Monday, 12 June 2017

Review Risiko Berdasarkan Tipe Kapal (Marine hull insurance)

Risiko Tug Boat: Seperti namanya maka fungsi utama Tug Boat adalah sebagai kapal penarik (towing) atau sebagai kapal pendorong (pusher). Karenanya, maka Tug Boat selalu dijumpai berpasang-pasangan dengan tongkang (barge).

Tug Boat banyak digunakan sebagai kapal tunda di pelabuhan, sebagai kapal patroli, dan satu fungsinya yang paling penting adalah sebagai kapal pencari dan penyelamat (salvage operation).

Berikut ini beberapa istilah jenis kapal berdasarkan kegunaannya
Tug Boat          - Kapal yang dilengkapi alat pengait atau derek untuk menarik kapal lain
Push Boat        - Kapal dengan kontruksi haluan yang dipergunakan untuk mendorong kapal lain
Push & Tug      - Dengan kontruksi haluan untuk mendorong dan dengan pengait atau derek untuk menarik kapal lain
Mooring Boat    -Kapal yang digunakan untuk membantu kapal lain yang akan  bersandar di dermaga
Pilot Boat         -Kapal yang dilengkapi peralatan untuk memandu kapal-kapal lain.
Crew Boat        -Kapal yang dipakai untuk mengangkut awak kapal lain atau pekerja dari dermaga ke instalasi lepas pantai
Work Boat       - Kapal yang dilengkapi peralatan kerja (bengkel, dsb)
Salvage Boat    - Kapal yang dilengkapi peralatan penyelamatan

Secara umum Tug Boat banyak digunakan di wilayah perairan pantai, seperti perairan sungai, dan pelabuhan. Tug Boat sering diklasifikasikan bukan dari volume / dimensinya tapi dari kekuatannya (horse power). Tug boat dengan Gross Tonnage 100 bisa saja memiliki tenaga ribuan HP.

Penggunaan di sekitar pantai tidak terlepas dari fungsinya tapi juga disebabkan karena ukurannya yang kecil. Volume yang kecil berarti tidak cukup ruangan untuk membawa bahan bakar yang banyak dan kebutuhan hidup untuk sebuah perjalanan panjang.

Biro klasifikasi sendiri memberikan notasi khusus untuk membatasi jauhnya pelayaran pada kebanyakan Tug Boat. Dari sisi underwriting maka penerapan Trading Warranty menjadi sangat penting. Terlepas dari penjelasan di atas, beberapa Tug Boat memang sengaja dirancang untuk mampu melakukan perjalanan samudera. Contohnya adalah Tug Boat yang digunakan untuk Salvage Operation.

Tug boat adalah kapal yang memiliki sumber tenaga penggerak sendiri (self propelled). Dari sisi resiko, kapal- kapal yang bergerak dengan kekuatan sistem penggerak sendiri tentunya akan lebih aman dan mudah diarahkan dalam menghadapi cuaca buruk dibandingkan dengan kapal layar, atau kapal-kapal lain yang tidak memiliki mesin penggerak.

Yang perlu mendapat perhatian underwriter adalah catatan kerusakan mesin yang mungkin pernah dialaminya disamping catatan pengalaman crew kapal tersebut. Kedisiplinan dalam memelihara kondisi mesin kapal sangat penting, hal itu dapat tergambar dalam log book mesin kapal, karena banyak klaim engine damage disebabkan oleh kelalaian crew kapal dalam memelihara kondisi mesin kapal.

Beberapa kasus klaim kapal jenis ini terjadi akibat terbelitnya propeller kapal oleh tali towing atau tali tarik (hawser). Akibatnya kapal tidak dapat bergerak dan hanyut mengikuti arah arus dan angin dan kemudian terdampar. Lebih parah lagi kapal mungkin saja tenggelam karena stabilitasnya terganggu akibat tarikan tersebut.

