DAFTAR ISI
1.1. Contoh Proposal Solusi perlindungan
Bisnis
1.2. Script
Presentasi Pendekatan Empatik untuk Penawaran Asuransi
2.1. Tujuan Utama Pedoman Pemasaran 3
2.2. Perbedaan Menjual Produk vs Menjual Solusi
2.3. Mindset: Klien Tidak Menolak Produk, Mereka Menolak
Cara Kita Menawarkan
bab iii MEMAHAMI
APA YANG DIANGGAP “TAK TERTOLAK” OLEH KLIEN
3.1. Apa yang Klien Benar-benar Butuhkan (Proteksi, Bukan
Polis)
3.2. Jenis-Jenis Daya Tarik Penawaran yang Kuat
3.3. Tanda-Tanda Penawaran Tidak Menarik (Versi Klien)
bab iv MENYUSUN NILAI PENAWARAN YANG
MELEKAT DIPIKIRAN KLIEN
4.1. Prinsip Don't Sell Coverage, Sell Value
4.2. Menyusun Value Proposition yang Menggigit
4.3. Format Value: Proteksi – Proses – Pelayanan –
Pemberdayaan
4.4 Menyesuaikan Penawaran dengan Industri Klien
4.5 Perbandingan – Penawaran Standar vs Penawaran Solusi
bab v KOMPONEN KUNCI PENAWARAN TIDAK
TERTOLAK
5.1. Bahasa Visual & Emosional dalam Proposal
5.2. Menyisipkan Studi Kasus atau Testimoni Relevan
5.3. Bonus Layanan: Audit Gratis, Pelatihan Risiko, SLA
5.4 Memberi Simulasi, Bukan Janji
5.5 Menutup dengan Opsi, Bukan Tekanan
bab vi LATIHAN
PENYUSUNAN PENAWARAN
6.1. Tugas – Pilih 1 Produk Jaminan → Susun Penawaran
6.2. Template Struktur Proposal “Tidak Bisa Ditolak”
6.3. Latihan Simulasi Presentasi Penawaran
6.4 Peer Review DAN
Umpan Balik Konstruktif
6.5. Template Proposal Penawaran Jaminan Asuransi
6.6. Form Evaluasi Peer Review Simulasi Penawaran
bab vii STRATEGI KOMUNIKASI SAAT
MENYAMPAIKAN PENAWARAN
7.1. Bahasa Tubuh, Nada Bicara, dan Timing yang Mempengaruhi
Keputusan
7.2. Tanda Klien Tertarik Diam-Diam (Mikroekspresi)
bab viii PENUTUP DAN KOMITMEN AKSI
8.1. Ringkasan Strategi Penawaran Tidak Tertolak
bab iX OUTPUT PEDOMAN PEMASARAN 3
9.1. Dokumen Penawaran Asuransi Berbasis Nilai
9.2. Menyusun Proposal Jaminan yang Memikat Hati
9.3. template dokumen penawaran asuransi berbasis nilai
9.4 PENAWARAN DENGAN PENDEKATAN EMPATIK, TIDAK MENEKAN
9.5. Template
Proposal Jaminan yang Menarik
9.6. Simulasi
Studi Kasus Industri
9.7. Format
Presentasi Penawaran ringkas
9.8. Checklist
10 Indikator "Penawaran Tidak Tertolak"Format
BAB I PENDAHULUAN
Dalam dunia pemasaran asuransi, proposal yang baik
bukan sekadar menjelaskan polis. Proposal yang tidak bisa ditolak adalah
penawaran yang membuat calon klien merasa dipahami, dilindungi, dan dihargai.
Bukan didesak membeli—tetapi merasa “ini solusi yang saya butuhkan.”
Berikut ini adalah langkah-langkah dan prinsip
utama untuk menciptakan penawaran seperti itu:
1). Pahami Dulu Masalah dan Kebutuhan Bisnis Klien
Sebelum bicara soal polis, dengarkan dulu
ceritanya. Gali:
·
Apa
kekhawatiran terbesar klien dalam menjalankan usahanya?
·
Risiko
seperti apa yang bisa mengganggu cashflow, reputasi, atau kelangsungan
operasional?
·
Apakah
mereka pernah mengalami kejadian buruk di masa lalu?
·
Apa saja
yang menurut mereka "tidak boleh sampai terjadi"?
Contoh
Jangan
langsung menawarkan polis “Business Interruption”.
Gali dulu: “Apa dampaknya
kalau pabrik Bapak tidak bisa beroperasi 1 bulan?”
2). Gunakan
Bahasa yang Membumi dan Emosional
Banyak proposal asuransi terlalu teknis dan
berjarak. Padahal klien mengambil keputusan bukan hanya pakai logika, tapi juga
emosi dan rasa aman.
Gunakan bahasa yang:
·
Mudah
dipahami, tidak terlalu banyak istilah
underwriting
·
Empatik, seolah Anda benar-benar ingin bantu, bukan jualan
·
Menggugah
urgensi tanpa menakut-nakuti
Contoh:
“Polis ini menjamin kebakaran dan risiko
tambahan lainnya.”
“Kami ingin memastikan bahwa meski risiko
seperti kebakaran terjadi, usaha Bapak tetap berjalan dan tidak kehilangan
kepercayaan dari pelanggan besar.”
3). Tawarkan Solusi, Bukan Produk
Jangan jual produk. Jual rasa
aman dan kelangsungan bisnis.
Ubah pendekatan dari “fitur
polis” menjadi “manfaat strategis”.
Produk Teknis |
Diubah Menjadi Solusi |
Property All Risk |
Melindungi aset utama agar
bisnis tidak lumpuh |
Business Interruption |
Menjaga arus kas tetap
hidup saat pabrik berhenti |
Contractor All Risk |
Memberi jaminan kepastian
proyek selesai tepat waktu |
Marine Cargo |
Menjamin barang kiriman
aman sampai tujuan |
4). Gunakan
Bukti Sosial dan Studi Kasus Nyata
Orang lebih percaya bukti dari pihak ketiga.
Gunakan:
·
Testimoni
klien yang pernah tertolong saat klaim
·
Studi kasus
singkat tentang kejadian risiko dan bagaimana proteksi asuransi menyelamatkan
bisnis
·
Referensi
atau portofolio klien yang pernah ditangani (jika diizinkan)
5). Sertakan Simulasi Risiko dan Dampak Finansialnya
Calon klien sering menunda beli karena tidak
menyadari dampak riilnya. Tunjukkan:
·
Jika pabrik
berhenti 3 minggu, potensi kerugian: Rp ___ juta
·
Jika ada
kecelakaan kerja, potensi biaya hukum & kompensasi: Rp ___
·
Jika barang
kiriman rusak, potensi hilang pelanggan: ___
Lalu bandingkan dengan nilai premi per tahun
yang relatif kecil.
