Setiap jenis kapal akan memiliki risiko yang
berbeda-beda. Dalam pembangunannya setiap kapal akan memiliki
konstruksi dan peralatan yang spesifik sesuai dengan
kegunaaan/pemakaian kapal tersebut.
Tanker (Crude Oil, Aspalt, Chemical, &
Gas/LNG) Umumnya kapal tanker, khususnya yang membawa bahan
bakar sangat riskan terhadap kebakaran dan ledakan. Walaupun
demikian karena tingkat pencegahannya sangat tinggi maka sangat jarang
kita dengar kecelakaan seperti itu terjadi.Justru
yang banyak terjadi adalah kebakaran atau ledakan pada saat kapal naik dok untuk
perbaikan.
Penyebab utama kejadian ini adalah adanya
sisa-sisa gas dalam tangki pemuatan, pipa-pipa, atau bahkan conferdam
atau tangki lain yang pemah dipakai untuk muat bahan bakar. Sisa gas ini akan segera
bereaksi (dan mungkin akan menimbulkan ledakan) dengan percikan api
yang timbul akibat pengetokan atau pengelasan.
Case: - MT. Salawati terbakar di dok PAL Surabaya dan
- MT. Bumi Sarana tenggelam di laut sekitar Yogya
Timber/Log Carrier
Yang perlu diperhatikan adalah metode pemuatan log ke palka
kapal karena pada umumnya klaim banyak terjadi disebabkan
melemahnya kekuatan dek oleh benturan dan tekanan log-log tersebut. Sehingga
kekuatan dek harus menjadi perhatian serius karena jika kekuatan dek lemah
maka tekanan muatan pada pelat dek dapat membuat dek tersebut robek.
Hal lain adalah sifat log tersebut yang
merupakan penyerap air dan umumnya log penuh kotoran tanah dari hutan
yang belum dibersihkan. Karena sifat ini maka kalau terkena hujan
atau terkena sapuan ombak/air laut, bobot kayu log tersebut dapat meningkat sampai
dua kali lipat sehingga dapat mempengaruhi kestabilan dan daya apung
(buoyancy) kapal. Kotoran log juga akan menyumbat saluran atau pompa air yang akan memperparah
keadaan, maka dianjurkan palka ditutup rapat oleh terpaulin.
Case: - KM. Rimba VI tenggelam di Selat Sunda
-
KM. Santini III kandas di perairan Makassar
Passenger Vessel
Secara umum kapal jenis ini relatif aman
karena menyangkut keselamatan jiwa penumpang. Sesuai ketentuan
SOLAS (Safety of Life At Sea) pada kapal jenis ini biasanya terdapat sistem otomatis
untuk menutup pintu-pintu kedap antar kompartemen. Fungsi sistem
ini adalah Mencegah air masuk memenuhi seluruh kapal.
Klaim Total Loss jarang sekali terjadi
justru sebaliknya klaim partial loss banyak terjadi terutama disebabkan
oleh collision/ contact dengan jetty atau benda-benda tidak
bergerak lainnya. Kapal jenis ini juga sering mengalami kerusakan
pada mesin. Hal ini dapat terjadi karena kapal tersebut selalu
berlayar sehingga mesin terus menerus dioperasikan.
Case: KM. Leuser
tabrakan di perairan Kalimantan
- KM. Kerinci duduk (grounded) perairan Padang
Tug Boat
Umumnya kasus klaim untuk kapal jenis ini banyak terjadi
karena terbelitnya baling-baling (propeller) kapal oleh tali towing atau tali
tarik (hawser). Akibatnya kapal tidak dapat bergerak dan
hanyut mengikuti arah arus dan angin kemudian terdampar. Lebih parah lagi
mungkin kapal tenggelam karena stabilitasnya terganggu akibat tarikan
tersebut
Case: -
TB. Manis 1 tenggelam di perairan Madura
Barge/Tongkang
Sebenarnya
tongkang relatif aman sebagai alat tranportasi laut. Tingginya tingkat keamanan
tongkang karena adanya sekat memanjang dan melintang yang membagi
tongkang menjadi beberapa tangki kecil. Jika tangki ini bocor, tongkang masih cukup
memiliki daya apung (buoyancy).
