SESI 1 PENDAHULUAN
Dalam dunia
industri asuransi yang semakin kompleks dan kompetitif, kebutuhan akan sumber
daya manusia (SDM) yang memiliki hard skill yang profesional
menjadi semakin krusial. Hard skill mencakup keahlian teknis yang spesifik dan
dapat diukur, seperti kemampuan dalam underwriting, penanganan klaim, analisis
risiko, penggunaan perangkat lunak aktuaria, hingga pemahaman mendalam terhadap
wording polis dan regulasi.
Tujuan artikel Hard
Skill SDM Perasuransian
1)
Memahami hard
skill utama dalam industri asuransi, seperti:
a.
Underwriting
b.
Risk assessment
c.
Manajemen klaim
d.
Analisis keuangan premi & cadangan
e.
Kepatuhan terhadap regulasi
f.
Penggunaan teknologi dan data dalam asuransi
2)
Meningkatkan akurasi teknis dalam pengambilan keputusan:
a.
Menganalisis risiko secara tepat
b.
Membuat keputusan underwriting yang selaras
dengan kebijakan Perusahaan
3)
Meningkatkan daya saing SDM melalui sertifikasi dan digital literacy:
a.
Mengetahui jalur karier teknis (misalnya:
CPCU, CIP, AU)
b.
Mampu menggunakan sistem underwriting digital
atau tools CRM
4)
Mendorong penerapan keahlian teknis dalam pekerjaan nyata:
a.
Studi kasus praktis
b.
Simulasi klaim atau underwriting
c.
Latihan analitik risiko
1.1 Mengapa Hard Skill Penting dalam Industri
Asuransi?
1)
Fondasi
Operasional
Hard skill
adalah tulang punggung dari operasional perusahaan asuransi. Tanpa penguasaan
teknik underwriting yang tepat, analisis risiko yang akurat, dan pengelolaan
klaim yang profesional, maka proses bisnis asuransi akan rentan terhadap
kesalahan yang dapat berdampak langsung pada profitabilitas.
2)
Mengurangi
Risiko Kesalahan Teknis
Dalam praktik
underwriting atau klaim, kesalahan teknis kecil dapat berujung pada kerugian
besar. Profesionalisme dalam hard skill memastikan setiap keputusan didasarkan
pada data, analisis, dan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan.
3)
Meningkatkan
Efisiensi dan Produktivitas
SDM yang
menguasai hard skill dengan baik cenderung lebih cepat dan tepat dalam
mengambil keputusan, sehingga mampu meningkatkan efisiensi operasional dan
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada nasabah.
4)
Memperkuat
Posisi Daya Saing Perusahaan
Perusahaan asuransi yang memiliki SDM dengan
hard skill unggul akan lebih siap menghadapi tantangan pasar, menyesuaikan diri
terhadap perubahan regulasi, serta mampu menciptakan inovasi produk dan layanan
yang sesuai kebutuhan nasabah.
1.2 Jenis Hard Skill yang Esensial untuk SDM
Perasuransian
1)
Underwriting
a.
Kemampuan menilai risiko secara objektif dan
menetapkan premi yang sesuai.
b.
Memahami karakteristik berbagai jenis
asuransi, baik konvensional maupun syariah.
2)
Manajemen Klaim
a.
Keterampilan menyelidiki, menilai, dan
memproses klaim sesuai ketentuan polis.
b.
Kemampuan menemukan proximate cause
dan mendeteksi potensi fraud.
3)
Risk Assessment
a.
Kompetensi mengidentifikasi, menganalisis,
dan mengukur risiko.
b.
Familiar dengan metode mitigasi risiko dan
laporan loss control.
4)
Pemahaman Polis dan Klausul
a.
Menguasai wording polis, pengecualian,
klausul tambahan, dan legal implication-nya.
5)
Teknologi dan Data
a.
Kemampuan menggunakan perangkat lunak
asuransi, seperti sistem underwriting otomatis, analitik data, atau platform
CRM.
b.
Keterampilan dalam visualisasi data dan
membuat laporan teknis.
