Bencana adalah gangguan serius yang terjadi dalam periode waktu yang relatif singkat, yang memengaruhi berfungsinya suatu perusahaan karena hal itu menyebabkan hilangnya manusia, material, ekonomi, atau lingkungan secara meluas yang melebihi kemampuan perusahaan yang terkena dampak untuk mengatasinya. sumber daya sendiri.
1.
Risiko
Semua perusahaan didirikan dengan suatu tujuan atau sasaran yang ingin
dihasilkan sedangkan risiko dapat mengancam aktifitas perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut yang akan mengakibatkan perusahaan tersebut akan gagal memenuhi janji yang telah dibuatnya.
Dengan kata lain risiko adalah suatu faktor penting yang harus selalu dapat
dikendalikan oleh perusahaan bila tujuan
yang ingin dicapai dapat berhasil sesuai rencana.
Risiko adalah keadaan yang tidak pasti (uncertain situation)
tentang kemungkinan terjadinya persitiwa (perils) dan tidak dapat diduga dan
kemungkinan timbulnya akibat peristiwa tersebut (consequences), atau dengan istilah lain adalah suatu peristiwa yang terjadi secara
tiba-tiba dan tidak dapat diduga dapat dikategorikan menjadi :
-
Risiko fundamental, peristiwa penyebab kerugian di luar kemampuan
manusia untuk mengendalikannya, dan
akibat yang ditimbulkan juga bisa sangat luas (katastropik). Contohnya risiko
perang, intervensi politik, perubahan sosial, bencana alam, dsb.
-
Risiko partikular, penyebab kerugian
masih dalam batas kemampuan manusia untuk mengendalikannya dan akibat
kerusakannya (severity) masih dapat dikendalikan. Contohnya kebakaran,
pencurian, kecelakaan lalu lintas dsb.
1.1 Killer Risk Pada Bisnis
Risiko-risiko
yang dapat mengancam kelangsungan bisnis secara
keseluruhan, Setiap bisnis mempunyai
killer Risks yang berbeda-beda tergantung jenis dan lingkungan usahanya. Killer
risk mencakup :
·
Kehilangan ijin usaha
·
Nama baik Merk dagang (brand name)
·
Fasilitas pendukung misalnya
Kegagalan infrastuktur
komputer dan komunikasi, Kerusakan gedung-gedung dan
peralatan lain yang dibutuhkan untuk proses dan Pengantaran.
·
Sumber Daya Manusia (Staf Kunci dan team Kunci ), Dimana kehilangan seorang karyawan, atau sebuah tim dari karyawan kunci , dalam satu kejadian
·
Kemampuan financial Bisnis
·
Kekuatan Kompetitor / Kegagalan untuk inovasi melawan kompetisi
·
Kehilangan bisnis serta kontrol keuangan dalam bisnis
·
Informasi penting, apakah dalam kertas atau dalam
data base komputer
·
Tingkat layanan yang rendah
Gangguan Rantai Supplier dan Distributor (material, pasokan listrik, dll)
Risiko strategis yang
bersifat Killer Risk
·
Kegagalan untuk inovasi melawan kompetisi
·
Reputasi dan nilai manajemen brand rendah
·
Karyawan dan motivasi performance rendah
·
Manajemen projek penting rendah
Dampak suatu peristiwa
/ kejadian sangat menjadi perhatiaan bagi Perusahaan yang sangat
tergantung pada nama baik Perusahaan serta kwalitas produknya, misalnya: bank, Perusahaan Asuransi, Hotel, Restaurant, Surat kabar,dll. Karena suatu
peristiwa yang berdampak buruk pada nama baik Perusahaan atau produk atau layanan akan sangat
mempengaruhi usaha dan masa depan usaha
mereka.
Ada
jenis bisnis yang gampang sekali untuk mendapatkan kembali pelanggan yang
hilang akibat terjadinya kerugian namun ada juga jenis bisnis yang sukar bahkan
tidak mungkin. Untuk bisnis-bisnis
dengan tipe yang pertama maka mereka akan cenderung bersikap menghindari
risiko dibandingkan dengan bisnis tipe kedua.
