarisasi atau tidak memiliki prosedur yang ketat
bisa menyebabkan keputusan underwriting yang tidak tepat. Misalnya,
underwriting yang lebih fokus pada volume penjualan daripada kualitas risiko
yang diterima, antara lain :
·
SOP yang tidak baku
·
Kurangnya pelatihan SDM
·
Kegagalan sistem IT
d.
Manipulasi atau Fraud Internal
Tanpa
pengawasan dan audit internal yang memadai, perusahaan asuransi bisa kehilangan
kontrol atas proses underwriting, yang dapat membuka peluang bagi kesalahan
atau kecurangan. Audit internal yang teratur membantu mendeteksi potensi
masalah dan melakukan perbaikan segera, antara lain :
·
Kecurangan karyawan
·
Kolusi dengan tertanggung atau pihak luar
·
Pemalsuan data underwriting/klaim
e.
Kesalahan dalam Pricing & Reserving
·
Penetapan premi tidak sesuai risiko
·
Cadangan klaim tidak mencukupi
·
Asumsi aktuaria yang tidak valid
f.
Kebijakan Internal yang Lemah
Ketidakmampuan
untuk mendeteksi konsentrasi risiko yang berlebihan pada jenis aset atau sektor
tertentu dapat menyebabkan kerugian besar jika terjadi klaim besar pada sektor
tersebut. Misalnya, terlalu banyak polis yang diterbitkan untuk industri yang
sangat terpapar terhadap perubahan pasar atau bencana alam., antara lain :
·
Tidak ada pembatasan risiko agregat
·
Tidak adanya pemantauan portfolio
·
Insentif yang mendorong moral hazard
4 POTENSI ANCAMAN EKSTERNAL TERHADAP LABA
UNDERWRITING
4.1 Perubahan
Pola Risiko (Misalnya Akibat Perubahan Iklim, Pandemi)
·
Perubahan iklim yang ekstrem dapat memicu
peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam seperti banjir, kebakaran
hutan, atau badai. Hal ini dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar pada
klaim asuransi.
·
Pandemi seperti COVID-19 dapat memperkenalkan
risiko baru dalam bentuk gangguan ekonomi, perawatan kesehatan, atau kerugian
bisnis yang belum diperhitungkan dalam model underwriting tradisional.
Dampak terhadap Laba Underwriting:
·
Meningkatkan klaim yang tak terduga dan merusak
perkiraan risiko.
·
Perusahaan asuransi mungkin harus menaikkan premi
untuk menutupi kerugian yang lebih besar, namun ini dapat mengurangi daya saing
di pasar.
4.2 Persaingan Pasar yang Memicu
Penurunan Premi
·
Persaingan antar perusahaan asuransi dapat
menyebabkan penurunan premi yang signifikan, yang bertujuan menarik lebih
banyak pelanggan.
·
Namun, ini dapat mengarah pada underpricing
(penetapan premi yang terlalu rendah), di mana perusahaan asuransi tidak dapat
memperoleh cukup pendapatan untuk menutupi klaim dan biaya operasional.
Dampak
terhadap Laba Underwriting:
Penurunan
premi mengurangi margin laba, karena klaim yang datang mungkin lebih besar dari
yang diprediksi dengan premi yang lebih rendah.
4.3 Fraud dari Pihak Tertanggung
·
Fraud atau kecurangan yang dilakukan oleh pihak
tertanggung dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti pemalsuan klaim atau
laporan kerugian yang tidak akurat.
·
Ini dapat melibatkan klaim yang dibesar-besarkan,
atau bahkan klaim palsu untuk mendapatkan pembayaran yang tidak sah.
Dampak terhadap Laba Underwriting:
·
Fraud meningkatkan jumlah klaim yang tidak
seharusnya dibayar, yang mengarah pada kerugian finansial bagi perusahaan
asuransi.
·
Perusahaan asuransi perlu meningkatkan biaya
deteksi dan pencegahan fraud, yang bisa mengurangi laba.
4.4 Risiko Akumulasi yang Tidak
Terdeteksi (Concentration Risk)
·
Risiko akumulasi terjadi ketika perusahaan asuransi
memiliki eksposur risiko yang sangat besar pada satu jenis aset atau sektor.
Misalnya, terlalu banyak polis di daerah rawan bencana alam atau sektor
industri yang rentan terhadap fluktuasi pasar.
