Wednesday, 6 August 2025

Meningkatkan Profesional Hard Skill SDM Perasuransian


 

SESI 1 PENDAHULUAN

Dalam dunia industri asuransi yang semakin kompleks dan kompetitif, kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki hard skill yang profesional menjadi semakin krusial. Hard skill mencakup keahlian teknis yang spesifik dan dapat diukur, seperti kemampuan dalam underwriting, penanganan klaim, analisis risiko, penggunaan perangkat lunak aktuaria, hingga pemahaman mendalam terhadap wording polis dan regulasi.

 

Tujuan artikel Hard Skill SDM Perasuransian

1)          Memahami hard skill utama dalam industri asuransi, seperti:

a.           Underwriting

b.          Risk assessment

c.           Manajemen klaim

d.          Analisis keuangan premi & cadangan

e.           Kepatuhan terhadap regulasi

f.           Penggunaan teknologi dan data dalam asuransi

 

2)          Meningkatkan akurasi teknis dalam pengambilan keputusan:

a.           Menganalisis risiko secara tepat

b.          Membuat keputusan underwriting yang selaras dengan kebijakan Perusahaan

 

3)          Meningkatkan daya saing SDM melalui sertifikasi dan digital literacy:

a.           Mengetahui jalur karier teknis (misalnya: CPCU, CIP, AU)

b.          Mampu menggunakan sistem underwriting digital atau tools CRM

 

4)          Mendorong penerapan keahlian teknis dalam pekerjaan nyata:

a.           Studi kasus praktis

b.          Simulasi klaim atau underwriting

c.           Latihan analitik risiko

 

 

1.1      Mengapa Hard Skill Penting dalam Industri Asuransi?

1)          Fondasi Operasional

Hard skill adalah tulang punggung dari operasional perusahaan asuransi. Tanpa penguasaan teknik underwriting yang tepat, analisis risiko yang akurat, dan pengelolaan klaim yang profesional, maka proses bisnis asuransi akan rentan terhadap kesalahan yang dapat berdampak langsung pada profitabilitas.

2)          Mengurangi Risiko Kesalahan Teknis

Dalam praktik underwriting atau klaim, kesalahan teknis kecil dapat berujung pada kerugian besar. Profesionalisme dalam hard skill memastikan setiap keputusan didasarkan pada data, analisis, dan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan.

3)          Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas

SDM yang menguasai hard skill dengan baik cenderung lebih cepat dan tepat dalam mengambil keputusan, sehingga mampu meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada nasabah.

4)          Memperkuat Posisi Daya Saing Perusahaan

Perusahaan asuransi yang memiliki SDM dengan hard skill unggul akan lebih siap menghadapi tantangan pasar, menyesuaikan diri terhadap perubahan regulasi, serta mampu menciptakan inovasi produk dan layanan yang sesuai kebutuhan nasabah.

 

1.2     Jenis Hard Skill yang Esensial untuk SDM Perasuransian

1)          Underwriting

a.           Kemampuan menilai risiko secara objektif dan menetapkan premi yang sesuai.

b.           Memahami karakteristik berbagai jenis asuransi, baik konvensional maupun syariah.

2)          Manajemen Klaim

a.           Keterampilan menyelidiki, menilai, dan memproses klaim sesuai ketentuan polis.

b.           Kemampuan menemukan proximate cause dan mendeteksi potensi fraud.

3)          Risk Assessment

a.           Kompetensi mengidentifikasi, menganalisis, dan mengukur risiko.

b.           Familiar dengan metode mitigasi risiko dan laporan loss control.

4)          Pemahaman Polis dan Klausul

a.           Menguasai wording polis, pengecualian, klausul tambahan, dan legal implication-nya.

5)          Teknologi dan Data

a.           Kemampuan menggunakan perangkat lunak asuransi, seperti sistem underwriting otomatis, analitik data, atau platform CRM.

b.           Keterampilan dalam visualisasi data dan membuat laporan teknis.