6). Sertakan
Bonus atau Nilai Tambah Non-Finansial
Tawarkan yang membuat proposal
terasa lebih bernilai tanpa menurunkan premi, seperti:
·
Free risk
survey
·
Pendampingan
saat klaim
·
Layanan
24/7 untuk risiko kritis
·
Workshop
mitigasi risiko untuk tim internal klien
·
Konsultasi
desain perlindungan tahunan
7). Akhiri
dengan Ajakan Kolaboratif, Bukan Tekanan
Penutupan yang memaksa justru membuat calon klien
menjauh. Gunakan pendekatan “kolaborasi”, bukan “transaksi”.
Contoh:
“Kami siap menyesuaikan skema perlindungan ini agar
benar-benar sesuai dengan karakter bisnis Bapak.
Jika Bapak bersedia, kami bisa duduk bersama untuk menyempurnakan strategi
perlindungan usaha ini.”
Kesimpulan:
Penawaran asuransi yang tidak
bisa ditolak adalah:
·
Spesifik
untuk kebutuhan dan risiko klien
·
Disampaikan
dengan empati dan bahasa yang membumi
·
Fokus pada solusi,
bukan polis
·
Memuat nilai
tambah, bukan hanya nilai premi
·
Ditutup
dengan ajakan membangun keamanan bisnis bersama
1.1 Contoh Proposal Solusi perlindungan
Bisnis
Disusun oleh: PT
pasopati insurance Broker
Disampaikan
kepada: [Nama Calon Klien]
Tanggal:
[Tanggal Proposal]
1). Pemahaman Kami terhadap Bisnis Anda
Kami memahami bahwa [Nama Perusahaan
Klien] adalah perusahaan yang bergerak di bidang [industri]. Kegiatan
operasional yang kompleks serta ketergantungan terhadap aset penting menjadikan
perlindungan risiko sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari strategi
kelangsungan usaha.
2). Risiko-Risiko Utama yang Perlu Diantisipasi
Berdasarkan
hasil diskusi dan pemahaman kami, berikut adalah risiko strategis yang perlu
mendapatkan perhatian:
Risiko |
Dampak Potensial |
Kebakaran Pabrik |
Penghentian produksi, kerugian
aset, kehilangan pelanggan |
Kerusakan Mesin |
Downtime produksi, biaya
perbaikan tinggi |
Bencana Alam |
Kerusakan properti, distribusi
terganggu |
3). Solusi Perlindungan yang Direkomendasikan
Kami menawarkan
perlindungan asuransi yang disesuaikan dengan profil risiko bisnis Anda sebagai
berikut:
Perlindungan |
Tujuan Strategis |
Limit yang Direkomendasikan |
Property All Risk |
Melindungi aset utama dari risiko
fisik |
Rp xx.xxx.xxx.xxx |
Business Interruption |
Menjaga cash flow saat gangguan
operasional |
Rp xx.xxx.xxx.xxx |
Machinery Breakdown |
Menjamin mesin penting tetap
beroperasi |
Rp xx.xxx.xxx.xxx |
4). Nilai Tambah bagi Anda
·
Survey risiko dan rekomendasi teknis secara berkala
·
Pendampingan saat klaim oleh tim ahli
·
Konsultasi desain perlindungan tiap tahun
·
Fleksibilitas dalam metode pembayaran premi
5). Penutup: Kolaborasi, Bukan Transaksi
Kami percaya
bahwa perlindungan asuransi bukan sekadar formalitas, tetapi strategi penting
untuk keberlangsungan usaha. Kami siap mendiskusikan lebih lanjut agar solusi
ini benar-benar sesuai kebutuhan bisnis Anda.
Hormat kami,
[Sudarno]
1.2 Script Presentasi Pendekatan Empatik untuk Penawaran Asuransi
1). Pembukaan (Rapport Building)
“Selamat pagi/siang Bapak/Ibu
[Nama Klien], terima kasih sudah meluangkan waktu. Sebelum kami menyampaikan
solusi dari sisi asuransi, izinkan kami lebih dulu memahami bisnis dan
tantangan yang sedang Bapak/Ibu hadapi.”
“Kami tidak datang untuk
langsung menawarkan polis. Kami hadir untuk mendengarkan dan mencari solusi
terbaik bersama.”
2). Menunjukkan Pemahaman terhadap Bisnis Klien
“Berdasarkan informasi yang kami
pelajari, kami memahami bahwa bisnis Bapak/Ibu sangat tergantung pada [produksi
tepat waktu, distribusi yang lancar, atau operasional fasilitas yang stabil].”
“Gangguan pada satu
titik—misalnya mesin utama, gudang, atau pengiriman—dapat berdampak besar pada
arus kas atau reputasi perusahaan. Benarkah seperti itu?”
(Lanjutkan dengan mendengarkan
dan mencatat poin penting.)
3). Menawarkan Solusi Proteksi, Bukan Produk Polis
“Dengan pemahaman tersebut, kami
ingin menyampaikan solusi proteksi yang bukan sekadar ‘produk asuransi’, tetapi
sebagai strategi mitigasi risiko.”
“Sebagai contoh, jika terjadi
gangguan operasional karena kebakaran, polis Business Interruption akan
memastikan bahwa cash flow tetap jalan dan relasi bisnis tetap terjaga.”
4). Menyampaikan Nilai Tambah Non-Finansial
“Selain jaminan polis, kami juga
mendampingi klien kami dengan risk survey tahunan, rekomendasi teknis
preventif, dan pendampingan langsung saat klaim.”
“Kami ingin menjadi partner
jangka panjang yang tidak hanya hadir saat menawarkan polis, tetapi juga saat
Anda benar-benar membutuhkan perlindungan.”
5). Penutup Kolaboratif
“Keputusan tentu sepenuhnya ada
di tangan Bapak/Ibu. Kami siap menyempurnakan penawaran ini sesuai kondisi riil
bisnis saat ini.”
“Jika Bapak/Ibu berkenan, kami
bisa agendakan sesi lanjutan untuk menyempurnakan proteksi sesuai profil risiko
dan prioritas bisnis Anda.”
BAB II
MINDSET AWAL
2.1 Tujuan Utama Pedoman Pemasaran 3
:
1)
Memberikan pemahaman bagaimana merancang penawaran
asuransi yang menarik secara emosional dan logis.
2)
Meningkatkan kemampuan pemasar dalam membangun
nilai tambah yang relevan bagi setiap segmen klien.
3)
Melatih peserta menyampaikan penawaran dengan
teknik presentasi dan komunikasi persuasif tanpa menekan klien.
4)
Meningkatkan rasio closing dengan pendekatan
profesional dan terstruktur.
2.2 Perbedaan Menjual Produk vs Menjual Solusi
Menjual Produk = Fokus pada fitur polis:
·
“Jaminan Rp2 Miliar, premi Rp20 juta.”