1.3 Strategi Meningkatkan Profesionalisme
Hard Skill SDM
1.
Pelatihan Teknis
yang Berkelanjutan
Perusahaan perlu
menyediakan pelatihan dan workshop secara rutin untuk meningkatkan kemampuan
teknis, baik melalui in-house training, sertifikasi profesi (AAAIK, AAIK, etc),
maupun pelatihan eksternal.
2.
Mentoring dan
Knowledge Sharing
Praktik berbagi
pengalaman antar staf senior dan junior bisa mempercepat transfer knowledge
yang aplikatif dan sesuai konteks lapangan.
3.
Sistem Evaluasi
dan Uji Kompetensi
Mengadopsi
sistem evaluasi berkala terhadap kemampuan teknis SDM akan mendorong
peningkatan kualitas kerja serta mempermudah identifikasi kebutuhan pelatihan
lanjutan.
4.
Pemanfaatan
Teknologi Digital
Mengintegrasikan
teknologi seperti sistem underwriting berbasis AI, dashboard klaim digital, dan
e-learning untuk meningkatkan keterampilan berbasis teknologi.
5.
Kultur
Pembelajaran dan Profesionalisme
Membangun budaya kerja yang mendukung
pembelajaran, standar kerja tinggi, dan integritas dalam setiap proses teknis
adalah kunci utama untuk membentuk SDM profesional.
1.4 Penutup
Dalam industri
asuransi yang bergerak cepat dan penuh tantangan, meningkatkan
profesionalisme hard skill SDM bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan
strategis. SDM yang kompeten secara teknis akan mendorong
perusahaan mencapai efisiensi operasional, meningkatkan kepuasan nasabah, dan
menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Investasi dalam pengembangan hard skill
adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan hasil signifikan bagi
keberlanjutan dan profitabilitas perusahaan asuransi.
“Meningkatkan Profesional Hard Skill SDM Perasuransian”, dengan
minimal 25 slide dan referensi bacaan ilmiah atau profesional yang
relevan:
SESI 2 Perubahan Tren Regulator, Digitalisasi (InsurTech), dan Kebutuhan
Teknis yang Meningkat
2.1 Transformasi Industri
Asuransi: Mengapa Hard Skill Menjadi Semakin Penting?
1)
Perubahan Regulasi yang Dinamis
a.
OJK dan regulator global makin menuntut pelaporan
yang akurat dan transparan.
b.
Implementasi IFRS 17, anti-fraud frameworks,
dan ketentuan solvabilitas membuat SDM harus lebih melek teknis &
finansial.
2)
Digitalisasi dan InsurTech
a.
Munculnya platform underwriting otomatis, AI untuk
penilaian klaim, dan IoT untuk pengukuran risiko.
b.
SDM perlu menguasai alat digital, membaca
data real-time, dan beradaptasi dengan perubahan sistem.
3)
Kebutuhan Kompetensi Teknis Meningkat
o
Tidak cukup lagi hanya mengerti isi polis — kini
dituntut memahami:
§
Model risiko (actuarial logic, risk matrix)
§
Data analytics dasar
§
Compliance berbasis sistem
2.2 Mengapa
Hard Skill Menjadi Krusial dalam Praktik Perasuransian
Peran Hard Skill dalam Menjaga Akurasi,
Kredibilitas & Kinerja
1)
Underwriting
a.
Menentukan premi dan syarat polis secara tepat
berdasarkan risiko.
b.
Menghindari underpricing atau overexposure.
2)
Analisis Risiko (Risk Assessment & Profiling)
a.
Menyusun risk score, memahami loss history,
exposure mapping.
b.
Digunakan untuk membuat keputusan teknis, bukan
hanya intuisi.
3)
Kepatuhan terhadap Regulasi (Compliance)
a.
Menyesuaikan proses kerja dengan standar regulator.
b.
Dokumentasi yang rapi dan audit trail.
4)
Data Analytics & Reporting
o
Menyusun laporan premi, loss ratio, hingga cadangan
teknis.
o
Memanfaatkan data untuk deteksi fraud &
prediksi klaim.