·
Concentration risk dapat
terjadi jika tidak terdeteksi dengan baik dalam portofolio underwriting.
Dampak
terhadap Laba Underwriting:
§ Jika
terjadi kejadian besar (misalnya bencana alam, krisis keuangan), klaim yang
besar akan mengancam stabilitas keuangan perusahaan.
§ Kerugian
bisa sangat besar jika tidak ada diversifikasi risiko yang memadai.
4.5 Gangguan Geopolitik atau
Regulasi Baru
·
Gangguan geopolitik seperti
perang, konflik internasional, atau ketegangan perdagangan dapat mengubah pola
risiko dan merusak stabilitas ekonomi global.
·
Regulasi baru seperti perubahan hukum pajak,
standar akuntansi, atau peraturan industri asuransi dapat mempengaruhi cara
perusahaan beroperasi.
Dampak
terhadap Laba Underwriting:
·
Geopolitik: Dapat meningkatkan ketidakpastian dalam pasar,
memperburuk kerugian bagi perusahaan asuransi yang memiliki eksposur
internasional.
·
Regulasi: Membutuhkan biaya kepatuhan yang lebih tinggi dan
mungkin memperketat persyaratan underwriting.
4.6 Ketidakstabilan Ekonomi (Inflasi Biaya Klaim,
Volatilitas Pasar)
·
Inflasi biaya klaim:
Meningkatnya biaya material dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memenuhi
klaim dapat menyebabkan biaya klaim yang lebih tinggi dari yang diperkirakan.
·
Volatilitas pasar: Fluktuasi nilai tukar mata
uang, harga saham, dan komoditas dapat mempengaruhi pendapatan investasi yang
digunakan untuk mendukung cadangan perusahaan asuransi.
Dampak terhadap Laba Underwriting:
·
Inflasi biaya klaim dapat membuat klaim lebih mahal
dari yang diperkirakan, mengurangi margin laba.
·
Volatilitas pasar dapat mengurangi hasil investasi,
yang merupakan sumber penting bagi profitabilitas perusahaan asuransi.
4.7 Potensi
Ancaman lainnya:
a. Perubahan Tren Teknologi
Kemajuan
teknologi, seperti penggunaan data analytics dan AI, jika tidak diadaptasi
dengan baik, dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang ketinggalan dalam
penerapan teknologi baru untuk proses underwriting dan klaim. Sebaliknya,
ketergantungan pada teknologi yang buruk bisa menambah kerugian.
b. Kegagalan dalam Menyesuaikan dengan Pasar Baru
Tidak dapat
beradaptasi dengan tren pasar atau kebutuhan pelanggan yang berubah, misalnya
dalam hal produk asuransi atau pembaruan kebijakan, dapat merugikan perusahaan
asuransi. Pelanggan yang merasa tidak puas dapat beralih ke pesaing yang
menawarkan solusi lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
5. STUDI KASUS
ANCAMAN TERHADAP LABA UNDERWRITING
5.1 Studi Kasus
Nyata - Kegagalan Underwriting yang Mengakibatkan Kerugian Besar
a.
Kasus: Kegagalan Underwriting di Sektor Asuransi
Kebakaran
·
Pada tahun 2017, sebuah perusahaan asuransi besar
mengalami kerugian besar akibat kegagalan dalam underwriting polis kebakaran
komersial. Perusahaan tersebut gagal memperhitungkan risiko terkait dengan
bangunan yang tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran, serta kurangnya
pemantauan terhadap perubahan risiko di wilayah tempat usaha beroperasi.
·
Kerugian: Akibat kesalahan underwriting, perusahaan harus
membayar klaim besar yang tidak terduga akibat kebakaran besar yang melibatkan
banyak bangunan yang sebelumnya dianggap rendah risiko.
Penyebab Utama:
§
Penilaian yang salah terhadap risiko kebakaran,
karena kurangnya inspeksi fisik yang memadai terhadap properti yang
diasuransikan.
§
Underpricing polis kebakaran yang menyebabkan premi
tidak cukup untuk menutupi kerugian yang terjadi.
b.
Analisis Faktor Penyebab - Mengapa Kegagalan
Terjadi?
Faktor
Penyebab Utama:
·
Kurangnya Data dan Analisis Risiko yang Tepat
Underwriting
didasarkan pada data yang tidak lengkap atau tidak akurat. Misalnya, ada
kebijakan yang mengandalkan data historis yang tidak mencerminkan perubahan
kondisi bangunan atau daerah yang diasuransikan.
