DAFTAR ISI
BAB.
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan dan Harapan Guidance
1.2. Peran pib dalam Ekosistem Perasuransian
1.3. Fungsi Khusus Seorang Pemasar
1.4 Perbedaan PT Pasopati Insurance
Broker vs Agen Asuransi
1.5. Tanggung
Jawab Pemasar – Edukasi, Advokasi, dan Negosiasi
1.6. Kompetensi Dasar Seorang Pemasar
bab ii IDENTIFIKASI TARGET MARKET
& SEGMENTASI
2.1. Pentingnya Menentukan Target Market
2.2. Segmentasi
Berdasarkan Jenis Risiko & Jenis Asuransi
2.3. CONTOH
SEGMENTASI : UMKM, INDUSTRI, LOGISTIK, PERDAGANGAN
2.4 Teknik Profiling Nasabah Potensial
2.5. B2B vs
B2C dalam PT Pasopati Insurance Broker
2.6. Penentuan Prioritas Prospek
2.7. Alat
Bantu Identifikasi Pelanggan Potensial
2.8. Studi
Kasus – Mapping Market di Area Industri
bab iii STRATEGI PROSPECTING (MENCARI PELANGGAN POTENSIAL)
3.1. Definisi Prospecting dan Urgensinya
3.2. Teknik Prospecting Tradisional
3.3. Teknik Prospecting Modern
3.4 Membuat Profil Calon Pelanggan
3.5. Pemanfaatan Data & insight
3.7. Penulisan
Email dan WA yang Menarik untuk Prospecting
3.9. Penjadwalan
Meeting Prospek secara Strategis
3.10 Praktik Roleplay Prospecting
bab iv RISET AWAL SEBELUM MENGHUBUNGI
PROSPEK
4.1. Menggali
Informasi Legal & Operasional Calon
Klien
4.3. Menyiapkan
Alasan Rasional Kenapa Calon Pelanggan Butuh Proteksi
4.4 Checklist Riset Awal Calon
Pelanggan
bab v PENDEKATAN
AWAL DAN MEMBANGUN TRUST
5.1. Cara Membuka Percakapan Profesional
5.3. Bangun Relasi Jangka Panjang
5.4 Contoh Skrip Pendekatan Awal via Telepon
5.5 Contoh Skrip Pendekatan Awal via
email
5.6. follow-up
dan menghadapi keberatan calon pelanggan
5.8. Contoh Surat
perkenalan produk ajk
bab vi PRESENTASI DAN KOMUNIKASI NILAI PRODUK ASURANSI
6.1. Teknik Presentasi Solusi Asuransi
6.2. Teknik
Menyampaikan Nilai Asuransi : buKAN SEKADAR PREMI
6.3. Penyesuaian Bahasa sesuai Profil Klien
6.4 Simulasi Risiko dan Potensi Kerugian
6.5. Perbandingan
Produk Asuransi : BENEFIT VS EXCLUTION
6.6. Teknik Presentasi 10 Menit YANG EFEKTIF
6.7. Tips Visualisasi Proposal
bab vii STRATEGI MENJAWAB KEBERATAN (OBJECTION HANDLING)
7.1. Menghadapi Keberatan & Pertanyaan Prospek
7.2. jenis-Jenis Keberatan yang Umum
Ditemui
7.3. Teknik Handling Objection
7.5. Praktik Roleplay : Menjawab Objection Nasabah
7.6. Taktik Menutup Objection
Menjadi Komitmen
7.7. Contoh
Skrip Menghadapi Keberatan Calon Pelanggan
7.8. Contoh
Skrip Menghadapi Keberatan situasi lain
8.1. Kapan
Waktu Tepat untuk Menutup Penjualan
8.2. Tanda-Tanda Nasabah Siap Closing
8.4 Follow Up Strategis : WhatsApp,
email, Telepon
8.5. Membuat Sense of Urgency tanpa Menekan
8.6. Negosiasi
Akhir : Premi, Termin Pembayaran, Periode Polis
8.7. Membuat
Formulasi Deal Menguntungkan & Realistis
8.8. Contoh Skrip Follow Up Menghadapi
Keberatan spesifik
bab iX AFTER
SALES & REPEAT BUSINESS
9.1. Pentingnya Follow-Up Pasca Polis Terbit
9.2. Membangun Trust Jangka Panjang
9.3. Monitoring Renewal dan Cross Selling
9.4 Membuat Layanan Pib Broker
Sebagai Konsultan
9.5. Contoh
Skrip Follow-Up untuk Monitoring Renewal
9.6. Template CRM untuk Monitoring
Renewal
10.1. Skenario dari Industri Tekstil
10.2. Skenario dari UMKM Retail
10.4 Simulasi Closing
bab xI FAST TRACK SELLING TECHNIQUE
11.2. Magic Questions & Magic Words
11.3 Pembukaan Sales Interview yang Produktif
11.4 Teknik Supporting yang Efektif
11.5 Teknik Mengatasi Keberatan DAN Mengubahnya Menjadi Sales
11.6. CARI TAHU SIAPA
DECISION MAKERNYA
11.7. Teknik Menutup Transaksi yang Efektif
bab xii Etika
& Kepatuhan dalam Proses penualan
BAB. PENDAHULUAN
Dalam dunia asuransi,
khususnya General Insurance, peran seorang pemasaran PT Pasopati Insurance
Broker sangat krusial untuk menjembatani antara perusahaan asuransi dengan
calon pelanggan. Misi utama seorang pemasaran PT Pasopati Insurance Broker adalah membantu calon nasabah
mendapatkan solusi perlindungan yang tepat sekaligus memastikan proses
penjualan berjalan lancar hingga closing. Namun, tantangan terbesar adalah
bagaimana cara mendapatkan pelanggan potensial yang benar-benar membutuhkan produk
asuransi, serta bagaimana mengelola proses penjualan hingga berhasil closing.
Seorang pemasaran PT
Pasopati Insurance Broker General
Insurance yang sukses adalah mereka yang mampu memahami target pasar, aktif
membangun jaringan, menggunakan pendekatan konsultatif saat prospecting,
mengelola presentasi dan negosiasi dengan baik, serta memiliki teknik closing
yang efektif. Ditambah dengan pelayanan purna jual yang prima, PT Pasopati
Insurance Broker dapat meningkatkan
jumlah pelanggan potensial dan menutup penjualan secara konsisten.
Dengan
langkah-langkah ini, peluang mendapatkan pelanggan potensial dan closing
penjualan menjadi jauh lebih besar, sehingga bisnis PT Pasopati Insurance Broker dapat berkembang dan bertahan dalam
persaingan industri asuransi yang ketat.
Artikel ini akan
membahas strategi efektif bagi seorang pemasaran PT Pasopati Insurance Broker
dalam mendapatkan pelanggan potensial dan mengoptimalkan proses closing
penjualan.
1). Memahami Target Pasar dan Segmentasi
Pelanggan
Langkah pertama seorang pemasar PT Pasopati
Insurance Broker adalah mengenali dengan
jelas siapa target pasarnya. Dalam General Insurance, target pasar bisa sangat
luas, mulai dari pemilik usaha kecil (UMKM), industri manufaktur, hingga
perusahaan besar. Dengan melakukan segmentasi pasar, pemasar dapat menentukan
kelompok pelanggan yang memiliki kebutuhan asuransi sesuai dengan produk yang
ditawarkan.
Misalnya, untuk produk asuransi kebakaran dan
properti, target pasar yang ideal adalah bisnis dengan aset properti dan risiko
kebakaran tinggi seperti pabrik, gudang, atau toko retail. Sedangkan untuk
asuransi kendaraan, target bisa meluas ke perusahaan logistik, rental mobil,
dan individu.
Memahami karakteristik dan kebutuhan spesifik
dari segmen pasar membantu pemasar dalam menyusun pendekatan yang lebih
personal dan relevan.
2). Membangun Jaringan dan Prospek melalui
Berbagai Saluran
Setelah menentukan target pasar, langkah
berikutnya adalah membangun jaringan dan mendapatkan prospek pelanggan
potensial. PT Pasopati Insurance Broker
harus aktif mencari informasi dan berinteraksi dengan calon nasabah melalui
berbagai cara:
·
Networking Offline: Menghadiri acara
bisnis, seminar, pameran, dan komunitas industri untuk bertemu langsung dengan
calon klien. Membangun relasi personal dan profesional bisa membuka peluang
penjualan baru.
·
Referral: Memanfaatkan
jaringan yang sudah ada untuk mendapatkan rekomendasi. Pelanggan yang puas
biasanya bersedia merekomendasikan PT Pasopati Insurance Broker ke kenalan mereka.
·
Digital Marketing: Memanfaatkan media
sosial, website, dan platform digital lain untuk menjangkau lebih banyak orang.
Konten edukatif tentang risiko bisnis dan manfaat asuransi bisa menarik
perhatian calon nasabah.
·
Cold Calling dan Email: Menghubungi prospek
secara langsung dengan pendekatan yang sopan dan informatif, menjelaskan solusi
yang bisa diberikan.
Menggabungkan berbagai saluran ini
secara konsisten akan meningkatkan peluang mendapatkan pelanggan potensial.
3. Melakukan Prospecting dengan Pendekatan
Konsultatif
Prospecting bukan hanya soal mengumpulkan
daftar nama, tapi lebih pada memahami kebutuhan dan permasalahan calon
pelanggan. Seorang pemasar PT Pasopati Insurance Broker harus menerapkan pendekatan
konsultatif dengan bertanya dan mendengarkan secara aktif.
Beberapa langkah penting saat prospecting:
·
Tanya Kebutuhan: Apa jenis risiko
yang dihadapi bisnis atau individu tersebut? Apa kerugian terbesar yang mereka
khawatirkan?
·
Analisa Risiko: Berikan insight
tentang risiko yang mungkin belum mereka sadari dan jelaskan bagaimana asuransi
dapat membantu.
·
Bangun Kepercayaan: Jangan langsung jual
produk, tapi fokus pada membantu dan memberi nilai tambah.
Dengan pendekatan ini, calon pelanggan merasa dihargai dan lebih
terbuka untuk melanjutkan pembicaraan.
4. Proses Presentasi dan Negosiasi
Setelah prospek menunjukkan minat, tahap
berikutnya adalah presentasi solusi dan negosiasi harga atau ketentuan polis.
Agar presentasi efektif, PT Pasopati Insurance
Broker harus:
·
Menjelaskan manfaat produk dengan bahasa sederhana dan
sesuai kebutuhan klien
·
Menunjukkan keunggulan produk dibanding kompetitor
·
Menggunakan data dan studi kasus untuk memperkuat argumen
·
Bersikap fleksibel dalam menyesuaikan ketentuan sesuai
permintaan klien
Negosiasi harus dilakukan dengan sikap profesional dan terbuka
agar kedua belah pihak merasa win-win.
5. Teknik Closing yang Efektif
Closing adalah tahap akhir yang menentukan
apakah penjualan berhasil atau tidak. Berikut beberapa teknik closing yang bisa
digunakan:
·
Assumptive Close: Berasumsi klien
sudah setuju dan langsung melangkah ke proses administrasi.
·
Summary Close: Mengulang kembali
manfaat utama yang sesuai kebutuhan klien lalu menanyakan persetujuan.
·
Question Close: Mengajukan
pertanyaan yang mengarah pada keputusan, misalnya “Apakah Bapak/Ibu setuju kita
lanjut proses pengajuan polis hari ini?”
Yang terpenting adalah membaca sinyal
dari klien dan tidak memaksa jika belum siap.
6. Follow-Up dan After Sales Service
Penjualan tidak berhenti saat closing.
Follow-up sangat penting untuk memastikan kepuasan klien dan membuka peluang
penjualan lanjutan atau referral.
·
Kirim pengingat pembayaran premi dan informasi polis
·
Tanyakan pengalaman klien menggunakan produk
·
Berikan informasi update produk dan promo terbaru
·
Jadikan klien sebagai mitra jangka panjang
Pelayanan yang baik meningkatkan loyalitas dan reputasi PT
Pasopati Insurance Broker.
BAB I PEMAHAMAN
PERAN PEMASAR PT. PASOPATI INSURANCE BROKER
1.1 Tujuan dan Harapan Guidance
Tujuan Guidance:
·
Membekali
pemasar PT Pasopati Insurance Broker
dengan keterampilan praktis dalam mendapatkan prospek dan melakukan
closing.
·
Meningkatkan
pemahaman terhadap peran strategis pemasar dalam proses pemasaran
asuransi umum.
·
Membangun
kepercayaan diri pemasar dalam melakukan komunikasi, presentasi, dan negosiasi
dengan calon nasabah.
Harapan Pemasar :
·
Mampu
mengenali peluang pasar secara mandiri.
·
Mampu
menyampaikan solusi proteksi yang bernilai.
·
Mampu
membangun relasi dan menutup penjualan dengan etis.
1.2 Peran PT Pasopati Insurance Broker dalam Ekosistem Perasuransian
Definisi PT Pasopati Insurance Broker:
Perusahaan perantara yang membantu calon tertanggung
mendapatkan proteksi asuransi terbaik, sesuai kebutuhan dan kondisi risiko.
Peran dalam
Ekosistem:
·
Advokat
untuk klien (insured): Tidak
berpihak pada perusahaan asuransi.
·
Penasihat
risiko: Memberi solusi proteksi yang
tepat dan objektif.
·
Fasilitator
klaim: Membantu nasabah saat terjadi
klaim agar proses lancar dan adil.
·
Penyambung
komunikasi antara
nasabah dan perusahaan asuransi.
Nilai Tambah PT Pasopati Insurance Broker:
·
Akses ke
banyak produk dari berbagai perusahaan asuransi.
·
Kemampuan
membandingkan dan menyusun program asuransi yang paling cocok.
·
Menjadi
solusi risiko, bukan sekadar penjual polis.
1.3 Fungsi Khusus Seorang Pemasar di PT
Pasopati Insurance Broker
Fungsi
Utama:
·
Prospecting: Mencari calon nasabah potensial.
·
Edukatif: Menjelaskan manfaat dan risiko kepada nasabah
secara objektif.
·
Negosiasi
Premi dan Syarat Polis:
Berkoordinasi dengan underwriter asuransi untuk mendapatkan kondisi terbaik.
·
Pengumpulan
Dokumen: Memastikan dokumen
underwriting dan kelengkapan klaim siap dan valid.
·
Closing
Penjualan: Mencapai
kesepakatan dan mengikat polis.
·
After Sales
Service: Menjaga hubungan dan renewal.
Peran sebagai “Wajah PT Pasopati Insurance Broker”:
Pemasar adalah representasi langsung dari kredibilitas
dan profesionalisme PT Pasopati Insurance
Broker di hadapan nasabah.
1.4 Perbedaan PT Pasopati Insurance Broker vs Agen Asuransi
Aspek |
PT
Pasopati Insurance Broker Asuransi |
Agen
Asuransi |
Pihak
yang Diwakili |
Calon tertanggung
(nasabah) |
Perusahaan
asuransi |
Produk |
Dari
berbagai perusahaan asuransi |
Dari satu
perusahaan asuransi |
Obyektivitas |
Netral
dan berpihak pada kebutuhan nasabah |
Terikat
pada produk dan kepentingan perusahaan |
Imbal
Jasa |
Komisi
dari perusahaan asuransi |
Komisi
dari perusahaan asuransi |
Pendekatan
Penjualan |
Konsultatif,
berbasis solusi |
Umumnya
berbasis produk |
Pemasar PT Pasopati Insurance Broker harus menekankan peran konsultatif
dan independen mereka untuk membedakan diri dari agen.
1.5 Tanggung Jawab Pemasar – Edukasi, Advokasi,
dan Negosiasi
1)
Edukasi
·
Memberikan
pemahaman menyeluruh tentang risiko, polis, klausul, pengecualian, dan
hak/kewajiban nasabah.
·
Menjadi
sumber informasi yang bisa dipercaya oleh nasabah.
2)
Advokasi
·
Mewakili
kepentingan nasabah dalam memilih program asuransi.
·
Mengawal
kepentingan nasabah dalam proses klaim.
3)
Negosiasi
·
Melakukan
negosiasi dengan underwriter untuk premi, wording, perluasan, pengecualian, dan
batas pertanggungan.
·
Menyusun
solusi proteksi yang kompetitif dan sesuai anggaran nasabah.
1.6 Kompetensi Dasar Seorang Pemasar PT
Pasopati Insurance Broker
1). Pengetahuan Teknis:
·
Produk
asuransi umum (Property, Motor, Marine, Liability, dsb).
·
Prinsip-prinsip
underwriting & penilaian risiko.
·
Proses
klaim dan wording polis.
2). Keterampilan Komunikasi:
·
Mendengarkan
aktif.
·
Menyampaikan
solusi secara jelas dan terstruktur.
·
Presentasi
dan negosiasi.
3). Kecakapan Digital:
·
CRM, email,
LinkedIn, WhatsApp Business.
·
Kemampuan
menyusun proposal & analisis risiko.
4). Etika & Integritas:
·
Tidak
overpromise atau misleading.
·
Transparan,
jujur, dan menjaga kerahasiaan klien.
5). Manajemen Waktu & Target:
·
Disiplin
follow-up.
· Memiliki pipeline prospek yang aktif.
BAB II
IDENTIFIKASI TARGET MARKET & SEGMENTASI NASABAH POTENSIAL
2.1
Pentingnya
Menentukan Target Market
Mengapa
Target Market Penting:
·
Menentukan
arah fokus pemasaran.
·
Menghindari
buang waktu untuk prospek yang tidak cocok.
·
Menyesuaikan
pendekatan dan produk dengan kebutuhan pasar spesifik.
·
Meningkatkan
efisiensi dan tingkat keberhasilan closing.
Tanpa
Target Market yang Jelas:
·
Promosi
tidak efektif.
·
Sering
salah menawarkan produk.
·
Tidak ada
kesinambungan pipeline penjualan.
2.2 Segmentasi Berdasarkan Jenis Risiko &
Jenis Asuransi
Segmentasi
Berdasarkan Jenis Risiko:
·
Risiko
Properti (gedung, mesin, pabrik).
·
Risiko
Tanggung Gugat (liability: produk, publik, profesional).
·
Risiko Transportasi
(angkutan barang, kendaraan niaga).
·
Risiko
Gangguan Usaha (business interruption).
Segmentasi
Berdasarkan Jenis Asuransi Umum:
·
Asuransi
Kebakaran/Property.
·
Asuransi
Kendaraan Bermotor.
·
Asuransi
Pengangkutan Barang (Marine Cargo).
·
Asuransi
Kecelakaan Diri dan Kesehatan Karyawan (GPA, GHS).
·
Asuransi
Liability.
·
Asuransi
Engineering (CAR/EAR).
2.3 Contoh Segmentasi: UMKM, Industri,
Logistik, Perdagangan
Segmentasi |
Karakteristik
Risiko |
Kebutuhan
Umum Asuransi |
UMKM |
Sederhana,
skala kecil, padat modal |
Property,
Fire, Business Interruption |
Industri/Pabrik |
Kompleks,
risiko kebakaran tinggi |
Property
All Risk, Liability, Engineering |
Logistik |
Mobilitas
tinggi, risiko kerusakan barang |
Marine
Cargo, Motor Vehicle, CMR Liability |
Perdagangan |
Risiko
pergudangan dan cashflow |
Property,
Theft, Business Interruption |
Penting bagi pemasar PT Pasopati Insurance Broker untuk memahami dunia usaha calon
nasabah agar bisa menyusun proteksi yang sesuai.
2.4 Teknik Profiling Nasabah Potensial
1)
Langkah-langkah
Profiling Nasabah:
2)
Jenis usaha
& sektor industri.
3)
Skala usaha (mikro, kecil, menengah, besar).
4)
Lokasi
& eksposur risiko sekitar (area
banjir, area industri, dekat laut, dll).
5)
Jumlah aset
& nilai pertanggungan.
6)
Riwayat
klaim & proteksi sebelumnya.
7)
Tingkat
pemahaman terhadap asuransi.
Tujuan
Profiling:
·
Menyesuaikan
pendekatan dan bahasa komunikasi.
·
Menentukan
kebutuhan proteksi yang relevan.
2.5 B2B vs B2C dalam PT Pasopati Insurance Broker
Aspek |
B2B
(Business to Business) |
B2C
(Business to Consumer) |
Pelanggan |
Perusahaan,
lembaga, organisasi |
Individu,
keluarga |
Produk |
Corporate
insurance: property, engineering, fleet |
Personal
insurance: kendaraan, rumah, PA |
Siklus
Penjualan |
Lebih panjang,
banyak stakeholder |
Lebih
cepat, keputusan pribadi |
Pendekatan |
Solusi
bisnis, negosiasi kontrak |
Emosional,
edukasi manfaat |
Potensi
Premi |
Besar,
berulang |
Kecil
hingga menengah |
Seorang pemasar PT Pasopati Insurance Broker harus memahami perbedaan gaya
komunikasi, urgensi, dan kebutuhan antara B2B dan B2C.
2.6 Penentuan Prioritas Prospek
Kriteria
Menentukan Prioritas:
·
Nilai
potensi premi.
·
Urgensi
kebutuhan asuransi.
·
Kredibilitas
dan rekam jejak calon nasabah.
·
Tingkat
keterbukaan terhadap edukasi asuransi.
·
Koneksi dan
akses pengambil keputusan.
Matriks
Prioritas Pelanggan Potensial:
|
Tinggi Potensi |
Rendah
Potensi |
||
|
Tinggi
Urgensi → Fokus utama |
Seleksi
ketat |
||
|
Rendah
Urgensi → Bangun hubungan |
Jangan
buang waktu |
||
|
|
|||
2.7 Alat Bantu Identifikasi Pelanggan Potensial
1). CRM (Customer Relationship Management):
·
Mencatat
interaksi, status prospek, follow-up, dan target.
·
Contoh
tools: Zoho CRM, HubSpot, Salesforce.
2). Google Alerts:
·
Memantau
berita atau perubahan perusahaan tertentu (pindah kantor, kebakaran, ekspansi).
3. LinkedIn:
·
Mencari
pengambil keputusan di perusahaan target.
·
Melihat
update bisnis dan promosi jabatan.
4. Google Maps & Street View:
·
Melihat
lokasi bisnis yang belum memiliki perlindungan.
5. Market place/Portal Bisnis:
·
Cek daftar
perusahaan manufaktur, distributor, retail, dsb.