Kehilangan
izin usaha dari regulator juga terkadang memiliki dampak yang sangat berat karena mungkin saja izin itu tidak
mungkin lagi dimiliki ( contoh izin dari otoritas Jasa Keuangan) begitu juga
Risiko kehilangan Brand Name juga akan berbeda-beda tergantung pada tipe
bisnis.
1.2 Hal yang harus dilindungi Dalam berbisnis
Hal-hal yang harus dilindungi oleh Perusahaan dari kerusakan
atau kerugian (konsekwensi kegagalan delivery)
a). Keselamatan Karyawan:
- Lingkungan yang mana
yang dapat melindungi karyawan dan tamu /pengunjung dari kecelakaan/gangguan
kriminal, kriminal dilakukan pihak ketiga dan oleh kenalan
- Lingkungan yang dapat
melindungi karyawan dan tamu / pengunjung dari luka, contohnya perokok pasip,
stress, mengganggu dan lainnya
- Ketersediaan tenaga
kerja yang terlatih baik individu atau tim
b). Asset Perusahaan:
- Balance sheet assets, Harta Perusahaan yang tercantum didalam
neraca termasuk asset milik orang lain yang dipercayakan kepada Perusahaan , misalnya :
uang, bangunan, perabotan, kendaraan, dll
- Off balance sheet assets
Mencakup
asset-aset yang tidak termasuk dalam balance sheet assets (neraca), seperti:
* Intelektual assets berupa
informasi
* Reputasi: kepercayaan terhadap
bisnis
* Jaringan dari pemasok utama
* Sistem distribusi
* Pelanggan (customers base)
- Revenue dan cash flow
Mencakup:
* Kontrol keuangan
termasuk kontrol kredit
* pemasukan
c). Kepercayaan dalam berbisnis dan nilai dari merek / cap bisnis
d). Menghindari
biaya-biaya litigasi (Proses pengadilan)
- Perijinan dan kepatuhan peraturan
yang ada
- Kontrak kerja
- Tanggung jawab terhadap
lingkungan
- Denda dan sanksi hukum
- Biaya pengadilan dari perselisihan dengan
karyawan dan pihak ketiga
- Tanggung jawab menurut
undang-undang
e). Kemampuan beroperasi untuk melanjutkan dalam menangani bisnis secara
efektif dan memenuhi janji-janji dan kontrak (kualitas dan waktu)
- Kemampuan memenuhi kontrak
kerja yang ada.
- Kemampuan memenuhi kontrak
tersebut secepatnya setelah risiko terjadi
- Kemampuan melanjutkan usaha setelah risiko terjadi
1.3 Ini bukan logika sirkular - ini adalah
kebenaran yang mendalam
Sekali,
Anda seorang pengelola bisnis, mendapatkan ide, sulit bagi Anda untuk fokus
pada berbagai faktor risiko yang menyertainya. Seringkali Anda bersiap
untuk melaksanakan ide Anda dan menghabiskan semua pikiran Anda. Anda
memiliki keyakinan penuh bahwa Anda dapat melakukannya. Anda akhirnya membayar
sebagian besar perhatian pada hal-hal yang sangat Anda kuasai dan karena itu
sudah memiliki tingkat risiko yang lebih rendah.
Sayangnya,
ini berarti bahwa Anda telah mengabaikan banyak hal yang tidak Anda sadari atau
tidak Anda kuasai. Jadi Anda mengabaikannya. Oleh karena itu, menurut
definisi, Killier
risk paling mematikan, dalam bisnis
Anda, akan menjadi risiko yang telah Anda abaikan dan bahkan tidak
dipertimbangkan.
"Risiko
paling tak terduga adalah risiko yang tidak kau duga!"
