Risiko
Tug Boat: Seperti namanya maka fungsi utama Tug Boat
adalah sebagai kapal penarik (towing) atau sebagai kapal pendorong (pusher).
Karenanya, maka Tug Boat selalu dijumpai berpasang-pasangan dengan tongkang (barge).
Tug Boat banyak digunakan sebagai kapal tunda
di pelabuhan, sebagai kapal patroli, dan satu fungsinya yang
paling penting adalah sebagai kapal pencari dan penyelamat (salvage operation).
Berikut
ini beberapa istilah jenis kapal berdasarkan kegunaannya
Tug
Boat - Kapal yang dilengkapi alat
pengait atau derek untuk menarik kapal lain
Push Boat
- Kapal dengan kontruksi
haluan yang dipergunakan untuk mendorong kapal lain
Push & Tug - Dengan kontruksi haluan untuk mendorong dan dengan pengait atau derek
untuk menarik kapal lain
Mooring Boat
-Kapal yang digunakan untuk
membantu kapal lain yang akan bersandar
di dermaga
Pilot Boat -Kapal
yang dilengkapi peralatan untuk memandu kapal-kapal lain.
Crew Boat -Kapal
yang dipakai untuk mengangkut awak kapal lain atau pekerja dari
dermaga ke instalasi lepas pantai
Work Boat -
Kapal yang dilengkapi peralatan kerja (bengkel, dsb)
Salvage Boat
- Kapal yang dilengkapi peralatan
penyelamatan
Secara umum Tug Boat banyak digunakan di
wilayah perairan pantai, seperti perairan sungai, dan pelabuhan. Tug
Boat sering diklasifikasikan bukan dari volume / dimensinya tapi dari
kekuatannya (horse power). Tug boat dengan Gross Tonnage 100 bisa saja memiliki
tenaga ribuan HP.
Penggunaan di sekitar pantai tidak terlepas
dari fungsinya tapi juga disebabkan karena ukurannya yang kecil.
Volume yang kecil berarti tidak cukup ruangan untuk membawa bahan
bakar yang banyak dan kebutuhan hidup untuk sebuah perjalanan
panjang.
Biro klasifikasi sendiri memberikan notasi khusus untuk membatasi
jauhnya pelayaran pada kebanyakan Tug Boat. Dari sisi underwriting maka penerapan
Trading Warranty menjadi sangat penting. Terlepas dari penjelasan
di atas, beberapa Tug Boat memang sengaja dirancang untuk mampu melakukan perjalanan samudera.
Contohnya adalah Tug Boat yang digunakan untuk Salvage Operation.
Tug boat adalah kapal yang memiliki sumber tenaga penggerak
sendiri (self propelled). Dari sisi resiko, kapal- kapal
yang bergerak dengan kekuatan sistem penggerak sendiri tentunya
akan lebih aman dan mudah diarahkan dalam menghadapi cuaca buruk dibandingkan
dengan kapal layar, atau kapal-kapal lain yang tidak memiliki mesin
penggerak.
Yang
perlu mendapat perhatian underwriter adalah catatan kerusakan
mesin yang mungkin pernah dialaminya disamping catatan pengalaman crew
kapal tersebut. Kedisiplinan dalam memelihara kondisi mesin kapal
sangat penting, hal itu dapat tergambar dalam log book
mesin kapal, karena banyak klaim engine damage disebabkan oleh
kelalaian crew kapal dalam memelihara kondisi mesin kapal.
Beberapa kasus klaim kapal jenis ini terjadi
akibat terbelitnya propeller kapal oleh tali towing atau tali
tarik (hawser). Akibatnya kapal tidak dapat bergerak dan hanyut
mengikuti arah arus dan angin dan kemudian terdampar. Lebih
parah lagi kapal mungkin saja tenggelam karena stabilitasnya terganggu
akibat tarikan tersebut.
Dalam
proses penarikan sangat penting untuk memperhitungkan tonnase kapal yang akan
ditarik. Hal lain yang perlu juga diperhatikan adalah
kekuatan atau metoda
pengikatan tali yang dipakai menarik karena banyak klaim terjadi
karena terbelit atau terputusnya tali penarik (lashing). Jalur pelayaran yang akan
ditempuh dan tentu saja kondisi cuaca selama perjalanan harus juga
menjadi pertimbangan underwriter.