·
“Termasuk fire, theft, riot, SRCC.”
Hasilnya: Klien membandingkan
harga saja. Anda akan diposisikan sebagai “tukang asuransi”.
Menjual Solusi = Fokus pada kebutuhan klien:
- “Kami
bantu Anda memastikan proses produksi tetap berjalan, bahkan saat gudang mengalami
musibah.”
- “Kami
ingin melindungi reputasi dan operasional perusahaan Anda.”
👉 Hasilnya:
Klien melihat makna dan manfaat bisnis, bukan hanya premi atau wording.
Analogi Sederhana:
Orang tidak beli bor karena
ingin bor, tapi karena mereka ingin lubang di dinding untuk memasang
sesuatu yang penting.
2.3 Mindset: Klien Tidak Menolak Produk, Mereka Menolak
Cara Kita Menawarkan
Insight Utama:
“Jarang ada klien yang
benar-benar anti asuransi. Yang ada, mereka belum merasakan urgensinya atau
merasa penawarannya tidak cocok dengan masalah mereka.”
Penolakan sering terjadi karena:
·
Bahasa yang terlalu teknis dan sulit dipahami
·
Terlalu cepat bicara soal premi
·
Tidak menunjukkan empati terhadap situasi klien
·
Tidak melakukan eksplorasi masalah klien terlebih
dahulu
Mindset Baru:
·
"Saya tidak menawarkan polis, saya menawarkan
proteksi agar bisnis klien tetap utuh."
·
"Penawaran saya adalah alat bantu, bukan
sekadar dokumen penjualan."
·
"Tujuan saya bukan membuat klien beli, tapi
membuat mereka merasa bodoh kalau tidak beli." (secara
elegan!)
Mindset
awal ini
membentuk fondasi mental bahwa kekuatan penawaran asuransi ada pada cara
menyusunnya dan cara menyampaikannya — bukan hanya pada produk yang dijual.
BAB III MEMAHAMI APA YANG DIANGGAP “TAK TERTOLAK” OLEH KLIEN
Tujuan sesi
ini adalah membekali pemasar dengan wawasan psikologi klien dan mekanisme
keputusan yang membuat suatu penawaran menjadi sulit ditolak.
3.1 Apa yang Klien Benar-benar Butuhkan (Proteksi,
Bukan Polis)
Kesalahan Umum Pemasar:
Fokus pada
“produk asuransi” (wording, premi, polis) — padahal yang dibutuhkan klien
adalah rasa aman dan kepastian.
Yang sebenarnya dicari klien:
·
Proteksi keberlangsungan bisnis
·
Kepastian dalam menghadapi risiko
·
Kepercayaan terhadap tim yang menangani risiko
mereka
·
Jalan keluar bila terjadi musibah
“Klien tidak membeli polis asuransi. Mereka membeli ketenangan dan
kejelasan saat masa sulit.”
Kuncinya adalah: jangan jual polis, jual perlindungan
dan kelegaan.
3.2 Jenis-Jenis Daya Tarik Penawaran yang Kuat
Setiap penawaran yang menarik biasanya punya minimal 1 dari 3 daya
tarik utama:
a.
Fungsional – Menyelesaikan masalah nyata
·
Contoh: “Kami bantu Anda menghindari penalti
kontrak jika terjadi kebakaran.”
b. Emosional
– Memberi rasa aman, dihargai
·
Contoh: “Kami bantu Anda tidur nyenyak karena
risiko besar sudah dialihkan.”
c. Rasional
– Memberi nilai logis
·
Contoh: “Dengan premi ini, Anda mengamankan Rp10
miliar aset dan potensi cashflow bisnis.”
Penawaran
yang menggabungkan ketiganya biasanya sulit ditolak, karena
menyentuh berbagai sisi pengambilan keputusan klien (logika, rasa, dan
kebutuhan).
3.3 Tanda-Tanda Penawaran Tidak Menarik (Versi Klien)
Klien akan menganggap
penawaran Anda biasa-biasa saja jika:
·
Isinya terlalu teknis dan tidak relevan
dengan bisnis klien
·
Tidak ada contoh nyata atau studi kasus
·
Terlihat seperti copy-paste dari brosur
·
Langsung bicara soal harga tanpa tahu
kebutuhan
·
Tidak ada nilai tambah atau diferensiasi
yang jelas
Reaksi
diam-diam klien:
·
Mengangguk tapi tidak bertanya
·
“Nanti saya pelajari dulu ya”
·
“Kami sudah ada broker sih”
·
“Oke, kirim saja dulu penawarannya”
3.4 Contoh Kalimat Klien Saat Ragu & Artinya
Kalimat Klien |
|
Makna Tersirat |
“Ini menarik, tapi saya harus diskusi internal dulu.” |
|
Anda belum menyentuh pain point yang cukup dalam. |
“Premi Anda bagus, tapi kami loyal dengan broker lama.” |
|
Anda gagal menunjukkan perbedaan strategis layanan Anda. |
“Kami belum pikir ke arah sana.” |
|
Anda belum membangun kesadaran risiko atau urgensi. |
“Boleh saya simpan dulu untuk tahun depan?” |
|
Anda terlalu teknis, tidak relevan dengan kebutuhan saat ini. |
“Coba kirimkan saja dulu ya...” |
|
Klien belum melihat Anda sebagai solusi yang layak didengar. |
Gunakan kalimat ini sebagai indikator bahwa
pendekatan Anda perlu disesuaikan.
Sesi ini
memberi pemahaman bahwa membuat penawaran yang "tidak tertolak" bukan
soal keunggulan produk semata, melainkan soal bagaimana Anda membingkai
penawaran dalam cara yang menyentuh kebutuhan, rasa, dan logika klien.
BAB IV MENYUSUN NILAI PENAWARAN YANG MELEKAT
DIPIKIRAN KLIEN
Tujuan sesi
ini: Mentransformasi proposal yang biasa-biasa saja menjadi penawaran
bernilai tinggi dan relevan, sehingga menancap kuat di benak calon klien.
4.1 Prinsip "Don't Sell
Coverage, Sell Value"
Coverage:
·
Fokus pada pasal polis, limit, klausul, premi
·
Bahasa teknis dan sering “copy-paste”
Value:
·
Fokus pada perlindungan menyeluruh, kemudahan
klaim, efisiensi, dan keberlanjutan usaha klien
·
Bahasa yang mencerminkan manfaat nyata bagi
bisnis klien
Contoh:
"Polis ini menjamin
kerusakan akibat banjir" → terlalu teknis
vs
"Dengan perlindungan ini, bisnis Anda tetap bisa berjalan meskipun gudang
terendam."
4.2 Menyusun Value Proposition yang Menggigit
Value
Proposition = alasan kuat mengapa klien harus memilih Anda, bukan sekadar
pertimbangan.
