Menyadari Dampak Kesalahan Akuntansi terhadap
Hasil Underwriting
Dalam industri asuransi, keberhasilan perusahaan dalam menjaga kesehatan
keuangan sangat bergantung pada dua pilar utama: underwriting yang
cermat dan akuntansi yang akurat. Seringkali,
kesalahan dalam pencatatan akuntansi dianggap sebagai urusan teknis keuangan
semata. Padahal, realitasnya jauh lebih dalam: kesalahan akuntansi
dapat secara langsung memengaruhi hasil underwriting dan keputusan bisnis yang
diambil manajemen.
🔍 Apa Itu Underwriting dan Mengapa Akuntansi
Penting?
Underwriting adalah proses penilaian risiko dan penetapan
syarat polis asuransi, termasuk premi, retensi risiko, dan perlindungan
tambahan. Proses ini membutuhkan data yang andal dan akurat,
khususnya dari laporan keuangan.
Di sinilah akuntansi berperan penting. Melalui pencatatan yang tepat atas:
· Pendapatan
premi (earned premium),
· Cadangan
klaim (OCR dan IBNR),
· Cadangan
premi yang belum menjadi hak (UPR),
underwriter bisa membaca hasil teknis secara objektif.
Namun, ketika terjadi kesalahan akuntansi—baik disengaja maupun tidak—maka
data dasar untuk pengambilan keputusan menjadi cacat.
⚠️ Dampak Kesalahan Akuntansi terhadap Underwriting
1. Distorsi Hasil Analisis Risiko
Jika cadangan klaim dicatat terlalu kecil, maka rasio klaim (loss ratio)
terlihat rendah, padahal kenyataannya perusahaan masih memiliki beban klaim
tersembunyi. Ini bisa menyesatkan underwriter dalam mengevaluasi segmen risiko.
2. Kesalahan Penetapan Tarif Premi
Tarif premi yang ditetapkan didasarkan pada data historis dan tren kerugian.
Jika data ini tidak mencerminkan beban klaim sebenarnya, maka premi akan
underpriced, menyebabkan kerugian di masa depan.
3. Ilusi Profitabilitas
Kesalahan pencatatan yang menyebabkan laba underwriting tampak tinggi dapat
menimbulkan persepsi palsu bahwa bisnis berjalan baik. Akibatnya, manajemen
bisa menetapkan dividen yang tidak sehat, melakukan ekspansi yang agresif, atau
menurunkan kewaspadaan terhadap risiko.
4. Pengambilan Keputusan Retensi
Risiko yang Keliru
Jika hasil underwriting terlihat terlalu positif karena data akuntansi yang
salah, perusahaan bisa keliru dalam mengambil keputusan menahan risiko terlalu
besar (retensi tinggi) dan tidak membeli reasuransi secara memadai.
🛡️ Strategi Pencegahan
Agar underwriter tidak terjebak pada data yang menyesatkan, perusahaan
asuransi perlu:
· Melakukan
rekonsiliasi berkala antara underwriting, klaim, dan akuntansi,
· Memberikan
pelatihan akuntansi dasar bagi underwriter agar memahami arti
cadangan teknis dan prinsip pengakuan pendapatan,
· Menerapkan
audit internal berbasis risiko terhadap proses pencadangan dan
pelaporan klaim,
· Memastikan
pengendalian internal yang ketat dalam pencatatan akuntansi
teknis.
🧭 Penutup: Kesadaran Lintas Fungsi
Kesalahan akuntansi bukan hanya risiko tim keuangan. Dalam konteks asuransi,
dampaknya menjalar ke underwriting, manajemen risiko, hingga
profitabilitas perusahaan.
Akurasi laporan keuangan adalah fondasi keputusan underwriting yang
sehat.
Sudah saatnya para profesional underwriting dan keuangan menyadari bahwa
mereka bukan dua dunia yang berbeda, melainkan satu kesatuan yang saling
menopang.