 

1.3        Strategi Meningkatkan Profesionalisme Hard Skill SDM

1.           Pelatihan Teknis yang Berkelanjutan

Perusahaan perlu menyediakan pelatihan dan workshop secara rutin untuk meningkatkan kemampuan teknis, baik melalui in-house training, sertifikasi profesi (AAAIK, AAIK, etc), maupun pelatihan eksternal.

2.           Mentoring dan Knowledge Sharing

Praktik berbagi pengalaman antar staf senior dan junior bisa mempercepat transfer knowledge yang aplikatif dan sesuai konteks lapangan.

3.           Sistem Evaluasi dan Uji Kompetensi

Mengadopsi sistem evaluasi berkala terhadap kemampuan teknis SDM akan mendorong peningkatan kualitas kerja serta mempermudah identifikasi kebutuhan pelatihan lanjutan.

4.           Pemanfaatan Teknologi Digital

Mengintegrasikan teknologi seperti sistem underwriting berbasis AI, dashboard klaim digital, dan e-learning untuk meningkatkan keterampilan berbasis teknologi.

5.           Kultur Pembelajaran dan Profesionalisme

Membangun budaya kerja yang mendukung pembelajaran, standar kerja tinggi, dan integritas dalam setiap proses teknis adalah kunci utama untuk membentuk SDM profesional.

 

1.4     Penutup

Dalam industri asuransi yang bergerak cepat dan penuh tantangan, meningkatkan profesionalisme hard skill SDM bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan strategis. SDM yang kompeten secara teknis akan mendorong perusahaan mencapai efisiensi operasional, meningkatkan kepuasan nasabah, dan menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

 

Investasi dalam pengembangan hard skill adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan hasil signifikan bagi keberlanjutan dan profitabilitas perusahaan asuransi.

 

“Meningkatkan Profesional Hard Skill SDM Perasuransian”, dengan minimal 25 slide dan referensi bacaan ilmiah atau profesional yang relevan:

 

 

SESI 2 Perubahan Tren Regulator, Digitalisasi (InsurTech), dan Kebutuhan Teknis yang Meningkat

 

2.1     Transformasi Industri Asuransi: Mengapa Hard Skill Menjadi Semakin Penting?

1)          Perubahan Regulasi yang Dinamis

a.           OJK dan regulator global makin menuntut pelaporan yang akurat dan transparan.

b.           Implementasi IFRS 17, anti-fraud frameworks, dan ketentuan solvabilitas membuat SDM harus lebih melek teknis & finansial.

2)          Digitalisasi dan InsurTech

a.           Munculnya platform underwriting otomatis, AI untuk penilaian klaim, dan IoT untuk pengukuran risiko.

b.           SDM perlu menguasai alat digital, membaca data real-time, dan beradaptasi dengan perubahan sistem.

3)          Kebutuhan Kompetensi Teknis Meningkat

o       Tidak cukup lagi hanya mengerti isi polis — kini dituntut memahami:

§    Model risiko (actuarial logic, risk matrix)

§    Data analytics dasar

§    Compliance berbasis sistem

 

2.2    Mengapa Hard Skill Menjadi Krusial dalam Praktik Perasuransian

Peran Hard Skill dalam Menjaga Akurasi, Kredibilitas & Kinerja

1)          Underwriting

a.           Menentukan premi dan syarat polis secara tepat berdasarkan risiko.

b.           Menghindari underpricing atau overexposure.

2)          Analisis Risiko (Risk Assessment & Profiling)

a.           Menyusun risk score, memahami loss history, exposure mapping.

b.           Digunakan untuk membuat keputusan teknis, bukan hanya intuisi.

3)          Kepatuhan terhadap Regulasi (Compliance)

a.           Menyesuaikan proses kerja dengan standar regulator.

b.           Dokumentasi yang rapi dan audit trail.

4)          Data Analytics & Reporting

o       Menyusun laporan premi, loss ratio, hingga cadangan teknis.

o       Memanfaatkan data untuk deteksi fraud & prediksi klaim.