Catatan
Penekanan:
"Hard
skill adalah fondasi keputusan strategis dan teknis dalam asuransi. Tanpa ini,
perusahaan akan menghadapi risiko underwriting yang fatal."
BAB 3 Kategori
Hard Skill di Asuransi
3.1 Apa Itu Hard Skill dalam Dunia
Perasuransian?
Hard skill adalah keterampilan
teknis yang dapat diukur, diuji, dan dipelajari secara formal, yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan secara profesional di industri
asuransi.
Berbeda
dengan soft skill (seperti komunikasi atau empati), hard skill
berhubungan langsung dengan kompetensi kerja teknikal yang dibutuhkan
untuk:
·
Membuat keputusan bisnis yang presisi
·
Menghindari kesalahan risiko
·
Mematuhi standar dan regulasi
3.2 Kategori
Hard Skill dalam Asuransi:
Kategori |
Penjelasan Singkat |
Underwriting |
Kemampuan menilai, menyusun dan menetapkan syarat polis dan premi
berdasarkan profil risiko tertanggung. |
Risk Assessment |
Kemampuan menganalisis dan mengevaluasi potensi risiko serta
menyarankan langkah mitigasi. |
Manajemen Klaim |
Proses verifikasi, penilaian kerugian, validasi polis, dan
penyelesaian klaim secara adil & efisien. |
Regulatory Compliance |
Pemahaman terhadap peraturan OJK, standar internasional (IFRS 17), dan
etika kerja asuransi. |
Data Analytics |
Kemampuan membaca, mengolah, dan menyimpulkan data premi, klaim, loss
ratio, serta tren pasar. |
Financial Skills |
Membaca laporan teknis: cadangan premi, underwriting profit,
solvabilitas perusahaan. |
IT & Software Skills |
Penguasaan sistem manajemen polis, aplikasi underwriting, klaim
management system, CRM, Excel, dll. |
Catatan
Tambahan:
“Tanpa
penguasaan hard skill, SDM asuransi berisiko membuat keputusan yang salah —
misalnya underpricing, penerimaan risiko buruk, atau kesalahan dalam proses
klaim.”
SESI 4 Pembahasan Setiap Hard Skill Utama
4.1 Insurance Product Knowledge
Memahami Produk
Asuransi dan Manfaatnya
Penjelasan:
·
Definisi: Kemampuan memahami jenis-jenis produk
asuransi (property, liability, marine, life, dsb) dan fitur-fitur yang
menyertainya.
·
Fungsi Utama:
o Memberikan solusi yang tepat sesuai kebutuhan nasabah
o Menjelaskan manfaat dan batasan polis secara akurat
o Mencegah mis-selling atau salah persepsi dari nasabah
·
Contoh Praktik:
o Menyusun rekomendasi produk berdasarkan kebutuhan (tailor-made).
o Memberikan edukasi risiko melalui pemahaman produk.
4.2 Risk Assessment
& Analysis
Teknik dan Framework Evaluasi Risiko
Penjelasan:
·
Definisi: Kemampuan mengidentifikasi, menganalisis,
dan mengukur risiko yang melekat pada calon tertanggung.
·
Metode Umum:
o Risk scoring, exposure mapping, risk matrix
o Penggunaan data historis, loss experience, dan benchmark
·
Manfaat:
o
Menentukan premi teknis secara adil
o
Menyesuaikan syarat polis & batasan
coverage
4.3 Underwriting Principles & Practices
Proses Underwriting, Kebijakan, dan Keputusan
Teknis
Penjelasan:
·
Definisi: Kemampuan melakukan seleksi risiko dan
menentukan terms & conditions polis.
·
Prinsip Dasar:
o Utmost good faith, insurable interest, proximate cause, indemnity
·
Kegiatan Utama:
o Evaluasi risiko
o Penetapan tarif premi
o Rekomendasi pengecualian atau klausul tambahan
4.4 Claims Processing & Management
Alur Klaim, Verifikasi, dan Penyelesaian
Penjelasan:
·
Definisi: Proses penanganan klaim mulai dari pelaporan
hingga pembayaran atau penolakan.