Ciri Value
yang menggigit:
·
Spesifik: Tidak umum dan tidak basa-basi
·
Relevan: Sesuai kebutuhan, industri, dan kondisi klien
·
Terukur: Bisa dikaitkan dengan dampak bisnis
Format Rekomendasi:
“Kami membantu [siapa] mencapai
[hasil] melalui [solusi unik kami].”
Contoh:
“Kami bantu rumah sakit seperti
Anda menekan risiko tuntutan hukum melalui jaminan liability khusus dan sistem
pendampingan hukum yang siap pakai.”
4.3 Format Value: Proteksi – Proses – Pelayanan –
Pemberdayaan
Buat struktur penawaran Anda tidak hanya berbicara “jaminan”, tapi menyeluruh:
Elemen |
Penjelasan |
Proteksi |
Apa yang dijamin secara keuangan? Risiko apa yang dialihkan? |
Proses |
Seberapa mudah proses klaim, issuing, endorsement, dan renewal? |
Pelayanan |
Apa yang klien dapatkan di luar polis? (Layanan rutin, asistensi
klaim, SLA) |
Pemberdayaan |
Apakah Anda bantu klien belajar manajemen risiko? Audit rutin?
Training internal? |
Semakin banyak aspek ini tercover, semakin “tidak tertolak” penawaran
Anda.
4.4 Menyesuaikan Penawaran dengan Industri
Klien
Penawaran yang powerful = penawaran yang sesuai
konteks.
Contoh penyesuaian:
Industri |
Fokus Utama Penawaran |
Manufaktur |
Proteksi downtime, nilai mesin, jaminan gangguan usaha |
Rumah Sakit |
Tanggung gugat medis, kelancaran operasional 24 jam, edukasi risiko
hygiene & listrik |
Logistik |
Jaminan cargo, loss of goods in transit, SLA penyelesaian klaim cepat |
Konstruksi |
Kontrak, performance bond, risiko ketertundaan, liability terhadap
pihak ketiga |
Gunakan istilah teknis dan risiko yang
relevan dengan industri mereka agar Anda terlihat memahami mereka secara
profesional.
4.5 Contoh Perbandingan – Penawaran Standar vs
Penawaran Solusi
Penawaran Standar (Kurang Kuat):
·
Polis Property All Risk – limit Rp 30 Miliar
·
Termasuk SRCC, EQ, Tsunami
·
Premi Rp 75 juta / tahun
·
Deductible: 10% of claim
Penawaran
Solusi (Tak Tertolak):
·
Proteksi menyeluruh terhadap risiko gangguan
operasi pabrik akibat gempa, banjir, dan sabotase
·
Termasuk review aset tahunan, simulasi klaim, dan
pendampingan audit risiko
·
SLA klaim ≤ 14 hari, visitasi rutin triwulanan
·
Premi efisien: Rp 75 juta untuk nilai aset Rp 30
Miliar
·
Bonus: Pelatihan dasar mitigasi risiko bagi
karyawan
Perhatikan bagaimana versi
solusi terasa lebih aman, proaktif, dan profesional.
Sesi ini
mengajarkan bahwa presentasi penawaran adalah seni menyampaikan manfaat
bisnis, bukan sekadar fitur polis. Klien tertarik jika mereka merasa:
1)
Dipahami
2)
Dilindungi
3)
Dilayani
BAB V KOMPONEN KUNCI PENAWARAN TIDAK TERTOLAK
Komponen Kunci Penawaran yang Tidak Bisa Ditolak, yang
berfokus pada teknik penyampaian dan isi proposal agar menggugah dan
membekas di benak calon klien.
5.1 Bahasa Visual & Emosional
dalam Proposal
Tujuan: Membuat isi penawaran lebih mudah dipahami dan
menyentuh sisi emosional klien.
Gunakan:
·
Diagram risiko → menunjukkan potensi kerugian dan alur perlindungan
·
Icon & warna ringan → untuk memvisualkan layanan, SLA, jenis jaminan
·
Simulasi kerugian → ilustrasi jika tidak diasuransikan
Tips:
·
Hindari dokumen hanya berisi tabel premi dan wording.
·
Tambahkan narasi singkat: “Apa artinya ini bagi bisnis Anda?”
·
Gunakan analogi: “Seperti seatbelt di mobil — Anda tidak ingin menggunakannya,
tapi senang memilikinya.”
5.2 Menyisipkan Studi Kasus atau Testimoni Relevan
Tujuan:
Membuktikan bahwa solusi Anda telah berhasil untuk klien sejenis.
Studi kasus efektif:
·
Menjelaskan risiko nyata yang terjadi pada klien
lain
·
Menunjukkan solusi yang digunakan dan hasilnya
·
Gunakan format before – after – outcome
·
Testimoni:
·
Klien lama: “Tim broker ini sangat responsif,
bahkan saat libur.”
·
Pihak internal (engineering/HR): “Kami tidak paham
polis, tapi mereka menjelaskannya dengan bahasa yang mudah.”
Kata orang
lain lebih dipercaya daripada klaim kita sendiri.
5.3 Bonus Layanan: Audit Gratis, Pelatihan Risiko, SLA
Tujuan: Menambah
nilai yang tak tertulis dalam polis, sehingga membuat proposal Anda terasa
lebih “lengkap” dan profesional.
Bonus yang
efektif:
·
Audit proteksi saat ini →
identifikasi gap sebelum terjadi klaim
·
Pelatihan risiko untuk tim klien → safety,
fire prevention, cyber awareness
·
SLA layanan → respon klaim 24 jam, reminder
renewal otomatis, visitasi berkala
Beri klien sesuatu yang broker
mereka saat ini tidak lakukan.
5.4 Memberi Simulasi, Bukan Janji
Tujuan:
Menampilkan solusi secara konkret, bukan sekadar retoris.
Bandingkan:
“Kami punya klaim service yang
cepat.”
“Kami bantu klien logistik
minggu lalu menyelesaikan klaim barang rusak dalam 11 hari. Berikut alurnya:”
Cara
menyusun simulasi:
·
Simulasikan nilai risiko tanpa asuransi
·
Simulasikan dampak gangguan usaha
·
Simulasikan alur klaim dari hari ke-1 sampai
dibayar
Simulasi menunjukkan Anda paham proses,
bukan hanya jual polis.
5.5 Menutup dengan Opsi, Bukan Tekanan
Tujuan: Memberi ruang aman untuk klien memutuskan tanpa
merasa ditekan.
Teknik alternatif closing:
·
“Kami punya dua skenario proteksi, ingin kita bahas
yang mana dulu?”
·
“Kami bisa mulai dari satu lokasi dulu sebelum full
implementation.”
·
“Jika belum siap pindah broker, boleh kami bantu
review dulu?”