2.8 Studi Kasus – Mapping Market di Area
Industri
Contoh
Lokasi: Kawasan Industri MM2100 (Bekasi)
Langkah
Mapping:
1.
Gunakan
Google Maps untuk identifikasi lokasi pabrik.
2.
Cek daftar
tenant di website kawasan industri.
3.
Cek website
masing-masing tenant → identifikasi jenis usaha & risiko.
4.
Gunakan
LinkedIn → cari jabatan: “Procurement, Finance, Risk
Manager”.
5.
Simpan
dalam CRM → buat pipeline prospek → susun pendekatan personalisasi.
Output yang
Diinginkan:
·
Daftar
20–30 perusahaan target lengkap dengan PIC, kontak, dan catatan pendekatan.
Studi Kasus – Mapping Market General Insurance di
Kawasan Industri MM2100 (Bekasi)
1). Latar Belakang
Kawasan Industri MM2100, Bekasi, merupakan kawasan
industri dengan luas lebih dari 1.500 hektare dan dihuni oleh lebih dari 350
perusahaan domestik dan multinasional dari berbagai sektor. Area ini menjadi
target potensial bagi pengembangan pasar asuransi umum (general insurance),
terutama untuk produk seperti:
·
Property
All Risks (PAR)
·
Industrial
All Risks (IAR)
·
Machinery
Breakdown (MB)
·
Business
Interruption (BI)
·
Marine
Cargo & Marine Hull
·
Liability
Insurance
·
Contractor’s
All Risks (CAR)
·
Workmen
Compensation
2). Tujuan Mapping Market
·
Mengidentifikasi
potensi bisnis general insurance dari kegiatan industri.
·
Memetakan
jenis risiko dan kebutuhan proteksi asuransi yang relevan.
·
Merancang
strategi akuisisi klien dan penetrasi pasar berbasis data.
3). Segmentasi dan Identifikasi Peluang
a.. Klasifikasi
Perusahaan Berdasarkan Jenis Industri
Sektor Industri |
Estimasi Jumlah Perusahaan |
Potensi Produk Asuransi |
Otomotif & Komponen |
25+ |
PAR, MB, BI, TPL |
Elektronik & Mesin |
20+ |
IAR, MB, Marine Cargo |
Makanan & Minuman |
15+ |
PAR, Product Liability, BI,
Fire, Recall Cover |
Kimia & Farmasi |
10+ |
IAR, Fire, MB, Environmental
Liability |
Logistik & Gudang |
30+ |
Marine Cargo, Warehouse Cover,
Liability |
Konstruksi & Kontraktor |
10+ |
CAR, EAR, TPL, WC |
b. Estimasi
Nilai Aset Industri (Konservatif)
Rata-rata nilai properti industri besar di MM2100:
·
Bangunan:
Rp 50–150 miliar
·
Mesin: Rp
20–100 miliar
·
Stok
Barang: Rp 10–100 miliar
Potensi
nilai yang bisa diasuransikan per perusahaan: Rp 80–300 miliar
Jika 100
perusahaan besar diasuransikan, potensi TSI: Rp 10–30 triliun
4). Risiko Umum yang Dihadapi di Kawasan MM2100
Risiko |
Dampaknya |
Relevansi Produk Asuransi |
Kebakaran |
Kerusakan aset, gangguan usaha |
PAR, BI, IAR |
Ledakan bahan kimia |
Cedera, klaim pihak ketiga,
pencemaran |
TPL, Env Liability |
Gangguan operasional |
Kerugian finansial akibat
downtime produksi |
BI, MB |
Kecelakaan kerja |
Klaim kompensasi, tuntutan
hukum |
Workmen Compensation, TPL |
Transportasi barang |
Kerugian atau kerusakan barang |
Marine Cargo |
5). Peta Persebaran Potensi Pelanggan (Contoh
Visualisasi Mapping)
Gunakan tools seperti Google My Maps atau software
GIS untuk memetakan:
·
Lokasi
perusahaan target.
·
Cluster
industri dengan nilai aset besar.
·
Titik
gudang/logistik (untuk Marine Cargo/Stock Insurance).
·
Area rawan
banjir/kebakaran (untuk underwriting insight).
6). Strategi Penetrasi Pasar Asuransi Umum
Strategi |
Penjelasan |
Agency visit & direct
approach |
Kunjungan langsung ke pabrik
untuk mengidentifikasi kebutuhan asuransi. |
Edukasi risiko & survey
perlindungan |
Edukasi soal risiko kebakaran,
downtime, liability, dll. |
Kolaborasi dengan broker
asuransi |
Gandeng broker survey/internasional
yang sudah punya akses ke surveyan. |
Kemitraan dengan survey industri |
Kerja sama program
perlindungan survey (cluster
insurance). |
Layanan survey risiko gratis |
Menarik dengan offering survey
risk gratis sebagai entry point. |
7). Studi Mini – Kasus Nyata (Contoh)
Perusahaan: PT XYZ Autoparts (otomotif)
·
TSI: Rp 220
miliar (bangunan, mesin, stok)
·
Polis
aktif: PAR + MB + BI
·
Pernah
klaim kebakaran 2 tahun lalu sebesar Rp 12 miliar
·
Masih
underinsured ±30%
Tindak lanjut mapping:
·
Ajukan
penyesuaian TSI dan perluasan jaminan ke BI
·
Evaluasi
risiko aktual (disediakan secara gratis)
·
Up-sell
Liability & Product Recall untuk ekspor ke Jepang
8). Kesimpulan
Mapping market untuk general insurance di kawasan
industri seperti MM2100 membuka peluang besar untuk pertumbuhan bisnis asuransi
umum, terutama jika didasarkan pada pendekatan data, pemetaan risiko, dan
edukasi solusi yang terintegrasi. Strategi ini penting untuk:
·
Menemukan
klien bernilai tinggi
·
Meningkatkan
kualitas portofolio underwriting
·
Meminimalisasi
adverse selection dan fraud
BAB III STRATEGI PROSPECTING (MENCARI PELANGGAN
POTENSIAL)
3.1 Definisi Prospecting dan Urgensinya
Prospecting adalah proses mengidentifikasi dan menghubungi pelanggan potensial
yang berpotensi membutuhkan jasa perantara asuransi.
Urgensi Prospecting:
·
Awal dari
proses penjualan.
·
Menentukan
kuantitas dan kualitas prospek yang akan dikelola.
·
Meningkatkan
pipeline yang sehat dan keberlanjutan bisnis.
·
Tanpa
prospecting → tidak ada prospek → tidak ada closing.
“Prospecting adalah napas harian
seorang pemasar.”
3.2 Teknik Prospecting Tradisional: Referral
& Networking Event
1). Referral (Rujukan):
·
Minta
rekomendasi dari nasabah atau kenalan yang sudah puas.
·
Referral
lebih cepat dipercaya dan lebih mudah dikonversi.
2). Networking Event:
·
Hadiri
seminar, pameran, forum bisnis, pertemuan asosiasi (KADIN, HIPMI, GAPMMI).
·
Bawa kartu
nama, company profile, dan pendekatan soft-sell.
Tips:
·
Jadikan
nasabah sebagai “pembuka pintu”.
·
Jangan
hanya tukar kartu nama → tindak lanjut penting.
3.3 Teknik Prospecting Modern: Digital
Prospecting, LinkedIn, Email Outreach
Digitalisasi membuka akses besar untuk pencarian
pelanggan potensial dengan cara lebih efisien dan terukur:
·
LinkedIn
Platform profesional untuk mencari dan berinteraksi dengan pengambil keputusan
(decision makers) di berbagai perusahaan. Broker bisa membangun profil
profesional, ikut grup industri, dan melakukan pendekatan personal.
o
Cari jabatan seperti:
“Procurement Head”, “Risk Manager”, “Finance Director”.
o
Bangun koneksi → beri edukasi
ringan → ajak diskusi proteksi risiko
·
Google Maps Bisnis & Direktori Perusahaan
Mencari
perusahaan potensial berdasarkan lokasi, jenis usaha, dan ukuran bisnis. Data
ini dapat dijadikan bahan riset awal untuk pendekatan yang lebih tertarget.
o Gunakan Google, direktori industri, media sosial untuk riset calon
nasabah
·
Website & Media Sosial
Membangun
kehadiran online broker atau perusahaan broker sebagai sumber
o Kirim email yang pendek, personal, dan menawarkan solusi, bukan jualan
langsung.
Modern prospecting = kombinasi riset digital +
komunikasi terarah.
3.4 Membuat Profil Calon Pelanggan (Risk Profile)
Sebelum melakukan pendekatan, penting untuk
menyusun profil risiko calon pelanggan sebagai dasar penawaran yang
tepat:
·
Data
Perusahaan
Nama, bidang usaha, lokasi, jumlah karyawan, omset,
dll.
·
Jenis
Risiko
Risiko utama yang dihadapi berdasarkan jenis bisnis
(misal: risiko kebakaran untuk pabrik, risiko kerusakan kendaraan untuk
perusahaan logistik).
·
Riwayat
Klaim
Jika memungkinkan, mencari informasi klaim yang
pernah diajukan untuk memahami pola risiko.
·
Kebutuhan
Proteksi
Apa jenis asuransi yang relevan dan seberapa besar
nilai pertanggungan yang dibutuhkan.
·
Profil
Pengambil Keputusan
Mengetahui siapa yang bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan
asuransi di perusahaan tersebut agar komunikasi lebih efektif.
Profil ini membantu pemasar PT Pasopati Insurance Broker
melakukan pendekatan yang personal, relevan, dan menunjukkan nilai tambah,
sehingga peluang closing lebih besar.
Template
Profil Risiko Calon Pelanggan
Informasi |
Keterangan / Data |
Nama Perusahaan |
|
Bidang Usaha / Industri |
|
Alamat Kantor / Lokasi |
|
Jumlah Karyawan |
|
Omzet / Pendapatan Tahunan |
|
Kontak Person (Nama & Jabatan) |
|
Email / Telepon Kontak |
|
Jenis Risiko Utama |
(Misal: Kebakaran, Pencurian, Kerusakan
Mesin, Kecelakaan, Liability, dll) |
Nilai Pertanggungan yang Dibutuhkan |
|
Riwayat Klaim (jika ada) |
- Jumlah klaim selama 3 tahun terakhir |
- Jenis klaim |
|
- Penyebab klaim |
|
- Tindakan mitigasi yang sudah dilakukan |
|
Sistem Pengendalian Risiko |
(Misal: Instalasi alarm kebakaran, CCTV,
Pelatihan Karyawan, SOP Keselamatan) |
Kebutuhan Proteksi Khusus |
(Misal: Penambahan klausul khusus, jangka
waktu polis, dll) |
Catatan Khusus / Kebutuhan Lain |
3.5 Pemanfaatan Data & Insight
Sumber Data
yang Berguna:
·
LPSE /
e-Procurement: Tender
proyek → butuh asuransi proyek.
·
AHU Online
/ OSS: Perusahaan baru → butuh
proteksi aset awal.
·
Berita
Ekspansi Perusahaan: Pindah
pabrik, buka cabang baru.
·
Data
Kebakaran / Musibah: Untuk
pendekatan berbasis risiko nyata.
Contoh
Strategi:
·
Temukan 5
proyek baru di kota X → cari kontraktor utama → hubungi untuk diskusi kebutuhan
asuransi CAR/EAR atau Liability.
3.6 Cold Call vs Warm Call
Jenis |
Definisi |
Tingkat
Keberhasilan |
Cold Call |
Menghubungi
prospek yang belum kenal sama sekali |
Rendah,
butuh skill tinggi |
Warm Call |
Menghubungi
prospek yang sudah ada kontak atau referensi |
Lebih
tinggi, lebih manusiawi |
Tips Cold Call:
·
Mulai
dengan nama lengkap & alasan panggilan.
·
Sampaikan
manfaat, bukan produk.
·
Jadikan
tujuan untuk booking meeting, bukan langsung closing.
3.7 Penulisan Email dan WA yang Menarik untuk
Prospecting
Struktur Email Prospecting:
·
Salam
personal → sebut nama & perusahaan.
·
Hook →
perhatian pada kebutuhan spesifik mereka.
·
Value → apa
solusi yang bisa Anda bantu.
·
Call to
Action → ajakan meeting atau diskusi singkat.
Contoh WA:
“Selamat pagi Pak Andi, saya Rina dari PT Pasopati Insurance Broker. Saya melihat perusahaan Bapak baru
membuka gudang baru di Bekasi. Bolehkah saya bantu tinjau kebutuhan proteksi
asuransinya agar lebih aman & efisien?”
Contoh email
Pendekatan Edukatif & Nilai Tambah
Subject: Mengurangi
Risiko Kebakaran & Downtime Pabrik Anda di MM2100
Yth. Bapak/Ibu [Nama Penerima],
Perkenalkan, saya [Nama Anda] dari PT Pasopati Insurance Broker. Kami
memahami bahwa menjaga kelangsungan operasi pabrik di Kawasan Industri MM2100
memerlukan proteksi risiko yang tepat—khususnya terhadap kebakaran dan gangguan
operasional.
Kenapa ini penting?
- Rata‐rata downtime produksi
akibat klaim kebakaran di area ini mencapai 48 jam.
- Klaim kerugian bisa menembus
puluhan miliar rupiah per kejadian.
Solusi Kami:
1.
Property All Risks (PAR) dengan
add‐on Fire & Explosion
2.
Business Interruption (BI) untuk
kompensasi kerugian pendapatan
3.
Risk Survey Gratis oleh tim ahli kami di lokasi
Saya ingin berdiskusi singkat (15–20 menit) untuk memahami kebutuhan
Bapak/Ibu dan menunjukkan contoh studi kasus PT XYZ Autoparts yang berhasil
menurunkan premi hingga 15% setelah risk survey.
Apakah hari Rabu atau Kamis pekan ini cocok untuk panggilan/kunjungan?
Salam hangat,
[Nama Anda]
[Posisi] –
Tips:
·
Jangan
spam.
·
Gunakan
bahasa profesional, ringkas, dan berorientasi solusi.
3.8 Konten & Alat Promosi: Company
Profile, Studi Kasus, Testimoni
1). Company Profile:
·
Berikan
dalam format digital & cetak.
·
Jelaskan nilai
tambah sebagai PT Pasopati Insurance
Broker, bukan hanya sebagai penghubung.
2. Studi Kasus Nyata:
·
Contoh
klien yang berhasil dibantu dalam situasi sulit (klaim, proteksi risiko).
·
Bantu
prospek membayangkan: “kalau saya di posisi itu, saya butuh perlindungan
juga.”
3. Testimoni:
·
Kutipan
dari klien puas: validasi sosial yang kuat.
“Story sells better than statistics.”
3.9 Penjadwalan Meeting Prospek secara
Strategis
Langkah
Strategis:
·
Lakukan
pendekatan ringan terlebih dahulu (konten, WA, LinkedIn).
·
Ajak
diskusi santai atau konsultasi tanpa komitmen.
·
Hindari jam
sibuk: Senin pagi, Jumat sore, jam makan siang.
·
Tawarkan 2
pilihan waktu: “Apakah Selasa jam 10 atau Rabu jam 14 lebih nyaman untuk
diskusi singkat 15 menit?”
Tujuan Meeting:
·
Bukan
jualan langsung, tapi membangun trust dan menggali kebutuhan.
3.10 ;
Simulasi:
·
Pemasar
berlatih melakukan pendekatan:
o
Lewat
telepon.
o
Kirim
WA/email.
o
Meeting
pertama.
Tujuan Roleplay:
·
Melatih
percaya diri, intonasi, dan pilihan kata.
·
Mendapatkan
umpan balik dan perbaikan untuk pemasar.
Tips Latihan:
·
Gunakan
naskah awal (script), lalu kembangkan gaya sendiri.
·
Rekam dan
evaluasi: apakah pendekatan sudah menarik & jelas?
3.11 Alat Bantu Prospecting: CRM Tools (Zoho,
HubSpot, dll)
Manfaat
CRM:
·
Mencatat
semua prospek dan interaksi.
·
Menjadwalkan
follow-up otomatis.
·
Melacak
status tiap prospek: kontak awal, meeting, penawaran, closing.
·
Menyusun
pipeline dan target pribadi.
Tools yang
Bisa Digunakan:
·
Zoho CRM – Gratis, cocok untuk tim kecil.
·
HubSpot – Versi free powerful untuk email & task
reminder.
·
Trello/Notion – Untuk visualisasi prospek dan pipeline
sederhana.
Dengan CRM,
Anda bekerja cerdas, bukan hanya keras.
BAB IV
RISET AWAL SEBELUM MENGHUBUNGI PROSPEK
4.1 Menggali Informasi Legal & Operasional Calon
Klien
Sebelum melakukan pendekatan, Pemasar PT pasopati
Insurance Brokerharus memahami siapa calon pelanggan secara menyeluruh:
·
Status
legal perusahaan (PT, CV,
koperasi, dll) dan apakah sudah terdaftar secara resmi
·
Sejarah
perusahaan, lama
beroperasi, reputasi di industri
·
Struktur
organisasi dan pengambil keputusan untuk
memahami siapa yang perlu diajak komunikasi
·
Aktivitas
operasional utama, produk
atau layanan yang dihasilkan, dan proses bisnis yang berjalan
·
Memahami kepatuhan
regulasi yang relevan, misalnya kewajiban asuransi tertentu di sektor
industri
Informasi ini dapat diperoleh dari sumber seperti
website resmi perusahaan, direktori bisnis, berita industri, dan platform
bisnis profesional seperti LinkedIn.
4.2 Analisis Risiko Awal
Pemasar PT pasopati Insurance Brokerperlu melakukan
penilaian risiko secara awal untuk menentukan produk asuransi yang tepat dan
menarik bagi calon pelanggan:
·
Jenis
properti atau aset yang
dimiliki (misalnya pabrik, gudang, kendaraan, peralatan)
·
Skala
bisnis dari segi luas area, volume
produksi, jumlah karyawan
·
Lokasi
bisnis dan faktor risiko lingkungan,
seperti daerah rawan kebakaran, banjir, atau pencurian
·
Potensi
hazard spesifik yang
dihadapi industri tersebut (misal: risiko ledakan di pabrik kimia, risiko
kecelakaan kerja di konstruksi)
Analisis ini membantu pemasar memberikan gambaran
risiko yang jelas dan rekomendasi proteksi yang sesuai.
4.3 Menyiapkan Alasan Rasional Kenapa Calon Pelanggan
Butuh Proteksi
Sebelum menghubungi calon klien, pemasar harus siap
dengan alasan kuat dan relevan yang menunjukkan pentingnya asuransi bagi
bisnis mereka, contohnya:
·
Menjelaskan
risiko finansial besar yang mungkin timbul tanpa perlindungan asuransi
·
Menunjukkan
bagaimana asuransi dapat menjaga kelangsungan operasional saat terjadi kerugian
·
Menyampaikan
manfaat tambahan, seperti akses layanan mitigasi risiko atau bantuan klaim
cepat
·
Menyesuaikan
pesan dengan kebutuhan dan karakter bisnis calon klien agar terasa personal dan
tepat sasaran
Alasan ini berfungsi sebagai landasan komunikasi
untuk menarik perhatian dan membangun urgensi dalam diskusi penawaran.
4.4 Checklist Riset Awal Calon Pelanggan
1). Informasi
Legal & Operasional
·
Cek status legal perusahaan (PT, CV, dll)
·
Telusuri lama perusahaan beroperasi
·
Identifikasi bidang usaha dan produk/jasa utama
·
Cari tahu struktur organisasi dan pengambil keputusan
·
Verifikasi kepatuhan regulasi terkait asuransi (jika ada)
·
Kumpulkan kontak person utama (nama, jabatan, kontak)
2). Analisis
Risiko Awal
·
Identifikasi jenis properti/aset yang dimiliki (pabrik,
kendaraan, gudang, dll)
·
Tentukan skala bisnis (luas area, jumlah karyawan, volume
produksi)
·
Periksa lokasi bisnis dan potensi risiko lingkungan
(banjir, kebakaran, pencurian)
·
Identifikasi hazard khusus sesuai industri (ledakan,
kecelakaan kerja, dll)
·
Catat riwayat klaim atau risiko yang pernah dialami (jika
tersedia)
3). Persiapan
Alasan Penawaran
·
Susun poin manfaat proteksi yang relevan untuk bisnis
klien
·
Siapkan contoh risiko finansial jika tanpa asuransi
·
Kaji manfaat tambahan yang bisa ditawarkan (misal:
layanan mitigasi, kecepatan klaim)
·
Sesuaikan pesan penawaran dengan kebutuhan spesifik calon
klien
·
Rancang pendekatan komunikasi yang personal dan persuasif
Tips:
·
Gunakan sumber data terpercaya seperti website resmi,
profil LinkedIn, dan database bisnis
·
Catat semua temuan secara terstruktur agar mudah diakses
saat menghubungi prospek
·
Update checklist ini secara berkala sesuai kebutuhan
pasar dan pengalaman lapangan
BAB V PENDEKATAN
AWAL DAN MEMBANGUN TRUST
Pendekatan awal yang profesional
dan empatik, mengutamakan pemahaman kebutuhan klien, serta fokus membangun
hubungan jangka panjang akan meningkatkan kepercayaan dan peluang broker
mendapatkan pelanggan potensial yang loyal.
5.1 Cara Membuka Percakapan Profesional (via
Telepon, Email, atau Pertemuan Langsung)
·
Telepon: Mulailah dengan perkenalan singkat dan jelas,
sebutkan nama, perusahaan, dan tujuan menghubungi. Contoh:
“Selamat
pagi, saya [Nama] dari PT Pasopati Insurance Broker. Saya ingin berbicara
sejenak mengenai kebutuhan proteksi asuransi untuk bisnis Bapak/Ibu.”
·
Email: Gunakan subjek yang relevan dan
menarik perhatian, tulis pembuka sopan, dan langsung ke inti dengan bahasa yang
ringkas namun informatif.
·
Pertemuan
langsung: Buka dengan sapaan hangat dan tanya kabar atau kondisi bisnis mereka,
tunjukkan antusiasme dan kesiapan mendengarkan.
5.2 Hindari Jualan Agresif: Fokus pada Memahami
Risiko Mereka
·
Jangan langsung menawarkan
produk atau premi saat kontak pertama. Fokuslah pada mendengarkan dan memahami
situasi dan kebutuhan risiko calon pelanggan.