·
Langkah Umum:
1)
Penerimaan laporan klaim
2)
Verifikasi dokumen
3)
Penilaian kerugian (adjusting)
4)
Pengambilan keputusan
·
Skill Kunci:
o Investigasi klaim, komunikasi dengan tertanggung, pemahaman wording
4.5 Regulatory Compliance & Legal Knowledge
Peraturan Industri dan Etika Kerja
Penjelasan:
·
Definisi: Pemahaman terhadap regulasi perasuransian
dan standar hukum.
·
Elemen Kritis:
o
OJK Regulations, POJK
o
Implementasi IFRS 17
o
Prinsip Know Your Customer (KYC) dan
Anti-Money Laundering (AML)
·
Fungsi:
o
Menjaga integritas perusahaan
o
Menghindari sanksi regulator
o
Menjamin hak dan kewajiban semua pihak
4.6 Data Analytics & InsurTech Basics
Pemanfaatan Data, NLP, dan IoT dalam Asuransi
Penjelasan:
·
Data Analytics:
Menggunakan data premi & klaim untuk mendeteksi pola dan tren risiko.
·
InsurTech:
o NLP untuk
analisis dokumen (surat klaim, polis)
o IoT untuk
pemantauan risiko real-time (contoh: sensor kebakaran)
o AI underwriting engine
·
Manfaat:
o Prediksi kerugian
o Deteksi fraud
o Efisiensi klaim dan underwriting
4.7 Financial Analysis for Planning
Membaca Laporan Keuangan Asuransi
Penjelasan:
·
Fokus:
o Premi bruto/netto
o Loss ratio
o Cadangan klaim
o Underwriting profit/loss
·
Keterampilan:
o Interpretasi data keuangan teknikal
o Perencanaan tarif premi & evaluasi portofolio risiko
·
Aplikasi:
Untuk pengambilan keputusan pricing, retensi, dan reinsurance.
4.8 Software & CRM Systems Proficiency
Penggunaan Alat Digital Underwriting &
Manajemen Polis
Penjelasan:
·
Contoh Tools:
o CRM (Salesforce, Zoho CRM for Insurance)
o Underwriting system (Guidewire, Duck Creek)
o Klaim system (ClaimCenter, SIMS Claims)
·
Manfaat:
o Mempercepat proses bisnis
o Memastikan data akurat
o Meningkatkan layanan nasabah
·
Keterampilan:
o
Navigasi sistem
o
Input & validasi data
o
Pengambilan laporan otomatis
SESI 5 Aktivitas Praktik Interaktif / Simulasi (6
slide)
5.1 Simulasi Underwriting Case
Study
Tujuan:
Meningkatkan pemahaman dan pengambilan keputusan dalam proses underwriting.
Aktivitas:
·
Berikan peserta dokumen permintaan asuransi fiktif
(proposal + data risiko).
·
Minta peserta menilai:
o
Jenis risiko
o
Kelayakan ditanggung atau tidak
o
Rekomendasi premi, klausul tambahan, atau
pengecualian
·
Diskusi kelompok hasil penilaian underwriting
Hasil yang
Diharapkan:
·
Peserta memahami elemen penting dalam pengambilan
keputusan underwriting.
5.2 Simulasi Analisis Data
Klaim Sederhana
Tujuan: Melatih
analisa klaim berbasis data historis untuk mendukung pengambilan keputusan.
Aktivitas:
·
Sajikan data klaim sederhana (frekuensi, severitas,
penyebab utama).
·
Minta peserta:
o
Mengidentifikasi tren klaim
o
Menyimpulkan potensi risiko
o
Memberikan rekomendasi perbaikan polis atau loss
control
Hasil yang
Diharapkan:
·
Peserta memahami hubungan data klaim dengan
pengembangan produk dan manajemen risiko.
5.3 Simulasi Compliance Quiz
Tujuan:
Meningkatkan kewaspadaan peserta terhadap regulasi dan kepatuhan internal.
