Pendahuluan
Klaim merupakan inti dari bisnis asuransi — momen ketika perusahaan memenuhi
janjinya kepada pemegang polis. Dari sudut pandang keuangan, klaim adalah
komponen beban utama yang sangat memengaruhi profitabilitas, likuiditas, serta
kewajiban dalam laporan keuangan perusahaan asuransi. Oleh karena itu,
pemahaman yang baik tentang akuntansi klaim sangat penting
bagi underwriter, aktuaria, staf klaim, hingga manajemen puncak.
1. Pengertian Klaim dan Jenisnya
Secara umum, klaim dalam asuransi dibedakan menjadi beberapa kategori untuk
keperluan akuntansi:
a. Paid Claim
Klaim yang telah diverifikasi dan dibayarkan kepada tertanggung atau pihak
ketiga.
b. Outstanding Claim Reserve (OCR)
Klaim yang telah dilaporkan tetapi masih dalam proses atau belum dibayar.
Diakui sebagai liabilitas.
c. IBNR (Incurred But Not Reported)
Klaim yang sudah terjadi secara teknis tetapi belum dilaporkan ke
perusahaan. Merupakan estimasi berdasarkan data historis dan model aktuaria.
2. Prinsip Akuntansi Klaim
Dua prinsip utama yang melandasi pencatatan klaim:
· Matching
Principle: Beban klaim harus dicatat dalam periode yang sama dengan
pendapatan premi terkait, untuk mencerminkan kinerja sebenarnya.
· Conservatism
Principle: Perusahaan harus mencadangkan klaim secara konservatif
untuk menghindari underreserving yang berisiko terhadap solvabilitas.
3. Proses Akuntansi Klaim
a. Pengakuan Awal
Klaim diakui saat peristiwa terjadi dan terdapat kewajiban yang dapat
diestimasi secara andal, sesuai dengan PSAK 62 atau PSAK 74 (IFRS 17).
b. Jurnal Akuntansi Klaim
Contoh untuk klaim Rp 1 miliar dengan 60% ceded ke reasuransi:
plaintext
CopyEdit
Dr Beban Klaim 1.000.000.000
Cr Kas (retensi 40%) 400.000.000
Cr Piutang ke Reasuradur (60%) 600.000.000
Jika belum dibayar:
plaintext
CopyEdit
Dr Beban Klaim 1.000.000.000
Cr Cadangan Klaim (OCR) 400.000.000
Cr Piutang ke Reasuradur 600.000.000
4. Reasuransi dan Recoverable
Jika klaim telah dialihkan sebagian ke reasuransi:
· Piutang
Reasuradur dicatat sebagai aset
· Perlu
pemantauan kualitas recoverable agar tidak menimbulkan risiko kredit
Jenis Reasuransi:
· Treaty:
otomatis, berlaku untuk seluruh portofolio tertentu
· Facultative:
persetujuan per risiko, lebih fleksibel
5. Cadangan Klaim (OCR & IBNR)
a. OCR
Estimasi klaim yang sudah diketahui tetapi belum diselesaikan.
b. IBNR
Estimasi klaim yang belum dilaporkan. Estimasi ini umumnya dilakukan oleh
aktuaris menggunakan metode seperti:
· Chain
Ladder
· Bornhuetter-Ferguson
· Expected
Loss Ratio
Kedua cadangan ini dilaporkan di neraca sebagai liabilitas dan sangat
menentukan Risk-Based Capital (RBC) perusahaan.
6. Dampak Keuangan Klaim
Klaim memengaruhi tiga aspek utama keuangan:
Aspek |
Dampak |
Laba Rugi |
Beban klaim menurunkan hasil underwriting dan laba bersih |
Neraca |
Meningkatkan liabilitas (OCR/IBNR), mengurangi kas jika dibayar |
Arus Kas |
Pembayaran klaim besar dapat menurunkan likuiditas
signifikan |
7. Tantangan dan Best Practice
· Underreserving
→ dapat menyebabkan gagal bayar klaim
· Overreserving
→ menurunkan laba dan daya saing tarif
· Audit
Klaim → perlu dilakukan secara berkala untuk menyesuaikan asumsi
dengan realita
· Koordinasi
dengan Aktuaris dan Reasuradur → krusial dalam pelaporan yang akurat
Penutup
Akuntansi klaim bukan sekadar pencatatan beban,
melainkan representasi dari komitmen, keberlanjutan, dan pengelolaan risiko
sebuah perusahaan asuransi. Dengan sistem akuntansi klaim yang transparan,
akurat, dan prudent, perusahaan dapat mempertahankan kepercayaan pemegang polis
sekaligus menjaga kesehatan keuangan jangka panjang.