·
Ajukan pertanyaan terbuka yang
mendorong mereka bercerita tentang bisnis, tantangan, dan potensi risiko yang
mereka hadapi.
·
Dengan memahami risiko secara
mendalam, penawaran yang diajukan akan terasa relevan dan bukan sekadar
“jualan” biasa.
5.3 Bangun Relasi Jangka Panjang, Bukan Hanya
Transaksi Sekali Saja
·
Tujuan
utama adalah membangun kepercayaan dan hubungan berkelanjutan. Jadikan
diri Anda sebagai mitra yang peduli dan siap membantu mereka mengelola risiko
bisnis.
·
Sering
berkomunikasi secara proaktif dengan memberikan update informasi, edukasi
tentang risiko baru, dan solusi asuransi terbaru.
·
Tindak
lanjuti secara rutin, jangan hanya muncul saat mereka butuh asuransi baru.
Hubungan yang kuat akan memudahkan proses closing dan rekomendasi dari mulut ke
mulut.
5.4 Contoh Skrip Pendekatan Awal via Telepon
Pemasar:
“Selamat pagi, Bapak/Ibu [Nama], saya [Nama pemasarr]
dari PT Pasopati Insurance Broker. Apakah saya sedang berbicara dengan pihak
yang menangani asuransi di perusahaan Bapak/Ibu?”
(Tunggu jawaban)
“Terima kasih. Saya ingin mengenal lebih jauh mengenai bisnis Bapak/Ibu
dan memahami risiko-risiko yang mungkin perlu proteksi asuransi yang tepat.
Apakah saya boleh mengajukan beberapa pertanyaan singkat terkait hal tersebut?”
(Jika setuju)
“Baik, apakah Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktu sekitar 10 menit
sekarang atau kapan waktu yang cocok untuk saya hubungi kembali?”
(Tujuannya: membangun dialog, bukan langsung menawarkan produk)
5.5 Contoh Skrip Pendekatan Awal via Email
Subject: Solusi
Proteksi Asuransi yang Tepat untuk [Nama Perusahaan]
Yth. Bapak/Ibu [Nama],
Perkenalkan, saya [Nama] dari PT Pasopati Insurance Broker. Kami
membantu perusahaan seperti [Nama Perusahaan] untuk mengelola risiko bisnis
melalui solusi asuransi yang sesuai dan efektif.
Saya tertarik untuk memahami lebih lanjut kebutuhan proteksi asuransi
yang mungkin sedang Bapak/Ibu pertimbangkan. Apakah Bapak/Ibu bersedia
meluangkan waktu 15 menit untuk diskusi singkat?
Saya percaya diskusi ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas
tentang bagaimana kami dapat mendukung perlindungan bisnis Bapak/Ibu.
Terima kasih atas perhatian dan kesempatan Bapak/Ibu. Saya tunggu kabar
baiknya.
Hormat saya,
[Nama]
[Nomor Telepon]
[Email]
5.6 Situasi
follow-up dan menghadapi
keberatan calon pelanggan yang bisa dipakai PT Pasopati Insurance Broker:
📞 Skrip Follow-Up
Pemasar:
“Selamat siang, Bapak/Ibu [Nama], saya [Nama
Broker] dari PT Pasopati Insurance Broker. Beberapa waktu lalu kita sempat
berdiskusi mengenai kebutuhan proteksi asuransi untuk bisnis Bapak/Ibu.
Saya ingin menindaklanjuti apakah ada informasi tambahan yang bisa saya
bantu atau ada pertanyaan terkait penawaran yang kami sampaikan?”
(Jika ada pertanyaan atau keberatan, dengarkan dengan seksama)
“Terima kasih atas masukan Bapak/Ibu. Saya akan segera mengonfirmasi hal
tersebut dan menghubungi kembali secepatnya dengan solusi yang sesuai.”
(Jika belum siap)
“Tidak masalah, saya paham bahwa keputusan seperti ini perlu pertimbangan
matang. Saya akan menghubungi kembali di waktu yang Bapak/Ibu tentukan.”
“Apakah ada waktu yang lebih cocok untuk saya hubungi kembali?”
Skrip Menghadapi Keberatan Calon Pelanggan
Calon Pelanggan:
“Saya rasa premi asuransi terlalu mahal / kami sudah punya penyedia lain
/ kami tidak tertarik saat ini.”
Pemasar:
“Terima kasih atas kejujuran Bapak/Ibu. Boleh saya tahu, apakah ada aspek
tertentu dari penawaran kami yang kurang sesuai dengan kebutuhan atau anggaran
Bapak/Ibu?”
(Dengarkan dan gali lebih dalam)
“Saya paham. Sebagai solusi, kami bisa meninjau ulang cakupan dan
mencari opsi yang lebih fleksibel tanpa mengurangi perlindungan penting. Apakah
Bapak/Ibu bersedia saya buatkan revisi proposal tersebut?”
(Jika calon masih ragu)
“Kami selalu siap memberikan informasi tambahan dan menjawab setiap
pertanyaan untuk membantu Bapak/Ibu mengambil keputusan yang tepat. Bagaimana
jika kita jadwalkan diskusi singkat lagi minggu ini?”
Skrip ini menjaga komunikasi tetap profesional, sopan, dan fokus pada
kebutuhan klien, bukan hanya sekedar “menjual”.
5.7 Contoh Surat
perkenalan dari PT pasopati Insurance Broker
Jakarta,
[Tanggal Surat]
Kepada Yth.
Bapak/Ibu
[Nama Penerima, jika ada]
Manajer Procurement / Manajer Keuangan /
Manajer Risiko
[PT Nama
Perusahaan Calon Klien]
[Alamat
Perusahaan Calon Klien]
Dengan
hormat,
Perkenalkan kami dari PT Pasopati Insurance Broker, perusahaan pialang asuransi berizin
resmi dari OJK yang berpengalaman dalam memberikan solusi perlindungan risiko
bagi berbagai sektor industri di Indonesia.
Melalui surat ini, kami bermaksud memperkenalkan layanan kami
dan menawarkan dukungan dalam pengelolaan program asuransi di perusahaan
Bapak/Ibu. Kami memahami bahwa pengelolaan risiko yang efektif, efisiensi biaya
premi, dan kepastian dalam proses klaim merupakan aspek penting dalam mendukung
stabilitas keuangan dan operasional perusahaan.
Adapun beberapa produk dan layanan yang dapat kami bantu
fasilitasi antara lain:
·
Asuransi
Properti dan Gangguan Usaha (Property & Business Interruption)
·
Asuransi
Kendaraan Bermotor Perusahaan
·
Asuransi
Pengangkutan (Marine Cargo)
·
Asuransi
Tanggung Gugat (Liability Insurance)
·
Asuransi
Kesehatan Karyawan (Group Health)
·
Asuransi
Engineering dan Proyek
·
Review
polis eksisting dan pendampingan klaim
Sebagai broker independen, komitmen kami adalah mewakili
kepentingan perusahaan Bapak/Ibu untuk mendapatkan perlindungan asuransi
terbaik dengan harga yang kompetitif dan proses klaim yang efisien.
Kami sangat berharap dapat menjadwalkan pertemuan atau diskusi
lebih lanjut dengan tim Procurement, Finance, atau Risk Management untuk
menjajaki potensi kerja sama lebih jauh.
Demikian surat perkenalan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan
kesempatan yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
[Nama Anda]
5.8 Contoh surat perkenalan untuk penawaran
produk Asuransi jiwa Kredit
Jakarta, [Tanggal Surat]
Kepada Yth.
Bapak/Ibu
Pimpinan
Divisi
Kredit / Divisi Operasional
[PT Nama
Bank]
[Alamat
Bank]
Dengan
hormat,
Perkenankan
kami dari PT
Pasopati Insurance Broker, perusahaan pialang asuransi berizin dan diawasi oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), untuk memperkenalkan layanan dan solusi proteksi risiko
yang kami sediakan, khususnya terkait produk Asuransi Jiwa Kredit.
Seperti
yang Bapak/Ibu ketahui, Asuransi Jiwa Kredit merupakan perlindungan penting
bagi institusi perbankan dalam rangka menjaga kualitas aset pinjaman dan
memberikan ketenangan bagi debitur maupun bank sebagai pemberi fasilitas
kredit. Produk ini memberikan jaminan pelunasan sisa pinjaman apabila debitur
mengalami risiko meninggal dunia atau cacat tetap total selama masa pinjaman.
Melalui
kerja sama dengan kami, PT Pasopati Insurance Broker, Bank Bapak/Ibu akan memperoleh berbagai
manfaat sebagai berikut:
·
Desain program tailor-made sesuai dengan segmentasi debitur Bank
·
Perbandingan penawaran dari beberapa perusahaan asuransi jiwa dan asuransi umum terkemuka
·
Pendampingan administrasi dan teknis dalam proses pengikatan asuransi
·
Dukungan saat klaim agar proses berjalan cepat dan tepat
·
Evaluasi berkala atas efektivitas program asuransi jiwa kredit yang berjalan
Kami yakin
pendekatan kami yang profesional dan berorientasi pada kebutuhan klien akan
memberi nilai tambah bagi Bank Bapak/Ibu, baik dari sisi perlindungan risiko
kredit maupun efisiensi operasional.
Kami
berharap diberikan kesempatan untuk melakukan presentasi lebih lanjut dan
menjajaki kemungkinan kerja sama dalam waktu dekat.
Atas
perhatian dan kesempatan yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.
Hormat
kami,
[Nama
Anda]
BAB VI PRESENTASI DAN KOMUNIKASI NILAI PRODUK ASURANSI
6.1 Teknik
Presentasi Solusi Asuransi
1)
Menjelaskan Benefit Produk Asuransi dengan
Bahasa Non-Teknis
Saat mempresentasikan produk asuransi, gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
calon pelanggan yang mungkin tidak familiar dengan istilah teknis asuransi.
Fokus pada manfaat nyata yang akan mereka dapat, seperti:
o Perlindungan
terhadap risiko finansial akibat kerugian (kebakaran, pencurian, kecelakaan,
dll)
o Jaminan
ketenangan pikiran agar bisnis tetap berjalan lancar
o Dukungan
saat klaim terjadi sehingga proses lebih cepat dan mudah
Hindari istilah yang rumit seperti “polis”, “klausul pengecualian”, atau
“deductible” tanpa penjelasan sederhana. Contohnya, jelaskan deductible sebagai
“bagian biaya yang menjadi tanggung jawab Anda sebelum asuransi membantu”.
2)
Menyusun Proposal Ringkas namun Bernilai
Proposal
harus jelas dan langsung ke poin penting:
o Ringkasan
profil risiko yang dihadapi calon klien
o Rekomendasi
produk yang sesuai kebutuhan dan skala bisnis mereka
o Estimasi
premi dan cakupan perlindungan utama
o Penjelasan
singkat manfaat dan proses klaim
Usahakan proposal tidak bertele-tele, agar calon pelanggan tidak merasa terbebani
dengan informasi yang terlalu banyak. Gunakan bullet points, grafik sederhana,
atau tabel perbandingan jika perlu.
3)
Tampilkan Diferensiasi: Keunggulan Layanan,
Kecepatan, dan Asistensi Klaim
Selain produk, highlight nilai tambah yang bisa broker dan perusahaan asuransi
tawarkan, seperti:
o Respons
cepat dalam proses underwriting dan penawaran premi
o Pendampingan
penuh saat klaim agar proses lebih lancar dan transparan
o Layanan
konsultasi risiko dan update regulasi terbaru yang bisa membantu bisnis klien
o Fleksibilitas
dalam penyesuaian produk sesuai perubahan kebutuhan bisnis klien
Menonjolkan keunggulan layanan akan membantu calon klien merasa bahwa
mereka bukan hanya membeli produk, tapi juga mendapatkan partner yang siap
mendukung bisnis mereka secara profesional.
6.2 Teknik Menyampaikan Nilai Asuransi: Bukan
Sekadar Premi
Masalah Umum:
Nasabah sering hanya membandingkan harga premi
tanpa memahami nilai manfaat.
Solusi:
Pemasar harus menekankan manfaat, bukan hanya angka.
Teknik Komunikasi
Nilai:
·
Ubah
pertanyaan dari “Berapa premi?” menjadi:
o
“Apa risiko
terbesarnya?”
o
“Apa
dampaknya kalau terjadi klaim dan tidak diasuransikan?”
Fokus pada:
·
Manfaat
proteksi (perlindungan arus kas, reputasi, operasional).
·
Proses
klaim yang lebih efisien dengan peran PT Pasopati Insurance Broker.
·
Konsultasi
risiko sebelum, saat, dan sesudah polis aktif.
“Premi adalah harga kecil untuk
ketenangan besar.”
6.3 Penyesuaian Bahasa sesuai Profil Klien
Komunikasi efektif = sesuaikan bahasa dengan latar
belakang audiens:
Profil |
Fokus
Utama |
Gaya
Komunikasi yang Disarankan |
Owner/CEO |
Proteksi
aset, kelangsungan bisnis |
Strategis,
ringkas, tunjukkan impact & peace of mind |
Finance |
Cash
flow, biaya, efisiensi |
Detail
finansial, hitungan ROI, efisiensi premi |
Procurement |
Harga,
proses pengadaan |
Transparansi
harga, proses administratif, vendor compliance |
Kunci:
Jangan pakai istilah teknis berlebihan — buat sederhana, relevan, dan logis
bagi audiens.
6.4 Simulasi Risiko dan Potensi Kerugian
(Risk-Based Selling)
Risk-Based
Selling = menjual dengan pendekatan
risiko, bukan produk.
Langkah:
1)
Identifikasi
potensi risiko di bisnis klien (kebakaran, pencurian, liability).
2)
Simulasikan
dampaknya: “Jika warehouse terbakar, potensi kerugian Rp 3 Miliar. Proteksi
dengan premi Rp 60 juta/tahun.”
Gunakan
alat bantu:
·
Tabel
estimasi kerugian.
·
Studi kasus
nyata.
·
Visualisasi
dampak bisnis: downtime, kehilangan pasar, reputasi.
“Risiko itu tidak menunggu Anda
siap. Tapi asuransi membuat Anda siap.”
6.5 Perbandingan Produk Asuransi: Benefit vs
Exclusion
Tugas pemasar: bantu klien memahami nilai tambah dari satu polis dibanding
lainnya.
Contoh format:
Asuransi A |
Asuransi
B |
||
Menanggung
banjir |
Tidak
menanggung banjir |
||
Klaim
cepat via PT Pasopati Insurance Broker |
Tidak ada
perwakilan klaim |
||
Konsultasi
risiko tahunan |
Tidak
tersedia |
||
Fokus:
·
Jangan
hanya bandingkan harga → tunjukkan benefit yang relevan.
·
Jelaskan pengecualian
utama yang sering disalahpahami.
Jual “manfaat nyata”, bukan “fitur teknis”.
6.6 Teknik Presentasi 10 Menit yang Efektif
Struktur 10 Menit:
1)
Menit 1-2: Pembukaan dan masalah klien.
2)
Menit 3-4: Gambaran risiko dan contoh nyata.
3)
Menit 5-7: Solusi asuransi + perbandingan singkat.
4)
Menit 8-9: Nilai tambah peran PT Pasopati Insurance Broker.
5)
Menit 10: Call to action → ajakan lanjut diskusi atau site
visit.
Tips Penting:
·
Gunakan
visual & bahasa sederhana.
·
Jangan baca
slide.
·
Fokus pada
kebutuhan klien, bukan kehebatan perusahaan Anda.\
\
peenjelasan
dan contoh penerapan Teknik Presentasi 10 Menit yang Efektif,
berdasarkan struktur yang telah Anda tentukan, dalam konteks bisnis asuransi
dan peran PT Pasopati Insurance Broker:
STRUKTUR
PRESENTASI 10 MENIT YANG EFEKTIF
Menit 1–2:
Pembukaan dan Masalah Klien
Tujuan: Tarik
perhatian klien dan tunjukkan bahwa Anda memahami masalah mereka.
Tips:
· Mulai
dengan sapaan hangat dan pernyataan yang relevan.
· Fokus pada
pain point klien yang paling krusial.
Contoh:
"Selamat pagi Bapak/Ibu. Terima kasih atas waktunya. Kami
paham bahwa industri manufaktur seperti milik Bapak/Ibu menghadapi tantangan
serius terkait gangguan operasional akibat kebakaran atau kerusakan mesin.
Dalam 6 bulan terakhir, kami mencatat setidaknya 3 klien kami mengalami potensi
kerugian miliaran rupiah karena hal tersebut."
Menit 3–4: Gambaran Risiko dan Contoh Nyata
Tujuan: Membuka
mata klien terhadap potensi kerugian jika tidak ada proteksi.
Tips:
·
Sampaikan fakta atau data sederhana.
·
Ceritakan kasus nyata singkat yang relatable.
Contoh:
"Salah satu pabrik tekstil di Karawang bulan lalu
mengalami kebakaran akibat korsleting di panel listrik yang tidak terdeteksi.
Meskipun api berhasil dipadamkan dalam 30 menit, mereka kehilangan mesin
senilai Rp4 miliar dan berhenti produksi selama 1 bulan. Mereka tidak punya
asuransi gangguan usaha."
Menit
5–7: Solusi Asuransi + Perbandingan Singkat
Tujuan: Tawarkan
solusi yang relevan dan buat klien merasa "ini solusi tepat saya".
Tips:
·
Gunakan bahasa yang mudah dimengerti.
·
Tunjukkan perbandingan sederhana antara polis
atau produk.
Contoh:
"Untuk kondisi seperti itu, kami merekomendasikan kombinasi polis Property
All Risk + Business Interruption. Property All Risk melindungi aset fisik,
sedangkan Business Interruption memberikan santunan saat operasional terganggu.
Dibandingkan hanya memiliki polis standar kebakaran, perlindungan ini jauh
lebih menyeluruh."
Menit 8–9: Nilai Tambah Peran PT Pasopati
Insurance Broker
Tujuan: Tunjukkan mengapa klien
perlu Anda, bukan langsung ke asuransi.
Tips:
·
Tonjolkan keahlian, pengalaman, dan pendekatan
konsultatif.
Contoh:
"Sebagai broker independen, PT Pasopati Insurance Broker
tidak sekadar menjual polis. Kami melakukan risk assessment, menegosiasikan
premi terbaik di pasar, dan mendampingi Anda saat klaim. Bahkan, tim teknis
kami bisa ikut serta dalam inspeksi bersama loss adjuster."
Menit 10: Call to Action (CTA)
Tujuan: Arahkan klien ke langkah
selanjutnya.
Tips:
·
Jangan akhiri hanya dengan “sekian”.
·
Berikan ajakan konkret.
Contoh:
"Agar kami bisa memberikan solusi yang paling sesuai, izinkan kami
menjadwalkan kunjungan ke pabrik Bapak/Ibu minggu ini. Hanya butuh waktu 1–2
jam. Dari sana, kami bisa siapkan simulasi proteksi dan perhitungan premi.
Apakah Bapak/Ibu bersedia kami kunjungi hari Rabu atau Kamis ini?"
6.7 Tips Visualisasi Proposal: Bukan Hanya
Polis, Tapi Solusi
Proposal
yang Baik:
·
Fokus pada
solusi dan proteksi risiko, bukan hanya daftar klausul.
·
Sertakan:
o
Ringkasan
risiko yang dilindungi.
o
Simulasi
kerugian dan mitigasinya.
o
Manfaat
utama secara visual (grafik, ikon).
o
Flow proses
klaim.
Contoh
Tampilan Visual:
·
Infografik
“Apa yang Dilindungi & Apa yang Tidak”
·
Flowchart:
“Jika terjadi kerugian, proses klaimnya seperti ini...”
Proposal bukan dokumen legal,
tapi alat komunikasi solusi bisnis.
contoh proposal
asuransi yang baik dan profesional, khususnya untuk konteks broker asuransi
seperti PT Pasopati Insurance Broker:
CIRI-CIRI PROPOSAL ASURANSI YANG BAIK
Fokus pada Solusi & Proteksi Risiko
·
Proposal bukan brosur produk.
·
Jangan sekadar mencantumkan klausul polis.
·
Tampilkan bagaimana asuransi menjadi solusi
atas risiko nyata yang dihadapi klien.
STRUKTUR PROPOSAL YANG DIREKOMENDASIKAN
1). Executive
Summary
·
Ringkas dan to the point.
·
Tampilkan:
o Nama klien
dan jenis usahanya.
o Tujuan
utama proposal (misal: proteksi pabrik tekstil dari kebakaran & gangguan
usaha).
o Solusi yang
ditawarkan secara garis besar.
Contoh:
Proposal
ini disusun untuk memberikan perlindungan terhadap risiko kebakaran, kerusakan
mesin, dan gangguan usaha pada PT ABC Tekstil, berlokasi di Bandung. PT
Pasopati Insurance Broker merekomendasikan solusi gabungan Property All Risk
dan Business Interruption dengan pendekatan mitigasi aktif dan efisiensi proses
klaim.
2). Ringkasan
Risiko yang Dilindungi
·
Paparkan risiko utama secara visual dan
mudah dicerna.
·
Gunakan ikon atau grafik sederhana.
Contoh format:
Risiko Utama |
Dampak Finansial |
Perlindungan yang Disarankan |
Kebakaran |
Kerusakan mesin & stok |
Property All Risk |
Gangguan Operasi |
Kehilangan pendapatan |
Business Interruption |
Petir & Korsleting |
Kerusakan sistem kontrol |
Perluasan Polis Elektronik |
3). Simulasi
Kerugian dan Mitigasi
·
Buat simulasi realistis berbasis data atau
pengalaman klaim.
·
Tunjukkan dampak finansial dengan dan tanpa
asuransi.
·
Tambahkan peran mitigasi aktif (fire system,
maintenance, dll).
Contoh:
Simulasi:
·
Kebakaran melanda ruang produksi → kerusakan
mesin Rp4 M.
·
Tanpa asuransi: biaya ditanggung sendiri,
produksi berhenti 2 bulan.
·
Dengan asuransi: Rp4 M diganti polis Property
All Risk + Rp1,2 M dari Business Interruption (estimasi 60 hari gangguan).
4). Manfaat
Utama (Visualisasi)
·
Sajikan dalam bentuk grafik batang, diagram
Venn, atau ikon manfaat.
·
Fokus pada benefit, bukan hanya fitur.
Contoh visual:
Manfaat Solusi Proteksi Kami:
·
Ganti
rugi kerusakan fisik bangunan & mesin.