Saya tahu ini kelihatannya seperti logika
sirkuler dan mencoba menjelaskan masalah yang sangat serius. Tetapi, dalam
pengalaman saya, saya telah menemukan bahwa saran apa pun yang menggunakan
logika yang benar tentang masalah
ini tidak bekerja dengan baik.
Tolong perhatikan dan Pertimbangkan dialog paralel berikut ini:
T1 : “Anda berdiri di tepi
sungai lebar dengan arus deras dan ingin menyeberanginya dengan perahu. Apa
yang Anda lakukan? ”Taruh perahu di air.
J2: “Tidak juga! Pertama,
Anda harus menemukan perahu ”Tentu saja.
J3: "Setelah Anda
menemukan perahu, apa yang Anda
lakukan?" Taruh di air.
J4: "Bagaimana jika
perahu itu penuh lubang menganga?" Oh! Iya nih. Berjalan-jalan dan periksa
apakah ada lubang.
J5: "Bagaimana jika itu
penuh dengan lubang". Perbaiki mereka.
J6: “Tepat. Apakah Anda memperbaiki lubang sebelum Anda memulai atau atau pada saat dalam perjalanan? "Sebelum kita memulai, tentu saja! Akan konyol untuk mencoba pekerjaan perbaikan di tengah jalan.
T7: “Ini kapal tua dan
semua lubang mungkin tidak bisa diperbaiki. Apa yang Anda lakukan? ”Jika
lubangnya cukup besar dan terutama jika itu di bawah garis air, saya akan
meninggalkan perahu ini dan menemukan yang lain.
T9: Kenapa? Karena perahu akan tenggelam
pula. Saya tidak cukup bodoh untuk mengambil risiko semacam itu.
J10: “Sekarang kita pergi
ke suatu tempat. Jika lubang besar, terutama di bawah garis air sudah
diperbaiki tetapi masih ada beberapa lubang yang tersisa? ”Jika lubang yang
tersisa kecil dan di atas garis air, maka saya masih bisa meluncurkan. Saya
akan mengawasi lubang-lubang itu selama
perjalanan karena air kemungkinan besar berasal dari sana. Dan tentu
saja, saya akan memiliki ember yang siap untuk mengambil air dan membuangnya.
T11: “Itu hal yang tepat
untuk dilakukan. Bagaimana jika Anda menghabiskan seluruh waktu memoles
papan-papan perahu yang dalam kondisi baik dan demi kepentingan waktu,
mengabaikan papan-papan yang berlubang itu? ”Itu bodoh. Memoles papan yang jauh
baik lebih dan mengabaikan lubang tidak akan meningkatkan kelayakan air perahu.
Itu masih akan tenggelam.
“saya pikir Anda sudah mengerti. Setelah
melakukannya, Anda siap untuk memeriksa kelayakan kapal Anda dan mengurangi
kejutan yang tidak terduga. Ini juga secara dramatis meningkatkan peluang
keberhasilan. ”
Seorang
profesional dapat meningkatkan
peluang keberhasilan sebagian besar dengan membantu Pengelola Bisnis mengenali dan mengurangi potensi
risiko-risiko yang sering diabaikan oleh orang yang didampingi - pada bahaya
mereka.
Kerugian Perusahaan akibat Bencana diilustrasikan sebagaimana gunung es
di permukaan laut dimana es yang terlihat di permukaan laut lebih kecil dari
pada ukuran es sesungguhnya secara keseluruhan. Begitu pula kerugian pada
Bencana Bisnis kerugian yang "tampak / terlihat"
lebih kecil dari pada kerugian keseluruhan, kerugian tak terlihat misal
hilangnya pelanggan, hilangnya nama baik (brand name) dan sebagainya.
