A.
Kontruksi Kapal
Konstruksi kapal di bagi menjadi kapal yang terbuat dari baja
(steel), fiberglass, alumunium, ferrocement dan kayu (wooden):
Baja (steel) adalah bahan yang paling banyak
digunakan dalam pembuatan kapal. Kelebihan dari sifat besi adalah sifat
ductile. Ductility adalah sifat alami dimana baja yang sudah
dibentuk tidak akan mudah mengalami keretakan atau berubah
bentuknya walaupaun mengalami tekanan yang besar. Ductility sangat penting untuk
struktur yangakan mengalami tekanan geser (shear stress)
yang besar seperti sebuah kapal. Hal ini membuat baja belum tergantikan
sebagai bahan dasar untuk kapal – kapal berukuran besar.
Sifat lain adalah weld ability yang timbul
karena bajatidak akan mengalami banyak perubahan pada
sifat kimia dan fisiknya walaupun telah menerima panas yang
tinggi. Hal ini penting untuk memastikan kekuatan bahan campuran
(antara logam penyambung dengan baja) tetap tinggi. Keuntungan lain adalah sifat
kimia sambungan baja relatif stabil sehingga sangat balk dalam
mencegah terjadinya karat (corrosion). Kapal membutuhkan struktur
yang kedap air sehingga kualitas sambungan las seperti di atas sangat
dibutuhkan.
Terlepas
dari keutungan di atas, sifat karat baja jauh Iebih buruk
dibandingkan dengan bahan lain yang akan dijelaskan di bawah ini. Namun dibandingkan
dengan baja keluaran lama, baja masa kini sudah memiliki sifat corrosive
resistance yang jauh lebih baik. Ditambah dengan lapisan cat yang anti corrosive maka
baja adalah bahan yang ideal untuk membuat rangka sebuah
kapal. Fibreglass adalah composite polymer yang banyak digunakan
pada kapal pesiar (yacht). Dibuat dari serat fiber yang dibentuk pada suatu
cetakan tertentu. Sifatnya yang getas membuat kapal-kapal fibreglass akan
mudah sekali pecah kalau terlibat pada sebuah tabrakan
Fibreglass tentunya tidak menghadapi masalah
dengan korosi namun karena tidak memiliki kekuatan (strength) dan
ketangguhan (ductility) seperti baja membuat bahan ini tidak sesuai untuk
membangun kapal-kapal berukuran besar.
Dengan bahan ini maka pemeliharaan lambung kapal sangat mudah
dan tentu saja wamanya lebih bervariatif dan menarik dibandingkan dengan
baja.
Ferrocement adalah istilah yang digunakan
untuk suatu bentuk beton bertulang (ferrum=besi) yang berbeda dari beton
bertulang biasa, penulangannya hanya terdin dari beberapa lapis kawat halus
yang kemudian diisi dengan semen mortal. Struktur ferrocement memiliki
keuntungan di mana bahan ini mudah di bentuk, tidak dapat
terbakar, tahan lama, dan mudah pemeliharaanya.
Bahan ini sangat kuat namun tidak ductile
sehingga sangat berbahaya kalau digunakan untuk kapal-kapal besar
yang seringkali menghadapi tekanan besar pada saat kapal melalui
perairan berombak besar. Dengan kata lain kapal ini mudah patah.
Dalam prakteknya bahan ini banyak digunakan
untuk membuat kapal ikan karena ferrocement biasanya dipilih hanya
sebagai bahan altematif setelah kayu semakin sulit didapat.
Kayu/Wooden adalah bahan konstruksi kapal
tertua di dunia. Kapal kayu
sebenamya adalah susunan potongan kayu yang disatukan (bisa di paku atau bisa di
ikat) pada rangka kapal. Berbeda dengan baja /fiberglass
yang dapat dicetak degan luas yang diinginkan maka pada
kayu hal ini tidak dapat dilakukan. Itulah sebabnya maka pada umumya
draft/sarat kapal-kapal kayu tidak tinggi (saat full loaded).
Hal ini karena kapal kayu tidak bisa memiliki tinggi kapal yang
dibutuhkan oleh kapal ukuran besar.
Karena draft yang rendah maka kemungkinannya air dapat
masuk ke dalam palka lebih besar. Kayu tidak bisa dilas
sehingga sambungan antar kayu seringkali berupa sambungan yang di
paku atau diikat saja. Akibatnya integritas struktur kapal kayu rendah. Dengan
integritas yang tidak kuat maka kecepatan kapal kayu
tidak bisa dibuat terlalu tinggi. Kecepatan tinggi akan
membuat kapal sangat rentan pecah kalau dipakai berlayar pada perairan
bergelombang.
Kondisi kapal kayu di atas juga membuat kebocoran pada kapal
kayu sering terjadi. Hal ini bersumber dari celah kayu
yang disambung dengan dempul. Dempul seringkali mengelupas karena
memang penyambungan dilakukan bukan dengan material sejenis. Selain
itu bahan kayu mudah sekali terbakar. Secara umum pembangunan
kapal kayu dilakukan secara tradisional dan tidak mengikuti
ketentuan dalam Biro Klasifikasi.
B.