·
Kompensasi kehilangan pendapatan saat tidak
bisa produksi.
·
Layanan
pendampingan klaim oleh tim ahli Pasopati.
·
Evaluasi risiko berkala.
5). Flow
Proses Klaim
·
Sajikan alur klaim secara ringkas dan jelas
(lebih baik dalam bentuk diagram atau infografik).
Contoh Flow:
1. Kejadian
→ 2. Notifikasi ke broker <24 jam → 3. Survey & dokumentasi → 4.
Negosiasi & follow-up → 5. Pembayaran klaim
Tambahkan
catatan:
PT Pasopati
Insurance Broker akan mendampingi proses klaim dari awal hingga selesai,
termasuk koordinasi dengan loss adjuster dan perusahaan asuransi.
6). Lampiran
(Opsional)
·
Detail wording polis, daftar pengecualian,
atau tabel premi.
·
Sertakan hanya jika relevan dan diminta.
TIPS PENTING:
·
Gunakan bahasa non-teknis untuk pembuat
keputusan non-asuransi (direktur, CFO, owner).
·
Tambahkan logo, foto lokasi (jika ada), dan
branding profesional.
·
Pastikan halaman akhir menyertakan kontak pemasar
PT Pasopati Insurance Broker untuk follow-up.
BAB VII STRATEGI MENJAWAB KEBERATAN (OBJECTION
HANDLING)
7.1 Menghadapi Keberatan & Pertanyaan Prospek
1)
Jenis
Keberatan Umum
Dalam proses penjualan
asuransi, calon pelanggan seringkali mengajukan keberatan atau keraguan yang
biasa ditemui, antara lain:
o
Harga: Merasa premi terlalu mahal atau belum sesuai
anggaran
o
Kebutuhan
belum jelas: Tidak yakin apakah
risiko mereka memang perlu diasuransikan sekarang
o
Proses
rumit: Khawatir tentang prosedur
pengajuan klaim yang dianggap sulit atau berbelit-belit
2)
Teknik
Menjawab dengan Empati dan Logika Bisnis
Saat menghadapi keberatan,
penting untuk menunjukkan pemahaman (empati) terhadap kekhawatiran mereka, lalu
memberikan penjelasan yang rasional:
o
Empati: “Saya mengerti, memang premi asuransi bisa jadi
investasi yang cukup besar…”
o
Logika
bisnis: “…Namun dengan proteksi
ini, Anda bisa menghindari kerugian yang jauh lebih besar jika terjadi risiko
yang tidak terduga.”
Pendekatan seperti ini
menunjukkan bahwa kamu mendengar dan memahami posisi mereka, sekaligus membantu
mereka melihat manfaat jangka panjang secara objektif.
3)
Hindari
Debat; Fokus pada Klarifikasi
Jangan berusaha “menang”
debat dengan prospek karena bisa membuat suasana jadi tidak nyaman dan
mengurangi kepercayaan. Sebaliknya:
o
Tanyakan lebih
dalam jika ada keraguan, misalnya: “Boleh saya tahu lebih detail apa yang
membuat Bapak/Ibu merasa premi ini kurang sesuai?”
o
Berikan
klarifikasi yang lugas dan mudah dimengerti
o
Jika perlu,
tawarkan solusi alternatif yang lebih sesuai tanpa memaksakan
Dengan cara ini, hubungan
dengan calon pelanggan tetap harmonis dan peluang closing jadi lebih besar.
7.2 jenis-Jenis Keberatan yang Umum Ditemui
Keberatan (objection)
adalah bagian normal dalam proses penjualan. Yang penting adalah
cara meresponsnya.
Jenis-jenis keberatan umum:
Kategori |
Contoh Keberatan |
Harga |
“Preminya terlalu mahal” |
Kepercayaan |
“Saya belum yakin dengan PT Pasopati
Insurance Broker Anda” |
Kebutuhan |
“Saya belum butuh asuransi saat ini” |
Proses Klaim |
“Klaim asuransi itu ribet dan sulit cair” |
Kompetitor |
“Kami sudah pakai PT Pasopati
Insurance Broker/agen lain” |
Waktu |
“Hubungi saya tahun depan saja” |
Mindset penting: Objection = peluang untuk menjelaskan lebih dalam dan membangun
kepercayaan.
7.3 Teknik Handling Objection
1). Teknik Feel – Felt – Found
Digunakan untuk membangun empati dan arahkan
pemahaman:
"Saya paham perasaan Bapak (Feel).
Banyak klien kami sebelumnya juga merasa demikian (Felt),
tapi setelah mereka melihat manfaat jangka panjang dan proses klaim yang kami
bantu, mereka merasa lebih aman (Found)."
2). Teknik Acknowledge – Answer – Advance
Langkah |
Contoh Tanggapan |
Acknowledge |
“Saya mengerti Bapak merasa premi terlalu
tinggi.” |
Answer |
“Tapi premi ini mencakup risiko-risiko yang
bisa berdampak besar. Misalnya kerugian kebakaran bisa sampai Rp 5 miliar.” |
Advance |
“Bolehkah kami presentasi lebih detail
solusi ini minggu depan?” |
🔑 Kunci: Jangan langsung membantah → validasi dulu, baru arahkan.
7.4 Studi Kasus Objection
1). Harga Mahal
Nasabah: “Kenapa mahal sekali
preminya?”
Jawaban:
"Saya mengerti Pak. Kami pernah menangani klien industri plastik
yang awalnya merasa hal yang sama. Tapi ketika mereka melihat potensi kerugian
pabrik mereka lebih dari Rp 10 miliar, mereka menyadari Rp 200 juta premi per
tahun sangat masuk akal sebagai proteksi."
2). Klaim Sulit
Nasabah: “Takut klaim-nya
dipersulit.”
Jawaban:
"Kekhawatiran Bapak valid. Tapi di sinilah peran kami
sebagai PT Pasopati Insurance Broker —
kami bantu dari awal dokumentasi sampai follow-up klaim, jadi Bapak tidak
hadapi sendiri."
3)
Reputasi PT Pasopati Insurance Broker
Nasabah: “Saya belum tahu reputasi PT Pasopati Insurance Broker Anda.”
Jawaban:
"Itu hal wajar, Pak. Kami bisa kirimkan daftar klien aktif
dan testimoni dari industri serupa sebagai referensi. Dan kami juga terdaftar
resmi dan diawasi OJK."
7.5 Praktik Roleplay: Menjawab Objection
Nasabah
Latih pemasar
roleplay dengan simulasi nyata:
Simulasi 1:
·
Pemasar: “Kami sarankan asuransi property all
risk untuk gudang ini.”
·
Nasabah: “Saya sudah punya asuransi, kenapa
harus pakai PT Pasopati Insurance Broker?”
·
Jawaban
ideal: “Kami tidak
menggantikan polis Anda, justru membantu evaluasi apakah polis saat ini sudah
sesuai. Banyak klien kami justru tidak sadar ada risiko yang belum tercakup.”
Simulasi 2:
·
Nasabah: “Tahun ini budget terbatas.”
·
Jawaban: “Justru saat budget ketat, risiko
kerugian lebih berat jika terjadi. Apakah boleh kami bantu hitungkan prioritas
risiko yang perlu diasuransikan dulu?”
Gunakan sesi roleplay
ini untuk latihan empati, logika bisnis, dan teknik komunikasi.
7.6 Taktik Menutup Objection Menjadi Komitmen
Setelah mengatasi
keberatan, arahkan ke tindakan konkret:
Taktik:
·
Trial Close: “Apakah masuk akal
untuk lanjut ke tahap perbandingan polis?”
·
Yes Set: Ajak setuju secara
bertahap (“Risiko kebakaran ini cukup besar ya, Pak? Setuju kalau perlu
mitigasi?”)
·
Call to Action: “Jika Bapak
tertarik, kami bisa kirimkan draft proposal minggu ini dan siapkan diskusi
risiko.”
Tujuan bukan menutup jualan saat itu
juga, tapi menciptakan komitmen lanjutan.
Template Roleplay Latihan dan Lembar Kerja
Objection Handling PT Pasopati Insurance
Materi ini dirancang untuk melatih keterampilan menjawab keberatan
secara terstruktur, percaya diri, dan meyakinkan.
LEMBAR KERJA
ROLEPLAY OBJECTION HANDLING
Nama Pemasaran:
_______________________
Tanggal:
____________________________
Instruksi Umum:
1)
Kerjakan dalam pasangan (berdua): satu sebagai nasabah, satu sebagai pemasar PT Pasopati
Insurance Broker.
2)
Pilih atau buat sendiri skenario keberatan dari tabel di bawah.
3)
Gunakan teknik Feel-Felt-Found atau Acknowledge-Answer-Advance dalam menjawab
keberatan.
4)
Setelah roleplay, tukar peran dan isi bagian refleksi.
Skenario
Objection Handling:
No |
Situasi |
Keberatan Nasabah |
1 |
Menawarkan asuransi property untuk pabrik |
“Saya sudah punya polis dari agen lama.” |
2 |
Menawarkan asuransi kendaraan untuk
perusahaan logistik |
“Kalau klaim lama dibayar, buat apa premi
mahal?” |
3 |
Presentasi asuransi liability |
“Perusahaan kami belum pernah kena gugatan,
jadi tidak perlu.” |
4 |
Menawarkan asuransi kebakaran untuk gudang |
“Kami lebih percaya langsung ke perusahaan
asuransi.” |
5 |
Asuransi marine cargo untuk importir |
“Barang jarang rusak, jadi tidak perlu
diasuransikan.” |
Format
Catatan Roleplay
Skenario yang dipilih: No ___
Peran Anda: (Pemasar / Nasabah)
1).
Catat Keberatan yang Diajukan:
__________________________________________________________________
2)
Tanggapan Anda (gunakan teknik yang dipilih):
·
Teknik: (Feel-Felt-Found / Acknowledge-Answer-Advance)
·
Tanggapan:
_____________________________________________________________________
3). Respons
Nasabah (apakah tertarik, masih ragu, atau menolak):
_____________________________________________________________________
Refleksi
& Evaluasi Pribadi:
·
Apa yang Anda lakukan dengan baik?
_____________________________________________________________________
·
Apa yang bisa ditingkatkan?
_____________________________________________________________________
·
Apakah keberatan berhasil diubah menjadi peluang atau
komitmen?
☐ Ya ☐ Sebagian ☐ Tidak
____________________________________________________________________
Tips Penilaian untuk senior pemasar :
Gunakan checklist berikut saat mengobservasi
pemasar :
Aspek |
Ya / Tidak |
Catatan |
Menyimak keberatan dengan baik |
☐
/ ☐ |
|
Tidak defensif saat menjawab |
☐
/ ☐ |
|
Menggunakan teknik objection handling |
☐
/ ☐ |
|
Memberi contoh atau studi kasus relevan |
☐
/ ☐ |
|
Menutup dengan ajakan konkret (call to
action) |
☐
/ ☐ |
7.7 Contoh
Skrip Menghadapi Keberatan Calon Pelanggan
1)
Calon pelanggan mengeluhkan premi asuransi
terlalu mahal.
Pemasar:
“Terima kasih sudah berbagi kekhawatiran
Bapak/Ibu. Saya paham bahwa premi asuransi ini merupakan investasi yang perlu
dipertimbangkan matang-matang.”
Calon
Pelanggan:
“Iya, saya
merasa premi yang ditawarkan cukup besar, apalagi dalam kondisi usaha seperti
sekarang.”
Pemasar:
“Betul, premi memang harus sesuai
dengan cakupan perlindungan yang diberikan. Namun, jika Bapak/Ibu berkenan,
saya ingin membantu menunjukkan bagaimana proteksi ini bisa menghindarkan
kerugian yang jauh lebih besar di masa depan, misalnya kalau terjadi kebakaran
atau pencurian yang bisa menggangu operasional usaha.”
Calon
Pelanggan:
“Tapi saya
masih ragu, apa risiko-risiko itu memang mungkin terjadi di bisnis saya?”
Pemasar:
“Itu pertanyaan yang sangat
bagus. Dari data dan profil risiko usaha Bapak/Ibu, seperti lokasi dan jenis
usaha, memang ada potensi risiko tersebut. Namun, kami juga bisa diskusikan
opsi cakupan yang lebih fleksibel agar premi lebih terjangkau tanpa
mengorbankan perlindungan utama.”
Calon
Pelanggan:
“Oh, begitu
ya. Mungkin saya mau tahu opsi lainnya.”
Pemasar:
“Tentu, saya akan siapkan beberapa alternatif
paket yang bisa kita tinjau bersama, supaya Bapak/Ibu merasa nyaman dan yakin
dengan perlindungan yang dipilih. Apakah saya boleh follow-up minggu depan
untuk membahas opsi-opsi tersebut?”
Calon
Pelanggan:
“Boleh,
terima kasih.”
2)
Skrip Menghadapi Keberatan: Proses Rumit
Situasi: Calon
pelanggan merasa proses klaim dan administrasi asuransi terlalu rumit.
Pemasar :
“Terima kasih sudah jujur menyampaikan kekhawatiran
Bapak/Ibu. Memang, beberapa orang merasa proses klaim asuransi kadang
membingungkan.”
Calon
Pelanggan:
“Iya, saya
takut kalau nanti ribet dan lama prosesnya.”
Pemasar:
“Saya paham kekhawatiran itu. Namun, kami selalu
berupaya membantu klien agar prosesnya mudah dan cepat. Saya akan dampingi
Bapak/Ibu sejak awal klaim, memastikan dokumen lengkap, dan koordinasi dengan
perusahaan asuransi agar klaim diselesaikan tanpa kendala.”
Calon
Pelanggan:
“Kalau
begitu, mungkin saya bisa coba.”
Pemasar:
“Bagus sekali. Saya akan jelaskan
langkah-langkah prosesnya secara detail agar Bapak/Ibu merasa nyaman dan siap
jika sewaktu-waktu membutuhkan klaim.”
3)
Skrip Menghadapi Keberatan: Kebutuhan Belum
Jelas
Situasi: Calon
pelanggan belum yakin apakah mereka perlu proteksi asuransi sekarang.
Pemasar::
“Terima kasih sudah terbuka mengenai keraguan
Bapak/Ibu. Memang penting sekali memastikan apakah saat ini proteksi asuransi
itu dibutuhkan.”
Calon
Pelanggan:
“Saya rasa
bisnis saya masih aman, jadi belum perlu asuransi.”
Pemasar::
“Betul, semoga usaha Bapak/Ibu selalu lancar.
Namun, proteksi asuransi ini berperan sebagai ‘jaring pengaman’ kalau terjadi
hal tak terduga seperti kebakaran, pencurian, atau kerusakan mesin. Banyak
pelaku usaha merasa terlindungi dan lebih tenang setelah punya asuransi.”
Calon
Pelanggan:
“Tapi saya
belum merasa ada risiko besar saat ini.”
Pemasar:
“Kalau boleh tahu, apakah Bapak/Ibu sudah pernah
mempertimbangkan potensi risiko dari aspek lokasi usaha, jenis bisnis, atau
kontrak kerja sama yang mungkin memerlukan jaminan?”
Calon
Pelanggan:
“Belum,
saya belum begitu paham itu.”
Pemasar:
“Saya bisa bantu analisis risiko secara singkat
dan jelaskan manfaat asuransi yang tepat untuk kondisi bisnis Bapak/Ibu. Dengan
begitu, Bapak/Ibu bisa mengambil keputusan berdasarkan informasi yang lengkap.”
7.8 Contoh skrip menghadapi keberatan/situasi
lain yang umum dihadapi pemasar PT Pasopati Insurance Broker :
1). Keberatan:
Harga Premi Terlalu Mahal
Calon
Pelanggan:
“Premi yang
Anda tawarkan terlalu mahal dibandingkan dengan perusahaan lain.”
Pemasar:
“Saya mengerti, harga memang menjadi pertimbangan
utama. Namun, penting juga untuk melihat nilai perlindungan dan layanan yang
didapat. Kami menawarkan layanan klaim cepat, asistensi penuh, dan cakupan
risiko yang sesuai kebutuhan bisnis Bapak/Ibu sehingga bisa menghindari
kerugian besar di masa depan. Jika Anda mau, saya bisa bantu menyesuaikan paket
sesuai budget tanpa mengurangi perlindungan utama.”
2). Situasi:
Calon Pelanggan Ingin Konsultasi Dulu dengan Tim Internal
Calon
Pelanggan:
“Saya harus
diskusikan dulu dengan tim saya sebelum mengambil keputusan.”
Pemasar:
“Tentu, saya paham pentingnya keputusan ini
untuk bisnis Anda. Saya bisa siapkan ringkasan proposal dan data pendukung yang
mudah dipahami untuk membantu diskusi internal Bapak/Ibu. Jika diperlukan, saya
juga siap ikut meeting untuk menjelaskan langsung kepada tim Anda kapan pun.”
3).
Keberatan: Sudah Pernah Mengalami Klaim yang Tidak Lancar
Calon
Pelanggan:
“Saya
pernah klaim di perusahaan lain, prosesnya lama dan banyak masalah.”
Pemasar:
“Pengalaman seperti itu memang membuat khawatir.
Di sini kami prioritaskan kemudahan dan transparansi dalam proses klaim. Kami
juga bantu menyiapkan dokumen dengan lengkap sehingga klaim bisa diproses
cepat. Saya siap menjadi penghubung langsung antara Bapak/Ibu dan perusahaan
asuransi agar tidak ada kendala berarti.”
4). Calon
Pelanggan Ragu Karena Tidak Familiar dengan Produk
Calon
Pelanggan:
“Saya belum
paham betul produk ini, jadi masih ragu.”
Pemasar:
“Tidak apa-apa, Bapak/Ibu tidak sendiri. Saya
akan jelaskan dengan bahasa sederhana dan contoh nyata bagaimana produk ini
membantu bisnis lain menghadapi risiko. Kita bisa diskusikan langkah-langkah
yang paling sesuai dengan kebutuhan Bapak/Ibu.”
skrip untuk
setiap situasi spesifik yang Anda sebutkan, supaya Anda bisa tanggapi dengan
efektif:
5). Calon
Pelanggan Ragu Karena Pengalaman Buruk Sebelumnya
Calon
Pelanggan:
“Saya
pernah mengalami masalah dengan klaim di perusahaan asuransi lain, jadi saya
agak ragu.”
Pemasar :
“Saya sangat memahami kekhawatiran Bapak/Ibu. Kami selalu berusaha
memastikan proses klaim berjalan cepat dan transparan. Kami juga mendampingi
pelanggan dalam setiap tahap klaim agar tidak ada kendala. Jika Bapak/Ibu
berkenan, saya bisa share testimoni dari pelanggan kami yang puas dengan
layanan klaim kami.”
6) Keberatan
Soal Cakupan Polis yang Dirasa Kurang Lengkap
Calon
Pelanggan :
“Cakupan
polis ini kayaknya kurang lengkap, ada risiko tertentu yang tidak ditanggung.”
Pemasar :
“Terima kasih atas masukannya, Bapak/Ibu. Kita bisa review lagi
kebutuhan spesifik bisnis Anda dan saya akan cek opsi perluasan cakupan atau
klausul tambahan yang bisa dimasukkan. Tujuannya supaya proteksi benar-benar
sesuai dengan risiko yang Bapak/Ibu hadapi.”
7). Penundaan
Keputusan Karena Pandemi atau Kondisi Ekonomi
Calon
Pelanggan:
“Karena
situasi ekonomi sekarang, kami belum bisa memutuskan untuk ambil asuransi
dulu.”
Pemasar:
“Saya mengerti situasi ini sangat menantang.
Namun, justru di masa ketidakpastian seperti sekarang, proteksi asuransi bisa
sangat membantu memitigasi risiko tak terduga. Kalau Bapak/Ibu ingin, kita bisa
buat opsi pembayaran premi yang lebih fleksibel agar tidak membebani cash
flow.”
8). Calon
Pelanggan Ingin Diskon Besar atau Syarat Khusus
Calon
Pelanggan:
“Bisakah
saya dapat diskon besar atau syarat khusus?”
Pemasar:
“Saya paham Bapak/Ibu ingin mendapatkan nilai
terbaik. Saya akan coba nego dengan perusahaan asuransi untuk melihat
kemungkinan diskon atau syarat khusus yang bisa diberikan, tentunya dengan
mempertimbangkan profil risiko dan cakupan yang diinginkan. Apakah ada
prioritas utama yang Bapak/Ibu inginkan supaya saya bisa sampaikan dengan
tepat?”
9). Kesulitan
Teknis atau Administrasi dalam Pengajuan Polis
Calon Pelanggan:
“Saya agak
kesulitan dengan dokumen dan proses pengajuan polis ini.”
Pemasar:
“Tidak perlu khawatir, Bapak/Ibu. Saya siap
membantu menyiapkan dan memeriksa semua dokumen supaya prosesnya lebih mudah
dan cepat. Saya juga bisa menemani Bapak/Ibu dalam koordinasi dengan perusahaan
asuransi sampai polis aktif.”
BAB VIII STRATEGI CLOSING
8.1 Kapan Waktu Tepat untuk Menutup Penjualan?
Prinsip
dasar: Jangan terlalu cepat atau
terlalu lambat. Timing adalah kunci.
Penawaran resmi hendaknya
diajukan ketika broker sudah:
·
Memahami
kebutuhan dan risiko calon pelanggan secara jelas
·
Membangun
hubungan yang cukup kuat dan kepercayaan sudah terbentuk
·
Mengatasi
keberatan utama calon pelanggan
·
Menerima sinyal
positif dari calon pelanggan, misalnya pertanyaan detail soal polis, premi,
atau proses klaim
Mengajukan penawaran terlalu dini bisa membuat calon pelanggan belum
siap, sedangkan menunggu terlalu lama dapat membuat peluang hilang. Oleh karena
itu, timing yang tepat sangat krusial
Waktu yang
tepat untuk closing:
·
Ketika
nasabah sudah memahami dan menyetujui manfaat produk.
·
Setelah
keberatan sudah dijawab dengan baik.
·
Saat
nasabah mulai membandingkan produk Anda dengan kompetitor (tanda minat serius).
·
Ketika
nasabah bertanya soal harga, premi, atau durasi polis.
Analogi: Seperti memanen buah—jangan dipetik saat mentah, dan jangan dibiarkan
busuk.