Dalam proses penarikan sangat penting untuk memperhitungkan tonnase kapal yang akan ditarik. Hal lain yang perlu juga diperhatikan adalah kekuatan atau  metoda pengikatan tali yang dipakai menarik karena banyak klaim terjadi karena terbelit atau terputusnya tali penarik (lashing). Jalur pelayaran yang akan ditempuh dan tentu saja kondisi cuaca selama perjalanan harus juga menjadi pertimbangan underwriter.

Untuk meminimalkan risiko maka penunjukan independent surveyor untuk survey risiko sebelum berlayar adalah hal yang bijaksana.

Risiko Tongkang (Barge)
Tongkang atau barge merupakan alat angkut laut yang  banyak digunakan oleh para pengirim barang (shiper). Dibandingkan dengan menggunakan kapal kargo, maka biaya mengirim barang dengan tongkang akan jauh lebih murah. Tongkang juga dipakai untuk mengirim barang yang memiliki volume dan berat yang besar seperti  kendaraan bermotor atau alat-alat berat. Tongkang juga dipakai untuk mengangkut barang baik barang padat (kayu log, mesin-mesin), curah (batu bara), ataupun cair (minyak mentah/crude oil).

Selain berfungsi sebagai alat angkut laut, tongkang yang telah direkonstruksi atau dimodifikasi banyak digunakan sebagai kapal sarana akomodasi, hotel terapung, dan keperluan lainnya di lokasi proyek di perairan.

Dari berbagai fungsi tongkang tersebut maka berikut ini beberapa istilah tongkang berdasarkan kegunaannya :

Work Barge - Tongkang yang digunakan sebagai tempat atau pangkalan untukmelakukan perkerjaan di laut.
Oil Barge        - Tongkang yang digunakan untuk membawa minyak
Pilling Barge   - Tongkang yang dilengkapi alat pemancang yang digunakan untuk mengerjakan pemancangan di perairan
Modu Barge    - Tongkang yang dilengkapi alat bor untuk offshore drilling
Dredger Barge  -Tongkang yang digunakan untuk pengerukan laut
Split Barge      - Tongkang yang digunakan untuk menampung lumpur dan dibongkar dengan cara pembelahan lambung kiri dan kanan
Hopper Barge  -Tongkang yang dipergunakan untuk menampung Lumpur dan dibongkar melalui pintu alas yang dapat dibuka
Accom Barge  - Merupakan tongkang yang dimodifikasi untuk sarana akomodasi
Water Barge   - Merupakan tongkang untuk mengangkut air tawar
Crane Barge   -  Merupakan tongkang yang dilengkapi dengan alat angkat/crane

Pada dasarnya tongkang relatif aman sebagai alat tranportasi laut. Tingginya tingkat keamanan tongkang terutama disebabkan oleh sekat memanjang dan melintang yang membagi tongkang menjadi beberapa tangki kecil. Jika sebagian tangki ini bocor maka tongkang masih cukup memiliki daya apung (buoyancy) dari tanki-tanki yang lain.

Kecelakaan banyak terjadi akibat kekuatan pelat dek tongkang yang melemah. Banyak kecelakaan tongkang bermula dari tertumpunya muatan pada stanchion yang dilas pada pelat dek. Akibat beban yang besar bagian ini  mendenta tekanan yang sangat berat. Tekanan ini bias mengakibatkan pelat dek terangkat dan robek sehingga air masuk ke dalam tangki. Jika tongkang kebetulan memuat kayu log, maka kemiringan tersebut tidak terlalu berpengaruh pada tongkang (kayu log akan jatuh bergulir ke laut). Tetapi jika bermuatan barang-barang curah, maka tongkang akan terbalik karena adanya pergeseran muatan dan titik berat.

Tongkang pada dasarnya adalah bejana baja yang besar. Terdiri dari sekat-sekat yang juga merupakan sumber kekuatan kapal ini. Seperti dijelaskan di atas,kapal ini sukar tenggelam. Satu-satunya penyebab yang akan dengan gampang menenggelamkan kapal ini adalah kalau kapal mengalami robek lambung atau patah memanjang atau melintang.