Catatan Penekanan:

"Hard skill adalah fondasi keputusan strategis dan teknis dalam asuransi. Tanpa ini, perusahaan akan menghadapi risiko underwriting yang fatal."

 

 

BAB 3  Kategori Hard Skill di Asuransi

 

3.1     Apa Itu Hard Skill dalam Dunia Perasuransian?

 

Hard skill adalah keterampilan teknis yang dapat diukur, diuji, dan dipelajari secara formal, yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan secara profesional di industri asuransi.

Berbeda dengan soft skill (seperti komunikasi atau empati), hard skill berhubungan langsung dengan kompetensi kerja teknikal yang dibutuhkan untuk:

·            Membuat keputusan bisnis yang presisi

·            Menghindari kesalahan risiko

·            Mematuhi standar dan regulasi

 

3.2    Kategori Hard Skill dalam Asuransi:

Kategori

Penjelasan Singkat

Underwriting

Kemampuan menilai, menyusun dan menetapkan syarat polis dan premi berdasarkan profil risiko tertanggung.

Risk Assessment

Kemampuan menganalisis dan mengevaluasi potensi risiko serta menyarankan langkah mitigasi.

Manajemen Klaim

Proses verifikasi, penilaian kerugian, validasi polis, dan penyelesaian klaim secara adil & efisien.

Regulatory Compliance

Pemahaman terhadap peraturan OJK, standar internasional (IFRS 17), dan etika kerja asuransi.

Data Analytics

Kemampuan membaca, mengolah, dan menyimpulkan data premi, klaim, loss ratio, serta tren pasar.

Financial Skills

Membaca laporan teknis: cadangan premi, underwriting profit, solvabilitas perusahaan.

IT & Software Skills

Penguasaan sistem manajemen polis, aplikasi underwriting, klaim management system, CRM, Excel, dll.

 

Catatan Tambahan:

“Tanpa penguasaan hard skill, SDM asuransi berisiko membuat keputusan yang salah — misalnya underpricing, penerimaan risiko buruk, atau kesalahan dalam proses klaim.”

 

SESI 4 Pembahasan Setiap Hard Skill Utama

 

4.1    Insurance Product Knowledge

Memahami Produk Asuransi dan Manfaatnya

Penjelasan:

·            Definisi: Kemampuan memahami jenis-jenis produk asuransi (property, liability, marine, life, dsb) dan fitur-fitur yang menyertainya.

·            Fungsi Utama:

o      Memberikan solusi yang tepat sesuai kebutuhan nasabah

o      Menjelaskan manfaat dan batasan polis secara akurat

o      Mencegah mis-selling atau salah persepsi dari nasabah

·            Contoh Praktik:

o      Menyusun rekomendasi produk berdasarkan kebutuhan (tailor-made).

o      Memberikan edukasi risiko melalui pemahaman produk.

 

4.2    Risk Assessment & Analysis

Teknik dan Framework Evaluasi Risiko

Penjelasan:

·            Definisi: Kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan mengukur risiko yang melekat pada calon tertanggung.

·            Metode Umum:

o      Risk scoring, exposure mapping, risk matrix

o      Penggunaan data historis, loss experience, dan benchmark

·            Manfaat:

o         Menentukan premi teknis secara adil

o         Menyesuaikan syarat polis & batasan coverage

 

 

4.3    Underwriting Principles & Practices

Proses Underwriting, Kebijakan, dan Keputusan Teknis

Penjelasan:

·            Definisi: Kemampuan melakukan seleksi risiko dan menentukan terms & conditions polis.

·            Prinsip Dasar:

o      Utmost good faith, insurable interest, proximate cause, indemnity

·            Kegiatan Utama:

o      Evaluasi risiko

o      Penetapan tarif premi

o      Rekomendasi pengecualian atau klausul tambahan

 

4.4    Claims Processing & Management

Alur Klaim, Verifikasi, dan Penyelesaian

Penjelasan:

·            Definisi: Proses penanganan klaim mulai dari pelaporan hingga pembayaran atau penolakan.