Aktivitas:
·
Buat kuis pilihan ganda/situasional tentang:
o
Etika bisnis asuransi
o
Ketentuan OJK terkait pemasaran & polis
o
Manajemen konflik kepentingan
·
Tindak lanjuti dengan pembahasan jawaban
Hasil yang
Diharapkan:
·
Peserta mengenali pentingnya peran compliance dan
menghindari potensi pelanggaran.
5.4 Diskusi Kelompok: Menilai
Produk Baru
Tujuan: Melatih
kolaborasi lintas fungsi dalam menilai risiko dan peluang dari produk baru.
Aktivitas:
·
Berikan contoh produk asuransi baru (misal asuransi
untuk kendaraan listrik).
·
Kelompok diminta:
o
Menilai potensi risiko
o
Menentukan target pasar
o
Menentukan fitur polis dan mitigasi
Hasil yang
Diharapkan:
·
Peserta memahami pendekatan risk-based dan
consumer-centric dalam desain produk.
5.5 Role Play: Penyusunan Risk
Assessment
Tujuan:
Meningkatkan keterampilan menyusun dan menyampaikan laporan risk assessment.
Aktivitas:
·
Skenario: Tim loss control diminta menilai pabrik
pengolahan makanan.
·
Peran:
o
Tim loss control (menyusun laporan)
o
Underwriter (menilai laporan)
o
Manajemen (menanyakan feasibility)
·
Diskusi pasca role play
Hasil yang
Diharapkan:
·
Peserta mampu berpikir sistematis dan menyusun
rekomendasi teknis yang komunikatif.
5.6 Refleksi & Umpan Balik
Aktivitas
Tujuan:
Mengevaluasi pembelajaran dari kegiatan simulasi.
Aktivitas:
·
Diskusi reflektif:
o
Apa yang dipelajari dari tiap simulasi?
o
Mana aktivitas yang paling menantang?
·
Kumpulkan umpan balik: bagian mana yang perlu
ditingkatkan?
Hasil yang
Diharapkan:
·
Peserta menyadari pentingnya pengalaman langsung
dalam membentuk kompetensi teknis.
SESI 6
Implementasi Praktis di Lingkungan
6.1 Contoh Penerapan di
Underwriting, Risk Modelling, Klaim
Implementasi
Praktis Hard Skill di Fungsi Utama Asuransi
Underwriting:
·
Analisis risiko berdasarkan dokumen teknis, survei,
atau data historis klaim.
·
Menggunakan parameter kuantitatif untuk menentukan
premi, pengecualian, dan syarat polis.
·
Menerapkan prinsip-prinsip aktuaria dan
probabilitas risiko.
Risk Modelling:
·
Membuat simulasi kerugian menggunakan software
seperti RMS, AIR, atau model skenario Excel.
·
Menggabungkan faktor-faktor seperti lokasi
geografis, nilai pertanggungan, dan perilaku tertanggung.
Klaim:
·
Menilai validitas klaim secara teknis dan dokumen.
·
Menggunakan perangkat bantu seperti loss adjuster
tools dan forensik data klaim.
·
Memastikan kepatuhan terhadap wording polis dan
batas jaminan.
6.2 Integrasi InsurTech —
Pemanfaatan Data NLP atau IoT dalam Underwriting
InsurTech
sebagai Akselerator Hard Skill di Asuransi
NLP (Natural Language Processing):
·
Digunakan untuk menganalisis laporan surveyor,
formulir aplikasi, hingga data sosial media.
·
Menyaring red flag atau risiko tersembunyi yang
tidak tertangkap oleh analisis manual.
IoT (Internet of Things):
·
Sensor di kendaraan, pabrik, atau properti
memberikan data real-time untuk risk scoring.
·
IoT dapat mengurangi frekuensi inspeksi manual dan
mempercepat pengambilan keputusan.
Contoh Implementasi:
·
Usage-Based Insurance (UBI) di
asuransi kendaraan berbasis data GPS dan gaya mengemudi.