Classed/Un-classed Vessel
Pengertian classed adalah bahwa kapal
terdaftar di biro klasifikasi dan tentunya harus memenuhi segala ketentuan
yang disyaratkan oleh biro klasifikasi tersebut. Kapal- kapal
unclassed biasanya hanya terdaftar di Syahbandar pelabuhan kapal
tersebut.
Ada banyak bagian kapal yang dapat
diklas dan menerima sertifikat namun dua sertifikat utama adalah sertifikat
Rangka Kapal dan sertifikat Mesin. Agar Was tetap terjaga
(maintained) maka kapal harus melaksanakan beberapa jenis
survey. Usia sertifikat klas adalah lima tahun.
Secara garis besar survey terbagi atas survey
tahunan, survey antara dan survey pembaharuan klas. Umumnya kapal
yang diklas memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan
kapal unclassed.
Setiap kali kapal di survey maka biasanya
inspector akan memberikan rekomendasi dan due date
pelaksanaan rekomendasi tersebut. Sertifikat kapal akan
ditunda (suspended) kalau rekomendasi tidak dilakukan sampai pada
tanggal due date.
C. Built Year and Rebuilt Year of Vessel
Tahun
pembangunan dihitung sejak lunas kapal (keel) di pasang. Kapal juga
dapat mengalami perbaikan secara besar-besaran baik mesin maupun rangkanya.
Seringkali aktifitas ini disebut sebagai Rebuilt atau
Refitted.
Seringkali
yang sering dilakukan pada kegiatan ini hanyalah mengganti pelat yang sudah menipis
dan agar mendapatkan biaya yang murah hanya pelat yang benar-benar sudah rusak
saja yang diganti.
Kecuali underwriter tahu dan mengerti sekali
detail perubahan pada kapal yang bersangkutan maka sebaiknya
underwriters mengambil tahun peletakan lunas sebagai patokan usia (year of built) dan
bukan rebuilt years. Alasannya sederhana saja yaitu tidak semua bagian kapal
dapat diganti dengan yang baru. Lunas dan banyak bagian rangka kapal tidak
akan pernah bisa diganti dengan yang baru. Padahal bagian ini
justru berperan sangat besar pada integritas struktur kapal.
Hal yang sama terjadi pada mesin, ada banyak tipe mesin yang
tidak bisa diganti karena memang tidak diproduksi lagi oleh pembuatnya.
Kapal-kapal tua pada umumnya akan memiliki
risiko lebih tinggi dalam menghadapi bahaya laut pada saat pelayaran
dibandingkan kapal-kapal baru atau yang berusia muda.
D.
Tonnage of Vessel
Yang dimaksud dengan Tonnage di sini buka
ukuran berat tapi merupakan ukuran volume. Yang menjadi acuan
untuk tonnage kapal adalah GT (Gross Tonage) yang merupakan
volume kotor kapal dan NT (Nett Tonnage) merupakan volume bersih kapal.
Gross Tonnage adalah total volume kapal.
Termasuk di dalamnya ruangan untuk kepentingan bahan
bakar, awak kapal dan mesin kapal. Nett Tonnage adalah total volume
yang bisa dimuati kargo sehingga merupakan bagian yang dapat
menghasilkan uang tambang. Itu juga sebabnya mengapa hampir semua perhitungan
dengan uang tambang selalu berhubungan dengan Gross atau Nett
Tonnage.
Kapal yang memiliki tonnage kecil relatif akan
berisiko tinggi dalam menghadapi cuaca buruk dan bahaya laut lain
ketika berlayar dibandingkan dengan kapal yang memiliki tonnage
yang cukup besar.
E. Sistem Penggerak Kapal
Pada awalnya sistem penggerak kapal adalah
mesin uap. Namun saat ini paling tidak ada tiga jenis tipe mesin
yang digunakan oleh kapal : Mesin Diesel, Mesin Diesel-Electric
dan Gas Turbin. Mesin diesel sendiri terbagi atas Slow
Speed, Medium Speed dan High Speed.
Mesin Diesel Low Speed biasanya besar dalam
ukuran sehingga perbaikan yang membutuhkan mesin dipindah akan
menjadi sangat mahal. Namun mesin jenis ini biasanya sangat
dapat diandalkan dan ekonomis biasa operasinya. Kapal-kapal Tanker yang besar
biasanya menggunakan mesin tipe ini.
Hal lain yang harus diperhatikan berkaitan dengan tenaga
penggerak adalah type dan usia mesin.
Beberapa mesin sangat sukar untuk mendapatkan suku cadangnya
di pasaran. Mesin-mesin tertentu juga hanya bisa diperbaiki di galangan kapal
tertentu pula. Semua ini akan menambah biaya yang harus kita
bayarkan kepada tertanggung.
Secara umum kapal-kapal yang bergerak dengan kekuatan
system penggerak sendiri (self ropelled) akan lebih aman dan mudah
diarahkan dalam menghadapi cuaca buruk dibandingkan dengan kapal layar,
tongkang, dan kapal-kapal lain yang tidak memiliki mesin penggerak.
F.
Type of Vessel
Setiap jenis kapal akan memiliki risiko yang
berbeda-beda. Dalam pembangunannya setiap kapal akan memiliki
konstruksi dan peralatan yang spesifik sesuai dengan
kegunaaan/pemakaian kapal tersebut.
MARINE HULL UNDERWRITING GUIDE LINE (PHYSICAL HAZARD)
4/
5
Oleh
sudarno hardjo