Untuk meminimalkan risiko maka penunjukan independent
surveyor untuk survey risiko sebelum berlayar adalah hal yang bijaksana.
Risiko Tongkang (Barge)
Tongkang
atau barge merupakan alat angkut laut yang
banyak digunakan oleh para pengirim barang (shiper). Dibandingkan
dengan menggunakan kapal kargo, maka biaya mengirim barang dengan tongkang akan
jauh lebih murah. Tongkang juga dipakai untuk mengirim
barang yang memiliki volume dan berat yang besar seperti kendaraan bermotor atau alat-alat berat.
Tongkang juga dipakai untuk mengangkut barang baik barang padat (kayu log,
mesin-mesin), curah (batu bara), ataupun cair (minyak mentah/crude
oil).
Selain berfungsi sebagai alat angkut laut, tongkang yang telah
direkonstruksi atau dimodifikasi banyak digunakan sebagai
kapal sarana akomodasi, hotel terapung, dan keperluan lainnya di
lokasi proyek di perairan.
Dari
berbagai fungsi tongkang tersebut maka berikut ini beberapa
istilah tongkang berdasarkan kegunaannya :
Work Barge - Tongkang yang digunakan sebagai tempat
atau pangkalan untukmelakukan perkerjaan di laut.
Oil Barge -
Tongkang yang digunakan untuk membawa minyak
Pilling Barge
- Tongkang yang dilengkapi alat pemancang yang digunakan untuk mengerjakan
pemancangan di perairan
Modu Barge -
Tongkang yang dilengkapi alat bor untuk offshore drilling
Dredger Barge
-Tongkang yang digunakan untuk pengerukan laut
Split Barge -
Tongkang yang digunakan untuk menampung
lumpur dan dibongkar dengan cara pembelahan lambung kiri
dan kanan
Hopper Barge
-Tongkang yang dipergunakan untuk menampung Lumpur dan dibongkar melalui
pintu alas yang dapat dibuka
Accom Barge
- Merupakan tongkang yang dimodifikasi untuk sarana
akomodasi
Water Barge
- Merupakan tongkang untuk mengangkut air tawar
Crane Barge
- Merupakan tongkang yang
dilengkapi dengan alat angkat/crane
Pada dasarnya tongkang relatif aman sebagai
alat tranportasi laut. Tingginya tingkat keamanan tongkang terutama
disebabkan oleh sekat memanjang dan melintang yang membagi tongkang menjadi
beberapa tangki kecil. Jika sebagian tangki ini bocor maka tongkang
masih cukup memiliki daya apung (buoyancy) dari tanki-tanki
yang lain.
Kecelakaan banyak terjadi akibat kekuatan
pelat dek tongkang yang melemah. Banyak kecelakaan tongkang bermula dari
tertumpunya muatan pada stanchion yang dilas pada pelat dek. Akibat beban yang besar
bagian ini mendenta tekanan yang sangat
berat. Tekanan ini bias mengakibatkan pelat dek terangkat dan robek sehingga air
masuk ke dalam tangki. Jika tongkang kebetulan memuat kayu log,
maka kemiringan tersebut tidak terlalu berpengaruh pada tongkang (kayu log akan jatuh
bergulir ke laut). Tetapi jika bermuatan barang-barang curah,
maka tongkang akan terbalik karena adanya pergeseran muatan dan titik berat.
Tongkang pada dasarnya adalah bejana baja yang besar.
Terdiri dari sekat-sekat yang juga merupakan sumber kekuatan
kapal ini. Seperti dijelaskan di atas,kapal ini sukar tenggelam. Satu-satunya
penyebab yang akan dengan gampang menenggelamkan kapal ini adalah
kalau kapal mengalami robek lambung atau patah memanjang atau melintang.