Dalam hal ini kerugian yang "tampak" ialah terkait dengan biaya langsung misalnya untuk penanganan, perawatan. pengobatan korban bencana tanpa memperhatikan kerugian-kerugian lainnya yang bisa jadi berlipat-lipat jumlahnya daripada biaya langsung pada korban Bencana. Kerugian Bencana yang sesungguhnya ialah jumlah kerugian untuk korban Bencana ditambahkan dengan kerugian-kerugian lainnya (material/non-material) yang diakibatkan oleh bencana tersebut
1.2 Biaya Potensial
Apabila bencana melanda Bisnis anda maka memerlukan extra
cost (perlu biaya yang lebih besar), antara lain :
a. Kematian dan
kecelakaan
- Kurang pengetahuan untuk
mengurangi kecelakaan kerja , risiko nyata dalam gedung tempat kerja dan mesin, risiko antara karyawan dan pengunjung.
- Prosedur penerimaan karyawan
kurang memadai dapat menimbulkan risiko karyawan, kurang diberikan latihan dapat berbahaya
terhadap teman sejawat dan pengunjung.
- Staff dalam perjalanan dinas
keluar negeri.
b. Kehilangan
keuangan atau nilai lainnya.
- Kehilangan nilai phisik, misalnya
: kerugian kebakaran, kecurian, gempa, kriminal, teroris dan kecelakaan lain.
- Kehilangan Intelektual asset
Informasi dan
intelektual properti lain yang digunakan mempunyai nilai yang sangat penting,
dapat berupa kertas atau data
c. Kehilangan
kepercayaan, kerusakan atau cacat nama perusahaan
- Khususnya pelanggan potensial
memerlukan jaminan perusahaan yang
stabil atau kualitas dan keamanan produknya, misalnya perusahaan penerbangan,
perusahaan asuransi, bank, pabrik
makanan, pusat kontrol penerbangan, dll.
Banyak perusahaan yang mengabaikan perlunya reputasinya.
- Dimana perusahaan kehilangan
kepercayaan di pasar dan menderita kerugian besar. Banyak yang tidak kembali ke pasar dengan
kekuatan yang sama, banyak yang tutup
karenanya.
- Kepercayaan dapat diserang secara khusus bila perusahaan menderita suatu kerugian atau sakit yang mana stakeholder mempertimbangkannya salah satunya dengan mengabaikan manajemen yang baik atau dengan kata lain manajemen risiko yang effektif
d. Tidak
diproteksi Asuransi
Tanpa mengetahui risiko-risiko kritis
dan penyebab kerusakan yang potensial, pengaturan portfolio pada asuransi harus
paling baik. Premi dapat diabaikan. Perusahaan mungkin juga menderita
kerugian yang mana tidak diasuransikan atau didapatkan bahwa harga pertangungan
dan periode pertanggungan tidak cukup untuk menutup kerugian.
1.
Apa
itu Business Continuity Planning (BCP)?
Business continuity planning (BCP) adalah
proses yang terlibat dalam menciptakan sistem pencegahan dan pemulihan dari
ancaman potensial terhadap bisnis. Rencana tersebut memastikan bahwa personel
dan aset dilindungi dan dapat berfungsi dengan cepat jika terjadi bencana. BCP
umumnya disusun sebelumnya dan melibatkan masukan dari pemangku kepentingan dan
personel kunci.
BCP didefinisikan melibatkan setiap dan semua
risiko yang dapat mempengaruhi operasi bisnis, menjadikannya bagian penting
dari strategi manajemen risiko bisnis. Risiko dapat mencakup bencana alam —
kebakaran, banjir, atau peristiwa terkait cuaca — dan serangan dunia maya
(cyber). Setelah risiko diidentifikasi, rencana tersebut juga harus mencakup:
·
Menentukan
bagaimana risiko itu akan mempengaruhi
operasi
·
Menerapkan
perlindungan dan prosedur untuk mengurangi risiko
·
Prosedur
pengujian untuk memastikan mereka bekerja
·
Meninjau
proses untuk memastikan bahwa itu terbaru
BCP
adalah bagian penting dari bisnis apa pun. Ancaman dan gangguan berarti
hilangnya pendapatan dan biaya yang lebih tinggi, yang menyebabkan penurunan
profitabilitas. Dan bisnis tidak dapat mengandalkan asuransi saja karena tidak mencakup
semua biaya dan pelanggan yang pindah ke kompetisi
Business
continuity planning (BCP) adalah kombinasi dari:
·
Strategi yang ditetapkan dan prosedur
terperinci untuk pemulihan sistem
·
Strategi yang ditetapkan dan prosedur
terperinci untuk memulai kembali bisnis
·
Struktur tim formal untuk melaksanakan
prosedur yang berlaku dan mengelola krisis
·
Semua pengaturan tambahan diperlukan untuk mendukung hal di
atas
Tujuan dari
rencana kesinambungan
:
· Percepatan, kontrol tanggung jawab dan kontrol kejadian yang nampak dan
akibatnya.(Dapat mengendalikan
saat insiden dan sesudahnya)
·
Kerusakan
ditangani sejauh mungkin. (dapat membatasi kerugian)
·
Keamanan dan
keselamatan dikembalikan lagi.