Klien lebih mudah menerima jika merasa:
·
Diberi pilihan
·
Tidak terikat langsung
·
Punya kontrol atas keputusan
Closing yang sukses adalah yang membuat klien
merasa “memilih”, bukan “dipaksa memilih”.
Sesi ini
memperkuat bahwa penawaran tidak bisa ditolak bukan hanya karena isinya
lengkap, tapi karena cara menyampaikannya meyakinkan dan elegan.
BAB VI LATIHAN PENYUSUNAN PENAWARAN
Latihan Penyusunan Penawaran, yang bertujuan untuk mengubah teori menjadi
keterampilan praktis, melalui latihan terstruktur dan simulasi langsung.
6.1 Tugas – Pilih 1 Produk Jaminan →
Susun Penawaran
Tujuan:
Mengajak
peserta langsung berlatih menyusun penawaran berbasis nilai, bukan sekadar
penjelasan produk.
Langkah:
1)
Pilih satu produk jaminan:
o
Contoh: Property All Risk, Marine Cargo, Liability,
Surety Bond, atau lainnya.
2)
Identifikasi target klien:
o
Industri, jenis usaha, risiko utama yang dihadapi
3)
Susun garis besar penawaran:
o
Apa kebutuhan klien?
o
Risiko yang ingin dialihkan?
o
Apa solusi dan nilainya?
Latihan ini memperkuat logika
berpikir dari “apa yang saya jual” menjadi “apa yang klien butuhkan”.
6.2 Template Struktur Proposal “Tidak
Bisa Ditolak”
Gunakan format sederhana namun kuat berikut:
Judul Proposal
“Solusi Perlindungan
Operasional untuk PT ABC – Sektor Manufaktur”
Ringkasan Eksekutif
·
Tujuan perlindungan
·
Fokus risiko utama
Situasi Saat Ini (Jika diketahui)
·
Gap perlindungan, atau potensi kerugian tanpa
asuransi
Rekomendasi Solusi
·
Jenis jaminan + alasan pemilihan
·
Nilai pertanggungan & struktur premi
·
Manfaat jangka pendek dan panjang
Nilai Tambah Layanan
·
SLA klaim
·
Audit & pelatihan
·
Fasilitas digital (dashboard, tracking)
Penutup
·
Opsi lanjutan: free review, simulasi, atau uji coba
terbatas
Format ini bisa digunakan dalam proposal 1–3
halaman maupun versi presentasi.
6.3 Latihan Simulasi Presentasi Penawaran
Tujuan:
Melatih penyampaian penawaran secara verbal dan visual agar menarik,
jelas, dan meyakinkan.
Prosedur:
·
Peserta mempresentasikan penawaran 5–7 menit per kelompok
·
Fokus pada:
o
Menyampaikan value, bukan fitur
o
Gunakan visual (jika ada)
o
Latihan bahasa tubuh, intonasi, dan alur cerita
o
Gunakan pendekatan "second opinion" bukan
“push selling”
Latihan ini menumbuhkan kepercayaan diri dan
ketajaman komunikasi.
6.4 Peer Review & Umpan Balik Konstruktif
Metode:
·
Peserta saling memberi umpan balik dengan panduan
berikut:
o
Apa yang paling meyakinkan dari penawaran tadi?
o
Apa yang membingungkan atau tidak relevan?
o
Bagaimana cara memperbaiki alurnya?
Tambahkan sesi:
·
"Jika saya klien, apakah saya akan beli?
Mengapa/tidak?"
Tujuannya
bukan hanya untuk menilai, tapi untuk belajar dari cara orang lain menyusun
dan menyampaikan.
Dengan latihan ini, peserta akan memiliki:
·
1 draf penawaran yang berbasis kebutuhan klien
·
Kemampuan menyampaikan penawaran secara profesional
·
Wawasan dari kolega mengenai kekuatan dan
kekurangan cara presentasi mereka
6.5 Template
Proposal Penawaran Jaminan Asuransi
1). Ringkasan Eksekutif
Tuliskan
ringkasan singkat tentang latar belakang dan tujuan dari penawaran ini,
termasuk profil singkat klien dan sektor industrinya.
2). Situasi Saat Ini
Deskripsikan
risiko yang dihadapi oleh klien saat ini, dan jika ada, kekurangan dari
polis/proteksi yang sedang berjalan.
3). Rekomendasi Solusi
a.
Jenis Jaminan:
b.
Nilai Pertanggungan:
c.
Struktur Premi:
d.
Alasan Pemilihan Produk dan Manfaatnya:
4). Nilai Tambah Layanan
Contoh:
Audit Risiko Gratis, Pelatihan Manajemen Risiko, SLA Layanan Klaim, Dashboard
Digital, dsb.
5). Penutup & Tindak
Lanjut
Berikan
opsi ringan bagi klien, seperti free review, simulasi awal, uji coba terbatas,
atau konsultasi lanjutan.
6.6 Form
Evaluasi Peer Review Simulasi Penawaran
§ Apakah
penawaran yang disampaikan relevan dengan kebutuhan klien? (Ya/Tidak)
§ Bagian
mana dari presentasi yang paling menarik/meyakinkan?
§ Apakah
alur penyampaian mudah dipahami dan runtut? (Ya/Tidak)
§ Apa yang
bisa ditingkatkan dari isi proposal atau cara menyampaikannya?
§ Jika Anda
klien, apakah Anda akan mempertimbangkan penawaran ini? Mengapa?
BABI VII STRATEGI
KOMUNIKASI SAAT MENYAMPAIKAN PENAWARAN
Strategi Komunikasi Saat Menyampaikan Penawaran, yang
berfokus pada faktor non-verbal dan sinyal psikologis selama proses
penyampaian penawaran asuransi:
7.1 Bahasa Tubuh, Nada Bicara, dan
Timing yang Mempengaruhi Keputusan
Tujuan:
Memahami
bahwa cara menyampaikan penawaran sering lebih berpengaruh daripada isi teknisnya.
1). Bahasa Tubuh (Body Language)
Bahasa tubuh membentuk lebih dari 50% persepsi klien terhadap
Anda.
Bahasa Tubuh Positif |
Bahasa Tubuh Negatif |
Kontak mata stabil & tenang |
Sering melihat layar atau bawah |
Senyum ringan saat membuka |
Wajah tegang atau terlalu datar |
Gestur tangan terbuka |
Tangan menyilang / kantong |
Postur tegak & condong sedikit |
Duduk menyender malas |
Gunakan posisi tubuh sebagai sinyal kredibilitas
dan keterbukaan.
2). Nada Bicara (Voice Tone
& Pace)
Nada yang
tenang namun tegas = percaya diri + profesional
·
Hindari bicara terlalu cepat (terkesan gugup)
·
Jangan monoton → sesuaikan intonasi pada poin
penting
·
Sisipkan jeda → memberi waktu klien mencerna
Contoh nada
naik-turun:
“Yang kami tawarkan... bukan
sekadar polis. Tapi sistem pertahanan bisnis Anda, jika risiko benar-benar
terjadi.”