Tongkang sering digunakan sebagai feeder
kapal-kapal besar yang berlabuh di muara sungai. Pada daerah
muara sungai perbedaan tinggi air pada saat pasang dan surut biasanya
sangat besar. Pada beberapa kasus, perbedaan pasang surut
tersebut menyebabkan tongkang 'duduk' di muara sungai dengan muatan
penuh. Akibatnya rangkakapal mengalami deformasi dan patah.
Tongkang relatif mudah pembuatannya
dan murah biayanya. Sebagian besar galangan kapal di Indonesia
mampu membangun kapal jenis ini. Tongkang pada umumnya tidak
memiliki sumber tenaga penggerak sendiri (non self propelled). Beberapa
jenis tongkang memiliki tenaga penggerak (self propelled) yang umumnya
hanya digunakan untuk manuver pada saat merapat.
Dan sisi risiko, kapal-kapal yang bergerak dengan kekuatan
sistem penggerak sendiri tentunya akan lebih aman dan mudah
diarahkan dalam menghadapi cuaca buruk dibandingkan dengan kapal layar,
tongkang, dan kapal-kapal lain yang tidak memiliki mesin
penggerak.
Jenis tongkang yang tidak memiliki sumber
penggerak sendiri berlayar dengan ditarik oleh jenis kapal penarik biasanya
oleh tug boat (towing risks Tingkat risiko penarikan ini akan sangat
bergantung pada kekuatan kapal penarik dan kemampuan
manuver tongkang yang ditariknya. Sehingga kombinasi antara GRT
Tongkang dengan Horse Power Tug Boat akan sangat menentukan kualitas risiko
penarikan ini. Tidak ada ukuran yang pasti karena juga akan sangat dipengaruhi
oleh kondisi pelayaran yang akan ditempuh.
Muara sungai biasanya merupakan daerah yang
padat lalu lintas lautnya. Di Kalimantan, dengan jumlah tambang
batu bara yang besar maka hampir pasti seluruh muara sungai di Kaimantan penuh dengan
Tongkang yang ditarik Tug Boat. Kemampuan manuver yang
rendah telah terbukti mengakibatkan sejumlah kasus tabrakan antara tongkang
dengan kapal lain.
Hal lain yang perlu juga diperhatikan adalah
kekuatan atau metoda pengikatan tali yang dipakai menarik tongkang.
Banyak klaim terjadi akibat terbelit atau terputusnya tali penarik (lashing). Hal ini
sering kitajumpai pada penarikan double towing. Risiko
penarikan dengan double tow akan lebih tinggi jika dibandingkansistem
single tow. Persoalan pada double tow adalah kordinasi antar
penarik. Pada saat di laut lepas maka hal tentu tidak menjadi persoalan. Hal yang
berbeda terjadi pada saat kapal harus bermanuver di sekitar pelabuhan
atau bermanuver pada saat cuaca buruk.
Sehingga untuk meminimalkan risiko maka
underwriter harus memperhatikan metoda penarikannya atau
jika perlu disarankan agar underwriter melakukan survey terlebih.
Survey bisa dilakukan sendiri ataupun dengan jasa independent surveyor.
Risiko Passenger Vessel (Ferry)
Kapal jenis ini memiliki multi deck dengan
struktur deck yang didesain khusus untuk mengangkut
penumpang. Kapal-kapal penumpang yang memiliki kapasitas angkut
besar dan daya jelajah jauh kebanyakan terbuat dari besi/baja
(steel). Berbeda dengan kapal jenis lain maka dua faktor yang menjadi pertimbangan
utama perancang kapal penumpang adalah keselamatan dan kenyamanan.
Baja dengan sifat ductile-nya akan memberikan perlindungan
yang cukup kepada penumpang. Bahan ini akan mengalami deformasi akibat perubahan temperatur
dan benturan mekanik tanpa harus mengalami keretakan. Baja juga memungkinkan
kapal dibangun dengan ukuran yang besar sehingga akan ekonomis.
