Monday 6 June 2016

ESTIMATE MAXIMUM LOSS(EML),Probable Maksimum loss(PML)



Pada saat sekarang ini dimana persaingan bisnis Asuransi cukup ketat dipasaran, dan beberapa perusahaan asuransi menjual produknya dibawah rate standard yang cukup signifikan dan mendapatkan hadiah yang menggiurkan,  diantara Perusahaan Asuransi ada yang hanya mengejar pendapatan kotor tanpa memperhitungan keuntungan yang akan diperoleh,  tetapi perusahaan yang  berpikir kedepan maka akan merubah  target tahunan dari pendapatan kotor menjadi pendapatan bersih,  Salah satu trik untuk mensiasati hal tersebut adalah dengan Cara perlindungan yang dipergunakan dalam menentukan estimasi kerugian material akibat kebakaran untuk keperluan reasuransi dan perbaikan resiko. Beberapa cara yang dipergunakan dalam membuat estimasi besarnya kerugian akibat kebakaran adalah :.

 1.        ESTIMATE MAXIMUM LOSS (EML)
-           Perkiraan kerugian maksimum yang timbul pada suatu bangunan karena kebakaran, apabila  peralatan pemadam kebakaran berfungsi dengan baik.
-          Amat dikenal dan sering dipergunakan untuk menghitung kerugian maximum suatu obyek pertanggungan.
-         Sangat penting sehingga perusahaan asuransi dapat mengatur penempatan reasuransi sekaligus mengatur beberapa besarnya OR yang akan di tanggung.
-         Kesalahan dalam menghitung EML akan sangat fatal akibatnya dan ada kemungkinan penanggung akan bangkrut, karena kesalahan dalam penempatan reasuransinya.

2.         POSSIBLE MAXIMUM LOSS (PML)
perkiraan kerugian maximum yang timbul pada suatu bangunan karena kebakaran tanpa ada usaha memadamkan api, (alat-alat pemadam tidak berfungsi / kerugian ini kemungkinan kerugian besar).

3.           NORMAL POSSSIBLE LOSS (NPL)
Perkiraan kerugian normal yang timbul pada suatu bangunan karena kebakaran dan peralatan pemadam kebakaran dan peralatan pemadam kebakaran berfungsi secara otomatis, termasuk petugas pemadam kebakaran berusaha keras memadamkan api, jadi kerugian yang timbul adalah kerugian normal.

Prosedur yang perlu diikuti dalam membuat estimasi kerugian tersebut.
1.        Memperhatikan Masalah Kerugian
           a.        Kerugian-kerugian yang sering terjadi
           b.        Kerugian yang paling besar tanpa berfungsinya alat pemadam.
           c.        Kerugian yang paling besar dengan berfungsinya alat pemadam.
2.        Perils
           Kerugian terbesar karena topan, kebakaran, ledakan, banjir, gempa bumi.
3.        Indentifikasi masing-masing resiko
4.        Resiko kebakaran yang tidak dapat di prediksi
5.        Estimasi dengan tipe resiko
6.         Proteksi resiko paling besar


ESTIMATE MAXIMUM LOSS (EML)
Estimated maximum loss (EML) atas suatu risiko dalam asuransi kebakaran sangat penting untuk diketahui oleh seorang surveyor dalam hal menganalisa risiko

Definisi Estimate Maximum Loss yaitu suatu perkiraan kerugian keuangan yang dapat diderita oleh penanggung atau suatu single risk sebagai akibat dari suatu single fire atau ledakan yang menurut underwriter masih dalam batas-batas kemungkinan, Perkiraan ini mengabaikan kejadian-kejadian yang terjadi secara kebetulan dan catastrope yang mungkin terjadi walaupun tetap memiliki ketidak mungkinan/ ketidak terdugaan yang tinggi, EML digunakan dalam fire and explosion dan material damage saja,

 Faktor –faktor yang harus dipertimbangkan dalam Estimasi kerugian maksimum (EML) misalnya Ukuran, tinggi dan bentuk dari area yang potesial untuk mengalami suatu kebakaran / peledakan. Dengan kata lain, tempat utama yang dapat menimbulkan atau merupakan sumber terjadinya Kebakaran atau Ledakan. Kontruksi dari atap, dinding dan lantai. Adanya pembatas yang mudah terbakar terhadap dinding, atap langit-langit dan partisi  Ada atau tidaknya dari isi bangunan (content of building) yang mudah terbakar. Penggunaan proses dan bahan-bahan yang berbahaya dan tingkat pemisahnya. Risk explosion from any source. Hazard arising from gases or corrosive materials.  Concentration of value within a small area, Standard of management and house keeping

