Pada saat sekarang ini dimana persaingan bisnis Asuransi cukup ketat dipasaran, dan beberapa perusahaan asuransi menjual produknya dibawah rate standard yang cukup signifikan dan mendapatkan hadiah yang menggiurkan, diantara Perusahaan Asuransi ada yang hanya mengejar pendapatan kotor tanpa memperhitungan keuntungan yang akan diperoleh, tetapi perusahaan yang berpikir kedepan maka akan merubah target tahunan dari pendapatan kotor menjadi pendapatan bersih, Salah satu trik untuk mensiasati hal tersebut adalah dengan Cara perlindungan yang dipergunakan dalam menentukan estimasi kerugian material akibat kebakaran untuk keperluan reasuransi dan perbaikan resiko. Beberapa cara yang dipergunakan dalam membuat estimasi besarnya kerugian akibat kebakaran adalah :.
1. ESTIMATE
MAXIMUM LOSS (EML)
-
Perkiraan kerugian maksimum yang
timbul pada suatu bangunan karena kebakaran, apabila peralatan pemadam kebakaran berfungsi dengan
baik.
-
Amat dikenal dan sering dipergunakan untuk menghitung
kerugian maximum suatu obyek pertanggungan.
-
Sangat penting sehingga perusahaan asuransi dapat
mengatur penempatan reasuransi sekaligus mengatur beberapa besarnya
OR yang akan di tanggung.
-
Kesalahan dalam menghitung EML akan sangat fatal
akibatnya dan ada kemungkinan penanggung akan bangkrut, karena kesalahan dalam
penempatan reasuransinya.
2. POSSIBLE
MAXIMUM LOSS (PML)
perkiraan
kerugian maximum yang timbul pada suatu bangunan karena kebakaran tanpa ada
usaha memadamkan api, (alat-alat pemadam tidak berfungsi / kerugian ini
kemungkinan kerugian besar).
3. NORMAL
POSSSIBLE LOSS (NPL)
Perkiraan
kerugian normal yang timbul pada suatu bangunan karena kebakaran dan peralatan
pemadam kebakaran dan peralatan pemadam kebakaran berfungsi secara otomatis,
termasuk petugas pemadam kebakaran berusaha keras memadamkan api, jadi kerugian
yang timbul adalah kerugian normal.
Prosedur
yang perlu diikuti dalam membuat estimasi kerugian tersebut.
1.
Memperhatikan Masalah Kerugian
a. Kerugian-kerugian yang sering
terjadi
b. Kerugian yang paling besar tanpa
berfungsinya alat pemadam.
c. Kerugian yang paling besar dengan
berfungsinya alat pemadam.
2.
Perils
Kerugian terbesar karena topan, kebakaran, ledakan, banjir, gempa bumi.
3.
Indentifikasi masing-masing resiko
4.
Resiko kebakaran yang tidak dapat di prediksi
5.
Estimasi dengan tipe resiko
6.
Proteksi resiko paling besar
ESTIMATE MAXIMUM LOSS (EML)
Estimated maximum loss (EML) atas suatu risiko
dalam asuransi kebakaran sangat penting untuk diketahui oleh seorang surveyor
dalam hal menganalisa risiko
Definisi Estimate Maximum Loss yaitu suatu perkiraan
kerugian keuangan yang dapat diderita oleh penanggung atau suatu single risk
sebagai akibat dari suatu single fire atau ledakan yang menurut underwriter
masih dalam batas-batas kemungkinan, Perkiraan ini mengabaikan
kejadian-kejadian yang terjadi secara kebetulan dan catastrope yang mungkin
terjadi walaupun tetap memiliki ketidak mungkinan/ ketidak terdugaan yang
tinggi, EML digunakan dalam fire and explosion dan material damage saja,
Faktor –faktor yang harus dipertimbangkan dalam
Estimasi kerugian maksimum (EML) misalnya Ukuran, tinggi dan bentuk dari area
yang potesial untuk mengalami suatu kebakaran / peledakan. Dengan kata lain,
tempat utama yang dapat menimbulkan atau merupakan sumber terjadinya Kebakaran
atau Ledakan. Kontruksi dari atap, dinding dan lantai. Adanya pembatas yang
mudah terbakar terhadap dinding, atap langit-langit dan partisi Ada atau
tidaknya dari isi bangunan (content of building) yang mudah terbakar. Penggunaan
proses dan bahan-bahan yang berbahaya dan tingkat pemisahnya. Risk explosion
from any source. Hazard arising from gases or corrosive materials.
