Sunday 11 June 2017

MARINE HULL UNDERWRITING GUIDE LINE (PHYSICAL HAZARD – TYPE VESSEL))

Setiap jenis kapal akan memiliki risiko yang berbeda-beda. Dalam pembangunannya setiap kapal akan memiliki konstruksi dan peralatan yang spesifik sesuai dengan kegunaaan/pemakaian kapal tersebut.

Tanker (Crude Oil, Aspalt, Chemical, & Gas/LNG) Umumnya kapal tanker, khususnya yang membawa bahan bakar sangat riskan terhadap kebakaran dan ledakan. Walaupun demikian karena tingkat pencegahannya sangat tinggi maka sangat jarang kita dengar kecelakaan seperti itu terjadi.Justru yang banyak terjadi adalah kebakaran atau ledakan pada saat kapal naik dok untuk perbaikan.

Penyebab utama kejadian ini adalah adanya sisa-sisa gas dalam tangki pemuatan, pipa-pipa, atau bahkan conferdam atau tangki lain yang pemah dipakai untuk muat bahan bakar. Sisa gas ini akan segera bereaksi (dan mungkin akan menimbulkan ledakan) dengan percikan api yang timbul akibat pengetokan atau pengelasan.

Case: - MT. Salawati terbakar di dok PAL Surabaya dan        
- MT. Bumi Sarana tenggelam di laut sekitar Yogya

Timber/Log Carrier
Yang perlu diperhatikan adalah metode pemuatan log ke palka kapal karena pada umumnya klaim banyak terjadi disebabkan melemahnya kekuatan dek oleh benturan dan tekanan log-log tersebut. Sehingga kekuatan dek harus menjadi perhatian serius karena jika kekuatan dek lemah maka tekanan muatan pada pelat dek dapat membuat dek tersebut robek.

Hal lain adalah sifat log tersebut yang merupakan penyerap air dan umumnya log penuh kotoran tanah dari hutan yang belum dibersihkan. Karena sifat ini maka kalau terkena hujan atau terkena sapuan ombak/air laut, bobot kayu log tersebut dapat meningkat sampai dua kali lipat sehingga dapat mempengaruhi kestabilan dan daya apung (buoyancy) kapal. Kotoran log juga akan menyumbat saluran atau pompa air yang akan memperparah keadaan, maka dianjurkan palka ditutup rapat oleh terpaulin.

Case: - KM. Rimba VI tenggelam di Selat Sunda
          - KM. Santini III kandas di perairan Makassar

Passenger Vessel
Secara umum kapal jenis ini relatif aman karena menyangkut keselamatan jiwa penumpang. Sesuai ketentuan SOLAS (Safety of Life At Sea) pada kapal jenis ini biasanya terdapat sistem otomatis untuk menutup pintu-pintu kedap antar kompartemen. Fungsi sistem ini adalah Mencegah air masuk memenuhi seluruh kapal.

Klaim Total Loss jarang sekali terjadi justru sebaliknya klaim partial loss banyak terjadi terutama disebabkan oleh collision/ contact dengan jetty atau benda-benda tidak bergerak lainnya. Kapal jenis ini juga sering mengalami kerusakan pada mesin. Hal ini dapat terjadi karena kapal tersebut selalu berlayar sehingga mesin terus menerus dioperasikan.

Case:  KM. Leuser tabrakan di perairan Kalimantan
- KM. Kerinci duduk (grounded)         perairan Padang

Tug Boat
Umumnya kasus klaim untuk kapal jenis ini banyak terjadi karena terbelitnya baling-baling (propeller) kapal oleh tali towing atau tali tarik (hawser). Akibatnya kapal tidak dapat bergerak dan hanyut mengikuti arah arus dan angin kemudian terdampar. Lebih parah lagi mungkin kapal tenggelam karena stabilitasnya terganggu akibat tarikan tersebut

Case:  - TB. Manis 1 tenggelam di perairan Madura

Barge/Tongkang
Sebenarnya tongkang relatif aman sebagai alat tranportasi laut. Tingginya tingkat keamanan tongkang karena adanya sekat memanjang dan melintang yang membagi tongkang menjadi beberapa tangki kecil. Jika tangki ini bocor, tongkang masih cukup memiliki daya apung (buoyancy).