·
Underpricing dan Penetapan Premi yang Tidak Tepat
Dalam upaya
untuk bersaing di pasar, perusahaan menetapkan premi yang lebih rendah tanpa
mempertimbangkan risiko yang lebih tinggi. Hal ini mengurangi margin laba dan
mempersiapkan perusahaan untuk kerugian yang lebih besar.
·
Proses Underwriting yang Terburu-buru
Dalam upaya
untuk menambah jumlah polis dengan cepat, beberapa pemeriksaan risiko yang lebih
mendalam diabaikan, sehingga risiko yang lebih tinggi tidak terdeteksi.
·
Kegagalan dalam Pemantauan Risiko Secara
Berkelanjutan
Perusahaan
tidak melakukan evaluasi ulang terhadap risiko yang mungkin berubah setelah
polis diterbitkan, terutama terkait dengan perubahan kondisi fisik bangunan
atau perubahan lingkungan.
c. Pelajaran
yang Bisa Diambil - Meningkatkan Kualitas Underwriting
Pelajaran
Utama:
·
Pentingnya Pengumpulan Data yang Akurat dan Lengkap
Data yang
lebih komprehensif dan pemeriksaan risiko secara mendalam akan membantu
perusahaan dalam menetapkan premi yang lebih tepat, serta mengidentifikasi
potensi risiko yang lebih baik.
·
Diversifikasi Risiko dan Penetapan Premi yang
Realistis
Memastikan
bahwa premi yang ditetapkan mencakup risiko yang sebenarnya, dan tidak
bergantung pada harga yang lebih rendah untuk menarik pelanggan.
·
Proses Underwriting yang Lebih Teliti dan
Sistematis
Proses
underwriting harus didasarkan pada analisis risiko yang lebih mendalam,
termasuk pemeriksaan fisik dan penggunaan teknologi untuk memperkirakan potensi
risiko.
·
Pemantauan Risiko Secara Berkala
Setelah
polis diterbitkan, penting untuk melakukan pemantauan berkelanjutan terhadap
risiko dan memperbarui polis sesuai dengan kondisi yang berubah, seperti
renovasi bangunan atau perubahan lingkungan.
d.
Implementasi Perbaikan dan Keuntungan Jangka
Panjang
Solusi yang
Diterapkan:
·
Perusahaan memperbaiki prosedur underwriting dengan
mengimplementasikan sistem pemantauan risiko berbasis teknologi dan mengadopsi
penggunaan data geospasial untuk mengevaluasi risiko kebakaran.
·
Mengintegrasikan analisis data big data dan AI
untuk mendeteksi potensi risiko yang sebelumnya tidak terdeteksi.
·
Mengkaji ulang struktur premi untuk memastikan
bahwa premi yang ditetapkan sesuai dengan risiko yang dihadapi.
Keuntungan
Jangka Panjang:
·
Meningkatkan akurasi underwriting, mengurangi
tingkat klaim yang tidak terduga, dan meningkatkan profitabilitas perusahaan.
·
Membangun reputasi perusahaan sebagai penyedia asuransi
yang lebih andal dengan model risiko yang lebih transparan dan adil.