Tongkang sering digunakan sebagai feeder kapal-kapal besar yang berlabuh di muara sungai. Pada daerah muara sungai perbedaan tinggi air pada saat pasang dan surut biasanya sangat besar. Pada beberapa kasus, perbedaan pasang surut tersebut menyebabkan tongkang 'duduk' di muara sungai dengan muatan penuh. Akibatnya rangkakapal mengalami deformasi dan patah.

Tongkang relatif mudah pembuatannya dan murah biayanya. Sebagian besar galangan kapal di Indonesia mampu membangun kapal jenis ini. Tongkang pada umumnya tidak memiliki sumber tenaga penggerak sendiri (non self propelled). Beberapa jenis tongkang memiliki tenaga penggerak (self propelled) yang umumnya hanya digunakan untuk manuver pada saat merapat.

Dan sisi risiko, kapal-kapal yang bergerak dengan kekuatan sistem penggerak sendiri tentunya akan lebih aman dan mudah diarahkan dalam menghadapi cuaca buruk dibandingkan dengan kapal layar, tongkang, dan kapal-kapal lain yang tidak memiliki mesin penggerak.

Jenis tongkang yang tidak memiliki sumber penggerak sendiri berlayar dengan ditarik oleh jenis kapal penarik biasanya oleh tug boat (towing risks Tingkat risiko penarikan ini akan sangat bergantung pada kekuatan kapal penarik dan kemampuan manuver tongkang yang ditariknya. Sehingga kombinasi antara GRT Tongkang dengan Horse Power Tug Boat akan sangat menentukan kualitas risiko penarikan ini. Tidak ada ukuran yang pasti karena juga akan sangat dipengaruhi oleh kondisi pelayaran yang akan ditempuh.

Muara sungai biasanya merupakan daerah yang padat lalu lintas lautnya. Di Kalimantan, dengan jumlah tambang batu bara yang besar maka hampir pasti seluruh muara sungai di Kaimantan penuh dengan Tongkang yang ditarik Tug Boat. Kemampuan manuver yang rendah telah terbukti mengakibatkan sejumlah kasus tabrakan antara tongkang dengan kapal lain.

Hal lain yang perlu juga diperhatikan adalah kekuatan atau metoda pengikatan tali yang dipakai menarik tongkang. Banyak klaim terjadi akibat terbelit atau terputusnya tali penarik (lashing). Hal ini sering kitajumpai pada penarikan double towing. Risiko penarikan dengan double tow akan lebih tinggi jika dibandingkansistem single tow. Persoalan pada double tow adalah kordinasi antar penarik. Pada saat di laut lepas maka hal tentu tidak menjadi persoalan. Hal yang berbeda terjadi pada saat kapal harus bermanuver di sekitar pelabuhan atau bermanuver pada saat cuaca buruk.

Sehingga untuk meminimalkan risiko maka underwriter harus memperhatikan metoda penarikannya atau jika perlu disarankan agar underwriter melakukan survey terlebih. Survey bisa dilakukan sendiri ataupun dengan jasa independent surveyor.

Risiko Passenger Vessel (Ferry)
Kapal jenis ini memiliki multi deck dengan struktur deck yang didesain khusus untuk mengangkut penumpang. Kapal-kapal penumpang yang memiliki kapasitas angkut besar dan daya jelajah jauh kebanyakan terbuat dari besi/baja (steel). Berbeda dengan kapal jenis lain maka dua faktor yang menjadi pertimbangan utama perancang kapal penumpang adalah keselamatan dan kenyamanan.

Baja dengan sifat ductile-nya akan memberikan perlindungan yang cukup kepada penumpang. Bahan ini akan mengalami deformasi akibat perubahan temperatur dan benturan mekanik tanpa harus mengalami keretakan. Baja juga memungkinkan kapal dibangun dengan ukuran yang besar sehingga akan ekonomis.