·            Langkah Umum:

1)          Penerimaan laporan klaim

2)          Verifikasi dokumen

3)          Penilaian kerugian (adjusting)

4)          Pengambilan keputusan

·            Skill Kunci:

o      Investigasi klaim, komunikasi dengan tertanggung, pemahaman wording

 

4.5    Regulatory Compliance & Legal Knowledge

Peraturan Industri dan Etika Kerja

Penjelasan:

·            Definisi: Pemahaman terhadap regulasi perasuransian dan standar hukum.

·            Elemen Kritis:

o         OJK Regulations, POJK

o         Implementasi IFRS 17

o         Prinsip Know Your Customer (KYC) dan Anti-Money Laundering (AML)

·            Fungsi:

o         Menjaga integritas perusahaan

o         Menghindari sanksi regulator

o         Menjamin hak dan kewajiban semua pihak

 

 

4.6     Data Analytics & InsurTech Basics

Pemanfaatan Data, NLP, dan IoT dalam Asuransi

Penjelasan:

·            Data Analytics:


Menggunakan data premi & klaim untuk mendeteksi pola dan tren risiko.

·            InsurTech:

o      NLP untuk analisis dokumen (surat klaim, polis)

o      IoT untuk pemantauan risiko real-time (contoh: sensor kebakaran)

o      AI underwriting engine

·            Manfaat:

o      Prediksi kerugian

o      Deteksi fraud

o      Efisiensi klaim dan underwriting

 

 

4.7      Financial Analysis for Planning

Membaca Laporan Keuangan Asuransi

Penjelasan:

·            Fokus:

o      Premi bruto/netto

o      Loss ratio

o      Cadangan klaim

o      Underwriting profit/loss

·            Keterampilan:

o      Interpretasi data keuangan teknikal

o      Perencanaan tarif premi & evaluasi portofolio risiko

·            Aplikasi:
Untuk pengambilan keputusan pricing, retensi, dan reinsurance.

 

4.8    Software & CRM Systems Proficiency

Penggunaan Alat Digital Underwriting & Manajemen Polis

Penjelasan:

·            Contoh Tools:

o      CRM (Salesforce, Zoho CRM for Insurance)

o      Underwriting system (Guidewire, Duck Creek)

o      Klaim system (ClaimCenter, SIMS Claims)

·            Manfaat:

o      Mempercepat proses bisnis

o      Memastikan data akurat

o      Meningkatkan layanan nasabah

·            Keterampilan:

o         Navigasi sistem

o         Input & validasi data

o         Pengambilan laporan otomatis

 

SESI 5  Aktivitas Praktik Interaktif / Simulasi (6 slide)

 

5.1     Simulasi Underwriting Case Study

Tujuan: Meningkatkan pemahaman dan pengambilan keputusan dalam proses underwriting.

Aktivitas:

·            Berikan peserta dokumen permintaan asuransi fiktif (proposal + data risiko).

·            Minta peserta menilai:

o         Jenis risiko

o         Kelayakan ditanggung atau tidak

o         Rekomendasi premi, klausul tambahan, atau pengecualian

·            Diskusi kelompok hasil penilaian underwriting

 

Hasil yang Diharapkan:

·          Peserta memahami elemen penting dalam pengambilan keputusan underwriting.

 

5.2     Simulasi Analisis Data Klaim Sederhana

Tujuan: Melatih analisa klaim berbasis data historis untuk mendukung pengambilan keputusan.

Aktivitas:

·            Sajikan data klaim sederhana (frekuensi, severitas, penyebab utama).

·            Minta peserta:

o         Mengidentifikasi tren klaim

o         Menyimpulkan potensi risiko

o         Memberikan rekomendasi perbaikan polis atau loss control

Hasil yang Diharapkan:

·            Peserta memahami hubungan data klaim dengan pengembangan produk dan manajemen risiko.

 

5.3     Simulasi Compliance Quiz

Tujuan: Meningkatkan kewaspadaan peserta terhadap regulasi dan kepatuhan internal.