Concentration of value within a small area, Standard of management and house
keeping
EML selalu merupakan prosentase yang sulit ditentukan
dan selalu subjective, Faktor2 yang harus dipertimbangkan adalah sebagai
berikut :
1.
Division of
the risk and value involved
Laporan surveyors
akan menunjukan bagian2 yang tidak terlindungi ‘unprotected communication’ diantara
bangunan2 ( yaitu, bagian2 yang terbuka yang tidak dilindungi oleh pintu tahan
api atau pintu penutup ). Dimana pada dinding pelindung api (fire break wall)
terdapat pintu tahan api (fire resisting door), sebagian insurer tidak akan
menganggap ini sebagai pencegah risiko ( dalam menentukan EML ) dengan alasan
bahwa pintu tersebut mungkin tidak tertutup pada saat terjadinya kebakaran,
sehingga tidak sesuai dengan fungsinya.
2. Konstruksi
Konstruksi
merupakan aspek yang sangat penting dalam menjalarnya api. Loss prevention
Council menerbitkan tingkatan2 dari konstruksi.
Empat
prinsip metode konstruksi dan dimana EML diperhitungkan adalah :
i. Bangunan
satu tingkat terbuat dari konstruksi batu-bata/batu dengan atap terbuat dari
asbestos bergelombang atau sejenis, digunakan untuk pabrik atau gudang. Apabila
tidak terdapat dinding pemisah tahan api maka biasanya EML akan dianggap 100%,
keberadaan dari atap atau sangat banyaknya terdapat partisi yang mudah terbakar
akan mempengaruhi tingkat penerimaan Underwriter.
ii. Bangunan
bertingkat dengan:
·
Dinding
Batu-bata/batu/beton dan dengan lantai kayu EML-nya biasanya 100%.
·
Lantai
beton, penilaian atas kemungkinan menjalarnya api ke seluruh bangunan
tergantung pada tingkat perlindungan atas tangga dan lift. Pada bangunan
bertingkat yang konstruksinya cukup baik menurut sudut pandang asuransi,
EML-nya dapat dianggap 50 % atau lebih kecil.
iii. Value at
risk’ yang tidak terpisah, sering dijumpai, bahwa walaupun premises sangat baik
dilindungi oleh dinding2 tahan api (fire break walls), tertanggung dengan atau
tidak dapat memberikan detail atas ‘value at risk’ pada setiap ruang pemisah
(compartment), walaupun nilainya mungkin dapat dihitung.Underwriter oleh karena
itu akan dipaksa untuk memperkirakan kemungkinan kerugian atas menjalarnya api.
iv.
Gambaran
konstruksi bagian dalam, khususnya atap yang mudah terbakar dan partisi.
3. Okupansi
Proses yang
berbahaya (hazardous), atau banyak-nya sampah mudah terbakar api yang
diproduksi, sebagai contoh, ‘woodworking’, jelas akan menyebabkan tingginya
tingkat EML, tingkat penerimaan risiko oleh underwriter akan menjadi rendah.
Dengan membuat ruang pemisah serta proses pemindahan sampah secara otomasi akan
mengurangi tingkat EML serta bertambahnya akseptasi. ‘Multiple tenancy’ dapat
dianggap sebagai gambaran yang buruk dengan kemungkinan problemnya yaitu
pembersihan sampah secara menyeluruh pada premisis.
4. Combustibility
and damageability of contents
Dengan
adanya panas dari api dapat menyebabkan pengaruh yang serius atas mesin-mesin
presisi yang bernilai tinggi, computer dan sejenisnya, akan tercermin pada EML.
Untuk stock, hazard-hazard berikut ini harus dipertimbangkan :
a.
Its disposition in the risk
b.
Whether concentrated in one area
c.
High-piled, the kind of racking
d.
Combustibility of stocks and packaging
e.
Its susceptibility to damage by fire, water and smoke
f.
Salvage possibilities.
Contoh nya
adalah stock atas stationery dan buku, radio goods, groceries, glass bottles
didalam karton dan confectionery. Bahan makanan atau produk farmasi menimbulkan
sedikit salvage.
