Monday, 3 April 2017

BERAKHIRNYA SUATU AGEN

Terdapat beberapa cara yang menyebabkan keagenan berakhir, dikarenakan:

Perjanjian antar pihak.
Hanya keagenan yang melalui suatu perjanjian yang dapat diselesaikan dengan perjanjian, jika kedua belah pihak sepakat untuk mengakhirinya.

Performance (tugas/penampilan)
Jika seorang agen ditugaskan untuk melakukan sebagian tanggung jawab. Seperti mengamankan pembeli sebuah rumah, agen tersebut tidak memiliki wewenang yang lebih jauh, sesaat setelah tugasnya selesai dilaksanakan dan keagenan selesai.

Lapse of time (periode kontrak)
Disaat suatu keagenan dibentuk untuk periode tertentu (misalnya setahun) maka kontrak
akan berakhir setelah batas waktunya.

Withdrawal of authority (Menarik kembali wewenang)
Secara umum, sewaktu-waktu principal dapat menarik kembali wewenang agen. Namun ini dapat menyalahi kontrak dalam beberapa hal, dimana agen ditunjuk melalui perjanjian keagenan dan periodenya jelas dinyatakan dan akan salah bila pembatalan tanpa pemberitahuan. Agen tidak dapat memaksakan principal untuk mengakuinya melalui kontrak, sebab personal sevice umumnya tidak dapat dipaksakan. Namun agen dapat mengajukan kerugian-kerugian kepada principal.

Pada beberapa kasus, wewenang agen tidak dapat ditarik kembali. Berdasarkan s.4 Power of Attorney Act 1971, sebuah kekuatan pengacara tidak dapat ditarik kembali tanpa kesadaran dari penerima wewenang (seperti agen), atau oleh kematian, kegilaan, atau kebangkrutan.

Hal yang sama juga, bahwa keagenan terkait dengan suatu kepentingan tidak dapat ditarik kembali. Sebagai contoh, Raleigh vs. Atkinson (1840), pada prakteknya, dari waktu ke waktu, seorang agen menghasilkan uang kepada principalnya, dan principal mempercayakan barang-barang kepada agen untuk dijual dimana itu akan habis terjual oleh agen.

Agen akan memperoleh hasil terus meningkat bagi dirinya sendiri karena membebaskan principal dari proses. Ini berarti bahwa keagenan mengandung kepentingan sehingga tidak dapat dibatalkan. Dan juga wewenang agent tidak dapat berakhir disebabkan oleh bangkrut, kematian dan kegilaan, dari principal. Perlu dicatat bahwa seorang agen tidak cukup hanya memiliki sebuah wewenang dan sebuah kepentingan, tetapi wewenang yang diberikan harus dapat melindungi kepentingan-kepentingannya

Renunciation by Agent (penolakan oleh agen)
Umumnya hanya principal yang dapat menarik kembali wewenang seorang agen akibat dari agen tersebut mengabaikan kewajibannya. Dalam hal melanggar kontrak, agen harus bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh principal.

Death of either principal or agen (kematian baik Principal maupun Agen)
Kematian principal dan agen dapat menyebabkan berakhirnya keagenan.

Bankruptcy (Kebangkrutan)
Kebangkrutan principal dapat mengakhiri hubungan keagenan secara otomatis. Namun kebangkrutan agen mengakhiri keagenan saja, dan melindungi agen dari menjalankan kewajiban-kewajibannya.

Insanity (Kegilaan/Kehilangan kesadaran)
Kehilangan kesadaran principal dapat mengakhiri keagenan jika itu merubah mereka incapable dalam pelaksanaan kontrak atau transaksi yang dibuat oleh keagenan. Jika agen menjadi kehilangan kesadaran, keagenan akan berakhir, karena agen tidak mampu melaksanakan kewajiban-kewajibannya.

Frustration (Frustasi)
Secara umum, frustasi dibahas pada Bab 4. Frustasi pada suatu kontrak keagenan dapat timbul melalui beberapa cara. Sebagai contoh, Hal utama dan keagenan (misalnya rumah yang terjual) kemungkinan akan dihancurkan, atau kewajiban dan agen sulit untuk terpenuhi, melanggar hukum, dan sia-sia. Begitu juga, sebuah agency akan frustasi bila menjadi musuh atau wabah penyakit bagi pihak lain, sehingga keberadaan agency tidak menguntungkan.

l. DAMPAK BERAKHIRNYA KEAGENAN
Akhirnya harus mempertimbangkan, bagaimana hubungan antara pihak-pihak terpengaruh disaat suatu keagenan berakhir. Pertama dampak berakhirnya keagenan terhadap principal dan agen, kemudian kedua bagaimana dampak itu terhadap pihak ketiga.

IA. TERMINATION AS REGARDS PRINCIPAL DAN AGENT
Tidak semua konsekwensi yang terdapat dalam hubungan principal/agen berhenti seketika pada saat keagenan berhenti. Sebagai contoh jika pada saat berakhir, agen masih mempunyai hak atas komisi dan hak indemnity atas biaya-biaya yang timbul sebelumnya. ltu masih merupakan hak-hak agen. Sama halnya, jika seorang agent memiliki kesalahan atas sebuah pelanggaran kewajiban, dan menghindar dari pelanggaran yang dilakukannya, yang mengakibatkan keagenan berakhir, Hak Principal untuk menuntut secara hukum atas pelanggaran tersebut (mungkin kerugian) masih ada

IB .TERMINATION AS REGARDS THE THIRD PARTY
Seperti yang sudah dibahas bahwa penarikan kembali atas wewenang yang dilakukan principal dapat membebaskan agen dari actual authority, tetapi tidak mencabut apparent or
ostensible authority. Jika principal sudah melepaskan kewenangan agen, principal berkewajiban memberitahukan pihak ketiga sampai pihak ketiga menyatakan bahwa keagenan berakhir dan pihak ketiga menyadari betul tanpa ada kecurigaan lagi.

Selain daripada itu, disaat termination tenjadi secara sukarela, baik oleh kematian atau kegilaan principal, wewenang agen dapat berakhir secara otomatis, terlepas apakah pihak ketiga sadar atau menjadi sadar atas kondisi ini. Kasus Yonge vs. Toynbee, menggambarkan, wewenang agen berakhir otomatis akibat kegilaan dari principal. Dalam hal ini pihak ketiga sangat memahami kondisi principal dan hanya dapat menuntut secara hukum Si agen karena melanggar warranty of authority.

Related Posts

BERAKHIRNYA SUATU AGEN
4/ 5
Oleh