Aktivitas:

·          Buat kuis pilihan ganda/situasional tentang:

o      Etika bisnis asuransi

o      Ketentuan OJK terkait pemasaran & polis

o      Manajemen konflik kepentingan

·          Tindak lanjuti dengan pembahasan jawaban

Hasil yang Diharapkan:

·            Peserta mengenali pentingnya peran compliance dan menghindari potensi pelanggaran.

 

5.4     Diskusi Kelompok: Menilai Produk Baru

Tujuan: Melatih kolaborasi lintas fungsi dalam menilai risiko dan peluang dari produk baru.

Aktivitas:

·            Berikan contoh produk asuransi baru (misal asuransi untuk kendaraan listrik).

·            Kelompok diminta:

o      Menilai potensi risiko

o      Menentukan target pasar

o      Menentukan fitur polis dan mitigasi

Hasil yang Diharapkan:

·            Peserta memahami pendekatan risk-based dan consumer-centric dalam desain produk.

 

5.5     Role Play: Penyusunan Risk Assessment

Tujuan: Meningkatkan keterampilan menyusun dan menyampaikan laporan risk assessment.

Aktivitas:

·            Skenario: Tim loss control diminta menilai pabrik pengolahan makanan.

·            Peran:

o         Tim loss control (menyusun laporan)

o         Underwriter (menilai laporan)

o         Manajemen (menanyakan feasibility)

·            Diskusi pasca role play

 

Hasil yang Diharapkan:

·            Peserta mampu berpikir sistematis dan menyusun rekomendasi teknis yang komunikatif.

 

5.6     Refleksi & Umpan Balik Aktivitas

Tujuan: Mengevaluasi pembelajaran dari kegiatan simulasi.

Aktivitas:

·            Diskusi reflektif:

o    Apa yang dipelajari dari tiap simulasi?

o    Mana aktivitas yang paling menantang?

·             Kumpulkan umpan balik: bagian mana yang perlu ditingkatkan?

 

Hasil yang Diharapkan:

·      Peserta menyadari pentingnya pengalaman langsung dalam membentuk kompetensi teknis.

 

 

SESI 6  Implementasi Praktis di Lingkungan

 

6.1     Contoh Penerapan di Underwriting, Risk Modelling, Klaim

Implementasi Praktis Hard Skill di Fungsi Utama Asuransi

Underwriting:

·            Analisis risiko berdasarkan dokumen teknis, survei, atau data historis klaim.

·            Menggunakan parameter kuantitatif untuk menentukan premi, pengecualian, dan syarat polis.

·            Menerapkan prinsip-prinsip aktuaria dan probabilitas risiko.

 

Risk Modelling:

·            Membuat simulasi kerugian menggunakan software seperti RMS, AIR, atau model skenario Excel.

·            Menggabungkan faktor-faktor seperti lokasi geografis, nilai pertanggungan, dan perilaku tertanggung.

 

Klaim:

·            Menilai validitas klaim secara teknis dan dokumen.

·            Menggunakan perangkat bantu seperti loss adjuster tools dan forensik data klaim.

·            Memastikan kepatuhan terhadap wording polis dan batas jaminan.

 

6.2     Integrasi InsurTech — Pemanfaatan Data NLP atau IoT dalam Underwriting

InsurTech sebagai Akselerator Hard Skill di Asuransi

 NLP (Natural Language Processing):

·            Digunakan untuk menganalisis laporan surveyor, formulir aplikasi, hingga data sosial media.

·            Menyaring red flag atau risiko tersembunyi yang tidak tertangkap oleh analisis manual.

 

 IoT (Internet of Things):

·            Sensor di kendaraan, pabrik, atau properti memberikan data real-time untuk risk scoring.

·            IoT dapat mengurangi frekuensi inspeksi manual dan mempercepat pengambilan keputusan.

 

Contoh Implementasi:

·            Usage-Based Insurance (UBI) di asuransi kendaraan berbasis data GPS dan gaya mengemudi.

·            Telematics untuk menyesuaikan premi berdasarkan perilaku pengguna.

