Kewajiban-kewajiban seorang agen adalah:
- Mematuhi instruksi dari Principal
- Melatih kepedulian dan keahlian
- Meningkatkan Tanggung Jawab.
- Bertindak berlandaskan niat baik kepada Principal
- Menghitung penerima uang atas nama Principal.
1. KEPATUHAN
Seorang Agen harus mematuhi instruksaki-instruksi
dari Principalnya, yang sesuai hukum, reasonable, dan akan bertanggung jawab
atas kerugian apabila instruksi itu tidak dilaksanakan.
Namun seorang Agen tidak wajib melakukan tindakan
yang melanggar hukum dan tindakan yang sia-sia.
2. KEPEDULIAN DAN KEAHLIAN
Agen harus terus meningkatkan kepedulian dan
keahlian dalam melaksanakan tugasnya sebagai Agen.
Tingkat kepedulian dan keahlian seorang Agen sangat
bergantung pada situasi dan kondisi. Seorang Ahli dan Profesional harus terus
meningkatkan kepeduan dan keahliannya, dimana sangat dibutuhkan dalam
melaksanakan perannya. Orang yang menyatakan dirinya memiliki banyak keahlian
apabila ia mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahannya. Contoh Chaudhry vs
Prabakar (1988), seorang pakar mobil sangat antusias menyarankan temannya untuk
membeli mobil bekas, yang ternyata tidak layak menurut asuransi. Dia sudah
bertindak sebagai Agen bagi temannya dengan menyarankan membeli mobil bekas,
namun ia tidak menunjukan kepedulian dan keahliannya.
3. PERSONAL
PERFORMANCE.
Secara umum, seorang Agen tidak boleh
mendelegasikan kewajibannya kepada “Sub Agen”.
Namun pendelegasian tersebut dapat diperkenankan
bila :
- Principal
secara tegas mengijinkan Agen untuk mendelegasikan seluruh atau sebagian
kewajibannya.
- Tugas-tugas
yang didelegasikan hanya besifat klerikal dan kewajiban administrative kepada
karyawannya.
- Pendelegasian
tersebut berkaitan dengan layanan masyarakat.
- Pendelegasian itu suatu hal yang
sangat dibutuhkan.
Pada suatu pendelegasian, Sub Agen bertindak atas
nama Agen, bukan Principal. Sehingga Agen harus memberikan ganti rugi atas
kesalahan-kesalahan Sub Agen dan juga harus bertanggung jawab atas pembayaran
Sub Agen.
Hubungan antara Agen dan Principal berdasarkan
Kepercayaan, dan berarti harus dilandasi Niat Baik. Agen tidak boleh mempunyai
konflik interest dengan Principalnya. Apabila ada masalah, itu harus dsampaikan
kepada Principalnya. Ini berarti tidak perlu ada transakasi jual-beli antara
Agen dengan Principal sejauh segala sesuatunya sudah jelas.
Contoh Lucifero vs. Castel (1887), Principal
memerintahkan Agen untuk mencari dan membeli yacht untuknya. Agen menemukan
yacht yang dibutuhkan, selanjutnya membelinya untuk kepentingannya. Lalu
menjualnya kembali kepada Principal dengan harga yang lebih tinggi. Pengadilan
memutuskan bahwa Principal hanya diwajibkan membayar yacht tersebut sesuai
harga beli Si Agen.
Dalam melaksanakan kewajiban niat baik ini seorang
Agen harus memiliki keterbukaan (baik ditanya, maupun tidak). Tidak hanya
masalah yang harus disampaikan, namun segala sesuatu yang mempengaruhi posisi
Principal. Contoh, Keppel vs. Wheeler (1927), dimana seorang agent real estate,
diminta menjual rumah Principalnya, yang belakangan dapat setuju pada penawaran
£6,150 dan tidak memberitahukan penawaran sebenarnya £6,750. Penjual menanggung kerugian sebesar £600 dan
Agen real estate tersebut, yaitu selisih dari dua penawaran tersebut.
Umumnya Agen tidak boleh bertindak pada dua pihak
yang melakukan transaksi. Namun di Bab 9, bisnis asuransi menyampaikan sebuah
contoh yang tidak umum dimana lazimnya Agen, dalam waktu yang berbeda bertindak
mewakili kedua pihak pembeli dan penjual.
Agen tidak diperkenankan memperoleh keuntungan yang
terselebung atas fungsi agencynya.Contoh Hippisley vs. Knee Brothers (1905),
seorang Agen perikianan memperoleh diskon dan printers, yang seharusnya dia
sampaikan ke Principal. Dia membebani harga normal dan diskon buat dirinya
sendiri. Lucifero vs. Castel diatas, juga menggambarkansuatu keuntungan
terselubung. Berdasankan prinsip yang sama bahwa seorang Agen tidak
diperkenankan memperoleh komisi dari kedua belah pihak tanpa pemberitahuan
terlebih dulu.
Kadangkala pihak ketiga menyuruh seseorang
bertindak sebagai agen untuk menyampaikan suatu pembayaran atau gift atau
pendekatan kepada Agen-Agen. Apabila Agen menerima pembayaran atau gift
tersebut, maka disebut suap. Dengan menerima suap oleh Agen, maka Principal
dapat memecat Agen tersebut, menagih suap tersebut dan Agen atau Pihak Ketiga
(atau mungkin nilai kerugian yang lebih besar), membatalkan semua komisi dan
semua kontrak sehubungan dengan kasus tersebut. Agen dan Penyuap juga
dinyatakan sebagai persekongkolan criminal dalam hasus ini.
Perlu diperhatikan, bahwa meskipun Agen wajib
memberitahukan segala sesuatu ke Principal, Agen harus tetap menjaga
kerahasiaan informasi sehubungan dengan kerja Agen itu sendiri.
5. MENGHITUNG PEMBAYARAN
Seorang Agen harus menghitung semua pembayaran yang
diterima oleh Principal sesuai dengan konteks tugas Agency. Keuangan dan
property antara Agen dan Principal harus tetap terpisah
6. TINDAKAN ATAS PELANGGARAN KEWAJIBAN
Beberapa tindakan yang dapat diambil oleh Principal
jika seorang Agen gagal dalam menjalankan kewajibannya. Contohnya Principal
dapat :
- Menuntut
Agen secara hukum atas kerugian akibat pelanggaran kontrak.
- Pada
kasus tertentu, menuntut Agen atas kelalaian (contoh : Agen lupa mengembalikan
property Principal).
- Untuk
pelanggaran berat (seperti menerima suap, yang digambarkan di atas), memecat
Agen tanpa pemberitahuan terlebih dulu dan tanpa kompensasi apapun.
- Menuntut
Agen (atau Penyuap) untuk menggantikan suap yang sudah diberikan ke Agen
- Jika
pelanggaran tersebut berupa penipuan, maka kontrak-kontrak yang dibuat melalui
Agen tersebut dibatalkan, berikut juga komisinya.
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN SEORANG AGEN
4/
5
Oleh
sudarno hardjo