Asuransi jiwa merupakan unsur lain dalam aset dengan manfaat
yang tidak terdapat pada aset-aset lain seperti rumah, kendaraan, dana pensiun,
atau investasi keuangan.
Dengan asuransi jiwa, perlindungan finansial akan diperoleh pemegang polis terhadap risiko meninggal dunia. Sehingga, keluarga yang ditinggalkan akan menerima sejumlah uang yang mana dapat digunakan sebagai biaya hidup ketika pencari nafkah sudah tidak ada.
Sebenarnya, setiap orang yang menjadi kepala keluarga membutuhkan asuransi jiwa. Selain memberi manfaat perlindungan terhadap kerugian finansial yang disebabkan oleh risiko meninggal dunia, asuransi jiwa akan mendukung rencana keuangan untuk hari tua yang bahagia dan sejahtera.
Ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan ketika kita ingin menghitung uang pertanggungan asuransi jiwa, antara lain:
1. Nilai Ekonomis
Nilai ekonomis seseorang merupakan suatu nilai di mana hasil pendapatan setahun orang tersebut dirata-ratakan dalam setiap bulan. Atau bagi seorang pekerja, nilai ekonomis dihitung dari jumlah gaji bersih bulanan yang dibawa pulang ke rumah.
2. Tanggungan Keluarga
Ada individu selain diri Anda yang sangat bergantung dengan nilai ekonomis tersebut, contohnya istri/suami, anak, orangtua, kakak/adik.
3. Utang Personal
Utang personal merupakan sangkutan dana dengan orang atau pihak lain dalam suatu aktivitas bisnis yang tidak memiliki asuransi jiwa. Misalnya, pinjaman di luar utang bank atau lembaga pembiayaan yang tidak menyertakan asuransi jiwa di dalamnya.
Cara Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa
Terdapat tiga metode yang bisa digunakan dalam menghitung nilai uang pertanggungan asuransi jiwa, antara lain:
1. Metoda Human Life Value
2. Metoda Income Based Value
3. Metoda Financial Needs Based Value
Namun, sebelum kami berikan penjelasan tentang ketiga metode tersebut akan lebih mudah bila kita menggunakan contoh kasus di bawah ini:
Seorang kepala keluarga berusia 35 tahun mempunyai penghasilan bersih tiap bulannya sebesar Rp 5 juta. Istri seorang ibu rumah tangga dan mereka memiliki 1 orang anak berusia 9 tahun.
Dari kondisi tersebut, kita akan menghitung nilai uang pertanggungan apabila sang ayah mengalami risiko meninggal dunia dengan ketiga metode berikut ini:
Dengan asuransi jiwa, perlindungan finansial akan diperoleh pemegang polis terhadap risiko meninggal dunia. Sehingga, keluarga yang ditinggalkan akan menerima sejumlah uang yang mana dapat digunakan sebagai biaya hidup ketika pencari nafkah sudah tidak ada.
Sebenarnya, setiap orang yang menjadi kepala keluarga membutuhkan asuransi jiwa. Selain memberi manfaat perlindungan terhadap kerugian finansial yang disebabkan oleh risiko meninggal dunia, asuransi jiwa akan mendukung rencana keuangan untuk hari tua yang bahagia dan sejahtera.
Ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan ketika kita ingin menghitung uang pertanggungan asuransi jiwa, antara lain:
1. Nilai Ekonomis
Nilai ekonomis seseorang merupakan suatu nilai di mana hasil pendapatan setahun orang tersebut dirata-ratakan dalam setiap bulan. Atau bagi seorang pekerja, nilai ekonomis dihitung dari jumlah gaji bersih bulanan yang dibawa pulang ke rumah.
2. Tanggungan Keluarga
Ada individu selain diri Anda yang sangat bergantung dengan nilai ekonomis tersebut, contohnya istri/suami, anak, orangtua, kakak/adik.
3. Utang Personal
Utang personal merupakan sangkutan dana dengan orang atau pihak lain dalam suatu aktivitas bisnis yang tidak memiliki asuransi jiwa. Misalnya, pinjaman di luar utang bank atau lembaga pembiayaan yang tidak menyertakan asuransi jiwa di dalamnya.
Cara Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa
Terdapat tiga metode yang bisa digunakan dalam menghitung nilai uang pertanggungan asuransi jiwa, antara lain:
1. Metoda Human Life Value
2. Metoda Income Based Value
3. Metoda Financial Needs Based Value
Namun, sebelum kami berikan penjelasan tentang ketiga metode tersebut akan lebih mudah bila kita menggunakan contoh kasus di bawah ini:
Seorang kepala keluarga berusia 35 tahun mempunyai penghasilan bersih tiap bulannya sebesar Rp 5 juta. Istri seorang ibu rumah tangga dan mereka memiliki 1 orang anak berusia 9 tahun.
Dari kondisi tersebut, kita akan menghitung nilai uang pertanggungan apabila sang ayah mengalami risiko meninggal dunia dengan ketiga metode berikut ini:
1.
Metode Human Life Value
2.
1. Metode
Human Life Value
3.