5.2 Formulir
Identifikasi Potensi Ancaman terhadap Laba Underwriting
Divisi/Departemen : __________________________
Nama Pengisi Form : __________________________
Jabatan :
__________________________
Tanggal Pengisian :
__________________________
Bagian A – Identifikasi Potensi Ancaman
No |
Kategori Ancaman |
Uraian Ancaman Spesifik |
Area Terdampak |
Potensi Dampak (Rendah /Sedang
/Tinggi) |
Tindakan yang
Direkomendasikan |
1 |
Risiko Seleksi Risiko |
Contoh: Over-insuring risiko tinggi tanpa
mitigasi yang memadai |
Property |
Tinggi |
Review ulang guideline UW |
2 |
Ketidaksesuaian Tarif |
Tarif premi terlalu rendah untuk jenis
risiko tertentu |
Marine Cargo |
Sedang |
Evaluasi ulang tarif teknis |
3 |
Kurangnya Data Pendukung |
Proposal masuk tanpa data loss history |
Engineering |
Tinggi |
Wajibkan data pendukung minimum |
4 |
Perubahan Regulasi |
Regulasi baru mempengaruhi kebijakan UW |
Liability |
Sedang |
Update internal policy & pelatihan |
5 |
Penurunan Kualitas Reasuransi |
Kapasitas atau dukungan reasuransi menurun |
Semua Lini |
Tinggi |
Negosiasi ulang treaty |
6 |
Risiko Moral |
Indikasi fraud oleh tertanggung atau broker |
Kredit |
Tinggi |
Perkuat screening & investigasi |
7 |
Persaingan Pasar Tidak Sehat |
Pesaing menawarkan premi dumping |
Semua Lini |
Sedang |
Edukasi pasar & diferensiasi produk |
8 |
Ketidakakuratan Data Underwriting |
Data salah input, atau asumsi tidak valid |
Property |
Sedang |
Audit dan kontrol dokumen |
9 |
Underwriter Kurang Pengalaman |
Keputusan tidak sesuai dengan prinsip UW |
Semua Lini |
Tinggi |
Pelatihan & supervisi intensif |
10 |
Ketergantungan pada Sumber Bisnis Tertentu |
Dominasi bisnis dari satu broker/agen |
Semua Lini |
Sedang |
Diversifikasi channel pemasaran |
Bagian B – Ringkasan Evaluasi Risiko
a. Ancaman dengan Dampak Paling Tinggi:
b. Rencana Mitigasi Prioritas Tinggi:
c. Perlu Dukungan dari Divisi/Manajemen (ya/tidak):
Tanda Tangan & Persetujuan
Pengisi
Form
Nama : _______________________
Tanda Tangan : ________________
Tanggal :
_____________________
Supervisor/Manajer
Underwriting
Nama :
_______________________
Tanda Tangan : ________________
Tanggal :
_____________________
6. STRATRGI MENGANTISIPASI DAN
MENGENDALIKAN ANCAMAN
6.1 Penguatan Proses Seleksi
Risiko
Proses
seleksi risiko adalah langkah pertama dalam underwriting yang sangat penting
untuk memastikan bahwa perusahaan asuransi hanya menerima risiko yang dapat
dikelola dengan baik. Penguatan proses seleksi risiko mencakup evaluasi yang
lebih mendalam dan cermat terhadap faktor-faktor risiko, termasuk kondisi
fisik, data historis, dan potensi risiko di masa depan.
Strategi:
·
Pemeriksaan lebih mendalam terhadap
setiap aplikasi asuransi, termasuk inspeksi fisik (misalnya, untuk polis
kebakaran atau properti).
·
Pemanfaatan teknologi seperti
drone untuk inspeksi atau perangkat IoT untuk pemantauan kondisi properti.
·
Penyusunan kriteria seleksi yang lebih ketat untuk memfilter
risiko yang tidak dapat diterima.
Dampak:
Mengurangi jumlah risiko yang tidak terkelola dengan baik, meminimalkan klaim
yang tidak diinginkan, dan menjaga keseimbangan keuangan perusahaan.
6.2 Audit Internal Underwriting
Audit
internal underwriting adalah proses untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa
semua keputusan underwriting yang dibuat oleh perusahaan sesuai dengan
kebijakan, prosedur, dan standar risiko yang telah ditetapkan.
Strategi:
§ Pelaksanaan
audit rutin terhadap kebijakan underwriting untuk memastikan kepatuhan terhadap
standar internal dan regulasi yang berlaku.
§ Evaluasi
kembali proses underwriting untuk mengidentifikasi area yang dapat diperbaiki,
seperti kesalahan dalam penilaian risiko atau pengaturan premi.
§ Audit independen oleh pihak
ketiga untuk memberikan pandangan objektif tentang kebijakan underwriting.
Dampak:
Memperbaiki kualitas keputusan underwriting dan mengidentifikasi celah-celah
yang mungkin menyebabkan kerugian di masa depan.
6.3 Penggunaan Data Analytics dan
AI dalam Underwriting
Penggunaan data
analytics dan AI (Artificial Intelligence) dalam underwriting
memungkinkan perusahaan asuransi untuk memproses data besar secara lebih
efisien dan mendapatkan wawasan yang lebih akurat dalam menilai risiko.
Strategi:
·
Model prediktif untuk mengidentifikasi pola
risiko dan memprediksi potensi klaim di masa depan.
·
Pemanfaatan data besar (big data)
untuk menilai variabel risiko yang lebih luas, seperti tren ekonomi, perubahan
cuaca, dan data perilaku pelanggan.