·
Telematics untuk menyesuaikan premi berdasarkan perilaku
pengguna.
6.3 Penggunaan Software CRM
atau Sistem Underwriting Modern
Digitalisasi Proses Asuransi melalui Tools Modern
CRM
(Customer Relationship Management):
·
Memungkinkan pelacakan histori pelanggan, renewal,
dan perilaku klaim.
·
Memberi informasi strategis bagi underwriting dan
retensi nasabah.
Sistem Underwriting Digital:
·
Contoh: Duck Creek, Guidewire, atau software lokal
seperti SIMAS.
·
Otomatisasi proses penilaian risiko, integrasi data
eksternal (credit score, blacklist, dll).
Keuntungan:
·
Efisiensi waktu, akurasi analisis risiko, dan
peningkatan customer experience.
·
Mendukung underwriter dalam mengambil keputusan
berbasis data dan historis klaim.
SESI 7. Rencana Pengembangan Individu & Tim
7.1 Self-Assessment Hard Skill
Langkah Awal:
Evaluasi Diri atas Hard Skill"
Tujuan:
Membantu
individu memahami posisi mereka saat ini agar dapat menyusun rencana
peningkatan yang tepat sasaran.
Langkah-langkah Self-Assessment:
1.
Identifikasi Area Kunci:
o Underwriting
o Risk assessment
o Claims handling
o Reinsurance
o Compliance
o Data analytics
o Penggunaan software asuransi (misal: CRM, core insurance system)
2.
Gunakan Alat Evaluasi Mandiri:
o Checklist kemampuan teknis
o Skala 1-5 untuk menilai kompetensi tiap area
o Feedback dari atasan atau mentor
3.
Tentukan Gap Kompetensi:
o Mana yang sudah dikuasai?
o Mana yang masih perlu ditingkatkan?
4.
Buat Prioritas Pengembangan:
o Fokus pada area yang menunjang pekerjaan saat ini atau peran yang
diinginkan di masa depan.
7.2 Tindak Lanjut Pengembangan Hard Skill
Langkah Nyata: Meningkatkan Kompetensi Secara
Berkelanjutan"
Strategi Pengembangan Individu:
1.
Pelatihan dan Sertifikasi Profesional:
o CPCU
(Chartered Property Casualty Underwriter)
o CIP
(Certified Insurance Professional)
o CLU (Chartered
Life Underwriter)
o AU
(Associate in Underwriting)
o ARM
(Associate in Risk Management)
o AINS
(Associate in General Insurance)
2.
Workshop Teknis:
o Pelatihan loss control, forensic claims, actuarial analytics,
reinsurance workshop, dll.
3.
Mentoring dan Coaching:
o Bimbingan dari senior/ekspert dalam topik khusus.
o Program mentoring internal atau lintas perusahaan.
4.
Belajar Mandiri:
o Artikel dan sumber online (contoh: Investopedia, IRMI, edX, Coursera,
The Institutes)
o Buku teks asuransi dan jurnal industri
Strategi Pengembangan Tim:
·
Knowledge Sharing Forum
·
Diskusi studi kasus
·
Cross-functional training
·
Evaluasi berkala
kinerja teknis tim
Checklist Self-Assessment Hard Skill SDM
Perasuransian
No |
Kompetensi Teknis Asuransi |
Penilaian Diri (1–5) |
Keterangan Kekuatan/Lemah |
1 |
Pemahaman dasar asuransi umum (property, liability, marine, dsb) |
||
2 |
Pemahaman polis dan klausul |
||
3 |
Teknik underwriting |
||
4 |
Teknik loss control |
||
5 |
Proses klaim dan investigasi |
||
6 |
Analisis risiko |
||
7 |
Pemahaman produk asuransi jiwa/kesehatan |
||
8 |
Kepatuhan terhadap peraturan/regulasi |
||
9 |
Penguasaan sistem informasi asuransi (core system, digital tools) |
||
10 |
Keterlibatan dalam audit atau review teknis |
Petunjuk Skor Penilaian:
·
1 = Sangat kurang
·
2 = Kurang
·
3 = Cukup
·
4 = Baik
·
5 = Sangat baik
Format
Rencana Pengembangan Pribadi
Aspek |
Detail Rencana |
Nama |
[Isi nama Anda] |
Jabatan/Divisi |
[Posisi dan unit kerja] |
Hasil Self-Assessment |
Kekuatan: ... |
Tujuan Pengembangan |
(Misalnya: Meningkatkan pemahaman underwriting dan penguasaan loss
control) |
Langkah Pengembangan |
-
Mengikuti pelatihan sertifikasi AU/CPCU |
Waktu Pelaksanaan |
(Misalnya:
Oktober–Desember 2025) |
Indikator Keberhasilan |
- Lulus
sertifikasi |
Catatan Tambahan |
(Misalnya:
memerlukan dukungan perusahaan untuk pendanaan pelatihan) |
SESI 8 Penutup & Evaluasi
8.1 Kesimpulan – Kontribusi
Hard Skill terhadap Kinerja dan Daya Saing Organisasi
Poin Utama:
·
Hard skill (underwriting, klaim, risk assessment, analisis
data, dll.) merupakan fondasi utama dalam operasional industri asuransi.