·
Kontrol keuangan
dan operasi tetap seperti semula, Dapat menilai kerugian dengan akhurat dan
dapat segera ditindak lanjuti /
melanjutkan opearsinal bisnis
·
Nilai brand
dilindungi.
·
Bertanggung jawab
segera Kembali ke bisnis seperti biasa dilakukan.
Asumsi yang digunakan dalam menyusun sebuah
Rencana kontinuitas:
· Diasumsikan bahwa semua langkah penyelamatan sudah dilakukan untuk mengurangi
risiko
· Struktur perusahaan tidak bekerja
menyusul terjadinya kerugian
sehingga membutuhkan
adanya sebuah struktur Perusahaan Darurat
·
Peralatan komunikasi berjalan lancar
Manfaat Nyata dari Business continuity
planning (BCP)
·
Mempertahankan
bisnis yang berkelanjutan
·
Kelangsungan
layanan utama
·
Mengurangi dan
mengelola ketidakpastian
·
Bantuan untuk
memenuhi komitmen hukum dan moral
·
Perlindungan
terhadap:
-
Kepercayaan staf
-
Aktiva
-
Reputasi
-
Posisi ekonomi
·
Tingkat keamanan
yang kuat untuk pemasok dan pelanggan
2.2 Memahami Business
Continuity Planning (BCP)
Bisnis
rentan terhadap sejumlah bencana yang bervariasi dalam tingkat dari kecil ke
bencana. Perencanaan kesinambungan bisnis biasanya dimaksudkan untuk membantu
bisnis tetap beroperasi jika terjadi bencana besar seperti kebakaran. BCP
berbeda dari rencana pemulihan bencana, yang berfokus pada pemulihan
sistem bisnis setelah krisis.
Pertimbangkan
bisnis keuangan yang berbasis di kota besar mungkin
menempatkan BCP pada tempatnya dengan mengambil langkah-langkah termasuk
membuat cadangan file komputer dan klien di luar kantor. Jika sesuatu terjadi
pada kantor Bisnis,
kantor pusatnya masih akan
memiliki akses ke informasi penting.
Poin
penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa BCP mungkin tidak seefektif jika
sebagian besar populasi terpengaruh, seperti dalam kasus wabah penyakit.
Mengapa Anda Harus
Merencanakan Kesinambungan
Bisnis
(BCP)?
·
Bencana dapat
menyerang tanpa peringatan.
·
Merencanakan apa
yang harus dilakukan sebelumnya adalah bagian penting dari persiapan.
·
Perencanaan BCP
berarti Anda mungkin perlu melakukan lebih sedikit hal.
·
Itu berarti Anda
mungkin melakukan hal-hal di lokasi baru.
·
Itu berarti Anda
mungkin melakukan hal-hal dengan personil yang berbeda.
·
Apa yang Anda
dapatkan pada akhirnya adalah rencana nyata untuk menjaga orang-orang Anda
aman, bisnis Anda masih bekerja dan pemulihan Anda aman dan efektif saat Anda
melanjutkan operasi normal.