8.2 Tanda-Tanda Nasabah Siap Closing
1) Verbal cues:
“Jadi, ini bisa cover risiko A juga ya?”
“Klaimnya bisa dibantu langsung oleh Anda, kan?”
2)
Non-verbal
cues:
o
Mengangguk
saat Anda menjelaskan
o
Membuka
dokumen penawaran secara aktif
o
Terlihat
fokus & tidak lagi menolak
3)
Tindakan
eksplisit:
o
Meminta
draft polis
o
Minta
penawaran resmi
o
Bertanya
soal termin pembayaran
➡️ Respons Anda: Jangan menunda. Ubah diskusi
menjadi komitmen.
8.3 Teknik Closing Populer
Berpura-pura
bahwa calon pelanggan sudah setuju, dan gunakan bahasa seperti:
·
“Kalau
begitu, kita lanjutkan ke proses dokumen ya?”
·
“Saya akan
siapkan draft polis agar bisa langsung kita proses.”
·
“Baik, saya
akan siapkan draft per 1 Juli, sesuai permintaan Bapak.”
Ini membantu mengarahkan percakapan ke keputusan tanpa menekan.
2). Penawaran
Terbatas
Berikan alasan urgency atau eksklusifitas,
misalnya:
·
“Promo
premi khusus hanya berlaku sampai akhir bulan ini.”
·
“Ada
batasan kapasitas underwriting untuk risiko seperti ini, jadi lebih baik segera
diproses.”
·
“Jika kami
bisa cover juga risiko A, apakah Bapak bersedia lanjut?”
Teknik ini menciptakan sense of urgency yang
memotivasi calon pelanggan untuk segera mengambil keputusan.
3). Trial Closing
Ajukan
pertanyaan terbuka untuk menguji kesiapan calon pelanggan, misalnya:
·
“Bagaimana
menurut Bapak/Ibu, apakah proteksi ini sudah sesuai dengan kebutuhan?”
·
“Apakah ada
hal lain yang perlu saya jelaskan sebelum kita lanjut?”
·
“Jadi,
dengan premi segini, Anda mendapatkan perlindungan terhadap A, B, C, plus
layanan klaim dari tim kami. Kita bisa lanjut
Ini memberi kesempatan bagi calon pelanggan untuk
menyampaikan keberatan yang masih ada, sehingga bisa langsung ditangani.
Gunakan teknik ini setelah objection ditangani.
8.4 Follow Up Strategis: WhatsApp, Email,
Telepon
Etika Follow Up: Jangan mengejar, tapi menjaga komunikasi tetap hidup.
·
WhatsApp:
o
Gunakan
nada profesional, singkat, dan solutif.
o
Contoh: “Selamat siang Pak Andi, izin mengirim update terbaru penawaran polis
sesuai diskusi kita kemarin.”
·
Email:
o
Sertakan
ringkasan manfaat dan dokumen pendukung.
o
Subjek
jelas: Penawaran Asuransi Properti – ABC Corp.
·
Telepon:
o
Untuk
pengambilan keputusan penting dan menghindari mispersepsi.
o
Waktu
terbaik: pagi hari atau setelah jam makan siang.
8.5 Membuat Sense of Urgency tanpa Menekan
Tujuannya:
membantu nasabah bertindak, bukan menakut-nakuti.
Contoh:
·
“Jika polis aktif sebelum
tanggal 10, maka risiko pengiriman minggu depan sudah ter-cover.”
·
“Rate ini berlaku sampai akhir
bulan karena perhitungan tarif reinsurance akan diperbarui.”
🚫 Jangan berkata: “Kalau tidak
ambil sekarang, Anda rugi besar.”
✅ Gunakan pendekatan berbasis manfaat & risiko
nyata.
8.6 Negosiasi Akhir: Premi, Termin Pembayaran,
Periode Polis
Yang biasa
dinegosiasikan:
·
Premi (diskon,
potongan, atau pengaturan termin)
·
Termin
pembayaran: 50:50, 40:30:30, dsb.
·
Awal polis:
segera vs tertunda
Tips:
·
Tetap dalam
batas kewenangan Anda.
·
Bila perlu,
diskusikan dengan underwriter.
·
Jangan ragu
untuk bilang: “Saya akan bantu negosiasi internal.”
Fokus: Win-win, bukan ‘mengorbankan’
margin PT Pasopati Insurance Broker.
8.7 Membuat Formulasi Deal yang Menguntungkan
dan Realistis
Susun
penawaran akhir yang mencerminkan:
·
Manfaat
maksimal untuk klien
·
Skema premi
yang masuk akal
·
Kepercayaan
terhadap layanan Anda
Contoh Penutup:
“Berikut ini penawaran resmi kami, termasuk
tambahan cover sesuai permintaan Ibu, dengan premi kompetitif dan dukungan
penuh selama proses klaim. Bila Ibu setuju, kami siap bantu proses aktivasi
polis mulai minggu ini.”
Tambahkan:
·
Check list
dokumen
·
Estimasi
waktu aktivasi
·
Kontak PIC
untuk klaim
8.8 Contoh Skrip
Follow Up Menghadapi Keberatan Spesifik
1) Keberatan soal Harga
“Selamat pagi, Bapak/Ibu [Nama]. Terima kasih sudah meluangkan waktu
untuk membahas penawaran kami. Saya memahami kekhawatiran Bapak/Ibu terkait
harga. Namun, izinkan saya jelaskan kembali nilai yang akan didapat dari
proteksi ini, terutama dalam mengurangi risiko finansial jangka panjang. Jika
Bapak/Ibu ingin, saya bisa bantu sesuaikan beberapa opsi supaya lebih cocok
dengan anggaran perusahaan.”
2)
Keberatan soal Cakupan Polis
“Pak/Bu [Nama], terima kasih
sudah memberikan feedback mengenai cakupan polis. Kami sangat terbuka untuk
mendiskusikan kebutuhan Bapak/Ibu lebih detail agar proteksi yang kami tawarkan
benar-benar sesuai. Apakah ada bagian tertentu yang ingin Bapak/Ibu tambahkan
atau sesuaikan? Saya siap membantu berkoordinasi dengan underwriter untuk
mencari solusi terbaik.”
3)
Keberatan soal Proses yang Rumit
“Bapak/Ibu [Nama], saya mengerti
kekhawatiran mengenai proses administrasi yang terlihat rumit. Kami memiliki
tim khusus yang akan membantu Bapak/Ibu secara penuh agar pengajuan dan klaim
dapat berjalan lancar tanpa menyulitkan. Saya siap mengatur sesi konsultasi
untuk menjelaskan langkah-langkahnya secara detail, apakah Bapak/Ibu bersedia?”
4)
Penolakan karena Pandemi/Kondisi Ekonomi
“Selamat pagi Pak/Bu [Nama],
saya mengerti situasi ekonomi saat ini memang menantang. Namun, proteksi
asuransi bisa jadi bagian penting untuk menjaga keberlangsungan bisnis
Bapak/Ibu di masa sulit ini. Bila Bapak/Ibu berminat, saya bisa bantu susun
rencana pembayaran yang lebih fleksibel agar tetap terjangkau.”
5)
Penolakan karena Pengalaman Buruk Sebelumnya
“Pak/Bu [Nama], saya turut
prihatin dengan pengalaman asuransi Bapak/Ibu sebelumnya. Di sini, kami
berkomitmen memberikan layanan terbaik dan transparan. Jika Bapak/Ibu berkenan,
saya ingin mendengar lebih banyak agar kami bisa memberikan solusi yang benar-benar
sesuai dan menghilangkan kekhawatiran Bapak/Ibu.”
6)
Penolakan karena Ingin Diskon atau Syarat
Khusus
“Terima kasih atas masukan
Bapak/Ibu terkait permintaan diskon/syarat khusus. Saya akan segera
komunikasikan hal ini ke pihak underwriting untuk melihat opsi terbaik yang
bisa kami tawarkan. Sementara itu, apakah ada kebutuhan prioritas lain yang
perlu kami perhatikan agar penawaran ini semakin sesuai?”
7)
Negosiasi Harga Setelah Keberatan Soal Harga
Pemasar:
“Terima kasih atas keterbukaan Bapak/Ibu tentang
anggaran. Kami sangat memahami pentingnya efisiensi biaya. Setelah saya
diskusikan dengan tim underwriting, kami bisa menawarkan opsi paket dengan
premi yang lebih kompetitif tanpa mengurangi kualitas proteksi utama. Apakah
Bapak/Ibu ingin saya kirimkan detail paket ini agar bisa kita bahas bersama?”
Calon
Pelanggan:
“Boleh,
saya ingin lihat detailnya dulu.”
Pemasar:
“Baik, saya kirimkan hari ini juga. Setelah
Bapak/Ibu tinjau, saya siap jadwalkan pertemuan singkat untuk menjelaskan
poin-poin penting dan menjawab pertanyaan. Apakah Kamis sore cocok untuk
Bapak/Ibu?”
8)
Negosiasi Penambahan Klausul Khusus Setelah
Keberatan Soal Cakupan Polis
Pemasar:
“Saya sudah komunikasi dengan underwriting
terkait permintaan Bapak/Ibu soal klausul khusus. Kami bisa mempertimbangkan
penambahan tersebut dengan beberapa penyesuaian premi. Apakah Bapak/Ibu
bersedia mendiskusikan secara rinci supaya kami bisa memastikan semua kebutuhan
tercakup?”
Calon
Pelanggan:
“Ya, saya
ingin tahu konsekuensinya.”
Pemasar:
“Terima kasih, saya akan siapkan draft revisi
proposal dengan klausul tambahan dan gambaran dampak premi. Kita bisa atur
meeting besok pagi, supaya semua bisa jelas. Apakah waktu tersebut
memungkinkan?”
9)
Komunikasi Lanjutan Setelah Penolakan karena Pengalaman
Buruk
Pemasar::
“Pak/Bu [Nama], saya paham pengalaman sebelumnya
membuat Bapak/Ibu ragu. Kami berkomitmen memberikan transparansi penuh dan
dukungan layanan 24/7. Apakah saya boleh menawarkan uji coba proteksi dengan
durasi tertentu sebagai bentuk komitmen kami? Ini bisa jadi kesempatan
Bapak/Ibu menilai layanan kami tanpa risiko.”
Calon
Pelanggan:
“Uji coba?
Bagaimana caranya?”
Pemasar::
“Saya akan jelaskan detailnya dan bantu
prosesnya agar mudah. Saya ajukan meeting singkat hari ini atau besok, supaya
Bapak/Ibu bisa mendapatkan informasi lengkap dan langsung bertanya. Bagaimana?”
10)
Negosiasi Syarat Pembayaran Premi Setelah
Penolakan Karena Kondisi Ekonomi
Pemasar:
“Saya mengerti kondisi ekonomi saat ini
menantang. Kami bisa membantu dengan menawarkan jadwal pembayaran premi yang
lebih fleksibel, misalnya cicilan bulanan atau kuartalan. Apakah opsi ini bisa
meringankan beban Bapak/Ibu?”
Calon
Pelanggan:
“Bisa jadi,
saya ingin tahu lebih detail.”
Pemasar:
“Baik, saya akan siapkan proposal jadwal
pembayaran dan kirim hari ini. Kita juga bisa jadwalkan diskusi supaya
Bapak/Ibu bisa memilih opsi terbaik sesuai kebutuhan. Apakah hari Kamis atau
Jumat cocok?”
11)
Contoh Email Lanjutan Negosiasi Premi /
Klausul / Syarat Pembayaran
Subject: Tindak
Lanjut Negosiasi Proposal Asuransi – [Nama Perusahaan Calon Klien]
Yth.
Bapak/Ibu [Nama Calon Klien],
[Posisi
jika diketahui]
[Nama
Perusahaan]
Salam
hormat,
Terima
kasih atas kesempatan berdiskusi mengenai penawaran asuransi kami pada
pertemuan sebelumnya. Sehubungan dengan pembicaraan terkait [topik negosiasi:
misal penyesuaian premi / tambahan klausul khusus / jadwal pembayaran], kami
telah melakukan koordinasi dengan tim underwriting dan manajemen risiko.
Berikut
kami sampaikan beberapa opsi yang kami tawarkan sebagai solusi terbaik untuk
memenuhi kebutuhan Bapak/Ibu:
1.
Opsi 1: [Deskripsi singkat opsi
premi, cakupan, atau syarat pembayaran]
2.
Opsi 2: [Alternatif lainnya jika
ada]
Kami
percaya opsi-opsi tersebut dapat memberikan perlindungan optimal sekaligus
mempertimbangkan aspek biaya dan fleksibilitas yang Bapak/Ibu perlukan.
Kami sangat
terbuka untuk mendiskusikan detail lebih lanjut dan menjawab setiap pertanyaan
Bapak/Ibu. Apakah Bapak/Ibu bersedia menjadwalkan pertemuan (online atau tatap
muka) pada [usulkan dua atau tiga pilihan waktu]?
Mohon
konfirmasi Bapak/Ibu kapan waktu yang paling sesuai agar kami dapat mengatur
agenda dengan tim kami.
Terima
kasih atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu. Kami berharap dapat terus
membangun kemitraan yang saling menguntungkan.
Hormat
kami,
[Nama Anda]
[Posisi Anda]
[Nomor Telepon]
BAB IX AFTER SALES & REPEAT BUSINESS
9.1 Pentingnya Follow-Up Pasca Polis Terbit
·
Tujuan
follow-up:
o
Memastikan
nasabah menerima polis dan memahami cakupan perlindungan.
o
Menjawab
pertanyaan yang mungkin muncul setelah polis aktif.
o
Membangun
hubungan yang berkelanjutan, bukan hanya sekali jual.
·
Manfaat:
- Mengurangi
risiko klaim ditolak karena ketidaktahuan nasabah.
- Meningkatkan
kepuasan dan loyalitas nasabah.
- Peluang
mendapatkan referral dari nasabah puas.
·
Contoh:
Setelah polis aktif, kirimkan pesan:
“Selamat Pak/Bu, polis Anda sudah aktif. Jika ada pertanyaan tentang
manfaat polis atau klaim, saya siap membantu.”
9.2 Membangun Trust Jangka Panjang
·
Kunci
membangun kepercayaan:
o
Konsistensi
komunikasi dan layanan.
o
Transparansi
dalam penanganan klaim dan update polis.
o
Respons
cepat terhadap kebutuhan nasabah.
·
Pendekatan:
o
Jadwalkan
pertemuan berkala (quarterly atau annual review).
o
Berikan
edukasi tentang perubahan risiko dan produk baru.
o
Berikan
update informasi penting terkait regulasi atau proses klaim.
·
Hasil:
Nasabah memandang PT Pasopati Insurance
Broker Anda sebagai mitra proteksi, bukan sekadar penjual.
9.3 Monitoring Renewal dan Cross Selling
·
Renewal:
o
Pantau masa
berlaku polis yang akan habis.
o
Hubungi
nasabah jauh hari sebelum jatuh tempo untuk diskusi perpanjangan.
o
Tawarkan
opsi perbaikan polis sesuai kebutuhan terbaru.
·
Cross
Selling:
o
Identifikasi
peluang menjual produk lain yang relevan.
o
Contoh:
Jika nasabah memiliki asuransi properti, tawarkan juga asuransi gangguan usaha
atau kendaraan.
o
Gunakan
data klaim atau perubahan kondisi usaha untuk rekomendasi produk baru.
·
Tools:
Gunakan CRM untuk tracking tanggal renewal dan catatan kebutuhan nasabah.
9.4 Membuat Layanan PT Pasopati Insurance Broker Sebagai Konsultan Proteksi
·
Shift
mindset: dari sekadar menjual ke menjadi
konsultan proteksi risiko.
·
Tugas
konsultan:
o
Analisis
risiko nasabah secara menyeluruh.
o
Berikan
solusi proteksi yang tepat dan komprehensif.
o
Dampingi
proses klaim dan pembaruan polis.
·
Manfaat:
o
Nasabah
merasa terbantu dan dihargai.
o
Peluang
repeat order dan rekomendasi meningkat.
o
PT Pasopati
Insurance Broker mendapat reputasi
sebagai profesional terpercaya.
·
Praktik:
Adakan sesi konsultasi risiko rutin, baik via tatap muka atau virtual.
9.5 Contoh Skrip
Follow-Up untuk Monitoring Renewal
1). Follow-up
via Telepon
Opening:
“Selamat [pagi/siang/sore], Bapak/Ibu [Nama Klien], saya [Nama Anda]
dari PT Pasopati Insurance Broker. Apakah Bapak/Ibu ada waktu sebentar untuk
saya membicarakan mengenai perpanjangan polis asuransi Bapak/Ibu yang akan
segera jatuh tempo?”
Informasi
Renewal:
“Kami ingin memastikan bahwa
perlindungan Bapak/Ibu tetap aktif tanpa ada gangguan, dan memberikan informasi
terbaru mengenai pilihan paket atau manfaat yang bisa Bapak/Ibu dapatkan.”
Tanya
Kebutuhan:
“Apakah Bapak/Ibu membutuhkan
bantuan untuk proses renewal atau ada pertanyaan seputar produk kami?”
Tutup:
“Terima kasih atas waktunya, saya akan mengirimkan informasi lebih
detail via email/WhatsApp. Jika ada kebutuhan lain, jangan ragu untuk
menghubungi saya kembali, ya.”
2). Follow-up
via Email
Subject: Reminder
Renewal Polis Asuransi Anda - [Nama Perusahaan]
Yth. Bapak/Ibu [Nama Klien],
Kami ingin mengingatkan bahwa
masa berlaku polis asuransi Bapak/Ibu akan berakhir pada tanggal [tanggal jatuh
tempo]. Agar perlindungan Anda tetap berlanjut tanpa jeda, kami sarankan untuk
melakukan proses perpanjangan sebelum tanggal tersebut.
Jika Anda membutuhkan informasi
lebih lanjut atau ingin melakukan pembaruan polis, silakan hubungi kami melalui
email ini atau telepon ke [nomor kontak].
Terima kasih atas kepercayaan
Bapak/Ibu kepada [Nama Perusahaan].
Hormat kami,
[Nama Anda]
[Jabatan]
[Kontak]
9.6 Template CRM untuk Monitoring Renewal
Kolom
CRM |
Keterangan |
Nama
Klien |
Nama
lengkap klien |
Nomor
Polis |
Nomor
polis/kontrak yang akan diperpanjang |
Tanggal
Jatuh Tempo |
Tanggal
berakhirnya masa berlaku polis |
Status
Renewal |
Pending /
Follow-up Done / Renewal Confirmed / Declined |
Tanggal
Follow-Up Terakhir |
Tanggal
terakhir dilakukan follow-up |
Metode
Follow-Up |
Telepon /
Email / WhatsApp / Tatap Muka |
Catatan |
Detail
hasil follow-up, seperti: “Klien minta penawaran baru”, “Klien setuju
renewal”, dll. |
Tindak
Lanjut Berikutnya |
Jadwal
follow-up berikutnya atau tindakan lain yang diperlukan |
Penanggung
Jawab |
Nama staf
atau agen yang menangani klien tersebut |
BAB X STUDI KASUS DAN LATIHAN
10.1 Studi Kasus – Skenario dari Industri Tekstil
Latar
Belakang
Perusahaan tekstil XYZ adalah pabrik dengan
kapasitas produksi besar yang mengoperasikan mesin-mesin berteknologi tinggi.
Risiko kebakaran akibat korsleting listrik dan kerusakan mesin menjadi ancaman
utama yang berpotensi menyebabkan kerugian besar.
Masalah
Beberapa kali terjadi gangguan pada sistem
kelistrikan yang menyebabkan kebakaran kecil, mengganggu proses produksi dan
menimbulkan kerusakan pada mesin utama.
Analisis
Risiko dan Solusi
·
Risiko
utama: Kebakaran, kerusakan mesin, downtime produksi
·
Tindakan
Loss Control:
o
Pemeriksaan
dan pemeliharaan rutin instalasi listrik
o
Pemasangan
sistem deteksi dan pemadam kebakaran otomatis
o
Pelatihan
keselamatan kebakaran bagi karyawan
·
Solusi
Asuransi:
o
Asuransi
properti all risk untuk menanggung kerusakan mesin dan bangunan
o
Asuransi
business interruption untuk menanggung kerugian akibat downtime
Diskusi
·
Bagaimana
langkah loss control dapat meminimalkan risiko?
·
Apa yang
harus diperhatikan oleh underwriter saat menilai risiko ini?
10.2 Studi Kasus – Skenario dari UMKM Retail
Latar
Belakang
“Toko ABC” adalah UMKM retail pakaian yang
beroperasi di pusat kota. Memiliki modal terbatas, toko ini menghadapi risiko
pencurian dan kebakaran yang dapat mengancam keberlangsungan usaha.
Masalah
Toko belum memiliki perlindungan asuransi yang
memadai, sehingga saat terjadi kehilangan stok akibat pencurian dan kebakaran
kecil, mengalami kerugian signifikan.
Analisis
Risiko dan Solusi
·
Risiko
utama: Pencurian, kebakaran, kerusakan barang
·
Pendekatan
Risk Control:
o
Pengamanan
toko dengan sistem alarm sederhana dan kamera CCTV
o
Menyimpan
stok di lokasi yang aman
o
Pelatihan
sederhana tentang manajemen risiko bagi pemilik toko
·
Solusi Asuransi:
o
Asuransi
harta benda dengan premi terjangkau khusus UMKM
o
Asuransi
kehilangan stok dan kerusakan akibat kebakaran
Diskusi
·
Apa
asuransi yang paling cocok untuk UMKM ini?
·
Bagaimana
cara menawarkan asuransi kepada UMKM dengan dana terbatas?
10.3 Simulasi Prospecting
Tujuan
Melatih kemampuan pemasar melakukan pendekatan awal
kepada calon klien untuk mengidentifikasi kebutuhan dan membangun hubungan.
Skenario
·
Pemasar
dibagi menjadi dua kelompok:
o Calon klien industri tekstil
o Calon klien UMKM retail
Tugas Pemasar
·
Buat pitch
singkat yang menarik perhatian calon klien
·
Ajukan
pertanyaan eksplorasi untuk memahami risiko dan kebutuhan klien
·
Catat
kebutuhan utama dan potensi solusi asuransi yang bisa ditawarkan
Metode
·
Role-play
antar pemasar (1 orang sebagai agen, 1 orang sebagai klien)
·
Diskusi dan
feedback dari senior pemasar
10.4 Simulasi Closing
Tujuan
Melatih pemasar
menutup penjualan dengan teknik yang tepat dan meyakinkan.