Salah satu ciri kapal penumpang adalah
banyaknya sekat-sekat kedap air antar kompartemen. Tujuannya tentu saja
menyelamatkan sebanyak mungkin orang pada saat darurat dengan cara menghambat laju
air memenuhi kapal
Kapal penumpang yang lebih kecil banyak juga yang berkonstruksi
fibreglass. Biasanya di buat kalau daya jelajah yang diharapkan tidak terlalu luas
seperti untuk kapal ferry dan kapal pesiar (yacht). Seperti
dijelaskan sebelumnya konstruksi jenis ini sangat
berbahaya jika kapal menabrak karang karena kapal bisa saja
pecah.
Fibreglass tentunya tidak menghadapi masalah dengan korosi disamping itu pemeliharaanya sangat mudah dan warnanya lebih bervariatif dan menarik dibanding baja. Berikut beberapa jenis kapal penumpang :
Ferry
Adalah
kapal penumpang jarak dekat. Karena jarak tempuh yang dekat maka biasanya tidak ada
sarana akomodasi seperti pada kapal penumpang lain. Namun sama
seperti kapal penumpang lain, kapal ferry dilengkapi dengan sarana keselamatan yang
memadai. Kebanyakan kapal ini
untuk angkutan liner antar pulau.
Passenger / Ro-Ro
Kapal ini didesain tidak hanya untuk mengangkut penumpang
tetapi didesain pula dengan tambahan deck pada rangka kapal untuk mengangkut berbagai
jenis kendaraan bermotor dengan tambahan pintu (bow/ramp door)
sebaga akses keluar masuk kendaraan.
Pada waktu belakangan ini tenggelam tiga kapal dari jenis
ini masing-masing KM. Tristar I, KM. Levina I dan KM.
Senopati Pamungkas. Walaupun cuaca dapat saja dianggap sebagai
penyebab tenggelamnya ketiga kapal, namun ada kecurigaan kapal kehilangan keseimbangan
akibat bergesemya alat berat yang dibawa.
Sesuai aturan maka alat berat yang dibawa
seharusnya diikat (lashing) dengan jarak pisah tertentu
dan tali lashing harus dikaitkan dengan cincin yang ada pads dek
kapal. Dalam prakteknya alat-alat berat tersebut tidak diikat. Salah
satu alasannya adalah proses mengikat akan memakan waktu yang lama sedangkan
kapal harus segera berlayar. Cuaca buruk menyebabkan mereka bergeser dan mengakibatkan titik berat
kapal berpindah.
Kapal Pesiar (Yacht Vessel)
Kapal ini kebanyakan didesain dari kontruksi
fibreglass karena mudah dibentuk dengan daya jelajah yang
tidak cukup luas. Kapal hanya digunakan untuk pribadi pada
kegiatan wisata atapun memancing. Kapal tipe inibiasanya memiliki peralatan
navigasi yang canggih dan biasanya seluruh peralatan yang ada terbuat
dari bahanterbaik. Akibatnya harga kapal akan mahal. Faktor iniharus
menjadi salah satu pertimbangan underwriter.
Ciri lain dari kapa jenis ini adalah Tanggung
Jawab Pihak ke Tiga (TPL) pemilik kapal. Kapal ini
biasanya berkumpul (anchored/berthing) di tempat yang khusus Di
tempat ini ada banyak kapal sejenis dan tabrakan antar mereka sangat mungkin
terjadi. Maka biasanya pemilik kapal akan meminta limit TPL yang
tinggi pula.
Secara umum kapal penumpang relatif aman
karena dirancang untuk menjamin keselamatan jiwa penumpang yang
diangkut kapal. Sebagai contoh, sesuai ketentuan SOLAS (Safety of
Life At Sea) maka seperti dijelaskan di atas pada kapal ini biasanya terdapat
pintu-pintu kedap yang akan bekerja secar otomatis.
Dan pengalaman, klaim total loss jarang sekali
terjadi justru sebaliknya klaim partial loss akan banyak terjadi terutama
karena collision/contact dengan jetty atau benda- benda lain dan juga kerusakan
pada mesin-mesin kapal.
Berbeda dengan kapal kargo maka kapal penumpang
biasanya operasional sepanjang tahun. Pemakaian mesin terus menerus
sepanjang tahun menuntut tingkat pemeliharaan yang tinggi.