Salah satu ciri kapal penumpang adalah banyaknya sekat-sekat kedap air antar kompartemen. Tujuannya tentu saja menyelamatkan sebanyak mungkin orang pada saat darurat dengan cara menghambat laju air memenuhi kapal

Kapal penumpang yang lebih kecil banyak juga yang berkonstruksi fibreglass. Biasanya di buat kalau daya jelajah yang diharapkan tidak terlalu luas seperti untuk kapal ferry dan kapal pesiar (yacht). Seperti dijelaskan sebelumnya konstruksi jenis ini sangat berbahaya jika kapal menabrak karang karena kapal bisa saja pecah.

Fibreglass tentunya tidak menghadapi masalah dengan korosi disamping itu pemeliharaanya sangat mudah dan warnanya lebih bervariatif dan menarik dibanding baja. Berikut beberapa jenis kapal penumpang :

Ferry
Adalah kapal penumpang jarak dekat. Karena jarak tempuh yang dekat maka biasanya tidak ada sarana akomodasi seperti pada kapal penumpang lain. Namun sama seperti kapal penumpang lain, kapal ferry dilengkapi dengan sarana keselamatan yang memadai.  Kebanyakan kapal ini untuk angkutan liner antar pulau.

Passenger / Ro-Ro
Kapal ini didesain tidak hanya untuk mengangkut penumpang tetapi didesain pula dengan tambahan deck pada rangka kapal untuk mengangkut berbagai jenis kendaraan bermotor dengan tambahan pintu (bow/ramp door) sebaga akses keluar masuk kendaraan.

Pada waktu belakangan ini tenggelam tiga kapal dari jenis ini masing-masing KM. Tristar I, KM. Levina I dan KM. Senopati Pamungkas. Walaupun cuaca dapat saja dianggap sebagai penyebab tenggelamnya ketiga kapal, namun ada kecurigaan kapal kehilangan keseimbangan akibat bergesemya alat berat yang dibawa.

Sesuai aturan maka alat berat yang dibawa seharusnya diikat (lashing) dengan jarak pisah tertentu dan tali lashing harus dikaitkan dengan cincin yang ada pads dek kapal. Dalam prakteknya alat-alat berat tersebut tidak diikat. Salah satu alasannya adalah proses mengikat akan memakan waktu yang lama sedangkan kapal harus segera berlayar. Cuaca buruk menyebabkan  mereka bergeser dan mengakibatkan titik berat kapal berpindah.

Kapal Pesiar (Yacht Vessel)
Kapal ini kebanyakan didesain dari kontruksi fibreglass karena mudah dibentuk dengan daya jelajah yang tidak cukup luas. Kapal hanya digunakan untuk pribadi pada kegiatan wisata atapun memancing. Kapal tipe inibiasanya memiliki peralatan navigasi yang canggih dan biasanya seluruh peralatan yang ada terbuat dari bahanterbaik. Akibatnya harga kapal akan mahal. Faktor iniharus menjadi salah satu pertimbangan underwriter.

Ciri lain dari kapa jenis ini adalah Tanggung Jawab Pihak ke Tiga (TPL) pemilik kapal. Kapal ini biasanya berkumpul (anchored/berthing) di tempat yang khusus Di tempat ini ada banyak kapal sejenis dan tabrakan antar mereka sangat mungkin terjadi. Maka biasanya pemilik kapal akan meminta limit TPL yang tinggi pula.

Secara umum kapal penumpang relatif aman karena dirancang untuk menjamin keselamatan jiwa penumpang yang diangkut kapal. Sebagai contoh, sesuai ketentuan SOLAS (Safety of Life At Sea) maka seperti dijelaskan di atas pada kapal ini biasanya terdapat pintu-pintu kedap yang akan bekerja secar otomatis.

Dan pengalaman, klaim total loss jarang sekali terjadi justru sebaliknya klaim partial loss akan banyak terjadi terutama karena collision/contact dengan jetty atau benda- benda lain dan juga kerusakan pada mesin-mesin kapal.

Berbeda dengan kapal kargo maka kapal penumpang biasanya operasional sepanjang tahun. Pemakaian mesin terus menerus sepanjang tahun menuntut tingkat pemeliharaan yang tinggi.