EML selalu merupakan prosentase yang sulit ditentukan dan selalu subjective, Faktor2 yang harus dipertimbangkan adalah sebagai berikut :

1.                   Division of the risk and value involved
Laporan surveyors akan menunjukan bagian2 yang tidak terlindungi ‘unprotected communication’ diantara bangunan2 ( yaitu, bagian2 yang terbuka yang tidak dilindungi oleh pintu tahan api atau pintu penutup ). Dimana pada dinding pelindung api (fire break wall) terdapat pintu tahan api (fire resisting door), sebagian insurer tidak akan menganggap ini sebagai pencegah risiko ( dalam menentukan EML ) dengan alasan bahwa pintu tersebut mungkin tidak tertutup pada saat terjadinya kebakaran, sehingga tidak sesuai dengan fungsinya.
 2.          Konstruksi
Konstruksi merupakan aspek yang sangat penting dalam menjalarnya api. Loss prevention Council menerbitkan tingkatan2 dari konstruksi.

Empat prinsip metode konstruksi  dan dimana EML diperhitungkan adalah :
i.                  Bangunan satu tingkat terbuat dari konstruksi batu-bata/batu dengan atap terbuat dari asbestos bergelombang atau sejenis, digunakan untuk pabrik atau gudang. Apabila tidak terdapat dinding pemisah tahan api maka biasanya EML akan dianggap 100%, keberadaan dari atap atau sangat banyaknya terdapat partisi yang mudah terbakar akan mempengaruhi tingkat penerimaan Underwriter.
ii.             Bangunan bertingkat dengan:
·                     Dinding Batu-bata/batu/beton dan dengan lantai kayu EML-nya biasanya 100%.
·                     Lantai beton, penilaian atas kemungkinan menjalarnya api ke seluruh bangunan tergantung pada tingkat perlindungan atas tangga dan lift. Pada bangunan bertingkat yang konstruksinya cukup baik menurut sudut pandang asuransi, EML-nya dapat dianggap 50 % atau lebih kecil.

iii.              Value at risk’ yang tidak terpisah, sering dijumpai, bahwa walaupun premises sangat baik dilindungi oleh dinding2 tahan api (fire break walls), tertanggung dengan atau tidak dapat memberikan detail atas ‘value at risk’ pada setiap ruang pemisah (compartment), walaupun nilainya mungkin dapat dihitung.Underwriter oleh karena itu akan dipaksa untuk memperkirakan kemungkinan kerugian atas menjalarnya api.

iv.                 Gambaran konstruksi bagian dalam, khususnya atap yang mudah terbakar dan partisi.

3.          Okupansi
Proses yang berbahaya (hazardous), atau banyak-nya sampah mudah terbakar api yang diproduksi, sebagai contoh, ‘woodworking’, jelas akan menyebabkan tingginya tingkat EML, tingkat penerimaan risiko oleh underwriter akan menjadi rendah. Dengan membuat ruang pemisah serta proses pemindahan sampah secara otomasi akan mengurangi tingkat EML serta bertambahnya akseptasi. ‘Multiple tenancy’ dapat dianggap sebagai gambaran yang buruk dengan kemungkinan problemnya yaitu pembersihan sampah secara menyeluruh pada premisis. 

4.         Combustibility and damageability of contents
Dengan adanya panas dari api dapat menyebabkan pengaruh yang serius atas mesin-mesin presisi yang bernilai tinggi, computer dan sejenisnya, akan tercermin pada EML. Untuk stock, hazard-hazard berikut ini harus dipertimbangkan :

a.                   Its disposition in the risk
b.                  Whether concentrated in one area
c.                   High-piled, the kind of racking
d.                  Combustibility of stocks and packaging
e.                   Its susceptibility to damage by fire, water and smoke
f.                   Salvage possibilities.

Contoh nya adalah stock atas stationery dan buku, radio goods, groceries, glass bottles didalam karton dan confectionery. Bahan makanan atau produk farmasi menimbulkan sedikit salvage. 