Risiko
Kapal Tanker
Secara fisik kapal tanker didesain dengan rangka single deck.
Lambung kapal kemudian berfungsi sebagai tangki-tangki yang
terintegrasi dengan kapal tapi juga bisa menjadi bagian yang terpisah. Pemuatan
dan pembongkaran kargo biasanya dilakukan dengan pompa. Beberapa kapal memiliki pompa sendiri dan yang
lain tergantung pada pompa pelabuhan. Kapal-kapal yang bongkar muat
melalui buoy di tengah laut biasanya memiliki pompa sendiri.
Oil tanker
Kapal jenis ini menguasai hampir 40% jumlah
kapal di dunia dan beberapa merupakan kapal terbesar di dunia. Tipe
tanker terbesar memiliki bobot 500.000 DWT (dead weight tonnage) yang
merupakan crude oil tanker jenis VLCCs (very large crude carriers). Untuk
ukuran yang lebih besar sering disebut jenis ULCC (ultra
large crude carriers). Namun tipe-tipe tanker besar ini akan mengalami
kesulitan ketika akan bongkar muatannya karena terbatasnya pelabuhan-pelabuhan di
dunia yang memiliki kedalaman kolam yang mencukupi untuk
kapal dapat bertabuh. Sehingga umumnya muatan dibongkar ke
tanker-tanker yang lebih kecil (lighters) untuk selanjutnya
diantarkan ke pelabuhan tujuan.
Kapal tanker dapat melakukan proses bongkar
muatan lebih cepat dibandingkan dengan kapal cargo lainnya
sehingga waktu yang diperlukan untuk sandar di pelabuhan lebih
sedikit. Kapal tanker secara khusus memiliki risiko terhadap bahaya kebakaran dan
ledakan serta bahaya polusi akibat dari sifat muatan yang dibawanya.
Underwriters kapal harus waspada terhadap
bahaya cargo yang dapat menyebabkan korosi pada tanki kapal. Risiko
karat ini menjadi penting pada kapal-kapal berusia tua.
Hal lainnya adalah kapal-kapal ukuran besar memerlukan biaya
yang besar ketika melakukan perbaikan atau docking mengingat ukuran dan
kapasitas kapal yang sangat besar pula.
Chemical
tanker
Kapal tipe ini secara khusus didesain untuk
mengangkut kargo cair yang merupakan produk kimia.
Beberapa kapal dibangun khusus untuk membawa bahan
kimia tertentu sedangkan yang lain dapat membawa beberapa jenis.
Yang
harus diperhatikan dari kapal-kapal ini adalah pada saat
kapal dalam perbaikan atau pembersihan. Pada saat perbaikan
yang menggunakan hot working maka lambungkapal harus betul-betul bersih dan gas sisa
bahan kimia yang dibawa oleh kapal. Untuk keperluan ini
biasanya surveyor hares masuk ke dalam lambung dan memeriksa.
Sama dengan pada kapal Oil Tanker maka risiko
karat pada lambung akibat
reaksi baja dengan kargo harus menjadi perhatian underwriter. Kapal-kapal
produksi tahun 90-an keatas biasanya sudah memiliki lambung yang
dilapisi dengan material yang sukar berekasi dengan unsur atau bahan kimia
lain.
Risiko lain yang hares menjadi perhatian
adalah risiko pembajakan. Kapal-kapal ini biasanya membawa
kargo cair yang bernilai tinggi. Terbukti beberapa klaim terjadi
akibat kapal di bajak. Walaupun klaim terutama pada sisi Kargo
namun apa saja dapat terjadi pada kapal yang sedang dibajak.
LPGs/LNGs
Tanker
Kapal pengangkut liquefied petroleum gas (LPG)
dan liquefied natural gas (LNG) merupakan kapal khusus yang didesain
untuk membawa gas yang telah dicairkan. Gas dicairan melalui pendinginan dan
penambahan tekanan.