2.3 Mengembangkan Rencana
Kesinambungan Bisnis
Ada
beberapa langkah yang harus diikuti banyak bisnis untuk mengembangkan BCP yang
solid. Mereka termasuk:
Analisis
Dampak Bisnis: Di sini,
bisnis akan mengidentifikasi fungsi dan sumber daya terkait yang peka terhadap
waktu. (Lebih lanjut tentang ini di bawah ini.
Pemulihan: Dalam bagian ini, bisnis harus mengidentifikasi dan menerapkan langkah-langkah untuk memulihkan fungsi bisnis yang penting.
Bisnis: Tim kesinambungan harus dibuat. Tim ini akan menyusun rencana untuk mengelola gangguan.
Pelatihan: Tim kesinambungan harus dilatih dan diuji. Anggota tim juga harus menyelesaikan latihan yang membahas rencana dan strategi.
Perusahaan mungkin juga berguna untuk membuat daftar periksa yang mencakup perincian penting seperti informasi kontak darurat, daftar sumber daya yang mungkin diperlukan oleh tim kesinambungan, di mana data cadangan dan informasi lain yang diperlukan disimpan atau disimpan, dan personel penting lainnya.
Seiring dengan pengujian tim kesinambungan, bisnis juga harus menguji BCP itu sendiri. Ini harus diuji beberapa kali untuk memastikannya dapat diterapkan pada banyak skenario risiko yang berbeda. Ini akan membantu mengidentifikasi kelemahan dalam rencana yang kemudian dapat diidentifikasi dan diperbaiki.
Perencanaan
Sebelum Insiden
·
Penilaian Risiko
/ Mitigasi / Pencegahan
-
Fisik
- Logical (Teknologi)
·
Rantai pasokan
- Manajemen vendor
- Pengendalian Persediaan
·
Penciptaan
Bussiness Contunity Management (BCM)
-
Respon darurat
- Pemulihan bencana
- Pemulihan Bisnis
- Manajemen Krisis
Perencanaan Pada Saat Insiden
·
Pengungsian
- Hidup & Keselamatan
·
Manajemen Insiden
/ Krisis BCM
- Pemulihan Bisnis
- Relokasi
- Memproses
- Memprioritaskan ulang Produk /
Pelanggan
- Pemulihan Teknologi
- Pemulihan data
- Memproses Pemulihan
Perencanaan Setelah Insiden
·
Perbaikan /
Pemulihan
·
Pemrosesan Klaim
·
Tingkatkan
Produksi
·
Pelajaran yang
dapat Dipetik
- Mitigasi / Pencegahan
Rencana BCP harus:
·
Mampu
implementasi kapan saja, dengan dan tanpa peringatan.
·
Memberikan
kapabilitas operasional penuh untuk fungsi-fungsi bisnis penting
selambat-lambatnya 12 jam setelah aktivasi, seringkali lebih cepat.
·
Mampu
mempertahankan operasi hingga 30 hari atau lebih lama.
·
Termasuk
Pengujian dan Pelatihan yang dijadwalkan secara berkala.
2.4 Analisis Dampak kesinambungan
Bisnis
Bagian penting dari pengembangan BCP adalah analisis dampak kesinambungan bisnis.
Ini mengidentifikasi efek gangguan fungsi
bisnis dan proses. Itu juga menggunakan informasi untuk membuat keputusan
tentang prioritas dan strategi pemulihan.
Multipilar Energi menyediakan lembar kerja dampak operasional
dan keuangan untuk membantu menjalankan analisis kesinambungan bisnis. Lembar
kerja harus dilengkapi oleh fungsi bisnis dan manajer proses yang sangat
mengenal bisnis ini. Lembar kerja ini akan meringkas yang berikut:
·
Dampaknya
— baik finansial maupun operasional — yang berasal dari hilangnya fungsi dan
proses bisnis individu
·
Mengidentifikasi
kapan hilangnya fungsi atau proses akan menghasilkan dampak bisnis yang
teridentifik
Menyelesaikan analisis dapat membantu
bisnis mengidentifikasi dan memprioritaskan proses yang memiliki dampak paling
besar pada fungsi keuangan dan operasional bisnis. Titik di mana mereka harus
dipulihkan secara umum dikenal sebagai "tujuan waktu pemulihan."