Kecelakaan
banyak terjadi justru dari Iemahnya kekuatan pelat dek tongkang. Banyak
kecelakaan tongkang bermula dari tertumpunya muatan pada stanchion yang dilas
pada pelat dek. Bagian ini menderita beban sangat berat
sehingga miring keluar dan pelat dek terangkat dan robek
sehingga air masuk ke dalam tangki dan kapal miring.
Jika
memuat kayu log, kemiringan tersebut tidak terlalu berpengaruh
pada tongkang hanya kayu log yang akan jatuh. Jika bermuatan barang-barang
curah, tongkang mungkin saja akan terbalik karena adanya pergeseran muatan
dan titik berat
Case:
BG. Cipta Sarana terguling di perairan Kalimantan
Landing Craft Tangk (LCT),
Landing Craft Machine (LCM)
Resiko utama kapal jenis ini adalah stabilitas.
Sebagai kapal jenis pendarat maka kapal ini selalu dipakai untuk mengangkut
alat-alat berat seperti bulldozer, excavator,crane, dump truck,
dan lain-lain. Kapal sering dipakai untuk memasuki daerah-daerah pedalaman yang
tidak memiliki sarana pelabuhan yang cukup memadai. Dalam beberapa
kasus tenggelam, sumber penyebab kejadian adalah pengikatan (lashing) muatan yang tidak memadai.
Pada saat kapal dihantam ombak dalam perjalanannya, ikatan (lashing) muatan dapat
terlepas dan muatan bergeser, akibatnya stabilitas kapal berubah dan
dapat mengakibatkan kapal terbalik.
Penting untuk memastikan bahwa seluruh Heavy Equipment
atau kendaraan yang diangkut terikat kuat dan tali ikatan dikaitkan ke badan kapal. Pada
beberapa keadaan, kendaraan berat tersebut di las ke badan kapal.
Case: LCT. Manumbar VII terguling di Selat Lombok
Container Vessel
Masalah utama kapal ini adalah stabilitas.
Permasalahan ini terjadi karena stowage factor SF container
kecil. SF adalah ukuran ruangan yang dibutuhkan oleh muatan seberat
1 ton. Dengan kata lain semakin kecil SF semakin banyak volume muatan yang dapat
dimuat. Inilah yang terjadi pada kapal Container. Container bahkan dapat disusun di atas palka
kalau ternyata palka sudah penuh.
Tingginya
susunan kontainer membuat kapal ini relatif tidak stabil.
Pekerjaan menyusun ratusan kontainer di alas kapal adalah
pekerjaan yang rumit. Ada perimbangan antara berat kontainer dan pelabuhan tujuan
dalam menentukan posisi kontainer di atas kapal. Untuk hal ini maka
setiap pemuatan harus diawasi oleh Ahli Muat (Stevedore).
Case: -
KM. Melisa capsize at Tj. Perak
Kapal
Cepat
Kapal
dapat bergerak cepat karena paduan antara sudut dan bentuk
baling-baling dengan kecepatan putar baling-baling. Itu sebabnya
maka pada kapal cepat kerusakan pada sistem pendingin kapal (dapat berupa air
atau oli) akan sering dijumpai.
Kapal
cepat khususnya dengan propulsi water jet sangat berisiko terhadap
terbelitnya impeller pompa dengan tali. Kapal jenis ini harus sebaiknya beroperasi
pada perairan-perairan yang bersih saja.
Konstruksi
kapal cepat yang seringkali terbuat dari Aluminium atau Fibreglass membuat kapal ini
rentan terhadap tabrakan dengan potongan-potongan kayu log yang
mengambang bebas di laut.