Skenario
·
Melanjutkan
simulasi prospecting, pemasar melakukan penawaran solusi asuransi dan
menanggapi keberatan klien.
Tugas Pemasar
·
Jelaskan
manfaat produk secara jelas dan sesuai kebutuhan klien
·
Jawab
keberatan dengan tenang dan informatif
·
Buat
closing statement yang mendorong keputusan klien
Metode
·
Role-play
antar pemasar
·
Evaluasi
teknik closing dan diskusi hasil
·
Tips
closing efektif: fokus pada kebutuhan klien, tunjukkan nilai manfaat, ajukan
pertanyaan persetujuan
BAB XI FAST
TRACK SELLING TECHNIQUE (TEKNIK PENJUALAN JALUR CEPAT)
11.1 Target prospek
Kesuksesan
menjual ditentukan pertama-tama oleh ketepatan memilih Target Prospect,
yakni calon pembeli yang potensial untuk membeli, atau istilah saya, "Able To Buy Prospect". Alasannya sederhana; jika prospek tidak mampu membeli, bagaimanapun
hebatnya manfaat produk kita dan keterampilan menjual kita, tidak
ada gunanya! Salesman tidak akan membawa pulang transaksi! Jadi
seyogyanya, jauh hari sebelum Salesman mengunjungi seorang prospek, ia semestinya
telah terlebih dahulu membuat Sales Visit Planning yang
telah mengkalkulasi berbagai kemungkinan
dan analisis potensi, minat beli, serta ketepatan waktu
kunjungan terhadap setiap Target Prospect-nya
Salesman wajib
menghargai waktu, karena "time is money!"; dan Salesman
yang produktif, harus memiliki ketergesaan serta ambisi
untuk senantiasa mendapatkan transaksi dari setiap sales interview yang
dilakukannya.
Salesman produktif
bukan hanya merencanakan Sales Visit untuk melaksanakan tugas, melainkan UNTUK MENCAPAI HASIL!
Jadi, Sales Visit Planning harus dibuat dengan seksama, dengan
perhitungan untung rugi yang cermat. Ingat, kita berpacu dengan
waktu dan kesempatan. Jika kita salah merencanakan dan
salah mengunjungi prospek, waktu dan energi kita tersita ditempat
yang keliru, dan akibatnya bisa fatal!
'Perlu selalu kita ingat
hal ini : bisa saja ada prospek yang seyogyanya kita kunjungi,
dan membeli, namun
karena ketidakhadiran kita, ia membeli dari kompetitor! Bisa saja, sekali prospek membeli
dari kompetitor, ia akan membeli untuk selamanya!
Berarti kita kehilangan Sales Opportunity, forever! dan kemakmuran
finansial kita, jadi lakukanlah Sales Visit Planing secara
seksama, sebelum melakukan sales interview!
Anda bisa mendapat delapan transaksi
dari setiap 10 sales interview, sukses-gagalnya
tergantung pada perencanaan dan pemilihan potensial
target prospek Anda! Jika Anda keliru memilih prospek, melesetlah
target kita. Jika Anda menargetkan prospek yang capable,
dan persoalannya hanyalah masalah kekurang percayaan prospek
terhadap keunggulan manfaat produk Anda, hal itu mudah diatasi dan
diubah menjadi transaksi
Selanjutnya kita bersepakat dulu tentang satu
hal, yaitu: ANDA ADALAH THE SALES MAKER! Dengan Hypnosis in Selling,
Anda rnempunyai kemampuan yang luar biasa untuk mengatasi
banyak perkara, dan mengubahnya menjadi transaksi! tidak
mengharapkan bahwa Anda hanya berperilaku seperti Order Taker, atau Sales
Informan, atau Customer Service! Tugas Anda adalah MENJUAL, MENCIPTAKAN PENJUALAN, DAN BUKAN HANYA MELAKSANAKAN TUGAS PENJUALAN!
Anda harus
mengubah gaya dan kebiasaan menjual Anda, menjadi seragam seperti yang pelajaran dibawah ini, yakni:
a.
Berorientasi pada persepsi dan kepentingan prospek/pelanggan.
b.
Berorientasi
pada manfaat produk atau jasa dan bukan pada spesifikasi.
c.
Memulai
dan rnenjalani sales interview dengan banyak bertanya, banyak mendengar,
banyak memberi solusi, dan bukan banyak bicara!
d.
Pantang
menyerah! Anda harus bertanya sampai menemukan hidden needs atau hidden
problems, serta mengatasi dan mengubahnya menjadi transaksi.
e.
Sekalipun
prospek berkelit dan berdalih demi apa pun, Anda tidak boleh berhenti bertanya,
sampai prospek memberikan jawaban final: MEMBELI!
f.
Jika
jawaban finalnya "Saya tidak mau membeli!", Anda masih harus
bertanya, "Kalau saya boleh tahu, mengapa Anda tidak ingin memiliki manfaat produk
ini?"
g.
Anda
baru boleh berhenti dan pergi, jika prospek berkata, "Sesungguhnya saya
mau, tapi saya tidak mampu membelinya, sumpah, jadi biarkan saya pergi!"
h.
Di
luar alasan tidak punya uang, Anda harus mencari tahu mengapa prospek tidak mau
membeli, dan bagaimana cara mengubahnya agar membeli! Jika prospek memang tidak
lagi prospektif, hapuslah ia atau mereka
dari Prospects List Anda! Jangan buang waktu! Jangan buang energi!
Jangan buang uang!
11.2 Magic Questions & Magic Words
Dalam setiap Sales Interview, saya
menganjurkan teknik bertanya yang "ajaib", artinya yang hasilnya
bisa seperti magic, yakni dengan menggunakan kata tanya
:" MENGAPA...?
v "APAKAH...?"
Dan
kata-kata yang memiliki kekuatan "magis" (Magic Words):
v
"ANDA" (atau gantinya
"BAPAK”, IBU “)
v
“ SAYA SETUJU”
v
"SAYA “SEPENDAPAT"
v
"SAYA PERCAYA"
Setelah fase perkenalan
dan memperkenalkan tujuan serta manfaat apa yang hendak Anda sampaikan kepada
prospek dalam pertemuan, mulailah dengan menggunakan “Pertanyaan Ajaib”
(Magic Questions):
v "Kalau
saya boleh tahu, APAKAH yang paling BAPAK inginkan berkenaan
dengan... (sebutkan
kategori produk Anda, bukan merek produk Anda)?"
atau,
v
"Kalau saya boleh tahu, APAKAH yang paling penting bagi IBU berkenaan dengan……...
sebutkan kategori produk Anda, dan bukan
merek Anda) ?"
Jika
prospek menjawab, pergunakan Magic Words terlebih dahulu,
v "SAYA PERCAYA, SAYA SETUJU"
Atau
v
"SAYA SEPENDAPAT DENGAN IBU. Hal itu
memang hal yang penting. Itulah sebabnya saya datang, agar
bisa memenuhi keinginan IBU tersebut, dengan manfaat produk
ini."
Jika
prospek tidak/belum mau membeli, tanyakan "MENGAPA?"
v
Jika prospek mengungkapkan alasannya, misalnya
"HARGANYA TERLALU MAHAL...",
tanyakan, "BOLEH SAYA TAHU APA YANG
ANDA MAKSUDKAN DENGAN TERLALU MAHAL?"
v
Jika
prospek menjawab, "YA, POKOKNYA TERLALU MAHAL", jangan menyerah,
tanyakan kembali, "APAKAH MAKSUD IBU
MANFAAT YANG AKAN IBU TERIMA LEBIH KECIL DIBANDINGKAN
DENGAN NILAI UANG IBU?
v
Jika prospek menjawab, "YA",
sampaikan kembali (atau tambahkan) dengan menekankan
bahwa nilai manfaat produk Anda jauh lebih besar daripada nilai
uang yang dibayarkan, misal:
"BAYANGKAN, DENGAN HANYA RP. I00X, IBU AKAN BERPOTENSI
MENDAPATKAN PENINGKATAN PENJUALAN SENILAI RP. 130X, DITAMBAH DENGAN
REPUTASI YANG JIKA DINILAI DENGAN UANG, BISA SAJA MELAMPAUI RP.
150x. JADI, INVESTASI IBU SENILAI RP.100X MENJADI SANGAT MURAH DAN KECIL,
JIKA DIBANDINGKAN DENGAN
KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN YANG AKAN IBU TERIMA, BUKANKAH DEMIKIAN?"
v
Jika prospek menjawab, "YA, MUNGKIN SAJA,
TAPI PERSOALANNYA UANG SENILAI ITU TERLALU BESAR BUAT SAYA", Anda
perlu memastikan bahwa prospek "mau beli" tapi "tidak
mampu". Untuk itu
tanyakanlah, "KALAU
SAYA BOLEH TAHU, APAKAH 1BU 1NGIN MEMILIKI PRODUK KAMI INI,
JIKA HARGANYA SESUAI DENGAN BUDGET IBU?"
v Jika
prospek menjawab, "TIDAK", dan jika Anda punya waktu, tanyakanlah,
"KALAU SAYA BOLEH TAHU, MENGAPA IBU TIDAK
INGIN MEMBELINYA?" Jika prospek tidak bersedia memberikan
alasannya, lupakanlah. UCapkan terima kasih, dan segera akhiri pembicaraan.
Dia bukan target prospect Anda!
v
Jika prospek menjawab, "YA, TENTU SAJA",
nah, berarti persoalannya
adalah "kemampuan beli".
Tanggapan Anda (jika memungkinkan) adalah mengajukan pertanyaan
berikut:
"BAIKLAH,
SAYA MENGERTI POSISI
IBU. SEKARANG, BAGAIMANAKAH CARANYA
AGAR KAMI BISA MENYESUAIKAN
PERBEDAAN DI ANTARA
KITA. BERAPAKAH
HARGA YANG MENURUT IBU PANTAS?"
v
Jika prospek mengungkapkan harga misalnya Rp
50X yang terpaut banyak dengan harga jual Anda yang Rp 100X, tanya kanlah: "HARGA PENAWARAN IBU
TERPAUT CUKUP BANYAK, APAKAH
MASIH BISA IBU TINGKATKAN ANGKANYA, AGAR LEBIH MUDAH BAGI SAYA UNTUK
MEMENUHINYA”
v Jika
prospek menjawab "TIDAK BISA", jika Anda mempunyai kebijakan leasing
ATAU kredit, coba tawarkan, "BAGAIMANA JIKA SELISIHNYA IBU AMBIL LEASING,
ATAU ANGSURAN SEKIAN BULAN?"Jika Anda tidak mempunyai kebijakan kredit,
namun bisa memberi extra-discount untuk pembelian tertentu, katakan, "PENAWARAN IBU BISA SAJA KAMI PENUHI, ASALKAN IBU BISA
MEMBELI 3 UNIT (misalnya). BISAKAH IBU MENGHUBUNGI TEMAN / KOLEGA 1BU, AGAR
JUGA MEMBELI PRODUK INI BERSAMA IBU, AGAR KEDUANYA MENDAPAT HARGA SPECIAL YANG
JAUH LEBIH MURAH?"
v Jika
prospek bertanya, "BAGAIMANA CARANYA?", jelaskanlah, misalnya,
"YA, JIKA IBU MEMBELI SATU HARGANYA RP. I00X. MEMBELI DUA
HARGANYA RP.75X. MEMBELI
TIGA, HARGANYA HANYA RP.50X. NAH, BUKANKAH KEINGINAN
IBU BISA TERCAPAI? SIAPAKAH KIRANYA TEMAN YANG BISA SAYA HUBUNGI
UNTUK MEMPEROLEH SPECIAL OFFER INI, BIAR SAYA YANG MENJELASKAN
BAGINYA?"
Dengan cara
terakhir ini, Anda
berusaha MEMINTA REFERRAL,
minta nama dan nomor telpon prospek lain agarbisa Anda
hubungi. Sebisanya JANGAN SURUH PROSPEK YANG BERGERAK,
karena belum tentu
dia melakukannya. Andaikan
melakukan pun, pasti tidak bisa sebaik Anda, sehingga berkemungkinan temannya
tidak tertarik.
Jika prospek tidak mau
memberikan referral, kembali tanyakan "MENGAPA?"
dan atasilah.
Jika prosepek
memberikan referral, catatlah dan katakan, .”TOLONG BANTU SAYA MENGINFORMASIKAN
KEPADA TEMAN IBU< BAHWA SAYA AKAN SEGERA MENGHUBUNGI, OKE”
11.3 Pembukaan
Sales Interview yang Produktif
Pembukaan
merupakan awal yang amat menentukan. Pilihan kata dan sikap yang tepat akan
berdampak luar biasa pada penjualan Kita. Mulailah dengan perkenalan manfaat produk atau jasa
secara umum.
Berikut adalah contoh pembukaan wawancara penjualan yang produktif:
v
"Selamat pagi, saya Sudarno dari PT
Pasopati Insurance Broker. Kami adalah spesialis pialang dan konsultan
manajemen risiko untuk meningkatkan kinerja bisnis dengan cepat. Tujuan pertemuan saya adalah
ingin memperkenalkan
metode baru UNTUK MENINGKATKAN SALES & PROFIT PERUSAHAAN BAPAK, SEBESAR 33.3% DALAM 3 BULAN. Apakah boleh saya memberitahukan
caranya?"
Teknik
Bertanya untuk Mengungkapkan Kebutuhan, keinginan dan harapan Prospek.
Setelah
Anda memulai pertemuan dengan perkenalan mengenai manfaat produk atau jasa secara umum, mulailah
bertanya (ya, BERTANYA, Bukan BERBICARA PANJANG LEBAR:
v
"Kalau saya boleh tahu, BAGI BAPAK, apakah
yang PALING PENTING berkenaan dengan pencapaian tujuan bisnis”.
v
Kalau saya boleh tahu, APAKAH YANG PALING
BAPAK INGINKAN, berkenaan dengan pencapaian tujuan bisnis”.
11.4 Teknik
Supporting yang Efektif
Ketika Anda bertanya dan mendapatkan jawaban
yang bisa Anda
penuhi dengan manfaat produk atau jasa Anda, dukunglah prospek Anda dengan sering-seringlah
mengatakan,
v "YA,
SAYA SETUJU"
v "YA,
SAYA SEPENDAPAT"
v "YA, SAYA PERCAYA"
Misalnya prospek berkata: "Bagi saya, hal yang paling
penting adalah bisa meningkatkan penjualan
secara menguntungkan."
Sebagai tanggapan, katakan:
v "Ya, saya
sependapat (atau: Ya, saya setuju) . Itulah sebabnya saya datang menemui
Bapak, karena kami mempunyai program konsultan manajemen risiko yang bisa
meningkatkan Sales dan Profit Bapak sebesar 33,3% hanya dalam waktu tiga bulan!"
11.5 Teknik Mengatasi Keberatan dan Mengubahnya Menjadi Sales
v
Prospek: "Nanti saya pikir-pikir dulu!"
Jawab:
• "Izinkan saya membantu, hal apakah yang masih
menjadi pertimbangan
Bapak?"
v
Prospek: "Harga Anda terlalu
mahal!"
Jawab:
• "Maksud Bapak, apakah harganya tidak
murah?"
Atau
• "Maksud Bapak, apakah manfaatnya lebih kecil
daripada nilai uang
yang Bapak bayarkan?"
v Jika prospek menjawab "Ya", lanjutkan
dengan mengungkapkan beberapa manfaat atau keuntungan yang telah Anda
sampaikan, dan disetujui oleh prospek. Jika ada, tambahkan beberapa
manfaat lain (namun jangan semua manfaat! Jika misalnya prospek sudah puas
dengan lima manfaat itu sudah cukup, sekalipun Anda masih mempunyai tiga
manfaat lainnya.)
v
Prospek: " pembayaran premi Bapak
terlalu singkat!"
Jawab:
·
“Menurut Bapak, berapa lamakah waktu pembayran
premi yang ideal”
v Jika
prospek menjawab (misalnya): "satu bulan", lanjutkan,
• "Dengan kata lain, Bapak bersedia
bertransaksi ketika kami bsa memberikan pembayaran premi satu bulan?"
v Jika
prospek menjawab "Ya", dan Anda bisa mernenuhinya, katakan,
• "Berapa banyak pesanan yang Bapak
inginkan, dengan pembayaran premi satu
bulan?"
Jika Anda tidak bisa memenuhinya, dan Anda
mempunyai persyaratan khusus untuk itu, katakan,
• "Pada prinsipnya
hal itu bisa kami berikan, bagi para pelanggan kami.
Bolehkah kita
memutai hubungan baik ini, dengan pembayaran tanpa angsuran? Ketika kita telah
saling mengenat lebih baik, saya bisa merekomendasikan kepada
manajemen agar memberikan pembayaran
premi angsuran."
v
Prospek: "Saya harus melaporkannya
kepada atasan saya terlebih dahulu."
Jawab:
• "Bukankah Anda adalah decision maker
untuk proyek ini?"
v
Jika prospek menjawab: "Bukan hanya
saya."
Tanyakan,
• "Bolehkah
saya tahu, siapa saja yang mempengaruhi keputusan atas
transaksi ini?"
Jika
prospek menjawab "Ya, ada si A dan si B, termasuk saya."
Lanjutkan,
v "Untuk mempermudah
pekerjaan Bapak, botehkah saya membantu memberikan
presentasi kepada si A dan si B? Bisakah Bapak Mengaturkan pertemuannya
sekarang ?”
v
Jika prospek menjawab, "Jangan,
sebaiknya saya saja. Jika mereka sudah setuju, akan saya hubungi lagi."
JANGAN
MAU MENYERAH!
Katakan,
• "Tujuan
saya hanya ingin membantu Bapak. Saran saya ialah marilah
kita atur pertemuan selanjutnya bersama mereka, agar Bapak
tidak perlu repot. Apakah sebaiknya kita bertemu besok sore
atau Lusa pagi?"
v
Jika prospek tetap bersikeras, "Jangan,
saya yang akan menghubungi Anda kembali!"
SEKALI LAGI, JANGAN MAU MENYERAH, katakan,
• "Baiklah,
kalau saya boleh tahu, berapa harikah Bapak bias berembug
dengan si A dan si B? Untuk menghormati Bapak, saya
yang akan menelepon Bapak pada hari itu, oke?"
Jika prospek SAMA
SEKALI BUKAN DECISION MAKER dan tidak berwenang (tidak berani)
mengajukan usulan kepada manajemen, berarti Anda telah salah
memilih TARGET PROSPEK!
v
Prospek: "Wow, bagus sekali. Saya
sangat ingin mempunyai produk itu,
namun sayang, saya tidak mampu membeli!"
Jawab:
• "Ya,
Bapak berhak memiliki semua keuntungan ini. Kalau saya boleh tahu, apakah yang Bapak maksud dengan
tidak mampu membeli?"
v Prospek:
"Ya, uang saya tidak cukup. Saya hanya punya Rp 50X padahal
harga produk Anda Rp 100X”
Jika
Anda mempunyai alternatif solusinya, negosiasikanlah. Jika
tidak punya, dan tidak ada jalan lain untuk kompromi, berarti Anda
telah salah memilih target prospect!
Coba
cari tahu, dan MINTA REFERRAL.
Katakan:
"Ah bisa saja. oya, kalau boleh tahu,
siapakah kiranya teman atau saudara Bapak yang memungkinkan untuk
memiliki manfaat produk ini?"
Jika prospek memberitahu, segera catat
datanya, dan minta tolong agar prospek menginformasikan kepada
REFERRAL itu bahwa Anda segera akan menghubunginya. Ucapkan
terima kasih, dan segeralah pergi.
Jika prospek tidak memberitahu, juga ucapkan
terima kasih, dan segeralah pergi.
11.6. CARI TAHU SIAPA
DECISION MAKERNYA
Dalam
proses penjualan produk asuransi umum, salah satu tantangan terbesar bagi
tenaga pemasaran adalah mengidentifikasi siapa yang benar-benar memiliki kewenangan
untuk mengambil keputusan (decision maker) dalam membeli produk asuransi
tersebut.
Mengetahui siapa decision maker-nya akan sangat menentukan arah
pendekatan, efektivitas komunikasi, dan keberhasilan proses closing. Tanpa
informasi ini, seorang tenaga penjual bisa terjebak dalam percakapan
berulang-ulang dengan pihak yang tidak memiliki wewenang, yang hanya membuang
waktu dan energi.
Decision maker adalah orang yang memiliki kewenangan
akhir untuk menyetujui atau menolak pembelian produk
asuransi. Mereka mungkin:
·
Menyetujui
anggaran premi.
·
Memberikan
persetujuan akhir berdasarkan analisis risiko dan manfaat.
Mengapa Harus Tahu Siapa Decision Maker-nya?
Bayangkan
Anda menawarkan polis asuransi properti kepada sebuah perusahaan manufaktur.
Anda sudah melakukan presentasi panjang, menjelaskan manfaat polis,
memperlihatkan ilustrasi premi dan perlindungan, bahkan sudah memberikan
penawaran resmi. Namun ternyata, orang yang Anda ajak bicara hanyalah staf
administrasi yang tidak memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan.
Hasilnya? Penjualan terhambat, atau bahkan gagal karena informasi tidak pernah
sampai ke pihak yang tepat.
Mengetahui
siapa decision maker-nya membantu tenaga pemasaran untuk:
·
Menghemat
waktu: Fokus hanya pada orang yang bisa ambil Keputusan, Menargetkan komunikasi secara efektif.
·
Mempersingkat
siklus penjualan: Menghindari kebuntuan
karena berbicara berputar-putar dengan pihak yang
tidak berwenang
·
Pendekatan
lebih tepat: Menyesuaikan presentasi dan materi dengan kepentingan
orang yang tepat.
Siapa Biasanya Decision Maker dalam Asuransi Umum?
Tidak semua
produk asuransi umum memiliki decision maker yang sama. Berikut adalah beberapa
contoh tipikal sesuai jenis asuransinya:
Jenis
Asuransi Umum |
Decision
Maker Umum |
Asuransi
properti pabrik |
Direktur
Keuangan (CFO), General Manager Operasional |
Asuransi
kendaraan operasional |
Kepala
Operasional, Kepala Logistik |
Asuransi
tanggung gugat (liability) |
Direktur
Utama, Legal Manager |
Asuransi
alat berat |
Kepala
Proyek, Direktur Teknik |
Asuransi
kesehatan karyawan |
Kepala
HRD, Direktur SDM |
Asuransi
pengangkutan (marine cargo) |
Kepala
Logistik, Direktur Ekspor-Impor |
Namun
penting untuk diingat bahwa dalam banyak kasus, keputusan akhir biasanya
tetap berada di tangan top management, meskipun proses evaluasi bisa
dimulai dari bawah.
