Thursday 30 March 2017

KEWAJIBAN-KEWAJIBAN SEORANG AGEN

Kewajiban-kewajiban seorang agen adalah:
- Mematuhi instruksi dari Principal
- Melatih kepedulian dan keahlian
- Meningkatkan Tanggung Jawab.
- Bertindak berlandaskan niat baik kepada Principal
- Menghitung penerima uang atas nama Principal.

1. KEPATUHAN
Seorang Agen harus mematuhi instruksaki-instruksi dari Principalnya, yang sesuai hukum, reasonable, dan akan bertanggung jawab atas kerugian apabila instruksi itu tidak dilaksanakan.

Namun seorang Agen tidak wajib melakukan tindakan yang melanggar hukum dan tindakan yang sia-sia.

2. KEPEDULIAN DAN KEAHLIAN
Agen harus terus meningkatkan kepedulian dan keahlian dalam melaksanakan tugasnya sebagai Agen.

Tingkat kepedulian dan keahlian seorang Agen sangat bergantung pada situasi dan kondisi. Seorang Ahli dan Profesional harus terus meningkatkan kepeduan dan keahliannya, dimana sangat dibutuhkan dalam melaksanakan perannya. Orang yang menyatakan dirinya memiliki banyak keahlian apabila ia mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahannya. Contoh Chaudhry vs Prabakar (1988), seorang pakar mobil sangat antusias menyarankan temannya untuk membeli mobil bekas, yang ternyata tidak layak menurut asuransi. Dia sudah bertindak sebagai Agen bagi temannya dengan menyarankan membeli mobil bekas, namun ia tidak menunjukan kepedulian dan keahliannya.

3.            PERSONAL PERFORMANCE.
Secara umum, seorang Agen tidak boleh mendelegasikan kewajibannya kepada “Sub Agen”.
Namun pendelegasian tersebut dapat diperkenankan bila :
-              Principal secara tegas mengijinkan Agen untuk mendelegasikan seluruh atau sebagian kewajibannya.
-              Tugas-tugas yang didelegasikan hanya besifat klerikal dan kewajiban administrative kepada karyawannya.
-              Pendelegasian tersebut berkaitan dengan layanan masyarakat.
-              Pendelegasian itu suatu hal yang sangat dibutuhkan.

Pada suatu pendelegasian, Sub Agen bertindak atas nama Agen, bukan Principal. Sehingga Agen harus memberikan ganti rugi atas kesalahan-kesalahan Sub Agen dan juga harus bertanggung jawab atas pembayaran Sub Agen.

Hubungan antara Agen dan Principal berdasarkan Kepercayaan, dan berarti harus dilandasi Niat Baik. Agen tidak boleh mempunyai konflik interest dengan Principalnya. Apabila ada masalah, itu harus dsampaikan kepada Principalnya. Ini berarti tidak perlu ada transakasi jual-beli antara Agen dengan Principal sejauh segala sesuatunya sudah jelas.

Contoh Lucifero vs. Castel (1887), Principal memerintahkan Agen untuk mencari dan membeli yacht untuknya. Agen menemukan yacht yang dibutuhkan, selanjutnya membelinya untuk kepentingannya. Lalu menjualnya kembali kepada Principal dengan harga yang lebih tinggi. Pengadilan memutuskan bahwa Principal hanya diwajibkan membayar yacht tersebut sesuai harga beli Si Agen.

Dalam melaksanakan kewajiban niat baik ini seorang Agen harus memiliki keterbukaan (baik ditanya, maupun tidak). Tidak hanya masalah yang harus disampaikan, namun segala sesuatu yang mempengaruhi posisi Principal. Contoh, Keppel vs. Wheeler (1927), dimana seorang agent real estate, diminta menjual rumah Principalnya, yang belakangan dapat setuju pada penawaran £6,150 dan tidak memberitahukan penawaran sebenarnya £6,750.  Penjual menanggung kerugian sebesar £600 dan Agen real estate tersebut, yaitu selisih dari dua penawaran tersebut.

Umumnya Agen tidak boleh bertindak pada dua pihak yang melakukan transaksi. Namun di Bab 9, bisnis asuransi menyampaikan sebuah contoh yang tidak umum dimana lazimnya Agen, dalam waktu yang berbeda bertindak mewakili kedua pihak pembeli dan penjual.

Agen tidak diperkenankan memperoleh keuntungan yang terselebung atas fungsi agencynya.Contoh Hippisley vs. Knee Brothers (1905), seorang Agen perikianan memperoleh diskon dan printers, yang seharusnya dia sampaikan ke Principal. Dia membebani harga normal dan diskon buat dirinya sendiri. Lucifero vs. Castel diatas, juga menggambarkansuatu keuntungan terselubung. Berdasankan prinsip yang sama bahwa seorang Agen tidak diperkenankan memperoleh komisi dari kedua belah pihak tanpa pemberitahuan terlebih dulu.

Kadangkala pihak ketiga menyuruh seseorang bertindak sebagai agen untuk menyampaikan suatu pembayaran atau gift atau pendekatan kepada Agen-Agen. Apabila Agen menerima pembayaran atau gift tersebut, maka disebut suap. Dengan menerima suap oleh Agen, maka Principal dapat memecat Agen tersebut, menagih suap tersebut dan Agen atau Pihak Ketiga (atau mungkin nilai kerugian yang lebih besar), membatalkan semua komisi dan semua kontrak sehubungan dengan kasus tersebut. Agen dan Penyuap juga dinyatakan sebagai persekongkolan criminal dalam hasus ini.
 Perlu diperhatikan, bahwa meskipun Agen wajib memberitahukan segala sesuatu ke Principal, Agen harus tetap menjaga kerahasiaan informasi sehubungan dengan kerja Agen itu sendiri.

5. MENGHITUNG PEMBAYARAN
Seorang Agen harus menghitung semua pembayaran yang diterima oleh Principal sesuai dengan konteks tugas Agency. Keuangan dan property antara Agen dan Principal harus tetap terpisah

6. TINDAKAN ATAS PELANGGARAN KEWAJIBAN
Beberapa tindakan yang dapat diambil oleh Principal jika seorang Agen gagal dalam menjalankan kewajibannya. Contohnya Principal dapat :
-              Menuntut Agen secara hukum atas kerugian akibat pelanggaran kontrak.
-              Pada kasus tertentu, menuntut Agen atas kelalaian (contoh : Agen lupa mengembalikan property Principal).
-              Untuk pelanggaran berat (seperti menerima suap, yang digambarkan di atas), memecat Agen tanpa pemberitahuan terlebih dulu dan tanpa kompensasi apapun.
-              Menuntut Agen (atau Penyuap) untuk menggantikan suap yang sudah diberikan ke Agen
-              Jika pelanggaran tersebut berupa penipuan, maka kontrak-kontrak yang dibuat melalui Agen tersebut dibatalkan, berikut juga komisinya.

Related Posts

KEWAJIBAN-KEWAJIBAN SEORANG AGEN
4/ 5
Oleh