Risiko Kapal Tanker
Secara fisik kapal tanker didesain dengan rangka single deck. Lambung kapal kemudian berfungsi sebagai tangki-tangki yang terintegrasi dengan kapal tapi juga bisa menjadi bagian yang terpisah. Pemuatan dan pembongkaran kargo biasanya dilakukan dengan pompa. Beberapa kapal memiliki pompa sendiri dan yang lain tergantung pada pompa pelabuhan. Kapal-kapal yang bongkar muat melalui buoy di tengah laut biasanya memiliki pompa sendiri.

Oil tanker
Kapal jenis ini menguasai hampir 40% jumlah kapal di dunia dan beberapa merupakan kapal terbesar di dunia. Tipe tanker terbesar memiliki bobot 500.000 DWT (dead weight tonnage) yang merupakan crude oil tanker jenis VLCCs (very large crude carriers). Untuk ukuran yang lebih besar sering disebut jenis ULCC (ultra large crude carriers). Namun tipe-tipe tanker besar ini akan mengalami kesulitan ketika akan bongkar muatannya karena terbatasnya pelabuhan-pelabuhan di dunia yang memiliki kedalaman kolam yang mencukupi untuk kapal dapat bertabuh. Sehingga umumnya muatan dibongkar ke tanker-tanker yang lebih kecil (lighters) untuk selanjutnya diantarkan ke pelabuhan tujuan.

Kapal tanker dapat melakukan proses bongkar muatan lebih cepat dibandingkan dengan kapal cargo lainnya sehingga waktu yang diperlukan untuk sandar di pelabuhan lebih sedikit. Kapal tanker secara khusus memiliki risiko terhadap bahaya kebakaran dan ledakan serta bahaya polusi akibat dari sifat muatan yang dibawanya.

Underwriters kapal harus waspada terhadap bahaya cargo yang dapat menyebabkan korosi pada tanki kapal. Risiko karat ini menjadi penting pada kapal-kapal berusia tua. Hal lainnya adalah kapal-kapal ukuran besar memerlukan biaya yang besar ketika melakukan perbaikan atau docking mengingat ukuran dan kapasitas kapal yang sangat besar pula.

Chemical tanker
Kapal tipe ini secara khusus didesain untuk mengangkut kargo cair yang merupakan produk kimia.
Beberapa kapal dibangun khusus untuk membawa bahan kimia tertentu sedangkan yang lain dapat membawa beberapa jenis.

Yang harus diperhatikan dari kapal-kapal ini adalah pada saat kapal dalam perbaikan atau pembersihan. Pada saat perbaikan yang menggunakan hot working maka lambungkapal harus betul-betul bersih dan gas sisa bahan kimia yang dibawa oleh kapal. Untuk keperluan ini biasanya surveyor hares masuk ke dalam lambung dan memeriksa.

Sama dengan pada kapal Oil Tanker maka risiko karat  pada lambung akibat reaksi baja dengan kargo harus menjadi perhatian underwriter. Kapal-kapal produksi tahun 90-an keatas biasanya sudah memiliki lambung yang dilapisi dengan material yang sukar berekasi dengan unsur atau bahan kimia lain.

Risiko lain yang hares menjadi perhatian adalah risiko pembajakan. Kapal-kapal ini biasanya membawa kargo cair yang bernilai tinggi. Terbukti beberapa klaim terjadi akibat kapal di bajak. Walaupun klaim terutama pada sisi Kargo namun apa saja dapat terjadi pada kapal yang sedang dibajak.

LPGs/LNGs Tanker
Kapal pengangkut liquefied petroleum gas (LPG) dan liquefied natural gas (LNG) merupakan kapal khusus yang didesain untuk membawa gas yang telah dicairkan. Gas dicairan melalui pendinginan dan penambahan tekanan.