Strategi untuk Mengetahui Siapa Decision Maker-nya
Berikut
beberapa pendekatan efektif yang bisa digunakan:
1). Lakukan
Riset Awal (Pre-approach)
Gunakan
informasi publik seperti situs resmi perusahaan, LinkedIn, dan berita bisnis
untuk mengidentifikasi siapa yang menjabat posisi strategis, seperti CFO, COO,
HR Director, dan sebagainya. Riset ini membantu Anda menyiapkan arah komunikasi
yang tepat.
2). Ajukan
Pertanyaan dengan Teknik Bertanya yang Cerdas
Saat
bertemu dengan pihak perusahaan, jangan langsung bertanya “Siapa yang mengambil
keputusan?”. Alih-alih, gunakan pendekatan halus seperti:
·
“Biasanya siapa saja yang terlibat dalam proses
pengambilan keputusan untuk perlindungan asuransi di perusahaan Bapak/Ibu?”
·
“Untuk pengadaan perlindungan aset seperti asuransi ini, biasanya
diputuskan oleh siapa ya agar kami bisa menyampaikan penawaran dengan lebih
tepat?”
3). Manfaatkan
Informasi Internal
Jika Anda
punya rekan atau kenalan dalam perusahaan tersebut, tanyakan secara informal.
Jaringan dan referensi sangat membantu untuk menyingkat proses identifikasi
decision maker.
4). Perhatikan
Tanda-Tanda Selama Proses Negosiasi
Jika dalam
proses follow-up, penawaran Anda “dilempar” ke pihak lain, atau jika Anda
diminta “menunggu persetujuan atasan”, itu adalah petunjuk bahwa Anda belum
berhadapan dengan decision maker. Segera gali lebih lanjut.
5). Gunakan
Influencer atau Gatekeeper sebagai Jembatan
Tidak semua
decision maker bisa langsung dihubungi. Dalam situasi ini, Anda perlu membangun
hubungan baik dengan influencer internal atau gatekeeper seperti staf
sekretariat, HR staff, atau asisten manajer. Perlakukan mereka sebagai mitra,
bukan penghalang.
Hati-hati dengan Kesalahan Umum
·
Jangan
mengasumsikan bahwa orang yang paling banyak bicara adalah decision maker.
·
Jangan
mengabaikan peran influencer internal yang bisa
memengaruhi keputusan walaupun tidak memegang kuasa akhir.
·
Jangan memaksakan
pendekatan jika belum tahu struktur organisasi dengan jelas.
Contoh:
Jika Anda menawarkan asuransi
properti pabrik, kemungkinan decision maker-nya adalah:
·
Direktur Keuangan
(CFO)
·
Direktur Utama
(CEO)
·
Kepala Risk
Management / General Manager Operasional
Jika Anda menawarkan asuransi
kesehatan karyawan, kemungkinan besar:
·
Kepala HRD
·
Direktur HR &
GA
·
Kadang CFO juga
terlibat jika menyangkut anggaran besar
Contoh Skrip menvcari Decision maker
skrip percakapan profesional yang dapat
Anda gunakan untuk mengetahui siapa decision maker (pengambil keputusan)
dalam prospek penjualan produk asuransi umum:
Skrip:
Mengetahui Siapa Decision Maker-nya
Pembukaan:
“Terima kasih
atas waktunya, Pak/Bu. Sebelum saya masuk lebih jauh mengenai solusi
perlindungan asuransi yang mungkin relevan untuk perusahaan Bapak/Ibu, saya
ingin memahami terlebih dahulu proses pengambilan keputusan di perusahaan
Bapak/Ibu.”
Pertanyaan
Inti:
“Boleh saya tahu, biasanya siapa
saja yang terlibat dalam proses evaluasi dan pengambilan keputusan terkait
pembelian atau pengadaan asuransi di perusahaan Bapak/Ibu?”
Atau versi lainnya:
“Untuk kebutuhan seperti
asuransi aset perusahaan atau asuransi tanggung gugat (liability), biasanya
keputusan akhir diambil oleh siapa ya, Pak/Bu?”
Tindak
Lanjut jika Belum Langsung Menyebut Nama:
Jika prospek menjawab samar seperti “Itu
biasanya bagian manajemen”, Anda bisa lanjutkan:
“Apakah yang dimaksud manajemen
itu termasuk Direktur Keuangan atau Kepala Divisi Legal, atau mungkin ada tim
risk management khusus?”
Pertanyaan
Tambahan (Cross-check & Memperhalus):
·
“Biasanya
apakah ada tim khusus yang mengevaluasi proposal asuransi sebelum diajukan ke
pengambil keputusan akhir?”
·
“Apakah Bapak/Ibu salah satu
dari tim yang memberikan rekomendasi atau approval pada proses tersebut?”
·
“Agar saya tidak salah
menyampaikan, siapa yang sebaiknya kami ajak bicara lebih lanjut jika proposal
ini dinilai menarik?”
Jika Berhadapan dengan Gatekeeper
(Sekretaris/Asisten/Staff):
“Kami ingin menyampaikan solusi perlindungan
asuransi yang sesuai dengan profil risiko perusahaan. Boleh kami tahu, siapa
yang berwenang atau biasa menangani hal ini agar kami bisa menyampaikan
penawaran secara lebih tepat sasaran?”
Penutup
yang Sopan dan Profesional:
“Terima kasih banyak, Pak/Bu. Informasi ini
sangat membantu agar kami bisa menyusun solusi yang sesuai dan menyampaikannya
langsung ke pihak yang berkepentingan dalam proses keputusan.”
Tips Tambahan:
·
Gunakan nada bicara yang netral,
profesional, dan tidak menekan.
·
Catat nama dan jabatan yang disebut dengan
baik.
·
Bila perlu, minta izin untuk menghubungi
langsung decision maker setelah dikenalkan
Contoh Skrip Percakapan untuk Menggali Informasi
Decision Maker
Berikut
skrip percakapan yang bisa Anda gunakan:
“Terima kasih atas waktunya, Pak/Bu. Sebelum saya
menyampaikan proposal lebih lanjut, saya ingin memastikan bahwa informasi ini
tersampaikan kepada pihak yang berwenang dalam pengambilan keputusan. Boleh
saya tahu, siapa saja yang biasanya dilibatkan dalam proses evaluasi asuransi
seperti ini di perusahaan Bapak/Ibu?”
Jika
prospek menjawab dengan samar, bisa lanjut:
“Apakah keputusan final biasanya berada di Direktur Keuangan, atau ada
tim komite yang mengevaluasi lebih dulu?”
Lalu tutup
dengan halus:
“Informasi ini sangat penting agar kami bisa menyesuaikan solusi yang
relevan dan langsung menyampaikannya ke pihak yang tepat.”
Kesimpulan
Mengidentifikasi
siapa decision maker dalam proses penjualan asuransi umum bukan hanya soal
teknik menjual, tetapi juga bagian dari strategi manajemen waktu dan relasi.
Banyak tenaga pemasaran yang gagal bukan karena produk mereka tidak bagus,
tetapi karena mereka salah orang dalam pendekatan. Dengan mengenali
siapa yang punya otoritas dalam mengambil keputusan, Anda akan lebih mudah
menyesuaikan solusi, mempercepat proses penjualan, dan membangun kepercayaan
yang lebih kuat.
Ingat, dalam penjualan asuransi umum, bertemu orang yang tepat adalah
separuh dari keberhasilan penjualan. Maka, cari tahu decision maker-nya —
dan ajak bicara langsung mereka dengan pendekatan yang tepat.
11.7 Teknik Menutup
Transaksi yang Efektif
Segeralah minta komitmen order, begitu Anda melihat
buying signal. Kenali BUYING SIGNAL ini:
Mengangguk-anggukkan kepala; badan agak condong ke depan; ada
senyum di bibir; mulai menanyakan cara bayar, cara pengiriman,
pelayanan puma jual, bentuk kemasan, warna, dan sebagainya mulai mengamati
lebih seksama contoh produk, atau proposal penjualan;
pernyataan bagus
juga" , atau "Nampaknya cocok" , dan
sebagainya.
Seperti sudah disinggung di atas, sebisa
mungkin, jangan menggunakan kalimat "Jika Anda membeti..."
, melainkan "Ketika Anda memiliki..."
Sebelum meminta komitmen, sampaikan ulang
manfaat produk yang TELAH DITERIMA OLEH
PROSPEK (bukan semua manfaat produk yang ada, atau yang tidak disetujui oleh
prospek) dengan mengatakan, misalnya:
v "Baiklah Pak Tonny, kita telah sama-sama
setuju bahwa
program pelatihan kami sangat tepat manfaat untuk memenuhi kebutuhan
dan harapan perusahaan Bapak; bahwa sales dan profit
Bapak pasti meningkat 33,3% dalam tiga bulan; melalui penerapan
Selling as A Religion yang akan membuat semua karyawan
Bapak fanatik dan cinta terhadap sales dan kepuasan pelanggan.
Juga Zig-Zag Selling Strategy yang akan meningkatkan keunggulan kompetitif produk Bapak melalui penciptaan
Beneficial Selling Preposition. Menurut
Bapak, apakah sebaiknya pelatihan dilakukan pada hari kerja, atau hari
Sabtu-Minggu?"
Lihat
kalimat terakhir itu. Kita tidak bertanya "kapan" pelatihan
itu akan dimulai, tetapi "sebaiknya pelatihan dilakukan pada
hari kerja, atau hari Sabtu-Minggu?". Dengan cara itu, kitamengunci
jawaban prospek dengan alternatif yang kita kontrol.
BAB XII
ETIKA & KEPATUHAN DALAM PROSES PENJUALAN
·
Prinsip Utmost Good Faith
Prinsip ini mengharuskan semua
pihak, baik broker maupun calon nasabah, untuk bersikap jujur dan terbuka dalam
memberikan informasi. Broker wajib menyampaikan fakta risiko secara lengkap
tanpa menyembunyikan hal yang material, agar perusahaan asuransi dapat
melakukan penilaian risiko dengan tepat. Sikap transparan ini membangun
kepercayaan dan mencegah sengketa klaim di kemudian hari.
·
Hindari Overpromise
Sebagai broker, sangat penting
untuk tidak memberikan janji atau klaim yang berlebihan terkait produk
asuransi, misalnya menjanjikan perlindungan yang tidak tercakup dalam polis
atau proses klaim yang selalu mulus. Overpromise bisa merusak reputasi dan kepercayaan
nasabah, bahkan menyebabkan konflik hukum. Jelaskan produk sesuai fakta dan
kemampuan perusahaan asuransi.
·
Pastikan Calon Nasabah Memahami
Klausul dan Ekspektasi
Broker harus memastikan bahwa
calon nasabah benar-benar mengerti isi polis, termasuk pengecualian, batasan,
dan prosedur klaim. Memberikan penjelasan yang jelas dan tidak membingungkan
membantu nasabah membuat keputusan yang tepat. Hal ini juga mengurangi risiko
klaim yang ditolak karena ketidaktahuan nasabah terhadap klausul polis.
Penerapan etika dan kepatuhan ini bukan hanya
kewajiban profesional, tetapi juga pondasi penting untuk menjaga hubungan
jangka panjang dan reputasi broker di industri asuransi.
BAB XI FAST TRACK SELLING TECHNIQUE (TEKNIK PENJUALAN JALUR CEPAT)
11.1 Target prospek
Kesuksesan menjual ditentukan pertama-tama oleh ketepatan memilih Target Prospect, yakni calon pembeli yang potensial untuk membeli, atau istilah saya, "Able To Buy Prospect". Alasannya sederhana; jika prospek tidak mampu membeli, bagaimanapun hebatnya manfaat produk kita dan keterampilan menjual kita, tidak ada gunanya! Salesman tidak akan membawa pulang transaksi! Jadi seyogyanya, jauh hari sebelum Salesman mengunjungi seorang prospek, ia semestinya telah terlebih dahulu membuat Sales Visit Planning yang telah mengkalkulasi berbagai kemungkinan dan analisis potensi, minat beli, serta ketepatan waktu kunjungan terhadap setiap Target Prospect-nya
Salesman wajib menghargai waktu, karena "time is money!"; dan Salesman yang produktif, harus memiliki ketergesaan serta ambisi untuk senantiasa mendapatkan transaksi dari setiap sales interview yang dilakukannya.
Salesman produktif bukan hanya merencanakan Sales Visit untuk melaksanakan tugas, melainkan UNTUK MENCAPAI HASIL! Jadi, Sales Visit Planning harus dibuat dengan seksama, dengan perhitungan untung rugi yang cermat. Ingat, kita berpacu dengan waktu dan kesempatan. Jika kita salah merencanakan dan salah mengunjungi prospek, waktu dan energi kita tersita ditempat yang keliru, dan akibatnya bisa fatal!
'Perlu selalu kita ingat hal ini : bisa saja ada prospek yang seyogyanya kita kunjungi, dan membeli, namun karena ketidakhadiran kita, ia membeli dari kompetitor! Bisa saja, sekali prospek membeli dari kompetitor, ia akan membeli untuk selamanya! Berarti kita kehilangan Sales Opportunity, forever! dan kemakmuran finansial kita, jadi lakukanlah Sales Visit Planing secara seksama, sebelum melakukan sales interview!
Anda bisa mendapat delapan transaksi dari setiap 10 sales interview, sukses-gagalnya tergantung pada perencanaan dan pemilihan potensial target prospek Anda! Jika Anda keliru memilih prospek, melesetlah target kita. Jika Anda menargetkan prospek yang capable, dan persoalannya hanyalah masalah kekurang percayaan prospek terhadap keunggulan manfaat produk Anda, hal itu mudah diatasi dan diubah menjadi transaksi
Selanjutnya kita bersepakat dulu tentang satu hal, yaitu: ANDA ADALAH THE SALES MAKER! Dengan Hypnosis in Selling, Anda rnempunyai kemampuan yang luar biasa untuk mengatasi banyak perkara, dan mengubahnya menjadi transaksi! tidak mengharapkan bahwa Anda hanya berperilaku seperti Order Taker, atau Sales Informan, atau Customer Service! Tugas Anda adalah MENJUAL, MENCIPTAKAN PENJUALAN, DAN BUKAN HANYA MELAKSANAKAN TUGAS PENJUALAN!
Anda harus mengubah gaya dan kebiasaan menjual Anda, menjadi seragam seperti yang pelajaran dibawah ini, yakni:
a. Berorientasi pada persepsi dan kepentingan prospek/pelanggan.
b. Berorientasi pada manfaat produk atau jasa dan bukan pada spesifikasi.
c. Memulai dan rnenjalani sales interview dengan banyak bertanya, banyak mendengar, banyak memberi solusi, dan bukan banyak bicara!
d. Pantang menyerah! Anda harus bertanya sampai menemukan hidden needs atau hidden problems, serta mengatasi dan mengubahnya menjadi transaksi.
e. Sekalipun prospek berkelit dan berdalih demi apa pun, Anda tidak boleh berhenti bertanya, sampai prospek memberikan jawaban final: MEMBELI!
f. Jika jawaban finalnya "Saya tidak mau membeli!", Anda masih harus bertanya, "Kalau saya boleh tahu, mengapa Anda tidak ingin memiliki manfaat produk ini?"
g. Anda baru boleh berhenti dan pergi, jika prospek berkata, "Sesungguhnya saya mau, tapi saya tidak mampu membelinya, sumpah, jadi biarkan saya pergi!"
h. Di luar alasan tidak punya uang, Anda harus mencari tahu mengapa prospek tidak mau membeli, dan bagaimana cara mengubahnya agar membeli! Jika prospek memang tidak lagi prospektif, hapuslah ia atau mereka dari Prospects List Anda! Jangan buang waktu! Jangan buang energi! Jangan buang uang!
11.2 Magic Questions & Magic Words
Dalam setiap Sales Interview, saya menganjurkan teknik bertanya yang "ajaib", artinya yang hasilnya bisa seperti magic, yakni dengan menggunakan kata tanya
:" MENGAPA...?
v "APAKAH...?"
Dan kata-kata yang memiliki kekuatan "magis" (Magic Words):
v "ANDA" (atau gantinya "BAPAK”, IBU “)
v “ SAYA SETUJU”
v "SAYA “SEPENDAPAT"
v "SAYA PERCAYA"
Setelah fase perkenalan dan memperkenalkan tujuan serta manfaat apa yang hendak Anda sampaikan kepada prospek dalam pertemuan, mulailah dengan menggunakan “Pertanyaan Ajaib”
(Magic Questions):
v "Kalau saya boleh tahu, APAKAH yang paling BAPAK inginkan berkenaan dengan... (sebutkan kategori produk Anda, bukan merek produk Anda)?"
atau,
v "Kalau saya boleh tahu, APAKAH yang paling penting bagi IBU berkenaan dengan……...
sebutkan kategori produk Anda, dan bukan merek Anda) ?"
Jika prospek menjawab, pergunakan Magic Words terlebih dahulu,
v "SAYA PERCAYA, SAYA SETUJU"
Atau
v "SAYA SEPENDAPAT DENGAN IBU. Hal itu memang hal yang penting. Itulah sebabnya saya datang, agar bisa memenuhi keinginan IBU tersebut, dengan manfaat produk ini."
Jika prospek tidak/belum mau membeli, tanyakan "MENGAPA?"
v Jika prospek mengungkapkan alasannya, misalnya "HARGANYA TERLALU MAHAL...", tanyakan, "BOLEH SAYA TAHU APA YANG ANDA MAKSUDKAN DENGAN TERLALU MAHAL?"
v Jika prospek menjawab, "YA, POKOKNYA TERLALU MAHAL", jangan menyerah, tanyakan kembali, "APAKAH MAKSUD IBU MANFAAT YANG AKAN IBU TERIMA LEBIH KECIL DIBANDINGKAN DENGAN NILAI UANG IBU?
v Jika prospek menjawab, "YA", sampaikan kembali (atau tambahkan) dengan menekankan bahwa nilai manfaat produk Anda jauh lebih besar daripada nilai uang yang dibayarkan, misal:
"BAYANGKAN, DENGAN HANYA RP. I00X, IBU AKAN BERPOTENSI MENDAPATKAN PENINGKATAN PENJUALAN SENILAI RP. 130X, DITAMBAH DENGAN REPUTASI YANG JIKA DINILAI DENGAN UANG, BISA SAJA MELAMPAUI RP. 150x. JADI, INVESTASI IBU SENILAI RP.100X MENJADI SANGAT MURAH DAN KECIL, JIKA DIBANDINGKAN DENGAN KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN YANG AKAN IBU TERIMA, BUKANKAH DEMIKIAN?"
v Jika prospek menjawab, "YA, MUNGKIN SAJA, TAPI PERSOALANNYA UANG SENILAI ITU TERLALU BESAR BUAT SAYA", Anda perlu memastikan bahwa prospek "mau beli" tapi "tidak mampu". Untuk itu tanyakanlah, "KALAU SAYA BOLEH TAHU, APAKAH 1BU 1NGIN MEMILIKI PRODUK KAMI INI, JIKA HARGANYA SESUAI DENGAN BUDGET IBU?"
v Jika prospek menjawab, "TIDAK", dan jika Anda punya waktu, tanyakanlah, "KALAU SAYA BOLEH TAHU, MENGAPA IBU TIDAK INGIN MEMBELINYA?" Jika prospek tidak bersedia memberikan alasannya, lupakanlah. UCapkan terima kasih, dan segera akhiri pembicaraan. Dia bukan target prospect Anda!
v Jika prospek menjawab, "YA, TENTU SAJA", nah, berarti persoalannya adalah "kemampuan beli". Tanggapan Anda (jika memungkinkan) adalah mengajukan pertanyaan berikut:
"BAIKLAH, SAYA MENGERTI POSISI IBU. SEKARANG, BAGAIMANAKAH CARANYA AGAR KAMI BISA MENYESUAIKAN PERBEDAAN DI ANTARA KITA. BERAPAKAH HARGA YANG MENURUT IBU PANTAS?"
v Jika prospek mengungkapkan harga misalnya Rp 50X yang terpaut banyak dengan harga jual Anda yang Rp 100X, tanya kanlah: "HARGA PENAWARAN IBU TERPAUT CUKUP BANYAK, APAKAH MASIH BISA IBU TINGKATKAN ANGKANYA, AGAR LEBIH MUDAH BAGI SAYA UNTUK MEMENUHINYA”
v Jika prospek menjawab "TIDAK BISA", jika Anda mempunyai kebijakan leasing ATAU kredit, coba tawarkan, "BAGAIMANA JIKA SELISIHNYA IBU AMBIL LEASING, ATAU ANGSURAN SEKIAN BULAN?"Jika Anda tidak mempunyai kebijakan kredit, namun bisa memberi extra-discount untuk pembelian tertentu, katakan, "PENAWARAN IBU BISA SAJA KAMI PENUHI, ASALKAN IBU BISA MEMBELI 3 UNIT (misalnya). BISAKAH IBU MENGHUBUNGI TEMAN / KOLEGA 1BU, AGAR JUGA MEMBELI PRODUK INI BERSAMA IBU, AGAR KEDUANYA MENDAPAT HARGA SPECIAL YANG JAUH LEBIH MURAH?"
v Jika prospek bertanya, "BAGAIMANA CARANYA?", jelaskanlah, misalnya, "YA, JIKA IBU MEMBELI SATU HARGANYA RP. I00X. MEMBELI DUA HARGANYA RP.75X. MEMBELI TIGA, HARGANYA HANYA RP.50X. NAH, BUKANKAH KEINGINAN IBU BISA TERCAPAI? SIAPAKAH KIRANYA TEMAN YANG BISA SAYA HUBUNGI UNTUK MEMPEROLEH SPECIAL OFFER INI, BIAR SAYA YANG MENJELASKAN BAGINYA?"
Dengan cara terakhir ini, Anda berusaha MEMINTA REFERRAL, minta nama dan nomor telpon prospek lain agarbisa Anda hubungi. Sebisanya JANGAN SURUH PROSPEK YANG BERGERAK, karena belum tentu dia melakukannya. Andaikan melakukan pun, pasti tidak bisa sebaik Anda, sehingga berkemungkinan temannya tidak tertarik.