5. Fire protection
appliances
Alat2
pemadam api serta public fire service memiliki EML yang tinggi, karena
penggunaan alat peadam api sudah diatur oleh UU atas premises yang luas.
Automatic
fire alarm umumnya tidak dapat digunakan untuk menurunkan EML. Namun untuk
Automatic Sprinkler system dapat digunakan untuk menurunkan/mengurangi EML.
Ada pula
underwriter yang tidak menggunakan sprinkler untuk menurunkan EML, ini terjadi
apabila sprinkler gagal.
6. Standard of
management and housekeeping
Apabila
terdapat banyaknya sampah yang terus bertambah pada bangunan atau pada bagian
halaman yang terbuka akan dapat menyebarkan api. Vandals dapat menyalakan api
atas sampah tersebut pada halaman yang mudah dimasuki. Buruknya pemeliharaan
atas instalasi listrik dan pemanas, risiko api akan bertambah. Merokok
diperbolehkan pada area2 yang terdapt sampah2 mudah terbakar api adalah
merupakan contoh buruk.
Penyimpanan yang terlalu rapat,
mengakibatkan api cepat menjalar dan menyebabkan pemadam sulit untuk masuk.
Sedangkan Faktor-faktor yang tidak perlu
dipertimbangkan dalam EML adalah Any horizontal separations, Fire resisting door, The absence
of any normal source of ignition, The existence or installation of fire
selection prevention or extinguisherment arrangement including sprinklers and
adequate or otherwise of fire brigade facilities.
Salah satu hal penting yang dipertimbangkan
underwriter dalam menetapkan suku premi dan EML suatu risiko adalah cubic
capacity bangunan yang akan dipertanggungkan. Bila cubic capcity
tersebut melebihi standar yang diizinkan (7080 m3), maka perlu direkomendasikan
kepada calon tertanggung untuk membagi ruangan bangunan dengan dinding pemisah
tahan api (fire break walls).
POSSIBLE MAXIMUM LOSS (PML)
Penerapan
retensi sendiri dalam Asuransi kebakaran sering didasarkan pada PML ( Posible
Maximum loss) kentungan yang akan diperoleh adalah Insurer masih dapat menahan
share yang pantas dalam risiko yang bersangkutan, Insurer dapat mempertahankan
capacity yang diinginkan, Insurer dapat melakukan reserve yang cukup untuk
menanggung risik-risiko total loss terbatas. Metode PML tidak mempengaruhi
liability awal insurer kepada tertanggung
Sedangkan Kerugiannya Metode PML hanya mempunyai satu
tujuan, Yakni sebagai criteria untuk membagi liability antara insurer dan
reinsurer, dan bahkan dengan tertanggung
Insurer dan reinsurer yang lebih besar dari yang
mereka antisipasi semula sebagai akibat risiko PML error yang tidak dapat
dihindarkan
Didalam analisa risiko kebakaran perhatian tidak hanya
terpusat pada kondisi bahan yang mudah terbakar, tetapi juga pada perencanaan
bangunan tersebut, pembagian ruangan / tata letak maupun jarak antara bangunan
yang satu dengan bangunan terhadap bahaya kebakaran, Beberapa hal yang harus
diperhatikan / pertimbangkan :
1.
Penyebaran
api Keatas.
Untuk
memperkecil risiko ini maka perencanaan gedung harus mengikuti ketentuan
British standard 476, serta sistim perlindungan tambahan pada pintu-pintu
lubang tersebut., untuk mencegah nyala api masuk keruang diatasnya.
2.
Penyebaran
api kesamping
Sedangkan
api akan menyebar kesamping karena adanya barang-barang yang mudah terbakar
didekatnya, Penyebaran api kesamping akan berhenti bila di padamkan / bahan
yang mudah terbakar telah habis.
3.
Perencanaan
tempat
Perencanaan
tempat sangat penting, terutama mengenai jarak antar bangunan, karena sangat
erat hubungannya dengan penyebaran api
faktor yang mempengaruhi dapat terjadinya exposure
antara beberapa bangunan yang terpisah. Closely opposing window, Combustible
materials stored between buildings, Windows in a taller building overlooking a
combustible roof on a lower building, A dividing wall ending at the underside
of the roof.
ESTIMATE MAXIMUM LOSS(EML),Probable Maksimum loss(PML)
4/
5
Oleh
sudarno hardjo