·
Sistem otomatisasi underwriting berbasis AI yang dapat
memberikan keputusan lebih cepat dan lebih akurat, mengurangi kemungkinan
kesalahan manusia.
Dampak:
Mempercepat proses underwriting, meningkatkan akurasi penilaian risiko, dan
membantu perusahaan dalam menyesuaikan premi dengan lebih tepat sesuai profil
risiko.
6.4 Pembatasan Akumulasi Risiko
Pembatasan
akumulasi risiko adalah strategi untuk memastikan bahwa perusahaan asuransi
tidak memiliki terlalu banyak eksposur risiko yang terkonsentrasi dalam satu
area atau sektor, seperti wilayah geografis atau jenis industri tertentu.
Strategi:
·
Penerapan batas maksimum eksposur risiko dalam satu
area atau sektor tertentu untuk menghindari akumulasi klaim besar akibat
kejadian besar (misalnya, bencana alam).
·
Diversifikasi portofolio dengan
menambah berbagai jenis produk asuransi atau memperluas wilayah operasional
untuk mengurangi ketergantungan pada satu segmen pasar.
·
Pengawasan risiko secara real-time untuk mendeteksi
akumulasi risiko dan melakukan penyesuaian segera.
Dampak:
Mengurangi potensi kerugian besar yang dapat disebabkan oleh akumulasi klaim,
serta meningkatkan stabilitas keuangan perusahaan.
6.5 Reasuransi sebagai Mitigasi
Risiko Besar
Reasuransi adalah
metode mitigasi risiko yang digunakan oleh perusahaan asuransi untuk membagi
sebagian dari risiko mereka dengan perusahaan reasuransi, sehingga beban klaim
besar tidak menimpa perusahaan asuransi secara langsung.
Strategi:
·
Pembelian reasuransi proportional (pro-rata)
atau non-proportional (excess of loss) untuk menutupi klaim besar yang
melebihi ambang batas tertentu.
·
Penyusunan kontrak reasuransi yang jelas
dengan penyesuaian limit dan cakupan sesuai dengan profil risiko perusahaan.
·
Pengawasan dan evaluasi kontrak reasuransi secara
berkala untuk memastikan kesesuaian dengan perubahan risiko dan kebutuhan
perusahaan.
Dampak:
Mengurangi beban klaim besar yang dapat mengganggu keuangan perusahaan, serta
memberikan perlindungan tambahan terhadap risiko luar biasa yang tidak dapat
diprediksi.
7. INDIKATOR KINERJA
UNDERWRITING DAN MONITORING
Dengan
memonitor loss ratio, combined ratio, dan expense ratio serta KPIs yang
relevan seperti underwriting profit, hit rate, turnaround time, quality of
risk, dan customer satisfaction, perusahaan asuransi dapat mengukur
kinerja underwriting mereka dan memastikan bahwa tim underwriting beroperasi
secara efisien dan menguntungkan
7.1 Loss Ratio,
Combined Ratio, Expense Ratio
a.
Loss Ratio
·
Definisi: Loss ratio mengukur perbandingan antara total
klaim yang dibayar dan total premi yang diterima oleh perusahaan asuransi. Ini
menunjukkan sejauh mana perusahaan menanggung kerugian dari polis asuransi yang
dijual.
·
Formula:
- Indikator:
-
Loss ratio yang tinggi (di atas 60-70%) dapat
menunjukkan bahwa perusahaan membayar klaim yang terlalu banyak dibandingkan
dengan premi yang diterima, yang mungkin mengarah pada kerugian.
-
Loss ratio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan
mengelola klaim dengan baik dan memiliki margin keuntungan yang lebih besar.
b.
Combined Ratio
·
Definisi: Combined ratio adalah gabungan dari loss ratio
dan expense ratio, yang mengukur seberapa efisien perusahaan asuransi dalam
mengelola biaya dan klaim.
·
Formula:
·
Indikator:
-
Combined ratio di bawah 100% menunjukkan perusahaan
menghasilkan keuntungan underwriting (biaya klaim dan operasional lebih rendah
daripada premi yang diterima).
-
Jika lebih dari 100%, perusahaan mengalami kerugian
underwriting meskipun mungkin mendapatkan keuntungan dari investasi.
c.
Expense Ratio
·
Definisi: Expense ratio mengukur biaya operasional yang
dikeluarkan perusahaan asuransi untuk memperoleh premi dan mengelola klaim.