Kecelakaan banyak terjadi justru dari Iemahnya kekuatan pelat dek tongkang. Banyak kecelakaan tongkang bermula dari tertumpunya muatan pada stanchion yang dilas pada pelat dek. Bagian ini menderita beban sangat berat sehingga miring keluar dan pelat dek terangkat dan robek sehingga air masuk ke dalam tangki dan kapal miring.

Jika memuat kayu log, kemiringan tersebut tidak terlalu berpengaruh pada tongkang hanya kayu log yang akan jatuh. Jika bermuatan barang-barang curah, tongkang mungkin saja akan terbalik karena adanya pergeseran muatan dan titik berat

Case: BG. Cipta Sarana terguling di perairan Kalimantan

Landing Craft Tangk (LCT),
Landing Craft Machine (LCM)
Resiko utama kapal jenis ini adalah stabilitas. Sebagai kapal jenis pendarat maka kapal ini selalu dipakai untuk mengangkut alat-alat berat seperti bulldozer, excavator,crane, dump truck, dan lain-lain. Kapal sering dipakai untuk memasuki daerah-daerah pedalaman yang tidak memiliki sarana pelabuhan yang cukup memadai. Dalam beberapa kasus tenggelam, sumber penyebab kejadian adalah pengikatan (lashing) muatan yang tidak memadai. Pada saat kapal dihantam ombak dalam perjalanannya, ikatan (lashing) muatan dapat terlepas dan muatan bergeser, akibatnya stabilitas kapal berubah dan dapat mengakibatkan kapal terbalik.

Penting untuk memastikan bahwa seluruh Heavy Equipment atau kendaraan yang diangkut terikat kuat dan tali ikatan dikaitkan ke badan kapal. Pada beberapa keadaan, kendaraan berat tersebut di las ke badan kapal.

Case: LCT. Manumbar VII terguling di Selat Lombok

Container Vessel
Masalah utama kapal ini adalah stabilitas. Permasalahan ini terjadi karena stowage factor SF container kecil. SF adalah ukuran ruangan yang dibutuhkan oleh muatan seberat 1 ton. Dengan kata lain semakin kecil SF semakin banyak volume muatan yang dapat dimuat. Inilah yang terjadi pada kapal Container.  Container bahkan dapat disusun di atas palka kalau ternyata palka sudah penuh.

Tingginya susunan kontainer membuat kapal ini relatif tidak stabil. Pekerjaan menyusun ratusan kontainer di alas kapal adalah pekerjaan yang rumit. Ada perimbangan antara berat kontainer dan pelabuhan tujuan dalam menentukan posisi kontainer di atas kapal. Untuk hal ini maka setiap pemuatan harus diawasi oleh Ahli Muat (Stevedore).

Case:  - KM. Melisa capsize at Tj. Perak

Kapal Cepat
Kapal dapat bergerak cepat karena paduan antara sudut dan bentuk baling-baling dengan kecepatan putar baling-baling. Itu sebabnya maka pada kapal cepat kerusakan pada sistem pendingin kapal (dapat berupa air atau oli) akan sering dijumpai.

Kapal cepat khususnya dengan propulsi water jet sangat berisiko terhadap terbelitnya impeller pompa dengan tali. Kapal jenis ini harus sebaiknya beroperasi pada perairan-perairan yang bersih saja.

Konstruksi kapal cepat yang seringkali terbuat dari Aluminium atau Fibreglass membuat kapal ini rentan terhadap tabrakan dengan potongan-potongan kayu log yang mengambang bebas di laut.