Kapal tipe ini tinggi nilainya karena dibangun
dengan konstruksi yang khusus. Material rangka kapal hares sanggup
mencegah kerusakan badan dan palka kapal terhadap perubahan temperatur gas yang
dibawanya. Secara umum kapal tipe akan dirawat dengan sangat baik
oleh pemiliknya. Akan tetapi bahaya akan timbulnya
ledakan akan merupakan risiko terbesar yang
mungkin timbul. Karena kapal memiliki konstruksi yang khusus maka
perbaikan kapal tipe ini akan sangat mahal.
Secara umum kapal tanker, khususnya yang
membawa bahan bakar sangat riskan terhadap kebakaran dan ledakan.
Namun pada saat yang sama kapal tanker adalah tipe kapal yang sangat diregulasi.
Tingkat pencegahan kecelakaan pada kapal tipe ini biasanya sangat
tinggi.
Maka sangat jarang kita dengar kecelakaan pada
saat kapal sedang beroperasi. Justru yang banyak terjadi kebakaran
atau ledakan yaitu saat kapal naik dok untuk perbaikan. Penyebab
utama kejadian ini adalah karena adanya sisa-sisa gas dalam tangki pemuatan,
pipa-pipa, atau bahkan conferdam atau tangki lain yang
pemah dipakai untuk muat bahan bakar
Risiko
Kapal Barang (Cargo Vessel)
Kapal
dapat didefinisikan sebagai "a ship is a floating vessel which is self
propelled an capable of carrying cargo or passenger" (The Marine
Encyclopaedic Dictionary by Eric Sullivan). Dengan kata lain
kapal adalah sarana
angkutan terapung di air yang dapat bergerak / berpindah sendiri dari satu tempat
ke tempat lain dan mampu mengangkut/memindahkan muatan/ barang
atau penumpang.
Barang yang dikirimkan atau kargo dapat berbentuk apa saja
dan dengan jenis apa saja. Tidak mungkin membuat kapal khusus untuk
setiap jenis kargo. Maka harus ada jenis kapal yang dirancang dapat membawa
sebagian besar jenis dan ukuran barang. Kapal jenis ini dikenal
dengan
nama kapal kargo/barang.
Dari
segi cara berlayamya maka kapal kargo terdin dari kapal
trampers (tidak ada jalur pelayaran tetap) dan kapal liner dengan
rule tetap. Dari sisi underwriting kapal yang memiliki pelayaran liner atau rute tetap
akan memiliki penilaian yang positif karena beberapa alasan sebagai
berikut :
ABK lebih mengusai daerah pelayaran yang dilewati
Kapal memiliki line schedule tetap sehingga owner/ management
akan memiliki schedule perawatan kapal yang pasti ABK
lebih menyukai berlayar linier
Biasanya liner mempunyai pasar kargo yang pasti
sehingga akan sibuk terus sepanjang tahun
Kapal
ini secara garis besar dibagi dalam beberapa ruangan. Ruangan
kargo lazimnya disebut palka yang harus memiliki ventilasi yang baik.
Dalam ketentuan klas, kapal ini diharuskan
memiliki alas dek ganda (double bottom plate). Keadaan ini
akan menguntungkan karena bila terjadi kandas, cargo akan tetap selamat
disamping itu berguna pula untuk tempat menyimpan bahan bakar serta ballast tidak
tetap. Klaim partial loss sering terjadi untuk kapal ini
terutama karena kandas, collision dan kerusakan mesin yang
disebabkan oleh seringnya anak buah kapal (ABK) lalai
dalam pemeliharaan mesin-mesin.
Kapal ini banyak sekali ditawarkan di pasar asuransi maupun
reasuransi, tetapi yang perlu diperhatikan adalah kebanyakan kapal-kapal yang
dioperasikan di Indonesia adalah kapal bekas yang dibeli dari Japan,
Korea maupun Germany dengan usia kapal diatas
15 tahun. Sehingga seorang underwriter harus
tetap jel idalam melakukan penilaian risikonya
terutama dalam pemerikasaan surat-surat kapal,
pengalaman klaim dan penilaian sum insured yang
sesuai.
Review Risiko Berdasarkan Tipe Kapal (Marine hull insurance)
4/
5
Oleh
sudarno hardjo