·
Formula:
·
Indikator:
-
Expense ratio yang tinggi bisa menunjukkan
perusahaan memiliki biaya operasional yang tidak efisien, yang dapat mengurangi
profitabilitas.
-
Expense ratio yang rendah menunjukkan efisiensi
operasional yang lebih tinggi.
7.2 KPI
Monitoring untuk Tim Underwriting
Key
Performance Indicators (KPIs) untuk Underwriting:
a.
Underwriting Profit (Keuntungan Underwriting):
·
Mengukur laba yang dihasilkan dari proses
underwriting setelah dikurangi klaim dan biaya terkait.
·
Indikator: Memastikan bahwa tim underwriting tidak hanya
fokus pada volume polis, tetapi juga pada kualitas risiko yang diambil.
b.
Hit Rate (Rasio Penutupan):
·
Persentase aplikasi yang disetujui dibandingkan
dengan aplikasi yang diterima. Rasio ini mengukur efisiensi tim underwriting
dalam memproses aplikasi dengan benar.
·
Indikator: Hit rate yang terlalu rendah mungkin menunjukkan
bahwa seleksi risiko terlalu ketat, sementara hit rate yang terlalu tinggi
mungkin menunjukkan risiko underwriting yang lebih tinggi.
c.
Turnaround Time (Waktu Penyelesaian):
·
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses
underwriting dari penerimaan aplikasi hingga keputusan diterima. Hal ini
menunjukkan efisiensi tim underwriting dalam menangani aplikasi.
·
Indikator: Waktu penyelesaian yang lama bisa menunjukkan
proses yang tidak efisien atau terlalu banyaknya aplikasi yang tidak diproses
dengan cepat.
d.
Quality of Risk (Kualitas Risiko):
·
Mengukur kualitas risiko yang diterima oleh tim
underwriting berdasarkan klaim yang diajukan setelah polis diterbitkan.
·
Indikator: Menilai seberapa baik tim underwriting memilih
risiko dengan menilai klaim yang datang setelah polis diterbitkan. Tingkat
klaim yang tinggi menunjukkan bahwa tim mungkin mengambil risiko yang lebih
besar dari yang seharusnya.
e.
Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan):
·
Mengukur tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan
proses underwriting dan kecepatan penerbitan polis.
·
Indikator: Kepuasan pelanggan yang tinggi menunjukkan bahwa
tim underwriting tidak hanya efisien, tetapi juga menjaga hubungan yang baik
dengan pelanggan.
7.3 Contoh Form KPI Monitoring untuk Tim
Underwriting
Formulir Key Performance Indicators (KPIs) -
Departemen Underwriting
Nama
Karyawan : ___________________________________
Jabatan :
__________________________________________
Periode Penilaian :
_________________________________
Atasan Penilai :
____________________________________
Kriteria Penilaian
No |
KPI |
Bobot (%) |
Target |
Realisasi |
Skor (0-100) |
Nilai Akhir (Bobot x
Skor) |
1 |
Ketepatan Waktu Penyelesaian Proses
Underwriting |
15% |
[X Hari] |
[Y Hari] |
[ ] |
[ ] |
2 |
Tingkat Akurasi Analisis Risiko |
15% |
≥ 95% Akurat |
[ ]% |
[ ] |
[ ] |
3 |
Jumlah Proposal yang Diproses |
10% |
[Jumlah Target] |
[Jumlah Realisasi] |
[ ] |
[ ] |
4 |
Rasio Loss Ratio Portofolio |
15% |
≤ 60% |
[ ]% |
[ ] |
[ ] |
5 |
Jumlah Risiko Ditolak karena Tidak Layak |
10% |
[Target] |
[ ] |
[ ] |
[ ] |
6 |
Penerapan Ketentuan Underwriting Sesuai SOP |
10% |
100% Sesuai |
[ ]% |
[ ] |
[ ] |
7 |
Komunikasi & Koordinasi dengan
Departemen Lain |
10% |
Baik |
[ ] |
[ ] |
[ ] |
8 |
Kontribusi terhadap Inisiatif Peningkatan
Proses |
5% |
Aktif |
[ ] |
[ ] |
[ ] |
9 |
Kepuasan Agen / Mitra terhadap Proses
Underwriting |
5% |
≥ 80% Puas |
[ ]% |
[ ] |
[ ] |
10 |
Kepatuhan terhadap Regulasi & Ketentuan
OJK |
5% |
100% |
[ ] |
[ ] |
[ ] |
Total Nilai
Akhir: __________ / 100
📝 Catatan Penilai / Feedback:
Tanda Tangan
Karyawan
yang Dinilai
Nama :
_______________________
Tanda Tangan : ________________
Tanggal :
_____________________
Atasan
Penilai
Nama :
_______________________
Tanda Tangan : ________________
Tanggal :
_____________________
8. DISKUSI & LATIHAN IDETIFIKASI
ANCAMAN
Diskusi dan
latihan ini membantu untuk lebih tajam dalam mengidentifikasi potensi ancaman
terhadap laba underwriting dan memberikan panduan praktis tentang bagaimana
mitigasi bisa diterapkan dalam proses underwriting
8.1 Simulasi
Identifikasi Ancaman - Studi Kasus Fiktif
Deskripsi Kasus:
Skenario:
Perusahaan asuransi X baru saja menerima sejumlah polis baru di sektor properti
komersial, namun baru-baru ini perusahaan menyadari adanya peningkatan klaim
yang tidak terduga terkait kebakaran pada beberapa bangunan. Klaim ini datang
dari properti yang terletak di area yang sebelumnya dianggap rendah risiko.