5.          Fire protection appliances
Alat2 pemadam api serta public fire service memiliki EML yang tinggi, karena penggunaan alat peadam api sudah diatur oleh UU atas premises yang luas. 

Automatic fire alarm umumnya tidak dapat digunakan untuk menurunkan EML. Namun untuk Automatic Sprinkler system dapat digunakan untuk menurunkan/mengurangi EML.

Ada pula underwriter yang tidak menggunakan sprinkler untuk menurunkan EML, ini terjadi apabila sprinkler gagal.

6.          Standard of management and housekeeping
Apabila terdapat banyaknya sampah yang terus bertambah pada bangunan atau pada bagian halaman yang terbuka akan dapat menyebarkan api. Vandals dapat menyalakan api atas sampah tersebut pada halaman yang mudah dimasuki. Buruknya pemeliharaan atas instalasi listrik dan pemanas, risiko api akan bertambah. Merokok diperbolehkan pada area2 yang terdapt sampah2 mudah terbakar api adalah merupakan contoh buruk.

Penyimpanan yang terlalu rapat, mengakibatkan api cepat menjalar dan menyebabkan pemadam sulit untuk masuk.

Sedangkan Faktor-faktor yang tidak perlu dipertimbangkan dalam EML adalah Any horizontal separations, Fire resisting door, The absence of any normal source of ignition, The existence or installation of fire selection prevention or extinguisherment arrangement including sprinklers and adequate or otherwise of fire brigade facilities.

Salah satu hal penting yang dipertimbangkan underwriter dalam menetapkan suku premi dan EML suatu risiko adalah cubic capacity bangunan yang akan dipertanggungkan. Bila cubic capcity tersebut melebihi standar yang diizinkan (7080 m3), maka perlu direkomendasikan kepada calon tertanggung untuk membagi ruangan bangunan dengan dinding pemisah tahan api (fire break walls).


POSSIBLE MAXIMUM LOSS (PML)
 Penerapan retensi sendiri dalam Asuransi kebakaran sering didasarkan pada PML ( Posible Maximum loss) kentungan yang akan diperoleh adalah Insurer masih dapat menahan share yang pantas dalam risiko yang bersangkutan, Insurer dapat mempertahankan capacity yang diinginkan, Insurer dapat melakukan reserve yang cukup untuk menanggung risik-risiko total loss terbatas. Metode PML tidak mempengaruhi liability awal insurer kepada tertanggung

Sedangkan Kerugiannya Metode PML hanya mempunyai satu tujuan, Yakni sebagai criteria untuk membagi liability antara insurer dan reinsurer, dan bahkan dengan tertanggung
Insurer dan reinsurer yang lebih besar dari yang mereka antisipasi semula sebagai akibat risiko PML error yang tidak dapat dihindarkan

Didalam analisa risiko kebakaran perhatian tidak hanya terpusat pada kondisi bahan yang mudah terbakar, tetapi juga pada perencanaan bangunan tersebut, pembagian ruangan / tata letak maupun jarak antara bangunan yang satu dengan bangunan terhadap bahaya kebakaran, Beberapa hal yang harus diperhatikan / pertimbangkan :
1.                Penyebaran api Keatas.
Untuk memperkecil risiko ini maka perencanaan gedung harus mengikuti ketentuan British standard 476, serta sistim perlindungan tambahan pada pintu-pintu lubang tersebut., untuk mencegah nyala api masuk keruang diatasnya.
2.                Penyebaran api kesamping
Sedangkan api akan menyebar kesamping karena adanya barang-barang yang mudah terbakar didekatnya, Penyebaran api kesamping akan berhenti bila di padamkan / bahan yang mudah terbakar telah habis.
3.                Perencanaan tempat
Perencanaan tempat sangat penting, terutama mengenai jarak antar bangunan, karena sangat erat hubungannya dengan penyebaran api

faktor yang mempengaruhi dapat terjadinya exposure antara beberapa bangunan yang terpisah. Closely opposing window, Combustible materials stored between buildings, Windows in a taller building overlooking a combustible roof on a lower building, A dividing wall ending at the underside of the roof.
 

Related Posts

ESTIMATE MAXIMUM LOSS(EML),Probable Maksimum loss(PML)
4/ 5
Oleh