Ro Ro Ferry (Roll On-Roll Off)
Masalah utama risiko yang mungkin terjadi pada
kapal tipe ini adalah masuknya air laut melalui bow visor
di haluan yang jaraknya dengan permukaan air tidak tertalu tinggi. Karena
ombak tinggi banyak air yang masuk ke main dek, seharusnya air
tersebut dapat dibuang dengan sendirinya melalui lubang buangan di sisi sisi kapal
(freeing port) tetapi karena air yang masuk terlalu banyak
maka karena adanya efek free surface, air akan berkumpul
di sisi kapal, sehingga dapat mengganggu stabilitas kapal.
Selain itu klaim banyak terjadi bersifat partial loss
yang bersumber dari kerusakan mesin.
Beberapa kasus terkahir yang menyangkut kapal
Ro-Ro menunjukkan bahwa pergeseran muatan Heavy Equipment
HE yang di bawa sangat mempengaruhi stabilitas kapal. Dalam banyak kesempatan HE
yang dibawa tidak diikat dengan balk ke cincin-cincin yang biasanya
ada pada dek kapal.
Risiko lain dari pengoperasian kapal ini di
Indonesia adalah kebakaran. Api dapat timbul dari bahan kimia yang dibawa
oleh kendaraan yang di bawa.
Case: - KMP. Levina I terbakar di perairan Banten
-
KMP. Senopati Nusantara tenggelam di Laut Jawa
General Cargo Vessel
Merupakan kapal jenis pengangkut bermacam-macam type
barang dan dalam berbagai bentuk kemasan (packing) Kapal-kapal jenis ini umumnya
berlayar tidak memiliki rute khusus (trampers).
Kapal yang berlayar degan rule tetap (liner) akan menguntungkan
dari sisi underwriting karena:
1.
ABK lebih mengusai daerah pelayaran yang dilewati
2.
Kapal memiliki line schedule tetap sehingga owner/management akan memiliki
schedule 7
perawatan
kapal yang pasti
3.
Sesungguhnya ABK lebih menyukai berlayar liner
4.
Biasanya liner mempunyai pasar cargo yang pasti sehingga akan sibuk terus sepanjang
tahun
Kapal ini secara garis besar dibagi menjadi beberapa
ruangan. Ruangan kargo lazimnya disebut palka. Palka harus
memiliki ventilasi yang balk dengan system Gooseneck atau
dengan menggunakan kompresor.
Dalam ketentuan BKI kapal ini diharuskan memiliki alas dek
ganda (double bottom plate). Dek dengan tipe ini akan menguntungkan
karena bila kapal kandas makakargo akan tetap selamat. Fungsi lain dek ini
adalah untuk tempat menyimpan bahan bakar serta ballast
tidak tetap.
Kapal ini banyak sekali ditawarkan di pasar asuransi maupun
reasuransi, tetapi yang perlu diperhatikan adalah kebanyakan kapal-kapal yang
dioperasikan adalah kapal bekas (second) yang dibeli dari Japan, Korea
maupun Germany dengan usia kapal diatas 15 tahun.
Sport
Vessel
Yang
dapat digolongkan dalam jenis ini adalah Yacht dan Speed Boat. Kapal digunakan untuk kesenangan
pribadi di lautan. Kapal jenis ini pada umumnya berkonstruksi dari
fiberglass atau kayu dengan kemampuan mesin yang sangat besar
dengan tujuan agar kapal tersebut memiliki kecepatan yang besar.
Kapal-kapal ini dirancang dalam bentuk yang
sangat menarik dan pada umumnya harga pertanggungannya sangat
mahal karena material yang digunakan terutama untuk interior dan
peralatannya dari bahan terbaik. Kapal ini umumnya single deck dan tidak memiliki
double bottom. Mempunyai peralatan navigasi yang sangat baik dan
dapat melakukan manouver dengan radius yang kecil guna
mengimbangi kecepatannya yang tinggi dan pada umumnya stabilitas kapal ini baik.
MARINE HULL UNDERWRITING GUIDE LINE (PHYSICAL HAZARD – TYPE VESSEL))
4/
5
Oleh
sudarno hardjo