Beberapa perusahaan pesaing juga mengalami hal serupa.
Ancaman yang Ditemui:
§
Kegagalan dalam mengidentifikasi risiko kebakaran
yang sebenarnya, baik karena kurangnya inspeksi fisik ataupun perubahan kondisi
lingkungan (misalnya, daerah yang rentan terhadap kebakaran karena kekeringan).
§
Potensi kerugian akibat ketidakakuratan dalam
penetapan premi untuk properti tersebut.
§
Persaingan yang semakin ketat di pasar asuransi
properti yang mungkin mempengaruhi penetapan harga dan standar underwriting.
Tujuan Simulasi:
·
Mengidentifikasi potensi ancaman terhadap laba
underwriting dari kejadian tersebut.
·
Menilai dan menganalisis risiko yang mungkin tidak
terdeteksi sebelumnya oleh tim underwriting.
8.2 Diskusi dan Identifikasi
Ancaman
a. Langkah 1: Identifikasi Ancaman
·
Diskusikan dengan peserta untuk menentukan potensi
ancaman yang mungkin terlibat dalam kasus tersebut.
·
Beberapa contoh ancaman yang mungkin
diidentifikasi:
-
Perubahan Risiko (Seperti Kekeringan yang
Meningkatkan Risiko Kebakaran): Area yang sebelumnya dianggap aman kini
menghadapi potensi risiko kebakaran lebih tinggi karena perubahan iklim atau
kondisi cuaca ekstrem.
-
Kesalahan dalam Penilaian Risiko:
Underwriting yang dilakukan tanpa inspeksi fisik yang memadai atau hanya
mengandalkan data historis yang mungkin sudah tidak relevan.
-
Persaingan Harga di Pasar: Penurunan
premi yang ditetapkan untuk menarik pelanggan, mengabaikan risiko yang lebih
besar, yang berujung pada klaim yang tidak terkontrol.
b. Langkah 2:
Diskusi Kelompok
·
Bagilah peserta menjadi kelompok kecil dan minta
mereka untuk mendiskusikan dan mengidentifikasi ancaman lebih lanjut yang
mungkin belum terdeteksi.
·
Setiap kelompok mempresentasikan temuan mereka dan
memberikan solusi atau langkah mitigasi yang bisa diambil untuk menghadapi
ancaman tersebut.
c.
Langkah 3: Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
·
Diskusikan dengan seluruh peserta bagaimana cara mengimplementasikan
solusi yang ditemukan, serta pemantauan risiko di masa depan untuk mencegah
terjadinya ancaman yang serupa.
9 Referensi Bacaan:
- Swiss
Re Institute – Sigma Reports, https://www.swissre.com/institute/research/sigma-research.html, (Laporan terkini tentang tren
underwriting dan tantangannya)
- OECD –
Insurance Statistics, https://www.oecd.org/insurance/ (Data statistik dan analisis pasar
asuransi global)
- “Fundamentals
of Risk and Insurance” oleh Emmett J. Vaughan, Buku klasik yang membahas konsep risiko
dan asuransi, termasuk proses underwriting.
- “Underwriting Principles and Controls” – oleh CPCU Society, Materi profesional CPCU terkait manajemen risiko underwriting.
- Laporan tahunan perusahaan asuransi besar (misal: Allianz, AXA, Chubb