 

6.3     Penggunaan Software CRM atau Sistem Underwriting Modern


Digitalisasi Proses Asuransi melalui Tools Modern

CRM (Customer Relationship Management):

·            Memungkinkan pelacakan histori pelanggan, renewal, dan perilaku klaim.

·            Memberi informasi strategis bagi underwriting dan retensi nasabah.

 

Sistem Underwriting Digital:

·            Contoh: Duck Creek, Guidewire, atau software lokal seperti SIMAS.

·            Otomatisasi proses penilaian risiko, integrasi data eksternal (credit score, blacklist, dll).

 

Keuntungan:

·            Efisiensi waktu, akurasi analisis risiko, dan peningkatan customer experience.

·            Mendukung underwriter dalam mengambil keputusan berbasis data dan historis klaim.

 

SESI 7. Rencana Pengembangan Individu & Tim

 

7.1    Self-Assessment Hard Skill

Langkah Awal: Evaluasi Diri atas Hard Skill"

Tujuan:

Membantu individu memahami posisi mereka saat ini agar dapat menyusun rencana peningkatan yang tepat sasaran.

 

 Langkah-langkah Self-Assessment:

1.           Identifikasi Area Kunci:

o   Underwriting

o   Risk assessment

o   Claims handling

o   Reinsurance

o   Compliance

o   Data analytics

o   Penggunaan software asuransi (misal: CRM, core insurance system)

2.           Gunakan Alat Evaluasi Mandiri:

o   Checklist kemampuan teknis

o   Skala 1-5 untuk menilai kompetensi tiap area

o   Feedback dari atasan atau mentor

3.           Tentukan Gap Kompetensi:

o   Mana yang sudah dikuasai?

o   Mana yang masih perlu ditingkatkan?

4.           Buat Prioritas Pengembangan:

o   Fokus pada area yang menunjang pekerjaan saat ini atau peran yang diinginkan di masa depan.

 

7.2    Tindak Lanjut Pengembangan Hard Skill

Langkah Nyata: Meningkatkan Kompetensi Secara Berkelanjutan"

Strategi Pengembangan Individu:

1.           Pelatihan dan Sertifikasi Profesional:

o   CPCU (Chartered Property Casualty Underwriter)

o   CIP (Certified Insurance Professional)

o   CLU (Chartered Life Underwriter)

o   AU (Associate in Underwriting)

o   ARM (Associate in Risk Management)

o   AINS (Associate in General Insurance)

2.           Workshop Teknis:

o   Pelatihan loss control, forensic claims, actuarial analytics, reinsurance workshop, dll.

3.           Mentoring dan Coaching:

o   Bimbingan dari senior/ekspert dalam topik khusus.

o   Program mentoring internal atau lintas perusahaan.

4.           Belajar Mandiri:

o   Artikel dan sumber online (contoh: Investopedia, IRMI, edX, Coursera, The Institutes)

o   Buku teks asuransi dan jurnal industri

 

Strategi Pengembangan Tim:

·            Knowledge Sharing Forum

·            Diskusi studi kasus

·            Cross-functional training

·            Evaluasi berkala kinerja teknis tim

 

 

Checklist Self-Assessment Hard Skill SDM Perasuransian

No

Kompetensi Teknis Asuransi

Penilaian Diri (1–5)

Keterangan Kekuatan/Lemah

1

Pemahaman dasar asuransi umum (property, liability, marine, dsb)

2

Pemahaman polis dan klausul

3

Teknik underwriting

4

Teknik loss control

5

Proses klaim dan investigasi

6

Analisis risiko

7

Pemahaman produk asuransi jiwa/kesehatan

8

Kepatuhan terhadap peraturan/regulasi

9

Penguasaan sistem informasi asuransi (core system, digital tools)

10

Keterlibatan dalam audit atau review teknis

 

Petunjuk Skor Penilaian:

·  1 = Sangat kurang

·  2 = Kurang

·  3 = Cukup

·  4 = Baik

·  5 = Sangat baik

 

 Format Rencana Pengembangan Pribadi

Aspek

Detail Rencana

Nama

[Isi nama Anda]

Jabatan/Divisi

[Posisi dan unit kerja]

Hasil Self-Assessment

Kekuatan: ...
Lemah: ...