Ro   Ro Ferry (Roll On-Roll Off)
Masalah utama risiko yang mungkin terjadi pada kapal tipe ini adalah masuknya air laut melalui bow visor di haluan yang jaraknya dengan permukaan air tidak tertalu tinggi. Karena ombak tinggi banyak air yang masuk ke main dek, seharusnya air tersebut dapat dibuang dengan sendirinya melalui lubang buangan di sisi sisi kapal (freeing port) tetapi karena air yang masuk terlalu banyak maka karena adanya efek free surface, air akan berkumpul di sisi kapal, sehingga dapat mengganggu stabilitas kapal. Selain itu klaim banyak terjadi bersifat partial loss yang bersumber dari kerusakan mesin.

Beberapa kasus terkahir yang menyangkut kapal Ro-Ro menunjukkan bahwa pergeseran muatan Heavy Equipment HE yang di bawa sangat mempengaruhi stabilitas kapal. Dalam banyak kesempatan HE yang dibawa tidak diikat dengan balk ke cincin-cincin yang biasanya ada pada dek kapal.

Risiko lain dari pengoperasian kapal ini di Indonesia adalah kebakaran. Api dapat timbul dari bahan kimia yang dibawa oleh kendaraan yang di bawa.

Case:  - KMP. Levina I terbakar di perairan Banten
- KMP. Senopati Nusantara tenggelam di Laut Jawa

General Cargo Vessel
Merupakan kapal jenis pengangkut bermacam-macam type barang dan dalam berbagai bentuk kemasan (packing) Kapal-kapal jenis ini umumnya berlayar tidak memiliki rute khusus (trampers).

Kapal yang berlayar degan rule tetap (liner) akan menguntungkan dari sisi underwriting karena:

1. ABK lebih mengusai daerah pelayaran yang dilewati
2. Kapal memiliki line schedule tetap sehingga owner/management akan memiliki schedule  7
perawatan kapal yang pasti
3. Sesungguhnya ABK lebih menyukai berlayar liner
4. Biasanya liner mempunyai pasar cargo yang pasti sehingga akan sibuk terus sepanjang tahun

Kapal ini secara garis besar dibagi menjadi beberapa ruangan. Ruangan kargo lazimnya disebut palka. Palka harus memiliki ventilasi yang balk dengan system Gooseneck atau dengan menggunakan kompresor.

Dalam ketentuan BKI kapal ini diharuskan memiliki alas dek ganda (double bottom plate). Dek dengan tipe ini akan menguntungkan karena bila kapal kandas makakargo akan tetap selamat. Fungsi lain dek ini adalah untuk tempat menyimpan bahan bakar serta ballast tidak tetap.

Kapal ini banyak sekali ditawarkan di pasar asuransi maupun reasuransi, tetapi yang perlu diperhatikan adalah kebanyakan kapal-kapal yang dioperasikan adalah kapal bekas (second) yang dibeli dari Japan, Korea maupun Germany dengan usia kapal diatas 15 tahun.

Sport Vessel
Yang dapat digolongkan dalam jenis ini adalah Yacht dan  Speed Boat. Kapal digunakan untuk kesenangan pribadi di lautan. Kapal jenis ini pada umumnya berkonstruksi dari fiberglass atau kayu dengan kemampuan mesin yang sangat besar dengan tujuan agar kapal tersebut memiliki kecepatan yang besar.

Kapal-kapal ini dirancang dalam bentuk yang sangat menarik dan pada umumnya harga pertanggungannya sangat mahal karena material yang digunakan terutama untuk interior dan peralatannya dari bahan terbaik. Kapal ini umumnya single deck dan tidak memiliki double bottom. Mempunyai peralatan navigasi yang sangat baik dan dapat melakukan manouver dengan radius yang kecil guna mengimbangi kecepatannya yang tinggi dan pada umumnya stabilitas kapal ini baik.

Related Posts

MARINE HULL UNDERWRITING GUIDE LINE (PHYSICAL HAZARD – TYPE VESSEL))
4/ 5
Oleh