3). Timing Penyampaian
·
Jangan langsung bicara premi di awal → bangun
kebutuhan dulu
·
Biarkan klien bertanya sebelum menjelaskan detail
teknis
·
Tanyakan: “Apakah saya boleh menjelaskan bagian ini
lebih dalam?” → menjaga ritme percakapan
Penawaran bukan pidato. Ini
percakapan yang strategis.
7.2 Tanda Klien Tertarik Diam-Diam (Mikroekspresi)
Tujuan:
Melatih
kepekaan membaca bahasa tubuh klien yang tidak diucapkan, untuk
menangkap peluang dan momen closing.
1). Tanda-Tanda Fisik Ketertarikan
Tanda Klien |
Makna Tersirat |
Mencondongkan badan ke depan |
Tertarik, ingin mendengar lebih banyak |
Mengangguk pelan |
Setuju atau paham, beri peluang untuk bertanya |
Membuka kacamata / meletakkan pulpen |
Bersiap bicara serius |
Memainkan jari/lengan dengan cepat |
Sedang berpikir aktif, bukan menolak |
2). Tanda Verbal Ringan yang
Perlu Disambut
Kalimat Klien |
Tanggapan yang Disarankan |
“Kalau kasus seperti kami bisa juga ya?” |
“Tentu. Bahkan kami sudah bantu industri serupa.” |
“Jadi kalau klaim, alurnya seperti tadi?” |
“Betul. Dan bisa kami simulasikan lebih rinci.” |
“Kalau mulai kapan, ini bisa berjalan?” |
“Kami bisa siapkan pre-audit minggu ini.” |
|
|
Sinyal ketertarikan itu halus.
Jangan buru-buru menutup diskusi. Giring pelan-pelan ke keputusan.
Penutup
Sesi Ini:
Penawaran
asuransi bukan tentang menghafal produk, tapi membangun pengalaman komunikasi
yang profesional dan nyaman, agar klien ingin lanjut bicara, bahkan
kalau belum membeli hari itu juga.
BAB VIII PENUTUP DAN KOMITMEN AKSI
Fokus sesi ini adalah menyimpulkan strategi kunci dan mengubah pembelajaran
menjadi tindakan nyata di lapangan.
8.1 Ringkasan Strategi Penawaran
Tidak Tertolak
Berikut
adalah inti strategi yang telah dipelajari untuk membuat penawaran asuransi
tidak bisa ditolak:
1). Jangan Jual Produk, Jual Solusi
·
Klien membeli perlindungan, bukan pasal polis.
·
Gunakan bahasa bisnis, bukan teknikal.
2). Bungkus Penawaran dengan
Nilai & Visual
·
Gunakan format Proteksi – Proses – Pelayanan –
Pemberdayaan
·
Tambahkan studi kasus, SLA, simulasi, bukan janji.
3). Sesuaikan dengan Industri
dan Risiko Klien
·
Gunakan istilah & prioritas yang mereka kenal.
·
Hindari copy-paste penawaran antar sektor.
4). Sampaikan dengan Emosi,
Kejelasan, dan Alternatif
·
Nada bicara dan bahasa tubuh sangat mempengaruhi
keputusan.
·
Hindari tekanan → ajukan opsi dan ajak berpikir.
5). Tutup dengan Edukasi & Bonus
·
Audit polis lama gratis
·
Pelatihan risiko untuk staf mereka
·
Komitmen layanan cepat (SLA) yang jelas
8.2 Komitmen 7 Hari — Kirim Satu Penawaran Baru
Berdasarkan Pelatihan
Tujuan:
Mendorong peserta langsung praktik dengan pendekatan baru yang telah
dipelajari.
Tugas
Tindak Lanjut:
“Dalam
waktu 7 hari, buat dan kirimkan 1 proposal penawaran produk jaminan kepada
calon klien Anda dengan pendekatan berbasis nilai.”
Panduan Praktis:
·
Pilih 1 prospek (klien baru, renewal, atau yang
sempat tertunda)
·
Gunakan template proposal “tidak bisa ditolak”
·
Terapkan struktur: value, visual, bonus, dan
presentasi ringan
·
Kirimkan melalui email/presentasi langsung
·
Tindak lanjuti dan catat hasilnya
Tujuannya
bukan hanya closing, tetapi:
·
Menguji efektivitas pendekatan
·
Membangun rutinitas pitching berbasis solusi
·
Meningkatkan kualitas reputasi profesional Anda
Penutup Motivasi:
“Bukan
produk hebat yang membuat klien membeli, tapi cara kita membuat mereka merasa
dipahami. Jadilah pemasar asuransi yang menawarkan rasa aman, bukan
hanya angka.”
Formulir
Komitmen 7 Hari: Pemulihan Kepercayaan Pelanggan
Nama:
.....................................................
Jabatan:
..................................................
Tanggal
Mulai Komitmen: ...........................................
Pelanggan
yang Akan Didekati (Inisial/Nama): ...........................................
Tujuan
Pribadi (silakan isi sendiri):
Contoh: Membangun
ulang kepercayaan pelanggan yang pernah kecewa agar terbuka untuk bekerja sama
kembali.
Komitmen Saya Selama 7 Hari ke Depan:
No |
|
Komitmen |
Tanda Tangan |
1 |
|
Saya akan mendengarkan pelanggan dengan empati tanpa menyela. |
................. |
2 |
|
Saya akan mengakui jika ada kesalahan dan tidak menyalahkan pihak
lain. |
................. |
3 |
|
Saya akan menawarkan solusi konkret yang relevan bagi pelanggan. |
................. |
4 |
|
Saya akan menjaga komunikasi rutin tanpa menekan. |
................. |
5 |
|
Saya akan mendokumentasikan respon dan perkembangan harian. |
................. |
6 |
|
Saya akan menjaga sikap profesional, sabar, dan terbuka. |
................. |
7 |
|
Saya akan melakukan refleksi harian dan menyesuaikan pendekatan. |
................. |
Tanda
Tangan Komitmen:
Nama: __________________________
Tanggal: __________________________
Tracking Sheet Latihan 7 Hari – Pemulihan
Kepercayaan Pelanggan
Format: Excel/Google Sheets (bisa juga digunakan manual)
Hari |
Tanggal |
Kegiatan yang Dilakukan |
Respons Pelanggan |
Perasaan Saya Hari Ini |
Nilai Usaha Saya (1–10) |
Catatan Pembelajaran |
1 |
||||||
2 |
||||||
3 |
||||||
4 |
||||||
5 |
||||||
6 |
||||||
7 |
Petunjuk Pengisian:
·
Kegiatan yang Dilakukan: Misal:
“Menghubungi pelanggan via WA dengan sapaan personal”, “Mengirim ringkasan
perbaikan layanan via email”, dll.