Tujuan Pengembangan

(Misalnya: Meningkatkan pemahaman underwriting dan penguasaan loss control)

Langkah Pengembangan

- Mengikuti pelatihan sertifikasi AU/CPCU
- Mengikuti workshop teknis
- Mencari mentor di bidang underwriting

Waktu Pelaksanaan

(Misalnya: Oktober–Desember 2025)

Indikator Keberhasilan

- Lulus sertifikasi
- Meningkatkan skor self-assessment dari 2 ke 4
- Menerapkan pengetahuan baru dalam pekerjaan

Catatan Tambahan

(Misalnya: memerlukan dukungan perusahaan untuk pendanaan pelatihan)

 

 

SESI 8 Penutup & Evaluasi

 

8.1     Kesimpulan – Kontribusi Hard Skill terhadap Kinerja dan Daya Saing Organisasi

Poin Utama:

·            Hard skill (underwriting, klaim, risk assessment, analisis data, dll.) merupakan fondasi utama dalam operasional industri asuransi.

·            SDM yang menguasai hard skill secara solid akan:

o      Mengurangi risiko kesalahan teknis.

o      Meningkatkan efisiensi dan akurasi kerja.

o      Mendorong kualitas layanan dan kepuasan klien.

·            Penguasaan hard skill secara kolektif akan:

o      Meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan.

o      Mempercepat adaptasi terhadap regulasi dan perubahan pasar.

o      Menjadi nilai tambah dalam menghadapi digitalisasi dan persaingan global.

 

Kesimpulan Visual (opsional):
Buat diagram panah berurutan:
Hard Skill → Kinerja Individu → Kinerja Tim → Kinerja Organisasi → Daya Saing

 

8.2     Evaluasi & Feedback

Tujuan:
Mendapatkan umpan balik untuk perbaikan berkelanjutan dan menyusun tindak lanjut pengembangan peserta.

Evaluasi Pelatihan (kuesioner contoh):

1.           Sejauh mana materi pelatihan relevan dengan pekerjaan Anda? (1–5)

2.           Apakah penyampaian materi mudah dipahami? (1–5)

3.           Apakah Anda merasa lebih memahami pentingnya hard skill? (1–5)

4.           Apa bagian pelatihan yang paling berguna bagi Anda?

5.           Saran untuk perbaikan pelatihan ini?

Tindak Lanjut:

·            Rencana pengembangan pribadi berdasarkan self-assessment.

·            Rekomendasi pelatihan lanjutan (contoh: pelatihan underwriting lanjutan, pelatihan klaim fraud detection, dll.)

·            Coaching internal atau mentoring oleh SDM senior.

 

Catatan Penutup:

“Profesionalisme dibangun dari niat belajar terus-menerus. Soft skill membuat Anda diterima, hard skill membuat Anda dipercaya.”

 

 

SESI 9 referensi & Bacaan Rekomendasi

1)          TalentGuard – Insurance Technical Skills: daftar kompetensi utama seperti risk assessment, underwriting, analisis finansial, compliance, dan data analytics TalentGuard

2)          Teal (2025) – Top Hard Skills for Insurance Agents & Underwriters, termasuk produk knowledge, compliance & teknologi digital dalam underwriting Teal+1

3)          The Institutes / CPCU (Chartered Property Casualty Underwriter) – sertifikasi tinggi dalam risk management & underwriting teknik en.wikipedia.org+2investopedia.com+2

4)          Insurance Institute of Canada – Chartered Insurance Professional (CIP) – sertifikasi untuk profesional risiko & klaim investopedia.com

5)          ArXiv – InsurTech NLP (2025): inovasi pemrosesan teks untuk underwriting modern dan analitik risiko arXiv

6)          ResearchGate – Analysis of skills in insurance sector: menyarankan pelatihan teknologi sejalan perubahan industri

Related Posts

Meningkatkan Profesional Hard Skill SDM Perasuransian
4/ 5
Oleh