Sejak awal
industri asuransi telah menjadi bagian dari dunia satelit komersil, ketika
risiko utama adalah total loss selama peluncuran. Kala itu kompleksitas
teknologi satelit belum berkembang seperti sekarang dan pada umumnya perusahaan
asuransi menikmati profit.
Selama
dekade 90-an terjadi pertumbuhan penyedia telekomunikasi yang sangat signifikan
dan konsekuensinya adalah kenaikan jumlah satelit yang diluncurkan yang
sebagian besar merupakan satelit berorbit rendah yang semata-mata untuk
memenuhi tujuan operatornya. Pengalaman periode ini mulai mengindikasikan bahwa
persepsi semula yang menganggap tahap peruncuran sebagai risiko utama tidak
benar. Terbukti bahwa ada elemen risiko yang signifikan setelah satelit
mencapai orbit. Kendaraan peluncur memperlihatkan konsistensi, tetapi
dipertengahan dekade terdapat pergeseren nyata pada performa satelit yang
terbukti dengan kenaikan yang besar pada kerugian in-orbit.
Analisis
penyebab kegagalan satelit telah dilakukan oleh Marcello Tarabochia dari
Generali Global. Menurut studinya, baik pembuat satelit maupun asuransi telah
menganggap remeh in-orbit sebagai bagian dari risiko selama masa hidup
sebuah satelit. Industri asuransi mestinya memberi perhatian lebih kepada
risiko ini dan pembuat satelit perlu menguji kembali prosedur kendali mutu
mereka dan mengidentifikasi penyebab terjadinya kegagalan dini.
Dalam
analisisnya Tarabochia hanya mengamati satelit-satelit komersil, tidak termasuk
satelit pertahanan dan penelitian. Dari 500 satelit yang telah diluncurkan, lebih
dari sepertiganya mengalami kegagalan setelah diorbitkan. Yang lebih
mengejutkan lagi, 52% terjadi pada bulan pertama.
Tidak hanya
frekuensi kegagalan yang menakjubkan, tetapi juga penyebabnya. Banyak pengamat
berpendapat bahwa kenaikan risiko timbul dari meningkatnya jumlah satelit di
orbit Bumi dan banyaknya “sampah” yang berasal dari dekade sebelumnya, tetapi
Tarabochia tidak mengidentifikasi faktor ini sebagai kontributor utama. Meteor
dan benda-benda angkasa yang dihasilkan oleh badai matahari dan
kejadian-kejadian terestrial juga merupakan topik yang menarik bagi media
massa, namun sekali lagi survei menunjukkan bahwa hal ini sangat tidak
signifikan.
Penyebab
paling dominan ternyata adalah human error. Dalam konteks ini,
pengertiannya berbeda dengan kesalahan pilot dalam istilah penerbangan. Ia
lebih mengacu kepada kompleksitas teknologi yang berkonspirasi dengan tekanan
komersial dalam menciptakan suatu situasi yang tidak sehat. Kompleksitas
teknologi berhubungan pula dengan perkembangan yang demikian pesat sehingga
terjadi perbedaan pengetahuan yang jauh antar teknisi berbeda generasi.
Sementara itu, tekanan komersial berkaitan dengan ketatnya schedule dan
kendala anggaran yang saat ini telah menjadi perhatian utama para underwriter.
Pengamat
lainnya melihat perangkat lunak (software) merupakan faktor lainnya dan
ini diakui oleh NASA bahwa program peluncuran memerlukan jutaan baris kode
tetapi kemampuan menangani sistem ini masih lemah. Sementara itu Stephen Book
dari El Segundo Aerospace Corporation menuding pembuat satelit sering underestimate
terhadap banyaknya baris kode yang diperlukan dalam sebuah proyek dan waktu
yang dibutuhkan untuk menulisnya. Ia juga menengarai bahwa pemotongan biaya
biasanya berkonsekuensi pada penghilangan beberapa pengujian software.
Human error ternyata merupakan penyebab utama kegagalan satelit yang telah mengorbit Bumi.
4/
5
Oleh
sudarno hardjo