1.
Recovery
plan :
Kalau rencana
Kontinutas bertujuan memampukan bisnis melewati
bencana maka recovery Plan
lebih kepada kelangsungan hidup
setelah terjadinya bencana.
Recovery
plan Adalah petunjuk yang
disusun untuk berbagai keperluan darurat krusial
yang harus dilakukan setelah terjadinya suatu insiden.
Sasaran
pokok yang perlu digariskan dalam recovery plan :
·
Membatasi kerusakan mencakup kecepatan pemulihan keamanan dan keselamatan.
·
Mempercepat respon melalui penggunaan sumber-sumber yang dapat diandalkan,
kepercayaan, wewenang
·
Menciptakan prioritas proses pemulihan.
·
Menjawab tantangan komunikasi yang baru baik internal maupun eksternal.
· Memenuhi kebutuhan pelanggan yang mendesak
·
Melindungi brand name
·
Menjaga agar perusahaan tetap berada pada ’marketplace’
seperti sediakalanya.
Disamping untuk mengatasi akibat dari krisis fisik seperti kebakaran
dan kerusakan akibat bom, recovery plan
juga perlu untuk menangani berbagai insiden lainnya :
· Cara Recall kemungkinan produk penting yang tidak
aman di toko dan distributor
·
Cara menangani ancaman tindakan penculikan, ransom (tebusan), perselisihan
industri
·
Cara penanganan serangan / kritikan
media masa
·
Cara menangani bahaya /
kerusakan polusi
Rencana
pemulihan bencana adalah pendekatan terdokumentasi dan terstruktur dengan
instruksi untuk menanggapi insiden yang tidak direncanakan. Rencana
langkah-demi-langkah ini terdiri dari tindakan pencegahan untuk meminimalkan
dampak bencana sehingga perusahaan dapat terus beroperasi atau dengan cepat
melanjutkan fungsi-fungsi penting misi
Rencana
langkah-demi-langkah ini terdiri dari tindakan pencegahan untuk meminimalkan
dampak bencana sehingga perusahaan dapat terus beroperasi atau dengan cepat melanjutkan
fungsi-fungsi penting misi. Biasanya, perencanaan pemulihan bencana melibatkan
analisis proses bisnis dan kebutuhan keberlanjutan. Sebelum membuat rencana
terperinci, perusahaan sering
melakukan analisis dampak bisnis (ADB) dan
analisis risiko (AR), dan
menetapkan sasaran waktu pemulihan (SWP)
dan sasaran titik pemulihan (STP).
Strategi pemulihan
Strategi pemulihan bencana harus dimulai di tingkat bisnis dan menentukan aplikasi mana yang paling penting untuk menjalankan perusahaan. SWP menggambarkan jumlah target waktu aplikasi bisnis dapat turun, biasanya diukur dalam jam, menit atau detik. STP menjelaskan titik waktu sebelumnya ketika suatu aplikasi harus dipulihkan.
Strategi pemulihan
menentukan rencana perusahaan untuk merespons suatu insiden, sementara rencana
pemulihan bencana menggambarkan bagaimana perusahaan harus merespons.
Dalam menentukan
strategi pemulihan, perusahaan harus mempertimbangkan masalah seperti:
·
Anggaran
·
Sumber daya -
orang dan fasilitas fisik
·
Posisi manajemen
tentang risiko
·
Teknologi
·
Data
·
Pemasok
Persetujuan manajemen atas strategi
pemulihan adalah penting. Semua strategi harus selaras dengan tujuan perusahaan.
Setelah strategi pemulihan bencana dikembangkan dan disetujui, strategi itu dapat diterjemahkan ke dalam rencana pemulihan bencana.