Kapal tipe ini tinggi nilainya karena dibangun dengan konstruksi yang khusus. Material rangka kapal hares sanggup mencegah kerusakan badan dan palka kapal terhadap perubahan temperatur gas yang dibawanya. Secara umum kapal tipe akan dirawat dengan sangat baik oleh pemiliknya. Akan tetapi bahaya akan timbulnya

ledakan akan merupakan risiko terbesar yang mungkin timbul. Karena kapal memiliki konstruksi yang khusus maka perbaikan kapal tipe ini akan sangat mahal.

Secara umum kapal tanker, khususnya yang membawa bahan bakar sangat riskan terhadap kebakaran dan ledakan. Namun pada saat yang sama kapal tanker adalah tipe kapal yang sangat diregulasi. Tingkat pencegahan kecelakaan pada kapal tipe ini biasanya sangat tinggi.

Maka sangat jarang kita dengar kecelakaan pada saat kapal sedang beroperasi. Justru yang banyak terjadi kebakaran atau ledakan yaitu saat kapal naik dok untuk perbaikan. Penyebab utama kejadian ini adalah karena adanya sisa-sisa gas dalam tangki pemuatan, pipa-pipa, atau bahkan conferdam atau tangki lain yang pemah dipakai untuk muat bahan bakar

Risiko Kapal Barang (Cargo Vessel)
Kapal dapat didefinisikan sebagai "a ship is a floating vessel which is self propelled an capable of carrying cargo or passenger" (The Marine Encyclopaedic Dictionary by Eric Sullivan). Dengan kata lain kapal  adalah sarana angkutan terapung di air yang dapat bergerak / berpindah sendiri dari satu tempat ke tempat lain dan mampu mengangkut/memindahkan muatan/ barang atau penumpang.

Barang yang dikirimkan atau kargo dapat berbentuk apa saja dan dengan jenis apa saja. Tidak mungkin membuat kapal khusus untuk setiap jenis kargo. Maka harus ada jenis kapal yang dirancang dapat membawa sebagian besar jenis dan ukuran barang. Kapal jenis ini dikenal
dengan nama kapal kargo/barang.

Dari segi cara berlayamya maka kapal kargo terdin dari kapal trampers (tidak ada jalur pelayaran tetap) dan kapal liner dengan rule tetap. Dari sisi underwriting kapal yang memiliki pelayaran liner atau rute tetap akan memiliki penilaian yang positif karena beberapa alasan sebagai berikut :

ABK lebih mengusai daerah pelayaran yang dilewati Kapal memiliki line schedule tetap sehingga owner/ management akan memiliki schedule perawatan kapal yang pasti ABK lebih menyukai berlayar linier
Biasanya liner mempunyai pasar kargo yang pasti sehingga akan sibuk terus sepanjang tahun

Kapal ini secara garis besar dibagi dalam beberapa ruangan. Ruangan kargo lazimnya disebut palka yang harus memiliki ventilasi yang baik.

Dalam ketentuan klas, kapal ini diharuskan memiliki alas dek ganda (double bottom plate). Keadaan ini akan menguntungkan karena bila terjadi kandas, cargo akan tetap selamat disamping itu berguna pula untuk tempat menyimpan bahan bakar serta ballast tidak tetap. Klaim partial loss sering terjadi untuk kapal ini terutama karena kandas, collision dan kerusakan mesin yang disebabkan oleh seringnya anak buah kapal (ABK) lalai dalam pemeliharaan mesin-mesin.

Kapal ini banyak sekali ditawarkan di pasar asuransi maupun reasuransi, tetapi yang perlu diperhatikan adalah kebanyakan kapal-kapal yang dioperasikan di Indonesia adalah kapal bekas yang dibeli dari Japan,

Korea maupun Germany dengan usia kapal diatas 15  tahun. Sehingga seorang underwriter harus tetap jel idalam melakukan penilaian risikonya terutama dalam pemerikasaan surat-surat kapal, pengalaman klaim dan penilaian sum insured yang sesuai.

Related Posts

Review Risiko Berdasarkan Tipe Kapal (Marine hull insurance)
4/ 5
Oleh