·
SDM yang menguasai hard skill secara solid akan:
o
Mengurangi risiko kesalahan teknis.
o
Meningkatkan efisiensi dan akurasi kerja.
o
Mendorong kualitas layanan dan kepuasan klien.
·
Penguasaan hard skill secara kolektif akan:
o
Meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan.
o
Mempercepat adaptasi terhadap regulasi dan
perubahan pasar.
o
Menjadi nilai tambah dalam menghadapi digitalisasi
dan persaingan global.
Kesimpulan Visual (opsional):
Buat diagram panah berurutan:
Hard Skill → Kinerja
Individu → Kinerja Tim → Kinerja Organisasi → Daya Saing
8.2 Evaluasi & Feedback
Tujuan:
Mendapatkan umpan balik untuk perbaikan berkelanjutan dan menyusun tindak
lanjut pengembangan peserta.
Evaluasi
Pelatihan (kuesioner contoh):
1.
Sejauh mana materi pelatihan relevan dengan
pekerjaan Anda? (1–5)
2.
Apakah penyampaian materi mudah dipahami? (1–5)
3.
Apakah Anda merasa lebih memahami pentingnya hard
skill? (1–5)
4.
Apa bagian pelatihan yang paling berguna bagi Anda?
5.
Saran untuk perbaikan pelatihan ini?
Tindak
Lanjut:
·
Rencana pengembangan pribadi berdasarkan
self-assessment.
·
Rekomendasi pelatihan lanjutan (contoh: pelatihan
underwriting lanjutan, pelatihan klaim fraud detection, dll.)
·
Coaching internal atau mentoring oleh SDM senior.
Catatan
Penutup:
“Profesionalisme
dibangun dari niat belajar terus-menerus. Soft skill membuat Anda diterima,
hard skill membuat Anda dipercaya.”
SESI 9 referensi & Bacaan Rekomendasi
1)
TalentGuard
– Insurance Technical Skills: daftar
kompetensi utama seperti risk assessment, underwriting, analisis finansial,
compliance, dan data analytics TalentGuard
2)
Teal (2025)
– Top Hard Skills for Insurance Agents & Underwriters, termasuk produk knowledge, compliance &
teknologi digital dalam underwriting Teal+1
3)
The
Institutes / CPCU (Chartered Property Casualty Underwriter) – sertifikasi tinggi dalam risk management &
underwriting teknik en.wikipedia.org+2investopedia.com+2
4)
Insurance
Institute of Canada – Chartered Insurance Professional (CIP) – sertifikasi untuk profesional risiko & klaim
investopedia.com
5)
ArXiv –
InsurTech NLP (2025): inovasi
pemrosesan teks untuk underwriting modern dan analitik risiko arXiv
6)
ResearchGate
– Analysis of skills in insurance sector: menyarankan pelatihan teknologi sejalan perubahan industri