·
Respons Pelanggan: Singkat
saja, misal: “Respon positif, mulai terbuka”, “Masih diam”, dll.
·
Perasaan Saya Hari Ini: Bebas,
contoh: “Percaya diri”, “Agak ragu”, “Semangat tinggi”.
·
Nilai Usaha Saya: Penilaian pribadi, dari 1
(paling malas) sampai 10 (sangat maksimal).
·
Catatan Pembelajaran: Apa yang
bisa saya pelajari atau ubah dari pendekatan hari ini.
BAB IX OUTPUT PEDOMAN PEMASARAN 3
9.1. Dokumen
Penawaran Asuransi Berbasis Nilai (Value-Based Insurance Proposal)
Penjelasan:
Peserta akan mampu menyusun dokumen penawaran
asuransi yang menekankan nilai strategis bagi calon klien, bukan
sekadar daftar manfaat produk.
Karakteristik utama:
·
Berfokus pada masalah nyata klien dan bagaimana
asuransi menjadi solusi.
·
Menyampaikan manfaat jangka panjang (perlindungan
bisnis, kontinuitas operasional, reputasi, dll).
·
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan empatik,
bukan teknikal semata.
·
Menghindari pendekatan “fitur dan premi”,
tapi menawarkan nilai tambah dan dampak nyata dari proteksi asuransi.
Contoh pergeseran pendekatan:
Dari:
“Polis ini memberikan manfaat kebakaran dan
gempa, nilai pertanggungan Rp20 miliar.”
Menjadi:
“Kami memahami bahwa pabrik Anda adalah pusat produksi utama. Jaminan ini kami
rancang untuk memastikan bahwa bila terjadi gangguan operasional akibat
kebakaran atau gempa, kelangsungan bisnis tetap bisa dijaga dan cash flow tetap
terproteksi.”
9.2 Peserta Siap Menyusun Proposal Jaminan yang
Memikat Hati Klien Tanpa Harus Menekan
Penjelasan:
Peserta mampu membuat proposal penutupan asuransi yang:
·
Disampaikan dengan gaya konsultatif dan solusi, bukan gaya
jualan yang memaksa.
·
Didasarkan pada pemahaman akan kekhawatiran dan ekspektasi klien.
·
Mengajak klien untuk melihat pentingnya perlindungan, bukan
takut akan risiko.
·
Memanfaatkan storytelling, analogi, atau
studi kasus untuk membangun hubungan emosional, bukan hanya logika.
Hasilnya:
·
Klien merasa dihargai, didengarkan, dan lebih percaya.
·
Mengurangi resistensi karena tidak merasa
ditekan.
·
Meningkatkan konversi penutupan polis secara lebih
elegan dan berkelanjutan.
Contoh pendekatan dalam proposal:
Alih-alih menutup presentasi dengan,
“Kalau Bapak tidak segera ambil polis ini,
nanti risikonya besar.”
Ubah menjadi:
“Bapak tentu lebih tahu apa yang
terbaik bagi kelangsungan usaha Bapak. Kami hanya ingin memastikan bahwa ketika
risiko itu muncul—karena hidup tak bisa diprediksi—usaha Bapak tetap bisa
berjalan.”
9.3. template dokumen penawaran
asuransi berbasis nilai
(Value-Based
Insurance Proposal Template)
Dokumen ini
disusun untuk menekankan pemahaman terhadap kebutuhan bisnis klien, risiko
strategis, dan peran asuransi sebagai solusi jangka panjang.
Tujuannya bukan sekadar menjual produk, tetapi membangun kepercayaan dan
relevansi.
[Cover Page]
Judul:
Usulan Perlindungan Strategis untuk Keberlanjutan Usaha [Nama Perusahaan
Klien]
Disusun
oleh: PT pasopati insurance Broker
Disampaikan
kepada: [Nama Klien, Jabatan]
Tanggal: [Tanggal
Proposal]
1). Pemahaman Kami terhadap Bisnis Anda
Di bagian
ini, tunjukkan bahwa Anda memahami konteks bisnis klien.
Tulis ulang dalam bahasa Anda berdasarkan hasil diskusi atau riset.
Contoh:
“Kami memahami bahwa [Perusahaan
XYZ] merupakan perusahaan manufaktur komponen otomotif yang sangat bergantung
pada keberlanjutan operasi pabrik dan ketepatan pengiriman. Setiap gangguan
pada proses produksi, terutama akibat kebakaran atau kerusakan mesin, dapat
berisiko pada hubungan jangka panjang dengan OEM dan pelanggan utama.”
2). Risiko-Risiko Utama yang
Perlu Diantisipasi
Gunakan
pendekatan risk-based dan strategik, bukan daftar polis.
Contoh:
Risiko |
Dampak
Potensial |
Kebakaran Pabrik |
Penghentian
produksi, penalti kontrak, kerugian reputasi |
Gangguan Mesin Utama |
Terhentinya
supply chain |
Bencana Alam (Gempa/Banjir) |
Kerusakan
properti, gangguan distribusi |
3). Solusi Perlindungan yang Kami Rekomendasikan
Tampilkan
proteksi bukan sebagai “produk” tetapi sebagai “strategi mitigasi risiko”.
Contoh:
“Untuk menjawab kebutuhan dan
risiko yang telah diidentifikasi, kami merekomendasikan perlindungan terpadu
melalui skema berikut:”
Perlindungan |
Tujuan Strategis |
Limit yang Direkomendasikan |
Property All Risk |
Menjaga aset utama pabrik tetap terlindungi |
Rp XX
miliar |
Business Interruption |
Menjamin kelangsungan cashflow saat operasional terganggu |
Rp XX
miliar |
Machinery Breakdown |
Menghindari kerugian akibat kerusakan mesin kritikal |
Rp XX
miliar |
4). Nilai Tambah yang Anda Dapatkan
Jelaskan apa
manfaat bisnis yang dirasakan klien, bukan sekadar fitur polis.
·
Tim teknis siap melakukan inspeksi dan memberikan
rekomendasi preventif
·
Pendampingan saat klaim untuk memastikan proses
cepat dan adil
·
Review berkala terhadap perubahan risiko bisnis
·
Fleksibilitas dalam metode pembayaran premi
·
Laporan tahunan evaluasi risiko dan proteksi
5). Penutup Empatik dan
Kolaboratif
“Kami
percaya bahwa perlindungan bukan sekadar kewajiban, tetapi investasi atas
keberlangsungan usaha.
Kami siap
berdiskusi lebih lanjut agar solusi yang kami tawarkan benar-benar sesuai
dengan dinamika bisnis Bapak/Ibu.”