Jika prospek tidak mau memberikan referral, kembali tanyakan "MENGAPA?" dan atasilah.
Jika prosepek memberikan referral, catatlah dan katakan, .”TOLONG BANTU SAYA MENGINFORMASIKAN KEPADA TEMAN IBU< BAHWA SAYA AKAN SEGERA MENGHUBUNGI, OKE”
11.3 Pembukaan Sales Interview yang Produktif
Pembukaan merupakan awal yang amat menentukan. Pilihan kata dan sikap yang tepat akan berdampak luar biasa pada penjualan Kita. Mulailah dengan perkenalan manfaat produk atau jasa secara umum. Berikut adalah contoh pembukaan wawancara penjualan yang produktif:
v "Selamat pagi, saya Sudarno dari PT Pasopati Insurance Broker. Kami adalah spesialis pialang dan konsultan manajemen risiko untuk meningkatkan kinerja bisnis dengan cepat. Tujuan pertemuan saya adalah ingin memperkenalkan metode baru UNTUK MENINGKATKAN SALES & PROFIT PERUSAHAAN BAPAK, SEBESAR 33.3% DALAM 3 BULAN. Apakah boleh saya memberitahukan caranya?"
Teknik Bertanya untuk Mengungkapkan Kebutuhan, keinginan dan harapan Prospek.
Setelah Anda memulai pertemuan dengan perkenalan mengenai manfaat produk atau jasa secara umum, mulailah bertanya (ya, BERTANYA, Bukan BERBICARA PANJANG LEBAR:
v "Kalau saya boleh tahu, BAGI BAPAK, apakah yang PALING PENTING berkenaan dengan pencapaian tujuan bisnis”.
v Kalau saya boleh tahu, APAKAH YANG PALING BAPAK INGINKAN, berkenaan dengan pencapaian tujuan bisnis”.
11.4 Teknik Supporting yang Efektif
Ketika Anda bertanya dan mendapatkan jawaban yang bisa Anda penuhi dengan manfaat produk atau jasa Anda, dukunglah prospek Anda dengan sering-seringlah mengatakan,
v "YA, SAYA SETUJU"
v "YA, SAYA SEPENDAPAT"
v "YA, SAYA PERCAYA"
Misalnya prospek berkata: "Bagi saya, hal yang paling penting adalah bisa meningkatkan penjualan secara menguntungkan."
Sebagai tanggapan, katakan:
v "Ya, saya sependapat (atau: Ya, saya setuju) . Itulah sebabnya saya datang menemui Bapak, karena kami mempunyai program konsultan manajemen risiko yang bisa meningkatkan Sales dan Profit Bapak sebesar 33,3% hanya dalam waktu tiga bulan!"
11.5 Teknik Mengatasi Keberatan dan Mengubahnya Menjadi Sales
v Prospek: "Nanti saya pikir-pikir dulu!"
Jawab:
• "Izinkan saya membantu, hal apakah yang masih menjadi pertimbangan Bapak?"
v Prospek: "Harga Anda terlalu mahal!"
Jawab:
• "Maksud Bapak, apakah harganya tidak murah?"
Atau
• "Maksud Bapak, apakah manfaatnya lebih kecil daripada nilai uang yang Bapak bayarkan?"
v Jika prospek menjawab "Ya", lanjutkan dengan mengungkapkan beberapa manfaat atau keuntungan yang telah Anda sampaikan, dan disetujui oleh prospek. Jika ada, tambahkan beberapa manfaat lain (namun jangan semua manfaat! Jika misalnya prospek sudah puas dengan lima manfaat itu sudah cukup, sekalipun Anda masih mempunyai tiga manfaat lainnya.)
v Prospek: " pembayaran premi Bapak terlalu singkat!"
Jawab:
· “Menurut Bapak, berapa lamakah waktu pembayran premi yang ideal”
v Jika prospek menjawab (misalnya): "satu bulan", lanjutkan,
• "Dengan kata lain, Bapak bersedia bertransaksi ketika kami bsa memberikan pembayaran premi satu bulan?"
v Jika prospek menjawab "Ya", dan Anda bisa mernenuhinya, katakan,
• "Berapa banyak pesanan yang Bapak inginkan, dengan pembayaran premi satu bulan?"
Jika Anda tidak bisa memenuhinya, dan Anda mempunyai persyaratan khusus untuk itu, katakan,
• "Pada prinsipnya hal itu bisa kami berikan, bagi para pelanggan kami. Bolehkah kita memutai hubungan baik ini, dengan pembayaran tanpa angsuran? Ketika kita telah saling mengenat lebih baik, saya bisa merekomendasikan kepada manajemen agar memberikan pembayaran premi angsuran."
v Prospek: "Saya harus melaporkannya kepada atasan saya terlebih dahulu."
Jawab:
• "Bukankah Anda adalah decision maker untuk proyek ini?"
v Jika prospek menjawab: "Bukan hanya saya."
Tanyakan,
• "Bolehkah saya tahu, siapa saja yang mempengaruhi keputusan atas transaksi ini?"
Jika prospek menjawab "Ya, ada si A dan si B, termasuk saya."
Lanjutkan,
v "Untuk mempermudah pekerjaan Bapak, botehkah saya membantu memberikan presentasi kepada si A dan si B? Bisakah Bapak Mengaturkan pertemuannya sekarang ?”
v Jika prospek menjawab, "Jangan, sebaiknya saya saja. Jika mereka sudah setuju, akan saya hubungi lagi."
JANGAN MAU MENYERAH!
Katakan,
• "Tujuan saya hanya ingin membantu Bapak. Saran saya ialah marilah kita atur pertemuan selanjutnya bersama mereka, agar Bapak tidak perlu repot. Apakah sebaiknya kita bertemu besok sore atau Lusa pagi?"
v Jika prospek tetap bersikeras, "Jangan, saya yang akan menghubungi Anda kembali!"
SEKALI LAGI, JANGAN MAU MENYERAH, katakan,
• "Baiklah, kalau saya boleh tahu, berapa harikah Bapak bias berembug dengan si A dan si B? Untuk menghormati Bapak, saya yang akan menelepon Bapak pada hari itu, oke?"
Jika prospek SAMA SEKALI BUKAN DECISION MAKER dan tidak berwenang (tidak berani) mengajukan usulan kepada manajemen, berarti Anda telah salah memilih TARGET PROSPEK!
v Prospek: "Wow, bagus sekali. Saya sangat ingin mempunyai produk itu, namun sayang, saya tidak mampu membeli!"
Jawab:
• "Ya, Bapak berhak memiliki semua keuntungan ini. Kalau saya boleh tahu, apakah yang Bapak maksud dengan tidak mampu membeli?"
v Prospek: "Ya, uang saya tidak cukup. Saya hanya punya Rp 50X padahal harga produk Anda Rp 100X”
Jika Anda mempunyai alternatif solusinya, negosiasikanlah. Jika tidak punya, dan tidak ada jalan lain untuk kompromi, berarti Anda telah salah memilih target prospect!
Coba cari tahu, dan MINTA REFERRAL.
Katakan:
"Ah bisa saja. oya, kalau boleh tahu, siapakah kiranya teman atau saudara Bapak yang memungkinkan untuk memiliki manfaat produk ini?"
Jika prospek memberitahu, segera catat datanya, dan minta tolong agar prospek menginformasikan kepada REFERRAL itu bahwa Anda segera akan menghubunginya. Ucapkan terima kasih, dan segeralah pergi.
Jika prospek tidak memberitahu, juga ucapkan terima kasih, dan segeralah pergi.
11.6. CARI TAHU SIAPA DECISION MAKERNYA
Dalam proses penjualan produk asuransi umum, salah satu tantangan terbesar bagi tenaga pemasaran adalah mengidentifikasi siapa yang benar-benar memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan (decision maker) dalam membeli produk asuransi tersebut.
Mengetahui siapa decision maker-nya akan sangat menentukan arah pendekatan, efektivitas komunikasi, dan keberhasilan proses closing. Tanpa informasi ini, seorang tenaga penjual bisa terjebak dalam percakapan berulang-ulang dengan pihak yang tidak memiliki wewenang, yang hanya membuang waktu dan energi.
Decision maker adalah orang yang memiliki kewenangan akhir untuk menyetujui atau menolak pembelian produk asuransi. Mereka mungkin:
· Menyetujui anggaran premi.
· Memberikan persetujuan akhir berdasarkan analisis risiko dan manfaat.
Mengapa Harus Tahu Siapa Decision Maker-nya?
Bayangkan Anda menawarkan polis asuransi properti kepada sebuah perusahaan manufaktur. Anda sudah melakukan presentasi panjang, menjelaskan manfaat polis, memperlihatkan ilustrasi premi dan perlindungan, bahkan sudah memberikan penawaran resmi. Namun ternyata, orang yang Anda ajak bicara hanyalah staf administrasi yang tidak memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan. Hasilnya? Penjualan terhambat, atau bahkan gagal karena informasi tidak pernah sampai ke pihak yang tepat.
Mengetahui siapa decision maker-nya membantu tenaga pemasaran untuk:
· Menghemat waktu: Fokus hanya pada orang yang bisa ambil Keputusan, Menargetkan komunikasi secara efektif.
· Mempersingkat siklus penjualan: Menghindari kebuntuan karena berbicara berputar-putar dengan pihak yang tidak berwenang
· Pendekatan lebih tepat: Menyesuaikan presentasi dan materi dengan kepentingan orang yang tepat.
Siapa Biasanya Decision Maker dalam Asuransi Umum?
Tidak semua produk asuransi umum memiliki decision maker yang sama. Berikut adalah beberapa contoh tipikal sesuai jenis asuransinya:
Jenis Asuransi Umum | Decision Maker Umum |
Asuransi properti pabrik | Direktur Keuangan (CFO), General Manager Operasional |
Asuransi kendaraan operasional | Kepala Operasional, Kepala Logistik |
Asuransi tanggung gugat (liability) | Direktur Utama, Legal Manager |
Asuransi alat berat | Kepala Proyek, Direktur Teknik |
Asuransi kesehatan karyawan | Kepala HRD, Direktur SDM |
Asuransi pengangkutan (marine cargo) | Kepala Logistik, Direktur Ekspor-Impor |
Namun penting untuk diingat bahwa dalam banyak kasus, keputusan akhir biasanya tetap berada di tangan top management, meskipun proses evaluasi bisa dimulai dari bawah.
Strategi untuk Mengetahui Siapa Decision Maker-nya
Berikut beberapa pendekatan efektif yang bisa digunakan:
1). Lakukan Riset Awal (Pre-approach)
Gunakan informasi publik seperti situs resmi perusahaan, LinkedIn, dan berita bisnis untuk mengidentifikasi siapa yang menjabat posisi strategis, seperti CFO, COO, HR Director, dan sebagainya. Riset ini membantu Anda menyiapkan arah komunikasi yang tepat.
2). Ajukan Pertanyaan dengan Teknik Bertanya yang Cerdas
Saat bertemu dengan pihak perusahaan, jangan langsung bertanya “Siapa yang mengambil keputusan?”. Alih-alih, gunakan pendekatan halus seperti:
· “Biasanya siapa saja yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan untuk perlindungan asuransi di perusahaan Bapak/Ibu?”
· “Untuk pengadaan perlindungan aset seperti asuransi ini, biasanya diputuskan oleh siapa ya agar kami bisa menyampaikan penawaran dengan lebih tepat?”
3). Manfaatkan Informasi Internal
Jika Anda punya rekan atau kenalan dalam perusahaan tersebut, tanyakan secara informal. Jaringan dan referensi sangat membantu untuk menyingkat proses identifikasi decision maker.
4). Perhatikan Tanda-Tanda Selama Proses Negosiasi
Jika dalam proses follow-up, penawaran Anda “dilempar” ke pihak lain, atau jika Anda diminta “menunggu persetujuan atasan”, itu adalah petunjuk bahwa Anda belum berhadapan dengan decision maker. Segera gali lebih lanjut.
5). Gunakan Influencer atau Gatekeeper sebagai Jembatan
Tidak semua decision maker bisa langsung dihubungi. Dalam situasi ini, Anda perlu membangun hubungan baik dengan influencer internal atau gatekeeper seperti staf sekretariat, HR staff, atau asisten manajer. Perlakukan mereka sebagai mitra, bukan penghalang.
Hati-hati dengan Kesalahan Umum
· Jangan mengasumsikan bahwa orang yang paling banyak bicara adalah decision maker.
· Jangan mengabaikan peran influencer internal yang bisa memengaruhi keputusan walaupun tidak memegang kuasa akhir.
· Jangan memaksakan pendekatan jika belum tahu struktur organisasi dengan jelas.
Contoh:
Jika Anda menawarkan asuransi properti pabrik, kemungkinan decision maker-nya adalah:
· Direktur Keuangan (CFO)
· Direktur Utama (CEO)
· Kepala Risk Management / General Manager Operasional
Jika Anda menawarkan asuransi kesehatan karyawan, kemungkinan besar:
· Kepala HRD
· Direktur HR & GA
· Kadang CFO juga terlibat jika menyangkut anggaran besar
Contoh Skrip menvcari Decision maker
skrip percakapan profesional yang dapat Anda gunakan untuk mengetahui siapa decision maker (pengambil keputusan) dalam prospek penjualan produk asuransi umum:
Skrip: Mengetahui Siapa Decision Maker-nya
Pembukaan:
“Terima kasih atas waktunya, Pak/Bu. Sebelum saya masuk lebih jauh mengenai solusi perlindungan asuransi yang mungkin relevan untuk perusahaan Bapak/Ibu, saya ingin memahami terlebih dahulu proses pengambilan keputusan di perusahaan Bapak/Ibu.”
Pertanyaan Inti:
“Boleh saya tahu, biasanya siapa saja yang terlibat dalam proses evaluasi dan pengambilan keputusan terkait pembelian atau pengadaan asuransi di perusahaan Bapak/Ibu?”
Atau versi lainnya:
“Untuk kebutuhan seperti asuransi aset perusahaan atau asuransi tanggung gugat (liability), biasanya keputusan akhir diambil oleh siapa ya, Pak/Bu?”
Tindak Lanjut jika Belum Langsung Menyebut Nama:
Jika prospek menjawab samar seperti “Itu biasanya bagian manajemen”, Anda bisa lanjutkan:
“Apakah yang dimaksud manajemen itu termasuk Direktur Keuangan atau Kepala Divisi Legal, atau mungkin ada tim risk management khusus?”
Pertanyaan Tambahan (Cross-check & Memperhalus):
· “Biasanya apakah ada tim khusus yang mengevaluasi proposal asuransi sebelum diajukan ke pengambil keputusan akhir?”
· “Apakah Bapak/Ibu salah satu dari tim yang memberikan rekomendasi atau approval pada proses tersebut?”
· “Agar saya tidak salah menyampaikan, siapa yang sebaiknya kami ajak bicara lebih lanjut jika proposal ini dinilai menarik?”
Jika Berhadapan dengan Gatekeeper (Sekretaris/Asisten/Staff):
“Kami ingin menyampaikan solusi perlindungan asuransi yang sesuai dengan profil risiko perusahaan. Boleh kami tahu, siapa yang berwenang atau biasa menangani hal ini agar kami bisa menyampaikan penawaran secara lebih tepat sasaran?”
Penutup yang Sopan dan Profesional:
“Terima kasih banyak, Pak/Bu. Informasi ini sangat membantu agar kami bisa menyusun solusi yang sesuai dan menyampaikannya langsung ke pihak yang berkepentingan dalam proses keputusan.”
Tips Tambahan:
· Gunakan nada bicara yang netral, profesional, dan tidak menekan.
· Catat nama dan jabatan yang disebut dengan baik.
· Bila perlu, minta izin untuk menghubungi langsung decision maker setelah dikenalkan
Contoh Skrip Percakapan untuk Menggali Informasi Decision Maker
Berikut skrip percakapan yang bisa Anda gunakan:
“Terima kasih atas waktunya, Pak/Bu. Sebelum saya menyampaikan proposal lebih lanjut, saya ingin memastikan bahwa informasi ini tersampaikan kepada pihak yang berwenang dalam pengambilan keputusan. Boleh saya tahu, siapa saja yang biasanya dilibatkan dalam proses evaluasi asuransi seperti ini di perusahaan Bapak/Ibu?”
Jika prospek menjawab dengan samar, bisa lanjut:
“Apakah keputusan final biasanya berada di Direktur Keuangan, atau ada tim komite yang mengevaluasi lebih dulu?”
Lalu tutup dengan halus:
“Informasi ini sangat penting agar kami bisa menyesuaikan solusi yang relevan dan langsung menyampaikannya ke pihak yang tepat.”
Kesimpulan
Mengidentifikasi siapa decision maker dalam proses penjualan asuransi umum bukan hanya soal teknik menjual, tetapi juga bagian dari strategi manajemen waktu dan relasi. Banyak tenaga pemasaran yang gagal bukan karena produk mereka tidak bagus, tetapi karena mereka salah orang dalam pendekatan. Dengan mengenali siapa yang punya otoritas dalam mengambil keputusan, Anda akan lebih mudah menyesuaikan solusi, mempercepat proses penjualan, dan membangun kepercayaan yang lebih kuat.
Ingat, dalam penjualan asuransi umum, bertemu orang yang tepat adalah separuh dari keberhasilan penjualan. Maka, cari tahu decision maker-nya — dan ajak bicara langsung mereka dengan pendekatan yang tepat.
11.7 Teknik Menutup Transaksi yang Efektif
Segeralah minta komitmen order, begitu Anda melihat buying signal. Kenali BUYING SIGNAL ini: Mengangguk-anggukkan kepala; badan agak condong ke depan; ada senyum di bibir; mulai menanyakan cara bayar, cara pengiriman, pelayanan puma jual, bentuk kemasan, warna, dan sebagainya mulai mengamati lebih seksama contoh produk, atau proposal penjualan; pernyataan bagus juga" , atau "Nampaknya cocok" , dan sebagainya.
Seperti sudah disinggung di atas, sebisa mungkin, jangan menggunakan kalimat "Jika Anda membeti..." , melainkan "Ketika Anda memiliki..."
Sebelum meminta komitmen, sampaikan ulang manfaat produk yang TELAH DITERIMA OLEH PROSPEK (bukan semua manfaat produk yang ada, atau yang tidak disetujui oleh prospek) dengan mengatakan, misalnya:
v "Baiklah Pak Tonny, kita telah sama-sama setuju bahwa
program pelatihan kami sangat tepat manfaat untuk memenuhi kebutuhan dan harapan perusahaan Bapak; bahwa sales dan profit Bapak pasti meningkat 33,3% dalam tiga bulan; melalui penerapan Selling as A Religion yang akan membuat semua karyawan Bapak fanatik dan cinta terhadap sales dan kepuasan pelanggan. Juga Zig-Zag Selling Strategy yang akan meningkatkan keunggulan kompetitif produk Bapak melalui penciptaan
Beneficial Selling Preposition. Menurut Bapak, apakah sebaiknya pelatihan dilakukan pada hari kerja, atau hari Sabtu-Minggu?"
Lihat kalimat terakhir itu. Kita tidak bertanya "kapan" pelatihan itu akan dimulai, tetapi "sebaiknya pelatihan dilakukan pada hari kerja, atau hari Sabtu-Minggu?". Dengan cara itu, kitamengunci jawaban prospek dengan alternatif yang kita kontrol.
BAB XII ETIKA & KEPATUHAN DALAM PROSES PENJUALAN
· Prinsip Utmost Good Faith
Prinsip ini mengharuskan semua pihak, baik broker maupun calon nasabah, untuk bersikap jujur dan terbuka dalam memberikan informasi. Broker wajib menyampaikan fakta risiko secara lengkap tanpa menyembunyikan hal yang material, agar perusahaan asuransi dapat melakukan penilaian risiko dengan tepat. Sikap transparan ini membangun kepercayaan dan mencegah sengketa klaim di kemudian hari.
· Hindari Overpromise
Sebagai broker, sangat penting untuk tidak memberikan janji atau klaim yang berlebihan terkait produk asuransi, misalnya menjanjikan perlindungan yang tidak tercakup dalam polis atau proses klaim yang selalu mulus. Overpromise bisa merusak reputasi dan kepercayaan nasabah, bahkan menyebabkan konflik hukum. Jelaskan produk sesuai fakta dan kemampuan perusahaan asuransi.
· Pastikan Calon Nasabah Memahami Klausul dan Ekspektasi
Broker harus memastikan bahwa calon nasabah benar-benar mengerti isi polis, termasuk pengecualian, batasan, dan prosedur klaim. Memberikan penjelasan yang jelas dan tidak membingungkan membantu nasabah membuat keputusan yang tepat. Hal ini juga mengurangi risiko klaim yang ditolak karena ketidaktahuan nasabah terhadap klausul polis.
Penerapan etika dan kepatuhan ini bukan hanya kewajiban profesional, tetapi juga pondasi penting untuk menjaga hubungan jangka panjang dan reputasi broker di industri asuransi.
BAB XIII REFENSI BACAAN
1)
"SPIN
Selling" – Neil Rackham
Fokus pada teknik menjual solusi dengan
mengidentifikasi kebutuhan nasabah secara bertahap.
2)
"The
Challenger Sale" – Matthew Dixon & Brent Adamson
Cocok untuk pendekatan edukatif terhadap klien
dalam menjual produk kompleks seperti asuransi.
3)
"Insurance
and Risk Management" – C. Arthur Williams, Jr. & Richard M. Heins
Buku teknis untuk pemahaman risiko dan asuransi
yang solid.
4)
"Principles
of Insurance" – George E. Rejda
Dasar teori perasuransian yang penting bagi semua
pelaku industri.
5)
Asosiasi PT
Pasopati Insurance Broker Asuransi
Indonesia (ABAI) – Modul
Pelatihan dan Kode Etik
Untuk pemahaman peran, tanggung jawab, dan praktik
terbaik pemasaran oleh PT Pasopati Insurance
Broker.
6)
Regulasi
OJK – POJK No. 70/POJK.05/2016
tentang Kegiatan Usaha dan Perizinan Perusahaan Pialang Asuransi Agar pemasar
memahami batasan hukum dan ruang lingkup kerja PT Pasopati Insurance Broker.
Mendukung pendekatan digital dan pengelolaan prospek