Metode ini menghitung uang
pertanggungan mutlak berdasarkan pendapatan bulanan dikali dengan lama dana
tersedia untuk menopang hidup. Metode penghitungan ini digunakan tanpa
memperhatikan faktor bunga dan pertumbuhan dana bila uang pertanggungan
disimpan dalam produk perbankan.
Cara penghitungan:
Rp 5.000.000 x 12 x 5 = Rp 300.000.000
Dari penghitungan di atas, bila setiap bulannya ditetapkan Rp 5 juta sebagai biaya penopang hidup, maka akan bertahan selama 5 tahun (tanpa adanya penghitungan bunga atau pertumbuhan dana).
2. Metode Income Based Value
Metode ini menghitung uang pertanggungan dengan memasukkan unsur bunga atau return apabila uang pertanggungan yang diterima disimpan dalam produk perbankan.
Cara penghitungan:
(Rp 5.000.000 x 12) / 6% = Rp 1 miliar.
Penghitungan di atas memasukkan unsur investasi sebesar 6% dengan pendapatan yang bersifat tetap. Hal ini berlaku bila uang pertanggungan yang diterima ditempatkan pada instrumen investasi seperti ORI (Obligasi Ritel Indonesia), atau Reksadana pendapatan tetap, terkecuali deposito.
Secara historis, kinerja yang dimiliki ada pada kisara 6-8 persen selama setahun. Jadi, uang pertanggungan sebesar Rp 1 miliar akan dapat menghasilkan pendapatan Rp 5 juta di setiap bulannya.
3. Metode Financial Needs Based Value
Metode ini menggunakan prinsip bahwa besar uang pertanggungan memiliki kisaran minimal sama dengan besarnya uang kebutuhan tertentu di masa sekarang (present value) dikali dengan 150%. Sedangkan nilai uang pertanggungan maksimal ialah sebesar nilai uang di masa mendatang (future value) dikali dengan 80 persen.
Metode financial needs based value mutlak dikombinasikan dengan investasi yang dilakukan untuk mencapai kebutuhan keuangan di masa mendatang dari kebutuhan keuangan tersebut. Metode ini juga biasanya dipakai bagi mereka yang memiliki pendapatan bulanan yang relatif besar.
Metode ini tidak hanya memberikan pertanggungan untuk biaya menopang hidup saja, tapi juga memproteksi biaya pendidikan anak ketika sang ayah meninggal.
Cara penghitungan:
Misalkan biaya pendidikan universitas sekarang ini berkisar Rp 200 juta, jika perkiraan kenaikan sebesar 12 persen setiap tahunnya, maka biaya pendidikan pada 9 tahun mendatang adalah sekitar Rp 550 juta.
Cara penghitungan:
Rp 5.000.000 x 12 x 5 = Rp 300.000.000
Dari penghitungan di atas, bila setiap bulannya ditetapkan Rp 5 juta sebagai biaya penopang hidup, maka akan bertahan selama 5 tahun (tanpa adanya penghitungan bunga atau pertumbuhan dana).
2. Metode Income Based Value
Metode ini menghitung uang pertanggungan dengan memasukkan unsur bunga atau return apabila uang pertanggungan yang diterima disimpan dalam produk perbankan.
Cara penghitungan:
(Rp 5.000.000 x 12) / 6% = Rp 1 miliar.
Penghitungan di atas memasukkan unsur investasi sebesar 6% dengan pendapatan yang bersifat tetap. Hal ini berlaku bila uang pertanggungan yang diterima ditempatkan pada instrumen investasi seperti ORI (Obligasi Ritel Indonesia), atau Reksadana pendapatan tetap, terkecuali deposito.
Secara historis, kinerja yang dimiliki ada pada kisara 6-8 persen selama setahun. Jadi, uang pertanggungan sebesar Rp 1 miliar akan dapat menghasilkan pendapatan Rp 5 juta di setiap bulannya.
3. Metode Financial Needs Based Value
Metode ini menggunakan prinsip bahwa besar uang pertanggungan memiliki kisaran minimal sama dengan besarnya uang kebutuhan tertentu di masa sekarang (present value) dikali dengan 150%. Sedangkan nilai uang pertanggungan maksimal ialah sebesar nilai uang di masa mendatang (future value) dikali dengan 80 persen.
Metode financial needs based value mutlak dikombinasikan dengan investasi yang dilakukan untuk mencapai kebutuhan keuangan di masa mendatang dari kebutuhan keuangan tersebut. Metode ini juga biasanya dipakai bagi mereka yang memiliki pendapatan bulanan yang relatif besar.
Metode ini tidak hanya memberikan pertanggungan untuk biaya menopang hidup saja, tapi juga memproteksi biaya pendidikan anak ketika sang ayah meninggal.
Cara penghitungan:
Misalkan biaya pendidikan universitas sekarang ini berkisar Rp 200 juta, jika perkiraan kenaikan sebesar 12 persen setiap tahunnya, maka biaya pendidikan pada 9 tahun mendatang adalah sekitar Rp 550 juta.
Menghitung uang pertanggungan asuransi jiwa secara Akhurat
4/
5
Oleh
sudarno hardjo