Hormat
kami,
Sudarno
9.4 CONTOH
PROPOSAL PENAWARAN DENGAN PENDEKATAN EMPATIK DAN TIDAK MENEKAN
Judul:
Usulan
Proteksi Strategis untuk Keamanan Aset dan Keberlangsungan Usaha
Pembuka:
Kepada Yth.
Bapak/Ibu
[Nama Kontak]
Di Tempat
Kami
memahami bahwa setiap pengusaha bekerja keras bukan hanya membangun bisnis,
tetapi juga menjaga keberlangsungannya untuk keluarga, karyawan, dan pelanggan.
Karena itu,
kami tidak datang untuk menjual polis—melainkan menawarkan solusi yang bisa
memberikan ketenangan saat risiko yang tidak diharapkan terjadi.
Ringkasan
Risiko dan Potensi Dampaknya
Berdasarkan
pemahaman kami, berikut adalah beberapa risiko utama yang dapat mengganggu
kelangsungan usaha Bapak/Ibu:
·
Gangguan produksi akibat kebakaran → risiko
keterlambatan pengiriman
·
Kerusakan mesin → biaya pemulihan tinggi dan risiko
kehilangan klien
·
Banjir → kerusakan gudang dan stok → kerugian
langsung dan tidak langsung
Solusi
Perlindungan yang Disesuaikan:
Untuk
mengurangi dampak risiko tersebut, kami merekomendasikan perlindungan berikut:
·
Asuransi Property All Risk:
Melindungi gedung, peralatan, dan inventaris dari risiko kebakaran, petir, dan
lainnya.
·
Asuransi Business Interruption:
Memberikan pengganti pendapatan dan biaya tetap selama usaha terganggu.
·
Asuransi Mesin: Menjamin penggantian atau
perbaikan mesin penting secara cepat dan sesuai nilai sebenarnya.
Penutup:
Kolaborasi, Bukan Desakan
Kami tidak
ingin memaksa keputusan cepat. Tujuan kami adalah membantu Anda memiliki
strategi perlindungan yang membuat Bapak/Ibu lebih tenang menghadapi
ketidakpastian.
Jika
Bapak/Ibu merasa penawaran ini belum relevan saat ini, kami tetap terbuka untuk
berdiskusi lebih lanjut di waktu yang lebih tepat.
Salam
hangat,
Sudarno
PT Pasopati
Insurance broker
[Nomor HP /
Email]
9.5 Template Proposal Jaminan yang Menarik
Tujuan: Meyakinkan
pihak tertanggung/principal dan obligee agar menerima penawaran jaminan dengan
cepat.
Struktur Sederhana:
Cover Page
·
Nama
Perusahaan
·
Judul
Proposal (mis. “Penawaran Jaminan Pelaksanaan Proyek XYZ”)
·
Nama Klien
/ Instansi Tujuan
·
Tanggal
1). Ringkasan
Eksekutif
·
Tujuan
pemberian jaminan
·
Jenis
jaminan yang ditawarkan
·
Nilai
jaminan dan periode jaminan
2). Profil
Perusahaan Penjamin (Surety/Asuransi)
·
Izin OJK
·
Reputasi
& pengalaman
·
Dukungan
reasuransi
·
Rasio
keuangan utama
3). Jenis
& Manfaat Jaminan
·
Penjelasan
ringkas jenis jaminan (advance, performance, maintenance, dsb.)
·
Manfaat
spesifik untuk obligee dan principal
4). Syarat
& Ketentuan Pengajuan
·
Dokumen
yang dibutuhkan
·
Waktu
proses
·
Premi dan
biaya-biaya
5). Kontak
& Tindak Lanjut
·
Nama PIC
·
Kontak
langsung (WA/email)
·
Call-to-action:
“Kami siap membantu dalam 1x24 jam”
9.6 Simulasi Studi Kasus Industri
Tujuan: Memberikan
gambaran nyata bagaimana penawaran jaminan diberikan dan diterima.
Contoh Simulasi:
Kasus: PT X
mendapatkan proyek dari Kementerian PU senilai Rp10 Miliar. Disyaratkan jaminan
pelaksanaan sebesar 5%.
Simulasi:
·
Identifikasi
Risiko: Kinerja kontraktor baru,
proyek di daerah rawan
·
Tawaran
Jaminan: Performance Bond senilai Rp500
juta, masa berlaku 180 hari
·
Penilaian:
o Pemeriksaan laporan keuangan 2 tahun terakhir
o Cek proyek sebelumnya
o Penilaian kapasitas kerja saat ini
·
Hasil: Disetujui dengan tambahan syarat co-indemnitor
Catatan Training:
·
Tekankan
pentingnya kecepatan, mitigasi risiko, dan kelengkapan dokumen
9.7 Format Presentasi Penawaran 5-Slide
Ringkas
Tujuan: Membuat
presentasi cepat, jelas, dan meyakinkan.
Struktur 5 Slide:
Slide 1: Judul & Tujuan
·
“Penawaran
Jaminan untuk Proyek XYZ”
·
Tujuan:
Memberikan jaminan pelaksanaan dengan aman, cepat, dan terpercaya
Slide 2: Keunggulan Perusahaan Penjamin
·
Terdaftar
OJK, A+ Reasuransi, pengalaman nasional
·
Proses
cepat (1–2 hari), biaya kompetitif
Slide 3: Solusi Jaminan yang Ditawarkan
·
Jenis
jaminan
·
Nilai
jaminan
·
Masa
berlaku
·
Manfaat
bagi pihak pemberi kerja
Slide 4: Prosedur & Persyaratan
·
Daftar
dokumen
·
Estimasi
waktu
·
Premi/biaya
Slide 5: Ajakan Tindak Lanjut
·
“Siap kami
bantu mulai hari ini”
·
Kontak
langsung PIC
9.8 Checklist
10 Indikator "Penawaran Tidak Tertolak"
Tujuan: Memastikan
bahwa setiap penawaran jaminan sangat kuat dan tidak bisa ditolak oleh calon
klien.
No |
Indikator Penawaran Tidak
Tertolak |
Checklist ✅ |
1 |
Proposal dikemas
profesional dan jelas |
|
2 |
Penjelasan manfaat jaminan
disesuaikan dengan proyek |
|
3 |
Ada perbandingan atau
benchmark yang menunjukkan nilai lebih |
|
4 |
Dijelaskan dampak jika
tidak mengambil jaminan |
|
5 |
Jaminan dikeluarkan oleh
perusahaan bereputasi/OJK |
|
6 |
Terdapat testimoni klien
atau studi kasus serupa |
|
7 |
Jadwal proses dijamin
cepat dan fleksibel |
|
8 |
Penawaran disampaikan
langsung oleh PIC berkompeten |
|
9 |
Tindak lanjut terjadwal
dan aktif |
|
10 |
Ajakan/CTA (Call to
Action) yang kuat dan personal |